Metode Pengumpulan Data Metode Pengolahan Data

3.3 Metode Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini meliputi data-data yang bersumber dari perusahaan yaitu data primer dan sekunder. 1. Data Primer Adalah data yang didapat dari penelitian langsung dari perusahaan. Untuk mendapatkan data-data yang relevan dan untuk memperkuat penulisan, maka penulis menggunakan cara : a Penelitian lapangan Field Research. Penelitian lapangan ini penulis lakukan dengan maksud agar data yang diinginkan benar-benar aktual setiap pembuatan karya ilmiah sesuai dengan jenis data yang dilakukan dan menurut sumber darimana data diperoleh. b Observasi Yaitu teknik pengumpulan data, dimana peneliti mengadakan pengamatan langsung aktivitas pada obyeknya. c Interview Yaitu teknik pengumpulan data dengan mengadakan wawancara, yakni mengadakan wawancara secara langsung dengan karyawan perusahaan atau petugas yang berwenang yang berhubungan dengan penelitian. 2. Data Sekunder Adalah data yang dikumpulkan dengan mencatat data-data dari dokumen arsip perusahaan yang berkaitan dengan obyek penelitian yang diperlukan untuk memecahkan masalah, diantaranya adalah : a Data permintaan produk, yaitu data permintaan bulan Januari – Desember 2009. b Data harga jual produk. c Data lead time masing-masing produk. d Data biaya-biaya seperti biaya pemesanan, biaya penyimpanan. e Data rata-rata produksi tiap produk f Data persediaan produk jadi.

3.4 Metode Pengolahan Data

Setelah dilakukan pengumpulan data, maka dilakukan pengolahan data sebagai berikut : 1. Perencanaan Distribusi Metode Perusahaan Pada bagian ini berisi perencanaan distribusi metode perusahaan pada bulan Januari – Desember 2009. 2. Total Cost Dengan Metode Perusahaan TC Bagian ini menghitung Total Cost perusahaan berdasarkan kondisi sekarang yang diterapkan oleh perusahaan. Formulasi yang digunakan adalah : H 2 Q C Q Rm Cost Ordering Cost Holding TC               Dimana : C = Biaya pemesanan sekali pesan Rm = Rata-rata demand mingguan Unit H = Biaya Penyimpanan Rp.unitminggu Q = f R Unit, f adalah frekuensi pemesanan selama satu tahun 3. Menghitung Economic Order Quantity EOQ Dan Safety Stock SS Pada bagian ini menerapkan usulan dengan menggunakan metode DRP, dimana perhitungannya menggunakan data permintaan yang dikumpulkan yaitu pada bulan Januari – Desember 2008. Pengolahan data dengan metode DRP dimulai dengan perhitungan Economic Order Quantity EOQ untuk mengetahui berapa jumlah barang yang harus disediakan baik oleh gudang penyangga maupun oleh distribution center. Kemudian dilakukan perhitungan Safety Stock SS untuk mengetahui batasan inventory agar tidak terjadi stock out. EOQ ditentukan dengan melihat demand bulanan tiap item pada masing- masing agen. Dalam menentukan EOQ, menggunakan rumus : H C Rm 2 EOQ    Dimana: C = Biaya pemesanan sekali pesan Rm = Rata-rata demand mingguan H = Biaya Penyimpanan Rp.unitminggu Formulasi Safety Stock adalah : L . D - B S  Reorder Point: L Z DL B     Dimana : S = Safety Stock B = Titik reorder D = Rata - rata demand harian L = Lead time  = Standard deviasi permintaan Z α = Tingkat Service Level 4. Perencanaan Distribusi Metode Distribution Requirement Planning DRP Pada bagian ini merencanakan distribusi dengan metode DRP untuk mengetahui perencanaan distribusi produk ke distributor-distributor perusahaan. Struktur distribusi produk kaca untuk masing-masing jenis adalah sama. Gambar 3.1 Struktur distribusi produk Keterangan : A = Warehouse Surabaya B = Warehouse Semarang C = Warehouse Bandung D = Warehouse Jatinegara Penyusunan DRP pada masing-masing agen diawali dengan input berupa permintaan historis, lot size, safety stock, lead time, dan persediaan akhir pada masing-masing agen. Setelah itu DRP membangkitkan model berdasarkan pada waktu untuk mendukung strategi logistik dimana dengan adanya model tersebut dapat ditentukan kebutuhan bersih, ukuran pemesanan, dan waktu pemesanan. Perhitungan DRP dapat ditentukan dengan rumus berikut: a. Gross Requirement Forecast Demand diperoleh dari hasil forecasting. b. Net Requirement = Gross Requirement + Safety Stock - Scheduled Receipt + Projected On Hand periode sebelumnya. Nilai Net Requirement yang dicatat adalah yang bernilai positif. c. Planned Order Receipt adalah rencana penerimaan produk jadi sebesar order quantity policy yang ditetapkan, pada waktu yang sama dengan terjadinya Net Requirement. d. Planned Order Release adalah rencana pelepasan pesanan ke level distribusiyang lebih tinggi, diperoleh dari Periode Planned Order Receipt- Lead Time. e. Di hitung projected on hand pada periode tersebut: Projected on hand = Projected On Hand Periode Sebelumnya + Schedule Receipt + Planned Order Receipt - Gross Requirement. f. Besarnya Planned Order Release menjadi Gross Requirement pada periode yang sama untuk level berikutnya dari jaringan distribusi. Tabel 3. 1. Form Distribution Requirement Planning DRP X Distribution Center On Hand Hand : Lead Time : Safety Stock : Order Quantity : Period Past Due 1 2 3 4 5 6 7 8 Gross Requirement Schedule Receipts Projected On Hand Net Requirements Planned Order Receipts Planned Order Release 5. Total Cost Dengan Metode DRP TC Pada bagian ini menghitung Total Cost berdasarkan hasil perhitungan dengan metode DRP. Formulasi yang digunakan adalah :    Simpan Biaya Persediaan Jumlah Pesan Biaya Pemesanan Frekuensi Cost Ordering Cost Holding TC        6. Metode DRP Dipilih Pada bagian ini metode DRP dipilih karena menghasilkan Total Cost yang terkecil yang nantinya akan digunakan untuk melakukan perencanaan distribusi untuk bulan Januari – Desember 2009. 7. Membuat Diagram Pencar Pada bagian ini membuat diagram pencar dari data historis permintaan bulan Januari – Desember 2009 yang nantinya akan digunakan untuk mengetahui pola data permintaan historis, dimana hasil pola tersebut digunakan untuk menentukan model atau metode peramalan. 8. Model Peramalan Hal yang terpenting adalah menentukan metode mana yang harus digunakan untuk masing-masing keadaan dan seberapa banyak modifikasi yang diperlukan untuk memasukkan perkiraan pribadi sebelum pendugaan digunakan sebagai dasar untuk merencanakan kegiatan mendatang. Setiap metode peramalan akan memberikan hasil yang berbeda-beda untuk suatu keadaan yang sama. Metode peramalan yang baik adalah metode yang menghasilkan penyimpangan sekecil mungkin antara peramalan dengan data aktual. Adapun model-model peramalan permintaan yang dapat digunakan adalah Double Moving Average MA, Single Exponential Smoothing, dan Double Exponential Smoothing. 9. Menghitung Mean Square Error MSE Pada bagian ini menghitung Mean Square Error dari model-model peramalan yang digunakan. Mean Square Error MSE : n Y Y MSE n 1 t 2 t t           Dimana : Y t = Data aktual t Y = Hasil peramalan n = Jumlah periode 10. Memilih MSE Terkecil Pada bagian ini dipilih Mean Square Error MSE terkecil dari tiap-tiap model peramalan. Metode peramalan yang baik adalah metode peramalan yang mempunyai nilai kesalahan terkecil. Banyak metode peramalan menimbulkan permasalahan tentang bagaimana mengukur kesesuaian suatu metode terhadap suatu ukuran data yang diberikan. Keputusan menggunakan suatu metode peramalan tergantung dari pengukuran forecast error. Hasil peramalan memberikan forecast error terkecil, akan dipilih. Untuk menentukan nilai kesalahan dan peramalan, digunakan Mean Square Error. 11. Uji Verifikasi Dengan Moving Range Chart MRC Pengujian ini dilakukan dengan menggunakan metode Moving Range Chart MRC. Tujuannya adalah untuk memeriksa peramalan-peramalan yang telah dilakukan, apakah data hasil peramalan sudah dalam kondisi yang terkecil atau belum. Fungsi peramalan yang terpilih dapat dipergunakan, apabila semua titik berada dalam batas kontrol. Tetapi bila mendapatkan suatu titik tak terkendali out of control sewaktu memeriksa peramalan, maka kita akan mencari peramalan yang baru. Hal ini membuktikan bahwa metode peramalan tersebut tidak cocok untuk digunakan. 12. Menentukan Peramalan Demand Bulanan dan Mingguan Untuk meramalkan permintaan bulanan dapat memakai program software WinQSB sehingga dapat diperoleh MSE dan demand mingguan, dimana untuk mengantisipasi terjadinya kesalahan parameter dilakukan dengan menyediakan stock pengaman safety stock untuk masing-masing item pada masing-masing agen yaitu standart deviasi yang dapat ditabulasikan sebagai berikut : Tabel 3.2. Hasil Peramalan Dengan Bulanan Distributor Produk Peramalan MSE MAD 1.25MAD R  Dengan perhitungan sebagai berikut :  Peramalan, MSE, dan MAD Mean Absolute Deviation didapat dari hasil program WinQSB  Standart deviasi kesalahan peramalan MAD   25 , 1   R merupakan peramalan demand bulanan.  52 R R  dalam 1 tahun ada 52 minggu  52 MAD 25 , 1   Untuk distribusi normal, standart deviasi dapat didekati dengan formulasi 1,25 MAD Hubungan antara SD dengan MAD sangat penting dalam menentukan confidence limit dari peramalan dan untuk menentukan level stock dalam sistem persediaan Richard J. Tersine, Principles of Inventory and Materials Management,Third Edition, hal 44 13. Menghitung Economic Order Quantity EOQ dan Safety Stock SS. Pada bagian ini mengitung Economic Order Quantity EOQ untuk mengetahui berapa jumlah barang yang harus disediakan baik oleh gudang penyangga maupun oleh distribution center, Safety Stock SS untuk mengetahui batasan inventory agar tidak terjadi stock. Perhitungan safety stock dan reorder point dilakukan pada DRP cabang dan pusat. Sedangkan planned order pada DRP cabang besarnya sama dengan EOQ pada masing-masing agen. Planned order pada DRP pusat besarnya sama dengan EPQ pada perusahaan. Formulasi stock pengaman adalah : L . D - B S  Dengan menggunakan service level 95  Titik Reorder B = L 64 , 1 DL D    Standart Deviasi Demand R R      Dimana : S = Stock pengaman B = Titik reorder D = Rata-rata demand harian L = Lead time R  = Standart deviasi demand  = Rata-rata standart deviasi hasil peramalan R  = Standart deviasi penentuan demand mingguan EOQ ditentukan dengan melihat demand bulanan tiap item pada masing- masing agen. Dalam menentukan EOQ, menggunakan rumus : PF CR H CR Q EOQ 2 2    Dimana : P = Biaya pembelian dari setiap item R = Permintaan tahunan dalam unit C = Biaya pemesanan tiap kali pesan H = PF = Biaya simpan tiap unit tahun Q = Ukuran lot atau besarnya pemesanan order dalam unit F = Biaya penyimpanan tahunan atau fraksi biaya penyimpanan 14. Perencanaan Metode DRP Pada bagian ini merencanakan distribusi dengan metode DRP untuk mengetahui perencanaan distribusi produk ke distributor-distributor perusahaan. Struktur distribusi produk kaca untuk masing-masing tipe adalah sama. Penyusunan DRP pada masing-masing agen diawali dengan input berupa permintaan historis, safety stock, lead time, dan persediaan pada masing-masing agen. Setelah itu, DRP membangkitkan model berdasarkan pada waktu untuk mendukung strategi logistik dimana dengan adanya model tersebut dapat ditentukan kebutuhan bersih, ukuran pemesanan, dan waktu pemesanan. Perhitungan DRP dapat ditentukan dengan rumus berikut: a. Gross Requirement Forecast Demand diperoleh dari hasil forecasting. b. Net Requirement = Gross Requirement + Safety Stock - Scheduled Receipt + Projected On Hand periode sebelumnya. Nilai Net Requirement yang dicatat adalah yang bernilai positif. c. Planned Order Receipt adalah rencana penerimaan produk jadi sebesar order quantity policy yang ditetapkan, pada waktu yang sama dengan terjadinya Net Requirement. d. Planned Order Release adalah rencana pelepasan pesanan ke level distribusi yang lebih tinggi, diperoleh dari Periode Planned Order Receipt- Lead Time. e. Di hitung projected on hand pada periode tersebut: Projected on hand = Projected On Hand Periode Sebelumnya + Schedule Receipt + Planned Order Receipt - Gross Requirement. 15. Pembuatan Total Kebutuhan Produk Total kebutuhan semua item diperoleh dari melakukan penjumlahan total kebutuhan pada tiap-tiap bulannya, yang berguna untuk menentukan berapa kapasitas yang dibutuhkan oleh masing-masing agen. 16. Analisa dan Pembahasan Dilakukan analisa terhadap sistem distribusi dengan menggunakan DRP. 17. Kesimpulan dan Saran Tahapan terakhir yang dilakukan adalah penarikan kesimpulan dan saran dari keseluruhan tahap yang telah dilalui. Kesimpulan harus dapat mengungkapkan hal-hal pokok yang diperoleh dari intisari penelitian. Sedangkan saran ditujukan untuk memberikan petunjuk bagi pengembangan dari penelitian sejenis yang terkait yang mungkin akan dilakukan. 18. Selesai.

3.5 Langkah - Langkah Pemecahan Masalah