35 b. Lack of control : kurangnya kesempatan yang diberikan guru agar
murid lebih aktif dalam kegiatan pembelajaran serta metode yang digunakan guru kurang kreatif.
c. Insufficient reward : kurangnya pemberian reward terhadap siswa yang melakukan tugas dengan baik sebagai penambah motivasi.
Selain itu sekolah kurang memberikan penguatan untuk siswa agar memiliki penghargaan terhadap pencapaian diri.
d. Breakdown in community : kurangnya rasa nyaman ketika berhubungan sosial di sekolah, baik dengan teman sebaya maupun
dengan guru. e. Absence in fairness : Ekspektasi yang tinggi dari keluarga
menimbulkan rasa khawatir akan kegagalan dalam studi, meskipun di sekolah sering terjadi ketidakadilan yang dialami siswa terutama
dalam hal penilaian. f. Conflicting value : adanya konflik nilai yang dibawa anak dari
rumah dengan nilai yang diajarkan di sekolah, serta konflik nilai antara anak dan guru.
3. Aspek Kejenuhan Belajar
Freudenber menggunakan istilah kelelahan emosi emotional depletion, kehilangan motivasi loss of motivation dan komitmen
sebagai aspek kejenuhan Engelbrecht, 2006. Sedangkan tokoh lain yang sangat terkenal dengan MBI-nya yakni Maslach Jackson
1981:1 mengajukan 3 dimensi dalam mengukur kejenuhan yakni
36 emotional
exhaustion, depersonalization,
dan personal
accomplishment. Pines dan Aronson, menemukan burnout sebagai suatu kondisi
dimana penekanannya lebih pada aspek kelelahan fisik, kelelahan emosi dan kelelahan mental Slivar, 2001. Sedang yang lebih baru
lagi dari Demerouti dkk menekankan kelelahan dalam burnout yang berupa kelelahan fisik, kelelahan emosi, dan kelelahan kognitif
Demerouti, dkk, 2002. Dari penjelasan para ahli mengenai aspek burnout tersebut
dapat dianalisis bahwa Freudenberger, Maslach Jackson, Pines Aronson serta Demerouti, dkk sependapat bahwa aspek utama yang
menyebabkan kejenuhan yakni kelelahan emosi. Hal ini terbukti dari penggunaan istilah kelelahan emosi yang dilakukan tokoh tersebut
dalam menjelaskan dimensi burnout. Maslach Jackson menjelaskan kelelahan emosi sebagai bentuk kelelahan secara emosional yang
disebabkan beban kerja yang terlalu berat Maslach Jackson, 1981:1. Terkait aspek kejenuhan belajar, siswa yang mengalami
kejenuhan bisa terjadi dikarenakan beban tugas sekolah yang harus dikerjakan terlalu berat.
Beban tugas yang terlalu berat membuat siswa merasa kelelahan dan akhirnya kehilangan semangat serta motivasi untuk
belajar. Hal ini sesuai kajian Freudenberger bahwa salah satu penyebab kejenuhan adalah kehilangan motivasi. Tokoh lain yakni Maslach
37 Jackson
sependapat namun
menggunakan istilah
personal accomplishment untuk menjelaskan fenomena ini. Saat siswa sadar
dari impian mereka yang tidak realistis, kehilangan idealisme, dan kehilangan semangat, maka siswa ini sudah bisa dianggap kehilangan
motivasi Bährer-Kohler, 2012:57. Bentuk lain dari kehilangan motivasi ini berupa penarikan diri secara psikologis sebagai respon
dari stres yang berlebihan serta rasa ketidakpuasan Cherniss, 1980. Seperti yang telah dijelaskan di awal, motivasi merupakan penggerak
utama siswa dalam belajar. Kehilangan motivasi untuk belajar tentu akan membuat siswa kesulitan untuk menerima materi dari guru.
Motivasi yang melemah pada akhirnya mengarah pada terkurasnya energi pada diri individu yang menyebabkan lesu dalam
belajar dan merupakan ciri-ciri kelelahan fisik. Pines Aronson serta Demerouti dkk sependapat kelelahan fisik adalah salah satu ciri
burnout yang dapat terlihat. Bentuk kelelahan fisik oleh ini oleh Pines dan Aronson dicirikan dengan terkurasnya energi low energy,
kelelahan yang kronis chronic fatigue, dan kelemahan weakness Schaufeli, Maslach, Marek, 1993:14. Kelelahan fisik ini dapat
terlihat jelas dalam diri siswa yang sedang mengalami kejenuhan belajar dikarenakan otak yang sudah jenuh menerima materi dan
berdampak pada fisiknya yang akan semakin melemah. Otak yang jenuh membawa bentuk kelelahan tersendiri yakni
kelelahan kognitif. Demerouti dkk menyatakan kelelahan kognitif
38 adalah salah satu aspek yang menyebabkan kejenuhan. Siswa yang
sedang mengalami kejenuhan cenderung sedang mendapat beban yang terlalu berat di otak. Hal ini kemudian berdampak seperti yang
diungkapkan Kahill yakni ketidakmampuan untuk berkonsentrasi, mudah lupa, dan kesulitan dalam membuat keputusan Schaufeli
Bruunk, 1996:324.
4. Proses Terbentuknya Kejenuhan Belajar