Uji Kemampuan Rizobakteri untuk Memacu Pertumbuhan Bibit Padi Lokal Bali

0,01. Sebanyak 3 tabung reaksi disiapkan untuk masing-masing isolat yang diuji. Biakan ini dipelihara pada rak kultur dengan 12 jam penyinaran dengan sinar fluorescens pada suhu 28 + 2 o C. Pertumbuhan akar dan batang diamati selama 10 hari dan dibandingkan dengan kultur tanpa perlakuan rizobakteri.

3.5. Pengujian Kemampuan Rizobakteri untuk Menginduksi Ketahanan

Isolat rizobakteri yang menunjukkan kemampuan memacu pembentukan bulu akar dan merangsang pertumbuhan tanaman padi diuji kemampuannya untuk menginduksi ketahanan terhadap pentakit blas. Pengujian dilakukan dengan tahapan sebagai berikut : Benih padi yang digunakan adalah varietas Padi Merah Penebel yang dibuktikan paling rentan terhadap penyakit blas. Benih padi direndam dengan air bersih selama 24 jam, kemudian ditiriskan dan diperam selama 24 jam agar benih mulai berkecambah. Benih ini kemudian direndam dengan suspensi rizobakteri 10 6 CFUml selama 30 menit. Benih yang hanya direndam dengan air steril digunakan sebagai kontrol. Benih kemudian ditanam pada cup plastic dengan diameter permukaan 5,5 cm, tinggi 4 cm yang sudah diisi media berupa tissue basah steril yang ditambahkan larutan nutrisi 1 KNO3. Sebanyak 5 benih ditanam pada setiap cup dan sebanyak 3 cup disiapkan untuk setiap isolate yang diuji. Tanaman dipelihara di dalam rak kultur jaringan dengan penyinaran florescens selama 12 jam per hari dan suhu 28 o C. Bibit yang berumur 9 hari diinokulasi dengan suspensi P. oryzae 1 x 10 5 sporaml secara merata di seluruh permukaan bibit menggunakan hand sprayer mini. Setelah inokulasi, tanaman dipelihara di dalam growth chamber dengan RH 90 dan suhu 28 o C selama 48 jam. Tanaman selanjutnya dikeluarkan dari growth chamber dan dipelihara pada rak kultur dengan penyinaran florescens selama 12 jam. Gejala penyakit blas diamati setiap hari untuk memilih isolate mana yang mampu menginduksi ketahanan tanaman padi terhadap penyakit blas dengan membandingkan intensitas penyakit pada perlakuan rizobakteri dengan kontrol.

3.6. Identifikasi Rizobakteri

Sebanyak 3 tiga isolat rizobakteri yang menunjukkan kemampuan paling baik untuk memacu pertumbuhan bulu akar tanaman padi dan dapat menginduksi ketahanan terhadap penyakit blas diidentifikasi untuk menentukan spesies. Identifikasi diawali dengan mengamati morfologi dan pertumbuhan koloni. Uji gram dilakukan untuk menentukan apakah rizobakteri yang diperoleh bersifat gram gegatif atau gram positif. Koloni diwarnai dengan pewarna gram purple cristal selama 1 menit, yodium selama 1 menit, alkohol 90 selama 30 detik dan safranin selama 30-60 detik. Pengamatan dilakukan di bawah mikroskop dengan pembesaran 400 kali. Pengujian sifat fisiologis rizobakteri dilakukan menggunakan uji Microbact Oxoid Microbact tm GNB Kits. Biakan rizobakteri yang berumur 18- 24 jam digunakan untuk uji ini. Pertama dilakukan uji oksidasi dengan memasukkan 4 tetes biakan rizobakteri ke dalam lubang tray, ditambahkan 2 tetes minyak mineral ke lubang berwarna hitam. Inkubasi selama 18-24 jam pada suhu 35 o C. Bila positif oksidatif, berwarna biru atau ungu. Untuk kelompok oksidasi positif digunakan Microbact 12E dan 12B, sedangkan untuk kelompok oksidasi negatif hanya menggunakan Microbact 12E. Identifikasi secara molekuler dilakukan dengan mengamplifikasi gen 16S- rRNA dengan PCR. Primer yang digunakan adalah primer universal untuk bakteri berupa forward primer 63f 5’-CAG GCC TAA CAC ATG CAA GTC-3’ dan reverse primer 1387r 5’-GGG CGG WGT GTA CAA GGC-3’ Marchesi et al ., 1998. Kondiri PCR yang digunakan adalah Pre-PCR pada suhu 94 o C selama 2 menit, denaturasi pada suhu 92 o C selama 30 detik, annealing primer pada suhu 55 o C selama 30 detik, elongation pada suhu 75 o C selama 1 menit, dan post-PCR pada suhu 75 o C selama 5 menit dengan jumlah siklus sebanyak 30 kali. Pemisahn DNA produk PCR pada elektroforesis mini gel dengan menggunakan agarose 2 bv pada teganagan listrik 50 volt selama 45 menit. Visualisasi dengan thidium bromide dan dilihat di bawah UV transluminator. Sekuensing dilakukan dengan alat Automated DNA sequencer ABI PRISM 377 Perkin Elmer Biosystem, USA. Hasil sekuensing kemudian dijajarkan dengan data GenBank menggunakan program BLAST-N basic local alignment search tool-nucleotide