Proses Keputusan Pembelian LANDASAN TEORI

26

2. Proses Keputusan Pembelian

Proses keputusan pembelian yang dilakukan oleh konsumen muncul melalui suatu tahap tertentu. Menurut Engel, et al 1995, terdapat lima tahapan proses pengambilan keputusan yang dilakukan oleh konsumen yaitu, pengenalan kebutuhan, pencarian informasi, evaluasi alternatif, proses pembelian dan hasil penilaian konsumen terhadap produk yang telah dibeli. a. Pengenalan Kebutuhan Proses pembelian selalu dimulai dengan pengenalan kebutuhan, yaitu persepsi atas perbedaan antara keadaan yang diinginkan dan situasi aktual yang memadai untuk menggugah dan mengaktifkan proses keputusan Engel et al, 1995. Hal ini di ilustrasikan pada Gambar 1. Pengenalan kebutuhan pada hakikatnya tergantung pada berapa banyak ketidak sesuaian yang ada diantara keadaan aktual, yaitu suatu keadaan konsumen sekarang dengan keadaan yang diinginkan, atau dengan kata lain situasi yang konsumen inginkan. Ketika ketidak sesuaian ini melebihi tingkat atau ambang tertentu, kebutuhanpun dikenali. 27 Namun seandainya ketidak sesuaian ada dibawah tingkat ambang, maka pengenalan kebutuhan tidak terjadi. Timbulnya kebutuhan tersebut dapat dipicu oleh rangsangan internal maupun rangsangan eksternal Kotler, 2000. Rangsangan internal adalah kebutuhan dasar seseorang seperti rasa lapar, haus, dan lain-lain, yang akan timbul suatu saat pada suatu tingkat titik tertentu dan menjadi dorongan yang memotivasi untuk segera memuaskan keinginan tersebut. Sedangkan rangsangan eksternal kebutuhan yang ditimbulkan oleh keadaaan eksternal. Dengan adanya dua jenis rangsangan ini, pemasar perlu mengidentifikasi keadaan yang memicu suatu kebutuhan tertentu. Sumber : Kotler, 2000 Gambar 2.1 Proses pengenalan Kebutuhan berpusat pada Tingkat Ketidaksesuaian Keadaan yang diinginkan Tingkat Kesesuaian Keadaan aktual Di atas ambang Pengenalan Kebutuhan Di bawah ambang Tidak ada pengenalan Kebutuhan 28 b. Pencarian Informasi Konsumen yang telah mengenali kebutuhannya akan terlibat dalam pencarian informasi akan pemuas kebutuhan yang potensial. Pencarian informasi adalah tahap kedua dari proses pengambilan keputusan, didefinisikan sebagai aktivitas termotivasi dari pengetahuan yang tersimpan dalam ingatan atau pemerolehan informasi dari lingkungan Engel et al, 1995. Pencarian informasi ini dapat bersifat internal dan eksternal. Pencarian informasi internal lebih dahulu terjadi setelah pengenalan kebutuhan, dengan cara melihat kembali pengetahuan yang relevan dengan keputusan yang tersimpan dalam ingatan jangka pajang. Jika informasi yang didapat dari pencarian internal telah memadai untuk memuaskan kebutuhan, maka pencarian eksternal tidak diperlukan. Namun apabila pencarian internal tidak mencukupi, maka perlu diadakan pencarian eksternal. Besarnya pencarian yang dilakukan tergantung pada kekuatan dorongannya, jumlah informasi yang dimiliki, kemudian memperoleh informasi tambahan, nilai yang diberikan kepada informasi tambahan dan kepuasan yang diperoleh dari pencarian 29 tersebut. Pencarian yang dilakukan dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu situasi, ciri-ciri produk, lingkungan eceran dan konsumen Engel et al, 1995. Tekanan waktu adalah sumber pengaruh situasi. Ciri-ciri produk dapat mempengaruhi pencarian konsumen. Jika konsumen percaya bahwa semua merek pada dasarnya sama, maka hanya sedikit kebutuhan untuk pencarian yang ekstensif. Jika merek- merek menjadi lebih berbeda, maka hasil dari pencarian semakin besar. Lingkungan eceran juga dapat mempengaruhi pencarian konsumen. Jarak diantara pesaing eceran dapat juga menetukan banyak toko yang menjadi tempat belanja konsumen selama pengambilan keputusan. Pencarian lebih mungkin terjadi ketika konsumen lebih melihat perbedaan yang penting diantara pengecer. Faktor lainnya adalah konsumen, dimana karakteristik konsumen meliputi pengetahuan, keterlibatan, kepercayaan dan sikap serta karakteristik demografi. c. Evaluasi Alternatif Tahapan selanjutnya dalam proses keputusan adalah eveluasi alternatif pilihan. Menurut Engel et al 1995, evaluasi 30 alternatif didefinisikan sebagai proses dimana alternatif pilihan dievaluasi dan dipilih untuk memnuhi kebutuhan konsumen. Ada empat komponen dasar proses evaluasi alternatif, yaitu : 1 Menentukan kriteria evaluasi yang akan digunakan untuk menilai alternatif-alternatif, 2 Memutuskan alternatif pilihan, 3 Menilai kinerja alternatif yang dipertimbangkan, dan 4 menerapkan kaidah keputusan untuk membuat pilihan akhir. Dalam memilih alternatif, konsumen menggunakan dimensi atau atribut tertentu sebagai kriteria evaluasi. Kriteria evaluasi yang digunakan oleh konsumen antara lain harga, kepercayaan konsumen akan merek, negara asal produk, garansi maupun kriteria yang bersifat hedonic. Kriteria-kriteria ini biasanya bervariasi sesuai dengan kepentingan relative konsumen. Dengan kriteria-krieria tersebut, konsumen menentukan beberapa alternatif. Penentuan kriteria evaluasi tertentu yang akan digunakan oleh konsumen selama pengambilan keputusan tergantung pada beberapa faktor, yaitu : 1 pengaruh situasi, 2 kesamaan alternatif-alternatif pilihan, 3 motivasi, 4 keterlibatan, dan 5 pengetahuan Engel et al, 1995. 31 Setelah menetukan kriteria evaluasi, konsumen memutuskan alternatif mana yang akan dipilih. Pertimbangan yang dibuat oleh konsumen tergantung pada kemampuan untuk mengingat informasi yang bertahan dalam ingatan. Jika alternatif dikenali ditempat penjualan, maka alternatif tersebut akan dipertimbangkan. Sebaiknya jika konsumen tidak mempunyai pengetahuan tentang alternatif pilihan, maka konsumen harus berpaling pada lingkungan untuk mendapat bantuan dalam bentuk perangkat pertimbangan. Pengetahuan yang dimiliki dapat dikendalikan untuk menilai seberapa baik alternatif-alternatif yang dipertimbangkan. Jika tidak, maka pencarian eksternal diperlukan untuk membentuk penilaian. Starategi yang digunakan untuk membuat pilihan akhir disebut sebagai kaidah keputusan. Kaidah ini disimpan dalam ingatan dan diperoleh kembali jika dibutuhkan. Kaidah keputusan sangat bervariasi dalam hal kompleksitas. Kaidah juga dapat sangat sederhana misalnya terhadap pemikiran dan produk apa yang dibeli konsumen terakhir kali di hari-hari tertentu dan sangat kompleks 32 dimana dapat menyerupai model sikap banyak atribut Engel et al , 1995. d. Proses Pembelian Tindakan pembelian merupakan tahap besar terakhir dari proses keputusan pembelian. Pada tahap ini konsumen harus mengambil keputusan mengenai kapan membeli, dimana membeli, dan bagaiman membayar. Pembelian merupakan fungsi dari dua determinan, yaitu niat dan pengaruh lingkungan dan atau perbedaan individu Engel et al , 1995. Pada fungsi kedua, situasi merupakan variabel yang paling menonjol. Niat pembelian pada konsumen memiliki kategori, yaitu : 1 produk maupun merek dan 2 kelas produk. Niat pembelian pada kategori produk maupun merek dikenal sebagai pembelian terencana sepenuhnya, dimana pembelian yang terjadi merupakan hasil dari keterlibatan yang tinggi dan pemecahan masalah yang diperluas. Konsumen bersedia menyediakan waktu dan energi dalam berbelanja dan membeli, sehingga distribusi menjadi lebih selektif. 33 e. Perilaku Pasca Pembelian Setelah pembelian terjadi, konsumen akan mengevaluasi hasil pembelian yang dilakukannya. Hasil evaluasi pasca pembelian dapat berupa kepuasan atau ketidak puasan. Jika konsumen merasa puas, maka keyakinan dan sikap yang terbentuk akan berpengaruh positif terhadap pembelian selanjutnya. Kepuasan berfungsi mengukuhkan loyalitas pembeli, semnatara ketidakpuasan dapat menyebabkan keluhan komunikasi lisan yang negatif dan upaya untuk menuntut ganti rugi melalui sarana hukum. Ini berarti upaya untuk mempertahankan pelanggan menjadi hal yang sangat penting dalam strategi pemasaran. 3. Faktor-Faktor yang Membentuk keputusan pembelian Proses keputusan konsumen untuk membeli suatu produk tidak terbentuk begitu saja, tetapi dipengaruhi oleh banyak faktor. Akibatnya keputusan konsumen yang dimiliki oleh satu konsumen dapat berbeda dengan konsumen lainnya Engel et al , 1995, proses keputusan pembelian tersebut ditentukan oleh tiga faktor, yaitu: pengaruh lingkungan, perbedaan individu dan proses psikologis. 34 a. Pengaruh Lingkungan Konsumen hidup dalam lingkungan yang kompleks dan pengaruh yang diterima dari lingkungan akan mempengaruhi proses keputusan yang dilakukan konsumen. Menurut Engel et al . 1994, faktor lingkungan yang memoengaruhi konsumen adalah : 1 budaya, 2 kelas sosial, 3 pengaruh pribadi, 4 keluarga, dan 5 situasi. 1 Budaya dalam studi perilaku konsumen mengacu pada perangkat nilai gagasan, sikap dam simbol lain yang bermakna yang melayani manusia berkomunikasi, membuat tafsiran dan mengevaluasi sebagai anggota masyarakat Engel et al , 1995. Pengaruh budaya terhadap perilaku konsumen adalah 1 mempengaruhi struktur konsumsi, 2 mempengaruhi bagaimana individu mengambil keputusan, 3 merupakan variabel utama didalam penciptaan dan komunikasi makna didalam produk Engel et al , 1995. 2 Kelas Sosial mengacu pada pengelompokan orang yang sama dalam perilaku mereka berdasarkan posisi ekonomi mereka di dalam pasar Engel et al , 1995. Kelas sosial yang berbeda 35 cenderung memunculkan prilaku mengkonsumsi yang berbeda. Disamping itu, kelas sosial tidak hanya ditentukan oleh pendapatan tetapi juga ditentukan oleh pekerjaan, prestasi pribadi, interaksi dan pemilikan, orientasi nilai, kesadaran kelas dan sebagainya. Kelas sosial menunjukan preferensi poduk dan merek yang berbeda dalam banyak hal seperti pakaian, perabotan rumah tangga, kegiatan waktu luang dan kendaraan. Hal ini dapat membantu produsen untuk memfokuskan usaha pada satu kelas sosial atau lebih. 3 Pengaruh Pribadi berkaitan dengan cara-cara dimana kepercayaan, sikap dan perilaku konsumen dipengaruhi ketika orang lain digunakan sebagai kelompok acuan. Kelompok acuan didefinisikan sebagai oaring atau kelompok yang mempengaruhi secara bermakna perilaku individu, contohnya keluarga, serikat pekerja dan organisasi formal. Kelompok acuan memberikan standar dan nilai yang dapat menjadi perspektif penentu. 4 Keluarga merupakan kelompok acuan primer yang paling berpengaruh terhadap sikap, individu dan prilaku pembelian. 36 Setiap anggota keluarga memegang peranan penting seperti berikut ini. a. Penjaga pintu gatekeeper . Inisiator pemikiran keluarga mengenai pembelian produk dan pengumpulan informasi untuk membantu pengambilan keputusan. b. Pemberi pengaruh Influencer . Individu yang opininya dicari sehubungan dengan kriteria yang harus digunakan oleh keluarga dalam pembelian dan produk atau merek mana yang paling mungkin cocok dengan kriteria evaluasi. c. Pengambil keputusan decider . Orang dengan wewenang dan atau kekuasan keuangan untuk memilih bagaimana uang keluarga akan dibelanjakan dan produk atau merek mana yang akan dipilih. d. Pembeli buyer . Orang yang bertindak sebagai agen pembeli yang mengunjungi toko, menghubungi penyuplai. Menulis cek, membawa produk ke rumah dan seterusnya. e. Pemakai user . Orang yang menggunakan produk . 37 5 Pengaruh Situasi dapat dipandang sebagai pengaruh yang timbul dari faktor yang khusus untuk waktu dan temapat spesifik yang lepas dari karakteristik konsumen dan kareakteristik objek. Menurut Engel et al. 1995, situasi konsumen dapat didefinisikan sepanjang garis lima karakteristik konsumen, yaitu : 1 lingkungan fisik, yang merupakan sifat nyata dari situasi konsumen, 2 lingkungan sosial, menyangjut ada tidaknya orang lain dalam situasi bersangkutan, 3 waktu, 4 tugas, yaitu tujuan atau sasaran tertentu yang dimiliki konsumen dalam situasi, dan 5 keadaan anteseden atau suasana hati sementara. b. Perbedaan Individu Perbedaan individu merupakan faktor internal yang menggerakan dan mempengaruhi perilaku. Terdapat lima hal yang menyebabkan konsumen mungkin berbeda, yaitu 1 sumberdaya konsumen, 2 motivasi dan keterlibatan, 3 pengetahuan, 4 sikap, dan 5 kepribadian, gaya hidup dan demografis Engel et al, 1995. 38 1. Sumberdaya Konsumen atau apa yang akan tersedia dimasa datang berperan penting dalam keputusan pembelian. Setiap konsumen membawa tiga sumberdaya kedalam situasi pengambilan keputusan, yaitu : 1 sumberdaya ekonomi pendapatan dan kekayaan, 2 sumberdaya kognitif kapasitas untuk pengolahan informasi, dan 3 sumberdaya temporal waktu. 2. Motivasi dan Keterlibatan. Menurut Engel et al . 1995, motivasi adalah satu dorongan dari dalam diri seseorang untuk memenuhi kebutuhan dan memperoleh kepuasan dari pemenuhan kebutuhan tersebut. Perilaku yang termotivasi diprakarsai oleh pengaktifan kebutuhan atau pengenalan kebutuhan. Kebutuhan atau motivasi diaktifkan ketika ada ketidak cocokan antara kondisi yang diinginkan dengan kondisi aktual, sedangkan keterlibatan mengacu kepada tingkat relevansi yang disadari dalam tindakan pembelian dan konsumsi. Bila keterlibatan tinggi, ada motivasi lebih kuat untuk memperoleh atau mengolah informasi secara lengkap. 39 3. Pengetahuan didefinisikan sebagai informasi yang disimpan dalam ingatan. Pengetahuan merupakan faktor penentu dalam prilaku konsumen. Apa yang konsumen beli, dimana mereka mebeli dan kapan membeli akan bergantung pada pengetahuan yang relevan dengan keputusan, pengetahuan didefinisikan sebagai informasi yang disimpan dalam ingatan. Dalam bidang pemasaran, tipologi pengetahuan sering dibedakan dalam tiga bidang umum, yaitu pengetahuan produk, pengetahuan pembelian dan pengetahuan pemakaian. Pengetahuan produk mencakup kesadaran akan kategori dan merek produk didalam kategori produk, serta kepercayaan tentang kategori produk secara umum dan mengenai merek spesifik. Pengetahuan pembelian meliputi bermacammacam potongan informasi yang dimiliki konsumen yang berhubungan erat dengan pemerolehan produk. Dimensi dasar dari pengetahuan pembelian melibatkan informasi berkenaan dengan keputusan tentang dimana produk tersebut harus dibeli dan kapan pembelian harus terjadi. Pemakaian meliputi informasi yang tersedia dalam ingatan mengenai bagaimana suatu produk dapat digunakan dan apa 40 yang diperlukan agar benar-benar dapat menggunakan produk tersebut. 4. Sikap merupakan keseluruhan evaluasi yang dilakukan konsumen. Intensitas, dukungan dan kepercayaan adalah sifat penting dari sikap. Masing-masing sikap ini akan tergantung pada kualitas pengalaman konsumen sebelumnya dengan objek sikap. Sejauhmana sikap memberikan ramalan yang akurat mengenai perilaku akan bergantung pada sejumlah faktor. Hubungan sikap perilaku seharusnya tumbuh lebih kuat bila : 1 pengakuan sikap menetapkan secara benar komponen tindakan, target, waktu dan konteks, 2 interval waktu antara pengukuaran sukap dan perilaku menjadi lebih singkat, 3 sikap didasarkan pada pengalaman langsung, dan 4 perilaku menjadi kurang dipenuhi oleh pengaruh sosial. 5. Kepribadian, Demografi dan Gaya Hidup Kepribadian dan gaya hidup merupakan sistemyang penting untuk mengerti mengapa orang memperlihatkan perbedaan dalam mengkonsumsi produk dan preferensi merek. Gaya hidup dan kepribadian mendasari dalam merefleksikan perbedaan tersebut 41 bahkan kepribadian dan gaya hidup lebih tampak dibangdingkan dengan motivasi masing-masing orang memiliki kepribadian yang berbeda yang mempengaruhi prilaku pembeliannya. Menurut Engel et al. 1995, kepribadian didefiniisikan sebagai respon yang konsisten terhadap stimulus lingkungan. Kepribadian juga menyajikan pola khusus organisasi yang membuat individu unik dan berbeda dengan semua individu lainnya. Kotler 2000 menyatakan bahwa kepribadian adalah karakteristik psikologis seseorang yang berbeda dengan orang lain yang menyebabkan tanggapan yang konstan dan bertahan lama terhadap lingkungan. Kepribadian biasanya dijelaskan dengan menggunakan ciri-ciri seperti, kepercayaan diri, dominasi, otonomi, kehormatan, kemampuan bersosialisasi, pertahanan diri dan kemampuan beradaptasi. Kepribadian dapat menjadi variabel yang beguna dalam menganalisa perilaku konsumen. Gaya hidup berada diluar kepribadian. Gaya hidup adalah konsep yang lebih kontmporer dan lebih konprehensif. Menrut Engel, et al 1995 Gaya hidup adalah pola dimana 42 orang hidup dan menghabiskan waktu dan uang. Gaya hidup adalah konsepsi ringkas yang mencerminkan nilai konsumen. Kotler 2000 menyatakan gaya hidup adalah pola hidup seseorang di dunia yang di ekspresikan dalam aktivitas, minat dan opininya. Gaya hidup menggambarkan keseluruhan diri seseorang yang berinteraksi dengan lingkungannya. Konsumen membentuk penilaian atas produk terutama secara sadar dan rasional sebagai proses evaluasi konsumen yang kognitif. Pertama konsumen berusaha untuk memenuhi suatu kebutuhan. Kedua konsumen mencari manfaat tertentu dari solusi produk. Ketiga konsumen memandang masing-masing produk sebagai sekumpulan atribut dengan kemampuan yang berbeda dalam memberikan manfaat yang di gunakan untuk memuaskan kebutuhan.

4. Differensiasi Produk