27 berjabat tangan atau memeluk, apapun yang terasa nyaman.
Kemudian koordinator mengakhiri dengan menarik nafas dalam agar situasi menjadi tenang kembali. Di akhir sesi, koordinator
mengajukan
Teknik Penutupan
yakni peserta
diminta meneriakkan slogan yang disesuaikan dengan tujuan terapi, semisal
“semangat, semangat, semangat”
6. Cara Mengubah Latihan Tawa Menjadi Tawa Asli
Kemauan adalah hal yang paling utama dalam melaksanakan terapi tawa. Tanpa adanya kemauan dari para peserta untuk tertawa,
bisa diperkirakan proses terapi tidak akan berjalan seperti yang direncanakan. Selain kemauan untuk tertawa, ada beberapa teknik lain
yang dapat digunakan untuk merangsang agar tawa yang muncul dalam terapi tawa adalah tawa yang asli, yaitu: 1. Kontak mata yang
bagus; 2. Teori Kebodohan; 3. Sikap bermain-main dan bersenang- senang; 4. Sikap kekanak-kanakan; dan 5. Obrolan melantur Kataria,
2004: 137:143 a. Kontak mata yang bagus
Pilihlah salah satu teman dan tataplah orang itu. Mulailah dengan tersenyum pelan kemudian tertawa kecil dilanjutkan
dengan tertawa. Bisa ditebak orang tersebut pun akan ikut tertawa. Hal ini disebabkan tawa yang mudah menular dan karena keanehan
situasi yang terjadi.
28 b. Teori Kebodohan
Orang yang memahami konsep terapi tawa dengan baik akan mampu tertawa dengan mudah. Hal itu karena konsep teori
kebodohan yakni berpura-pura seperti menjadi orang bodoh. Orang yang bisa menertawakan dirinya sendiri, tanpa memperdulikan
orang yang mengamatinya adalah orang yang bisa memunculkan tawa asli dalam terapi tawa. Bertingkah bodoh adalah salah satu
kebutuhan utama terapi tawa. Begitu rasa takut dan malu hilang, maka peserta akan bisa tertawa dengan bebas.
c. Sikap bermain-main dan bersenang-senang Ada ungkapan bahwa seseorang tidak berhenti bermain
karena sudah tua, tetapi sebaliknya seseorang itu menjadi tua karena tidak lagi bermain. Bermain akan memberikan perasaan
nikmat yang sangat besar, terutama jika dilakukan dalam berkelompok. Terapi tawa mengonsepkan beberapa jenis latihan
tawa seperti sedang bermain yaitu tawa mengayun, tawa satu meter, tawa bantahan, tawa HP dan tawa milkshake.
d. Sikap kekanak-kanakan Seperti yang telah dijelaskan diawal, anak-anak bisa
tertawa 300-400 kali dalam sehari. Anak-anak bahkan bisa tertawa tanpa alasan yang jelas tanpa harus distimulus dengan terapi tawa.
Hal inilah yang perlu dibangkitkan kembali selama proses terapi untuk menghilangkan rasa malu untuk tertawa dalam diri peserta.
29 e. Obrolan melantur
Obrolan melantur memiliki nilai katarsis yang sangat baik sebagai alat penghilang rasa takut atau malu dan bersikap kekanak-
kanakan. Dewasa ini, berbicara melantur banyak digunakan sebagai sebuah latihan pemanasan dalam melaksanakan terapi
tawa. Selain berbicara melantur, ada banyak teknik lain yakni bernyanyi melantur, dan berbicara ngawur yang membantu
menghasilkan tawa. Yang terpenting adalah para peserta berpartisipasi secara aktif dan menciptakan tawa, bukan hanya
secara pasif menonton hal-hal yang lucu.
B. Kejenuhan Burnout Belajar