meminta Rombiya untuk mengambil dirinya yang telah menjadi rotan sebagai
topahtung
.
b. Alur
Waluyo 2014: 9, mengatakan alur atau plot sering disebut sebagai kerangka cerita, yaitu jalinan cerita yang disusun dalam urutan waktu yang
menunjukan hubungan sebab dan akibat dan memiliki kemungkinan agar pembaca menebak-nebak peristiwa yang akan datang. Alur dalam mitos Rombiya
adalah alur maju. Sudjiman 1988: 30, menggambarkan struktur umum alur yaitu awal
paparan, rangsangan, dan gawatan, tengah tikaian, rumitan, dan klimaks, akhir leraian dan selesaian. Berdasarkan struktur umum alur di atas, berikut adalah
struktur umum alur dalam mitos Rombiya. 1 Tahap Awal Paparan, Rangsangan, dan Gawatan
Paparan muncul diawali oleh penutur dengan penggambaran seorang ibu bernama Rombiya. Tokoh Rombiya memiliki anak yang sedang sakit dan tidak
bernafsu makan. Melihat hal tersebut, Rombiya pun meminta suaminya untuk mengantarnya menangkap ikan. Hal tersebut dapat dilihat dari kutipan berikut ini.
Jadi pada zaman dahulu, anak Rombiya sedang sakit. Ia ngidam karena sakit.
“Kau antar aku menangkap ikan,” katanya kepada Romamang. ”Siapa tau anak kita mau makan”
“Ayoo..,” kata Romamang. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
2 Tahap Tengah Tikaian, Rumitan, dan Klimaks Tikaian muncul ketika Rombiya tidak menghiraukan ajakan suaminya
untuk pulang. Hal tersebut dapat dilihat dari kutipan berikut. “Ooo.. Rombiya, ayo kita pulang. Langit mendung.” katanya.
“Jangan seperti itu,” jawabnya. ”
Aku menjaring ikan di borohuk,
banyak ikannya.” “Sudahlah Sudah penuh tenget
tas dari anyaman rotan
mu itu.” Rumitan muncul kemudian ketika angin ribut dan hujan deras. Rombiya
kedinginan dan mencari suaminya. Hal tersebut dapat dilihat dari kutipan berikut.
Rombiya pun tetap menjaring ikan. Namun.. tidak lama kemudian angin ribut dan hujan deras. Romamang pun bersembunyi
di dalam darit kajuk batang pohon. Ia berniat berteduh karena hujan namun ia berubah menjadi rotan. Rombiya pun merasa
kedinginan. Ia kemudian ke hilir menyusuri sungai sambil memanggil Romamang.
Klimaks muncul saat Rombiya mendapati suaminya telah berubah menjadi rotan. Hal tersebut dapat dilihat dari kutipan berikut.
“Oo.. Romamang?” panggilnya. “Aku
di sini,” jawabnya. Ia tetap memanggil sambil mencari suaminya. “Sini.. sini terus kau ini. Di mana?”
Romamang kemudian menggoyangkan pucuk rotan itu. Rotan itu menggoyangkan dirinya.
“Ini adalah aku,” katanya. ”Aku bukan Romamang manusia, aku
Romamang rotan.
3 Tahap Akhir Leraian dan Selesaian Leraian muncul saat Rombiya mengetahui Romamang telah berubah
menjadi rotan. Ia menangis dan pulang ke rumah. Sebelum Rombiya pulang, PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
suaminya berpesan agar Rombiya mengambil rotan untuk melakukan upacara
Nopahtung
jika ada anak cucunya yang sakit, kurus atau pun bermimpi buruk. Hal tersebut dapat dilihat dari kutipan berikut ini.
“Ini adalah
aku,
”
k
atanya. ”Aku bukan Romamang manusia,
aku Romamang uoi cohkok. Pulang saja sana ke anakmu. Kalau ada anak kita yang sakit dan anak cucumu kurus kering dan bermimpi
buruk,” katanya. ”Ambil aku sebagai topahtung” katanya lagi. ”Nanti aku menolong mereka. Sehingga keturunanmu banyak.
Mereka akan bersamaku.” lanjutnya. “Oohh..”
kata Rombiya, ia pulang dengan berurai air mata. Suaminya tidak ikut pulang bersamanya.
Selesaian muncul ketika Rombiya melakukan hal seperti yang dikatakan oleh suaminya yang telah berubah menjadi rotan itu. Hal tersebut
dapat dilihat dari kutipan berikut. “Sudahlah,” ujarnya. ”Aku akan melakukan seperti yang
dikatakan oleh Romamang rotan saja,” katanya. Ia pun segera
mengambil rotan dan juga sirih pinang. Kemudian ia Nopahtung, anaknya diletakkan di batang pohon. Anaknya pun sembuh.
c. Latar