Urgensi Keutamaan Penelitian PENDAHULUAN
Jenis padi lokal dapat digunakan sebagai sumber gen untuk sifat-sifat tertentu yang diinginkan dalam upaya pemuliaan tanaman padi.
Tanaman padi lokal Bali merupakan bagian dari sumber plasma nuftah sumber daya genetik padi nasional yang sangat diperlukan untuk menghasilkan
varietas padi unggul baru. Pada tahun 1970 telah dapat dikoleksi sebanyak 11.690 varietas padi lokal nusantara Khush, 1996. Sebagian dari jenis padi lokal ini
telah mengalami kepunahan akibat introduksi besar-besaran varietas padi unggul dan hibrida yang berumur pendek dan dengan daya hasil yang tinggi. Berdasarkan
survei pendahuluan yang dilakukan pada bulan November sampai Desember 2014 di Kabupaten Tabanan, Gianyar, Buleleng dan Karangasem ditemukan sebanyak 5
lima jenis padi lokal Bali yaitu Cicih Medang Selem, Cicih Medang Putih, Beras Merah, Ketan Hitam Injin, dan Ketan. Beberapa varietas yang sebelumnya
pernah dibudidayakan dan cukup popular di kalangan petani Bali seperti varietas Ijo Gading dan Cicih Gundil belum diperoleh. Diketahui bahwa berbagai sifat
yang dimiliki oleh varietas padi unggul dan padi hibrida sesungguhnya berasal dari sifat-sifat yang dimiliki oleh padi lokal. Oleh karena itu, bila padi lokal
mengalami kepunahan maka akan terjadi kepunahan kekayaan sumber daya genetik bagi pengembangan varietas padi unggul. Perlu ada upaya secara terus
menerus untuk mengidentifikasi masalah serta dirumuskan pemecahan masalah untuk melindungi, melestarikan dan memanfaatkan padi lokal Bali secara
berkelanjutan. Ada dua masalah yang akan ditemukan pemecahannya melalui penelitian ini
yaitu masalah sifat padi lokal Bali yang kurang responsif terhadap pemupukan karena terbatasnya jumlah bulu akar, dan masalah kepekaan terhadap penyakit
blas. Beberapa peneliti sebelumnya telah berhasil menemukan rizobakteri yang yang berfungsi untuk meningkatkan jumlah bulu akar, meningkatkan hasil dan
menginduksi ketahanan tanaman terhadap penyakit tertentu Wei, 1991; Press
et al
., 1997; Palukaitis
et al
., 1992; Sherata
et al
., 2008; Khalimi, 2009; Suprapta
et al
., 2014b. Penggunaan PGPR memiliki beberapa keunggulan, diantarannya: pertama,
dapat menghasilkan ketahanan tanaman terinduksi
induced-resistance
. Ketahanan penyakit terinduksi adalah proses aktivasi ketahanan tanaman secara
fisik atau kimia yang dipicu oleh mikroorganisme dalam hal ini PGPR.. Ketahanan sistemik terinduksi atau
systemic induced resistance
terjadi akibat perlakuan rizobakteri berspektrum luas baik terhadap virus, bakteri maupun jamur
Murphy, 2000. Verhagen
et al.
2006 melaporkan bahwa rhizobacteria
Pseudomonas aeruginosa
yang diaplikasikan pada akar dapat menginduksi ketahanan tembakau terhadap infeksi
Tobacco mosaic virus
. Kishore
et al.
2005 melaporkan bahwa rhizobakteria
Pseudomonas
sp. mampu menghasilkan hormon pemacu pertumbuhan tanaman yang dapat meningkatkan 9 berat kering tanaman
jagung, sedangkan
Salmonella liquefaciens
meningkatkan 10 berat kering dibandingkan kontrol. Khalimi 2009 melaporkan bahwa rhizobakteria
P. aeruginosa
Paj yang diformulasikan dalam bentuk kompos dapat meningkatkan berat kering akar kedelai sebesar 67,52, berat kering biomassa kedelai sebesar
224,6, dan berat kering biji kedelai sebesar 232,2 dibandingkan kontrol. Kedua, PGPR merupakan rizobakteri yang diisolasi dari daerah perakaran
tanaman padi dan seralia lainnya secara local sehingga tidak perlu dikhawatirkan akan menjadi pencemar lingklungan. PGPR yang dihasilkan mampu melakukan
perbaikan terhadap sistem perakaran, terutama meningkatkan jumlah bulu akar tanaman padi sehingga mampu meningkatkan luas permukaan akar dan lebih
efisien untuk menyerap unsur hara tanah. Selain itu, penggunaan formula PGPR akan dapat mengurangi penggunaan pupuk sintetis, sehingga potensi pencemaran
lingkungan, khususnya perairan bisa dikurangi. Ketiga, PGPR bisa menginduksi ketahanan tanaman padi terhadap penyakit
blas, sehingga bisa mengurangi penggunaan pestisida sintetis, lebih murah, sederhana dan menguntungkan petani.
Keempat, formula PGPR yang dihasilkan bersifat non-patogen dan tidak membahayakan baik manusia maupun lingkungan.
Pemanfaatan formula PGPR untuk memacu pertumbuhan tanaman padi khususnya jenis padi lokal dan untuk menginduksi ketahanan tanaman terhadap
penyakit masih relatif sedikit dilakukan di Indonesia. Oleh karena itu, penelitian ini sangat penting untuk dilakukan, sebagai salah satu solusi untuk meningkatkan
produktivitas padi lokal Bali dalam upaya pelestarian plasma nuftah padi lokal nusantara dan memantapkan ketahanan pangan nasional.