Analisis Data Spektra UV-Vis Produk Sintesis

50 pengadukan selam 6 jam rentang suhu sebesar 91-93 o C. Dari data tersebut dapat dikatakan bahwa senyawa hasil sintesis telah murni karena rentang titik lelehnya tidak lebih dari 2 o C Pevia et el., 2011

b. Analisis Data Spektra UV-Vis Produk Sintesis

Spektrskopi UV-Vis merupakan salah satu teknik analisis instrumental yang melibatkan intearaksi radiasi elektromagnetik ultra violet dekat 190-380 nm dan sinar tampak 380-780 nm. Radiasi elektromagnetik tersebut bila dilewatkan melalui materi, maka akan dipantulkan, diserap, diteruskan, dan dihamburkan Mistry, 2009. Untuk serapan panjang gelombang senyawa kalkon yang merupakan senyawa flavonoid menunjukkan serapan yang khas karena adanya sistem benzoil pada panjang gelombang 220-270 nm dan karena adanya sistem sinamoil pada serapan panjang gelombang 340-390 nm Markham, 1988. Perkiraan hasil berdasarkan perhitungan Fischer, serapan senyawa hasil sintesis dalam suasana basa diperkirakan terjadi pada 284 nm pita I dan 353 nm pita II. Senyawa hasil sintesis diukur panjang gelombang maksilam λ maks pada daerah 200- 400 nm. Dari hasil pengukuran diperoleh λ maks pada hasil sintesis senyawa kalkon dengan pengadukan 2 jam menunjukkan adanya serapan pita I pada panjang gelombang 359,80 nm dan serapan pita II pada panjang gelombang 242,80 nm Gambar 12, Tabel 5. Untuk hasil sintesis senyawa kalkon dengan lama pengadukan 4 jam menunjukkan adanya 51 serapan pita I pada panjang gelombang 359,80 nm dan serapan pita II pada panjang gelomang 243,20 nm Gambar 13, Tabel 6. Dari literatur, senyawa kalkon memiliki λ maks 340-390 nm sehingga hasil sintesis pada waktu pengadukan 4 jam adalah kalkon. Sedangakan hasil sintesis senyawa kalkon dengan lama pengadukan 6 jam menunjukkan hanya terliht adanya serapan pita I pada panjang gelombang 359,60 nm Gambar 14, Tabel 7. Panjang gelombang yang terjadi pada pita I dan pita II semua sarapan dari ketiga sampel dengan waktu pengadukan 2, 4, dan 6 jam menunjukkan perbedaan antara panjang gelombang maksimum pada pita I dan II dengan hasil perhitungan. Perbedaan panjang gelombang pada pita I yang mengalami pergeseran serapan kearah panjang gelombang lebih besar pergesaran batokromik dan pada pita II yang mengalami pergeseran serapan kearah panjang gelombang lebih pendek pergeseran hipsokromik ke dua hal ini disebabkan karena adanya pengaruh subtituen atau pengaruh pelarut dimana pada pita I yang mengalami kenaikan λ maks karena adanya perpanjangan ikatan rangkap terkonjugasi dan pada pita II mengalami penu runan λ maks karena kehilangan ikatan rangkap terkonjugasi.

c. Analisis Data Spektra IR Produk Sintesis