Tokoh Alur Struktur Mitos

a. Tokoh

Tokoh ialah pelaku dalam karya sastra Mihardja, 2012: 5. Secara garis besar, tokoh yang menyebabkan konflik disebut tokoh protagonis dan antagonis. Tokoh protagonis adalah tokoh yang mendukung jalannya cerita sebagai tokoh yang mendatangkan simpati atau tokoh baik. Tokoh antagonis merupakan kebalikan dari tokoh protagonis, tokoh antagonis adalah tokoh yang menentang arus cerita atau yang menimbulkan perasaan antipati atau benci pada diri pembaca Waluyo, 2014: 19. Berdasarkan pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa tokoh adalah pelaku dalam karya sasta. Tokoh kemudian dibagi menjadi dua, yaitu tokoh antagonis dan protagonis. Kedua tokoh inilah yang nantinya akan menyebabkan konflik.

b. Alur

Alur disebut juga plot, yaitu rangkaian peristiwa yang memiliki hubungan sebab akibat sehingga menjadi satu kesatuan yang padu, bulat dan utuh Mihardja, 2012: 6. Alur atau plot juga sering disebut kerangka cerita, yaitu jalinan cerita yang disusun dalam urutan waktu yang menunjukan hubungan sebab dan akibat dan memiliki kemungkinan agar pembaca menebak-nebak peristiwa yang akan datang Waluyo, 2014: 9. Berdasarkan pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa alur adalah rangkaian peristiwa yang memiliki hubungan sebab akibat. Alur atau plot sering disebut kerangka cerita yang kemudian disusun dalam urutan waktu yang PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI menunjukan hubungan sebab akibat sehinga pembaca akan menebak-nebak peristiwa yang akan datang. Sudjiman 1988: 30, menggambarkan struktur alur secara umum sebagai berikut. 1. paparan exposition Awal 2. rangsangan inciting moment 3. gawatan rising action 4. tikaian conflick Tengah 5. rumitan complication 6. klimaks 7. leraian falling action Akhir 8. selesaian denouement Berikut ini adalah struktur alur menurut Sudjiman 1988: 31. Paparan adalah penyampaian informasi kepada pembaca. Informasi yang dimaksud yaitu keterangan sekadarnya untuk memudahkan pembaca mengikuti kisah selanjutnya. Situasi yang digambarkan pada bagian awal harus membuka kemungkinan cerita itu berkembang. Kemudian, rangsangan yaitu peristiwa yang mengawali timbulnya gawatan. Rangsangan sering timbul oleh masuknya seorang tokoh baru yang berlaku sebagai katalisator dalam Sudjiman, 1986: 32. Selanjutnya, gawatan. Sarana lain untuk menciptakan tegangan ini ialah padahan foreshadowing ; PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI pengarang memasukkan butir-butir cerita yang membayangkan akan terjadinya sesuatu, atau seolah-olah mempersiapkan peristiwa yang akan datang. Tikaian ialah perselisihan yang timbul sebagai akibat adanya dua kekuatan yang bertentangan dalam Sudjiman 1986:34. Rumitan adalah perkembangan dari gejala mula tikaian menuju ke klimaks cerita dalam Sudjiman, 1986: 35. Selanjutnya, klimaks tercapai apabila rumitan mencapai puncak kehebatannya. Bagian struktur alur sesudah klimaks meliputi leraian yang menunjukan perkembangan peristiwa ke arah selesaian. Selesaian yang dimaksud bukan penyelesaian yang dihadapi tokoh cerita. Selesaian adalah bagian akhir atau penutup cerita.

c. Latar