Penelitian Relevan LANDASAN TEORI

8

BAB II LANDASAN TEORI

Dalam landasan teori ini ada dua bagian yang akan dijelaskan yaitu penelitian relevan dan kajian teori. Penelitian yang relevan dengan penelitian ini yaitu penelitian yang dilakukan oleh Liman 2013 dan penelitian yang dilakukan oleh Karolus 2013. Selanjutnya pada bagian kajian teori, dipaparkan teori tradisi lisan, sastra lisan, struktur mitos, fungsi mitos, dan upacara Nopahtung . Berikut ini disajikan uraian mengenai kedua bagian tersebut.

A. Penelitian Relevan

Penelitian yang relevan dengan penelitian peneliti adalah penelitian yang berjudul Sastra Lisan Lamabaka Kecamatan Wulandoni Kabupaten Lembata; Klasifikasi dan Analisis Fungsi bagi Masyarakat. Penelitian itu diteliti oleh Liman 2013. Penelitian Liman tersebut dilakukan dengan tujuan 1 mendeskripsikan konteks sastra dan budaya masyarakat Lamabaka, 2 mendeskripsikan klasifikasi sastra lisan masyarakat Lambaka, 3 mendeskripsikan fungsi sastra lisan Lamabaka bagi masyarakat. Metode yang dipakai oleh Liman dalam penelitian itu adalah penelitian deskriptif kualitatif sedangkan objek yang diteliti adalah jenis dan fungsi sastra lisan yang ada di kampung Lamabaka. Wujud data dalam penelitian Liman berupa peribahasa atau ungkapan tradisional, teka-teki, mantra, pantun, dongeng, legenda, mite. Sumber data dalam penelitian Liman adalah sastra lisan yang ada di kampung Lamabaka. Metode pengumpulan data yang digunakan adalah metode PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI observasi dan metode wawancara. Dari hasil penelitian Liman dapat disimpulkan bahwa masyarakat kampung Lamabaka Kecamatan Wulandoni Kabupaten Lembata, Provinsi Nusa Tenggara Timur memiliki lima jenis sastra lisan yang tersebar di daerahnya yaitu 1 peribahasa, 2 teka-teki, 3 puisi rakyat, 4 cerita rakyat, dan 5 nyanyian rakyat. Fungsi yang terkandung dalam peribahasa Lamabaka adalah fungsi didaktis, fungsi pengungkapan emosional, dan fungsi menyindir. Fungsi yang terkandung dalam teka-teki Lamabaka adalah fungsi didaktis, fungsi menggoda, fungsi kontemplasi dan fungsi rekreatif, fungsi informasi, fungsi sosial, dan fungsi religius. Fungsi yang terkandung dalam nyanyian rakyat Lamabaka adalah fungsi pengiring kerja, fungsi pengungkapan emosional, fungsi komunikasi dan infromasi, fungsi ritual, fungsi pengesah pranata sosial, dan fungsi sosial. Penelitian Liman relevan dengan penelitian yang dilakukan oleh peneliti karena sama-sama meneliti tentang sastra lisan yang ada di masyarakat. Penelitian yang dilakukan Liman dan peneliti sama-sama mengunakan metode deskriptif kualitatif. Perbedaanya adalah objek penelitian yaitu jenis dan fungsi sastra lisan Lamabaka Kecamatan Wulandoni Kabupaten Lembata. Sementara itu, peneliti meneliti struktur dan fungsi mitos dalam upacara Nopahtung suku Dayak Uud Danum. Wujud data penelitian juga tidak sama, wujud data Liman berupa peribahasa atau ungkapan tradisional, teka-teki, mantra, pantun, dongeng, legenda, mite, sedangkan wujud data peneliti berupa mitos yang terdapat dalam upacara Nopahtung . Metode yang peneliti gunakan untuk mengumpulkan data yaitu metode observasi, wawancara dan dokumentasi. Penelitian selanjutnya yang relevan dengan penelitian peneliti adalah penelitian yang berjudul Tradisi Reba: Mitos Genealogis, Proses Ritual, Makna dan Fungsi Reba bagi Masyarakat Ngadha di Flores, NTT . Penelitian itu diteliti oleh Karolus 2013. Penelitian Karolus tersebut dilakukan dengan tujuan 1 mendeskripsikan asal-usul tradisi Reba dalam konteks sejarah dan budaya Masyarakat Ngadha, 2 mendeskripsikan proses ritual pelaksanaan upacara Reba di daerah Kabupaten Ngadha, dan 3 mendeskripsikan makna dan fungsi ritual Reba bagi masyarakat Ngadha. Pendekatan yang digunakan Karolus adalah pendekatan folklor. Landasan teori yang digunakan sebagai referensi adalah mitos genealogis, ritual, makna dan fungsi mitos. Karolus kemudian menggunakan metode etnografi dengan empat teknik pengumpulan data yaitu pengamatan obresvasi, wawancara, pencatatan, dan dokumentasi. Hasil penelitian Karolus menunjukan beberapa hal berikut. Pertama, asal- usul budaya Reba yang mengisahkan latar belakang munculnya budaya Reba. Kedua, ada empat tahap proses pelaksanaan ritual Reba, yaitu tahap persiapan, tahap perayaan awal, tahap perayaan inti, dan tahap perayaan akhir. Ketiga, ada dua makna yang terkandung dalam upacara Reba, yaitu: a makna historis, yang mengisahkan perjalanan panjang nenek moyang orang Ngadha dan Saylon di India menuju ke tempat tujuannya yaitu di Ngadha. Makna ini disampaikan melalui upacara Su’i Uwi pemotongan ubi dan upacara O’Uwi pemujaan ubi dan b makna persaudaraan yang menunjukan kepada larangan untuk tidak saling PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI bermusuhan kepada sesama. Sementara itu, fungsi dalam upacara Reba meliputi fungsi sosial, fungsi magis, dan fungsi ajaran hidup. Penelitian Karolus relevan dengan penelitian yang dilakukan oleh peneliti karena sama-sama meneliti tradisi yang ada di masyarakat. Namun dalam penelitian ini, peneliti menganalisis mitos yang terdapat dalam upacara Nopahtung . Perbedaan penelitian peneliti dengan penelitian Karolus juga terdapat pada pendekatan dan metode yang digunakan. Karolus menggunakan pendekatan folklor dan metode etnografi sedangkan peneliti dalam penelitian ini akan menggunakan pendekatan struktural untuk menganalisis struktur instrinsik mitos yang ada dalam upacara Nopahtung. Harapan peneliti dengan menggunakan pendekatan struktural ini, dapat merumuskan fungsi dari mitos tersebut. Berdasarkan paparan di atas, peneliti mengatakan bahwa penelitian yang dilakukan oleh peneliti ini adalah sesuatu yang baru dan belum pernah diteliti oleh peneliti sebelumnya.

B. Kajian Teori