Analisis Regresi Linier Berganda 1. Uji Normalitas

per bulan pada tahun 2009. Rata-rata kualitas produk tertinggi terjadi pada tahun 2008 yaitu sebesar 97,45 sedangkan rata-rata kualitas produk terendah terjadi pada tahun 2006 yaitu sebesar 96,38. Gambar 4.7 : Grafik Kualitas Produk Pada PT. Alu Aksara Pratama, Mojokerto Mulai Tahun 2006 Sampai Tahun 2009 84,00 86,00 88,00 90,00 92,00 94,00 96,00 98,00 100,00 Ja nua ri Fe br uar i M ar et Ap ril Me i Ju ni Ju li Ag us tu s Se pt em ber O kt ober N ov em be r D ese m be r 2006 2007 2008 2009 Berdasarkan gambar di atas menunjukkan bahwa kualitas produk PT. Alu Aksara Pratama, Mojokerto Mulai Tahun 2006 Sampai Tahun 2009 relatif tidak ada perbedaan, kecuali kualitas produk bulan Desember 2008 paling kecil dibandingkan bulan-bulan lainnya. 4.3. Analisis Regresi Linier Berganda 4.3.1. Uji Normalitas Uji normalitas digunakan untuk mengetahui apakah suatu data mengikuti sebaran normal atau tidak Sumarsono, 2004: 40. Uji normalitas dalam penelitian ini adalah uji Kolmogorov Smirnov. Adapun hasil dari pengujian normalitas adalah : Tabel 4.6 : Hasil Uji Normalitas 1 No. Variabel Penelitian Kolmogorov Smirnov Tingkat Signifikan 1. 2. 3. 4. 5. Biaya pencegahan X 1 Biaya penilaian X 2 Biaya kegagalan internal X 3 Biaya kegagalan eksternal X 4 Kualitas produk Y 1,464 0,865 0,906 0,480 1,073 0,027 0,443 0,384 0,975 0,200 Sumber : Lampiran 3 Hasil uji normalitas pada tabel di atas menjelaskan bahwa tingkat signifikan yang dihasilkan oleh variabel biaya pencegahan X 1 kurang dari 5 sig 0,05 sehingga variabel biaya pencegahan X 1 tidak berdistribusi normal. Sedangkan tingkat signifikan yang dihasilkan oleh variabel biaya penilaian X 2 , biaya kegagalan internal X 3 , biaya kegagalan eksternal X 4 dan kualitas produk Y lebih besar dari 5 sig 0,05 sehingga keempat variabel tersebut berdistribusi normal. Salah satu uji statistik yang dapat digunakan untuk menormalkan suatu data adalah uji outlier. Suatu observasi dikatakan outlier jika nilai zscore-nya ± 1,96 Santoso, 2002 : 26. Hasil uji outlier pada variabel biaya pencegahan X 1 , biaya penilaian X 2 , biaya kegagalan internal X 3 , biaya kegagalan eksternal X 4 dan kualitas produk Y adalah: Tabel 4.7 : Hasil Uji Outlier Descriptive Statistics 48 -5,88338 1,50843 ,0000000 1,00000000 48 -1,43267 2,19173 ,0000000 1,00000000 48 -1,73084 2,52516 ,0000000 1,00000000 48 -1,99561 2,03084 ,0000000 1,00000000 48 -5,16368 1,32298 ,0000000 1,00000000 48 Zscorex1 Zscorex2 Zscorex3 Zscorex4 Zscorey Valid N listwise N Minimum Maximum Mean Std. Deviation Sumber : Lampiran 3 Berdasarkan hasil descriptive statistics di atas menunjukkan bahwa pada variabel biaya pencegahan X 1 , biaya penilaian X 2 , biaya kegagalan internal X 3 , biaya kegagalan eksternal X 4 dan kualitas produk Y terdapat outlier, karena nilai z-score yang dihasilkan melebihi selang ± 1,96 yang dapat dilihat pada kolom minimum atau maximum pada tabel 4.7. Observasi yang dikategorikan sebagai outlier pada variabel biaya pencegahan X 1 , biaya penilaian X 2 , biaya kegagalan internal X 3 , biaya kegagalan eksternal X 4 dan kualitas produk Y adalah sebagai berikut : 1. Observasi ke-2 yaitu bulan februari 2006, pada variabel biaya penilaian X 2 dengan nilai zscore sebesar 2,10287 Lampiran 4. 2 Observasi ke-6 yaitu bulan juni 2006, pada variabel biaya penilaian X 2 dengan nilai zscore sebesar 2,19173 Lampiran 4. 3. Observasi ke-9 yaitu bulan september 2006, pada variabel biaya kegagalan eksternal X 4 dengan nilai zscore sebesar 2,03084 Lampiran 4. 4. Observasi ke-10 yaitu bulan oktober 2006, pada variabel kegagalan internal X 3 dengan nilai zscore sebesar 2,52516 Lampiran 4. 5. Observasi ke-11 yaitu bulan januari 2007, pada variabel biaya pencegahan X 1 dengan nilai zscore sebesar -5,88338 dan variabel biaya kegagalan internal X 3 dengan nilai zscore sebesar 2,11812 Lampiran 4. 6. Observasi ke-16 yaitu bulan April 2007, pada variabel biaya kegagalan eksternal X 4 dengan nilai zscore sebesar 1,99561 Lampiran 4. 7. Observasi ke-24 yaitu bulan desember 2007, pada variabel kualitas produk Y dengan nilai zscore sebesar -5,16368 Lampiran 4. 8. Observasi ke-39 yaitu bulan maret 2009, pada variabel biaya penilaian X 2 dengan nilai zscore sebesar 2,00011 Lampiran 4. Lampiran 3 Berdasarkan penjelasan tersebut, ditunjukkan bahwa banyaknya data outlier yaitu 8 delapan data atau observasi, sehingga jumlah observasi atau data yang digunakan untuk uji selanjutnya adalah sebanyak 48 – 8 = 40 data atau observasi. Setelah uji outlier, maka dilakukan uji normalitas lagi dan hasilnya adalah sebagai berikut : Tabel 4.8 : Hasil Uji Normalitas 2 No. Variabel Penelitian Kolmogorov Smirnov Tingkat Signifikan 1. 2. 3. 4. 5. Biaya pencegahan X 1 Biaya penilaian X 2 Biaya kegagalan internal X 3 Biaya kegagalan eksternal X 4 Kualitas produk Y 0,615 0,794 0,758 0,503 0,498 0,843 0,553 0,614 0,962 0,965 Sumber : Lampiran 3 Tabel 4.8 di atas menjelaskan bahwa variabel biaya pencegahan X 1 , biaya penilaian X 2 , biaya kegagalan internal X 3 , biaya kegagalan eksternal X 4 dan kualitas produk Y berdistribusi normal, karena tingkat signifikan yang dihasilkan lebih besar dari 5 sig 0,05.

4.3.2. Uji Asumsi Klasik

Tujuan utama menggunakan uji asumsi klasik adalah untuk mendapatkan koefisien yang terbaik linier dan tidak bias BLUE : Best Linier Unbiassed Estimator . Uji asumsi klasik tersebut meliputi asumsi multikolinieritas, heteroskedastisitas dan autokorelasi.

1. Uji

Multikolinieritas Tolerance mengukur variabilitas variabel bebas yang terpilih yang tidak dapat dijelaskan oleh variabel bebas lainnya. Jadi nilai tolerance yang rendah sama dengan nilai VIF Variance Inflation Factor tinggi karena VIF = 1tolerance dan menunjukkan adanya kolinieritas yang tinggi. Nilai cut off yang umum dipakai adalah nilai tolerance 0,10 atau sama dengan nilai VIF diatas 10. Besaran VIF dari masing-masing variabel bebas dapat dilihat pada tabel berikut: Tabel 4.9: Nilai VIF Variabel Bebas VIF Biaya pencegahan X 1 Biaya penilaian X 2 Biaya kegagalan internal X 3 Biaya kegagalan eksternal X 4 1,162 1,209 1,280 1,479 Sumber : Lampiran 6 Nilai VIF yang dihasilkan oleh variabel biaya pencegahan X 1 , biaya penilaian X 2 , biaya kegagalan internal X 3 dan biaya kegagalan eksternal X 4 lebih kecil dari 10, sehingga model regresi tidak terjadi multikolinieritas.

2. Uji

Heteroskedastisitas Heteroskedastisitas dapat diidentifikasikan dengan cara menghitung koefisien korelasi Rank Spearman antara nilai residual dengan seluruh variabel bebas. Hasil dari uji Rank Spearman adalah sebagai berikut : Tabel 4.10: Hasil Korelasi Rank Spearman Variabel Bebas Koefisien korelasi Rank Spearman Tingkat signifikansi Biaya pencegahan X 1 Biaya penilaian X 2 Biaya kegagalan internal X 3 Biaya kegagalan eksternal X 4 0,100 0,012 0,016 0,032 0,539 0,943 0,922 0,844 Sumber : Lampiran 6 Hasil korelasi rank spearman pada tabel diatas menunjukkan bahwa tingkat significant yang dihasilkan oleh variabel biaya pencegahan X 1 , biaya penilaian X 2 , biaya kegagalan internal X 3 dan biaya kegagalan eksternal X 4 lebih besar dari 5 sig 5 sehingga model regresi tidak terjadi heteroskedastisitas.

3. Uji

Autokorelasi Adanya Autokorelasi dalam model regresi artinya adanya korelasi antar anggota sampel yang diurutkan berdasarkan waktu. Uji statistik yang digunakan untuk mengetahui ada tidaknya autokorelasi adalah uji Durbin Watson. Berikut ini hasil uji Durbin Watson: Tabel 4.11: Hasil Uji Durbin Watson Model Summary b ,503 a ,253 ,168 ,78700 1,849 Model 1 R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate Durbin- Watson Predictors: Constant, x4, x1, x2, x3 a. Dependent Variable: y b. Sumber : Lampiran 6 Nilai DW Durbin Watson yang dihasilkan adalah sebesar 1,849 karena nilai DW Durbin Watson berada diantara –2 dan +2 maka dapat disimpulkan bahwa antar residual kesalahan pengganggu tidak terdapat korelasi atau model regresi linier berganda yang dihasilkan tidak terjadi autokorelasi. Berdasarkan hasil uji asumsi klasik tersebut, maka model regresi yang diperoleh merupakan model yang menghasilkan estimasi linear tidak bias yang baik yang artinya bahwa koefisien regresi pada persamaan tersebut linear dan tidak bias, karena memenuhi beberapa asumsi yaitu tidak terjadi multikolinieritas, tidak terjadi heteroskedastisitas dan tidak terjadi autokorelasi.

4.3.3. Persamaan Regresi Berganda

Persamaan regresi linier berganda yang dihasilkan dapat dilihat pada tabel di bawah ini : Tabel 4.12 : Persamaan Regresi Linier Berganda Variabel Bebas Koefisien regresi Konstanta Biaya pencegahan X 1 Biaya penilaian X 2 Biaya kegagalan internal X 3 Biaya kegagalan eksternal X 4 88,859 0,000000409 0,000000176 - 0,000000212 -0,000000010 Sumber : Lampiran 6 Persamaan regresi linier berganda yang digunakan adalah sebagai berikut : Y = 88,859 + 0,000000409 X 1 + 0,000000176 X 2 - 0,000000212 X 3 – 0,000000010 X 4 Penjelasan persamaan regresi linier berganda tersebut di atas adalah sebagai berikut : 1. Konstanta a. Konstanta yang dihasilkan sebesar 88,859 hal ini menunjukkan besarnya kualitas produk sebesar 88,859 jika variabel biaya pencegahan X 1 , biaya penilaian X 2 , biaya kegagalan internal X 3 dan biaya kegagalan eksternal X 4 adalah konstan. 2. Biaya Pencegahan X 1 b 1 . Koefisien regresi variabel ini adalah sebesar 0,000000409 hal ini menunjukkan bahwa pola hubungan variabel biaya pencegahan X 1 dengan kualitas produk Y adalah positif yang berarti jika biaya pencegahan X 1 naik satu satuan, maka kualitas produk Y akan naik sebesar 0,000000409 dengan asumsi variabel bebas lainnya adalah konstan. 3. Biaya Penilaian X 2 b 2 . Koefisien regresi variabel ini adalah sebesar 0,000000176 hal ini menunjukkan bahwa pola hubungan variabel biaya penilaian X 2 dengan kualitas produk Y adalah positif yang berarti jika biaya penilaian X 2 naik satu satuan, maka kualitas produk Y akan naik sebesar 0,000000176 dengan asumsi variabel bebas lainnya adalah konstan. 4. Biaya kegagalan internal X 3 b 3 . Koefisien regresi variabel ini adalah sebesar 0,000000212 hal ini menunjukkan bahwa pola hubungan variabel biaya kegagalan internal X 3 dengan kualitas produk Y adalah negatif yang berarti jika biaya kegagalan internal X 3 naik satu satuan, maka kualitas produk Y akan turun sebesar 0,000000212 dengan asumsi variabel bebas lainnya adalah konstan. 5. Biaya kegagalan eksternal X 4 b 4 . Koefisien regresi variabel ini adalah sebesar 0,000000010 hal ini menunjukkan bahwa pola hubungan variabel biaya kegagalan eksternal X 4 dengan kualitas produk Y adalah negatif yang berarti jika biaya kegagalan eksternal X 3 naik satu satuan, maka kualitas produk Y akan turun sebesar 0,000000010 dengan asumsi variabel bebas lainnya adalah konstan.

4.4. Uji Hipotesis