suaminya berpesan agar Rombiya mengambil rotan untuk melakukan upacara
Nopahtung
jika ada anak cucunya yang sakit, kurus atau pun bermimpi buruk. Hal tersebut dapat dilihat dari kutipan berikut ini.
“Ini adalah
aku,
”
k
atanya. ”Aku bukan Romamang manusia,
aku Romamang uoi cohkok. Pulang saja sana ke anakmu. Kalau ada anak kita yang sakit dan anak cucumu kurus kering dan bermimpi
buruk,” katanya. ”Ambil aku sebagai topahtung” katanya lagi. ”Nanti aku menolong mereka. Sehingga keturunanmu banyak.
Mereka akan bersamaku.” lanjutnya. “Oohh..”
kata Rombiya, ia pulang dengan berurai air mata. Suaminya tidak ikut pulang bersamanya.
Selesaian muncul ketika Rombiya melakukan hal seperti yang dikatakan oleh suaminya yang telah berubah menjadi rotan itu. Hal tersebut
dapat dilihat dari kutipan berikut. “Sudahlah,” ujarnya. ”Aku akan melakukan seperti yang
dikatakan oleh Romamang rotan saja,” katanya. Ia pun segera
mengambil rotan dan juga sirih pinang. Kemudian ia Nopahtung, anaknya diletakkan di batang pohon. Anaknya pun sembuh.
c. Latar
Latar disebut juga setting, yaitu tempat atau waktu terjadinya peristiwa- peristiwa yang terjadi dalam sebuah karya sastra Mihardja, 2012: 7. Latar atau
setting dibagi menjadi tiga, yaitu latar tempat, waktu dan suasana. Latar tempat pada mitos ini yaitu di hutan. Kemudian latar waktu yaitu siang hari. Selanjutnya,
latar suasana pada teks C ini adalah suasana sedih dan mencekam. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
1 Latar Tempat Latar tempat pada mitos Rombiya teks C ini yaitu di sungai. Berikut ini
adalah deskripsi mengenai latar tempat dalam mitos tersebut. Latar tempat di sungai dapat dilihat dari kutipan sebagai berikut.
Kutipan 1
Mereka berdua pun berangkat menjaring ikan di sungai. Banyak sekali ikan di sungai tersebut. Semakin ke hulu semakin
banyak ikan yang mereka peroleh.
Kutipan 2
Rombiya pun pulang dengan menyusuri sungai sambil kedinginan karena hujan. Anaknya di rumah masih demam.
Pada kutipan di atas, disebutkan bahwa Rombiya dan Romamang menjaring ikan di sungai. Dari kutipan di atas juga sudah diketahui dengan jelas
latar tempatnya adalah di sungai. 2 Latar Suasana
Suasana sedih terjadi saat Rombiya mendapati suaminya telah berubah menjadi rotan dan ia pulang dengan berurai air mata ke rumah. Suasana
mencekam terjadi saat hujan deras, guntur kilat dan langit berubah menjadi gelap. Hal tersebut dapat dilihat dari kutipan berikut ini.
“Oohh..” kata Rombiya, ia pulang dengan berurai
air mata. Suaminya tidak ikut pulang bersamanya.
d. Tema
Tema mitos ini yaitu tema kehidupan. Rombiya digambarkan sebagai ibu sekaligus istri yang melakukan pekerjaan sebagaimana wanita suku Dayak Uud
Danum pada umumnya. Rombiya juga sangat menyayangi anaknya sama seperti ibu-ibu pada umumnya dengan berusaha mencari ikan agar anaknya memiliki
selera makan. Dari ketiga analisis struktur yang sudah dijelaskan, dapat disimpulkan
perbandingan dalam tabel di bawah ini: No Unsur
Pembanding Teks A
Teks B Teks C
1. Tokoh
Tokoh protagonis : Rombiya
Tokoh antagonis : Awak Kesanduk
Tokoh tambahan : Ocan Suit tikus
Tokoh protagonis : Rombiya
Tokoh antagonis : Romamang Sandung
Tokoh tambahan : kancil
Rombiya dan
Romamang
2. Alur
Alur maju Alur maju
Alur maju
3. Latar
Latar tempat
di sungai,
di rumah
Rombiya dan
di dalam
kodiring
Latar waktu siang dan malam hari
Latar Suasana
Latar tempat
di sungai, di rumah
Rombiya dan
di rumah
Romamang Sandung
Latar waktu siang dan malam hari
Latar tempat di
hutan Latar
waktu siang hari
Latar PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
senang dan
mencekam Latar
Suasana sedih
Suasana sedih dan
mencekam 4.
Tema Kehidupan dan adat
istiadat Kehidupan dan adat
istiadat Kehidupan
C. Fungsi Mitos
Fungsi adalah kegunaan suatu hal bagi hidup suatu masyarakat Depdiknas, 2008: 401. Fungsi yang dimaksud dalam penelitian ini adalah fungsi
mitos Rombiya bagi suku Dayak Uud Danum. Bascom via Danandjaja, 1997: 19 mengatakan ada empat fungsi. Fungsi pertama, sebagai proyeksi
projective system
yaitu sebagai alat pencermin angan-angan suatu kolektif. Fungsi kedua sebagai alat pengesahan pranata-pranata dan lembaga-lembaga kebudayaan.
Fungsi ketiga sebagai alat pendidikan anak
pedagogical device
. Fungsi keempat sebagai alat pemaksa dan pengawas agar norma-norma masyarakat akan selalu
dipatuhi anggota koletifnya. Mircea Eliade via Susanto, 1987: 92-93, memberikan pandangan mengenai fungsi mitos, yaitu sebagai contoh model bagi
semua tindakan manusia dan juga berperan sebagai sarana penyembuhan. Berdasarkan fungsi-fungsi yang dikemukakan oleh Bascom dan Mircea
Eliade , mitos Rombiya yang dituturkan dalam upacara
Nopahtung
memiliki enam fungsi. Fungsi
pertama
dari mitos yaitu sebagai sarana penyembuhan. Sarana penyembuhan di sini maksudnya yaitu pengalaman Rombiya dalam mitos yang