Kerangka Pikir KAJIAN TEORI

47 dipengaruhi oleh komitmen dan kesediaan subyek yang menerapkan terapi tawa. Selain itu, diperkirakan terapi ini akan lebih efektif jika dilakukan secara kontinu. Penelitian ini memiliki kesamaan yakni intervensi yang digunakan berupa terapi tawa. Namun yang jelas membedakan adalah variabelnya dimana penelitian ini mengkaji tingkat stres, sedang peneliti akan berfokus pada kejenuhan belajar siswa.

D. Kerangka Pikir

Peserta didik sebagai subyek dalam proses belajar memiliki peran yang berat dalam mencapai tujuan nasional. Tujuan pendidikan itu telah diamanatkan dalam UU No. 20 Tahun 2003 yang mencakup tujuan pendidikan nasional secara komprehensif. Namun, tujuan pendidikan yang menginginkan agar individu menjadi manusia yang seutuhnya tersebut tidak dibarengi dengan proses pendidikan yang baik. Proses pendidikan di Indonesia sedikit banyak justru memberi tekanan pada peserta didik. Hal ini seperti kurikulum yang terlalu berat Benny N Joewono, 2012, kualitas guru yang masih rendah Moyang Kasih Dewimerdeka, 2015, kurangnya fasilitas yang menunjang pendidikan Muhaemin. 2015, serta faktor kesejahteraan guru R Ratna Purnama, 2015. Tekanan-tekanan tersebut membawa dampak kurang nyamannya siswa untuk belajar sekaligus menjadi alasan kejenuhan belajar yang muncul dalam diri siswa. Akibatnya peserta didik yang awalnya antusias, penuh ide cemerlang, 48 perlahan terkikis emosinya karena jenuh menerima pelajaran dan kehilangan motivasi diri. Mengingat motivasi merupakan motor penggerak dalam perbuatan, maka bila ada siswa terkikis motivasi intrinsiknya, diperlukan dorongan dari luar, yaitu motivasi ekstrinsik agar kembali termotivasi dalam belajar Syaiful Bahri Djamarah, 2011: 201. Terapi tawa menjadi alternatif solusi yang diberikan pada peserta didik di kelas XI SMA 11 Yogyakarta agar dapat menambah motivasi dalam dirinya secara ekstrinsik. Tertawa akan mengaktifkan bagian otak yakni ventromedial prefrontal cortex yang memproduksi hormon endorphin Satish, 2012:23. Hormon endorphin mampu menimbulkan perasaan senang dan bahagia, mengurangi stress serta meningkatkan sistem kekebalan tubuh. Diharapkan terapi ini akan membantu siswa dalam mengurangi dampak kejenuhan belajar terutama dalam aspek kelelahan emosi, kelelahan fisik, kelelahan kognitif dan kehilangan motivasi. Setelah peserta didik benar-benar masuk dalam proses terapi, dan mencapai keadaan harmonis antara otak dan tubuh, maka diharapkan akan muncul motivasi intrinsik untuk mengatasi kejenuhan secara mandiri dan memiliki motivasi belajar yang bertahan lama.

E. Hipotesis