Jika sebuah data outlier, maka nilai Z yang didapat lebih besar dari angka +1,96 atau lebih kecil dari angka -1,96. Jika dilihat pada tabel z, nilai
z = 1,96 sama dengan luas daerah di bawah kurva normal sebesar 97,5. Hal ini berarti 97,5 dari seluruh nilai data adalah data yang normal atau
jika data tersebut bervariasi dari rata-ratanya, variasi tersebut masih dalam batas normal. Santoso, 2002 : 26.
3.4.3. Uji Asumsi Klasik
Persamaan regresi diatas harus bersifat BLUE Best Linier Unbiased Estimator artinya pengambilan keputusan melalui uji F dan uji t tidak boleh bias.
Untuk menghasilkan keputusan yang BLUE maka harus dipenuhi diantaranya tiga asumsi dasar yang tidak boleh dilanggar yaitu :
1. Tidak boleh ada multikolerasi 2. Tidak boleh ada heteroskedastisitas
3. Tidak boleh ada autokorelasi Apabila salah satu dari ketiga asumsi dasar tersebut dilanggar, maka
persamaan regresi yang diperoleh tidak lagi bersifat BLUE Best Linier Unbiased Estimator, sehingga keputusan melalui uji F dan t menjadi bias.
3.4.3.1. Uji Multikolinieritas
Uji multikolinieritas digunakan untuk menunjukkan ada-tidaknya hubungan linier yang kuat di antara variabel-variabel bebas dalam model regresi.
Data penelitian yang dikehendaki dalam persamaan regresi linier adalah tidak
terjadi multiko. Uji multikolinearitas penelitian ini menggunakan Collinearity Statistics.
Tolerance mengukur variabilitas variabel bebas yang terpilih yang tidak dapat dijelaskan oleh variabel bebas lainnya. Jadi nilai tolerance yang rendah
sama dengan nilai VIF Variance Inflation Factor tinggi karena VIF = 1tolerance dan menunjukkan adanya kolinieritas yang tinggi. Nilai cut off yang
umum dipakai adalah nilai tolerance 0,10 atau sama dengan nilai VIF diatas 10
3.4.3.2. Uji Heteroskedastisitas
Uji heteroskedastisitas digunakan untuk mengetahui apakah terjadinya penyimpangan model karena varians gangguan berbeda antar satu observasi
dengan uji Rank Spearman. Yuwono, 1999: 139. Pada model regresi linier nilai residu tidak boleh ada hubungan dengan variabel bebas. Untuk mendeteksi ada
tidaknya Heterokedastisitas adalah dengan menggunakan uji rank spearman yaitu membandingkan antara residual dengan seluruh variabel bebas.
Menurut Santoso 2004: 208, deteksi adanya Heterokedastisitas adalah : a.
Nilai probabilitas 0,05 berarti bebas dari Heterokedastisitas. b.
Nilai probabilitas 0,05 berarti terkena dari Heterokedastisitas.
3.4.3.3. Autokorelasi
Autokorelasi merupakan korelasi antara anggota serangkaian observasi yang diurutkan berdasarkan waktu time series atau yang diambil pada waktu
tertentu cross sectional yang didalam konteks regresi linier klasik
mengasumsikan bahwa autokorelasi seperti itu tidak terdapat dalam distribusi atau gangguan ei Gujarati, 1997: 201.
Kriteria pengujian adanya autokorelasi menurut Gujarati 1999: 216: 1. Angka D-W dibawah -2 ada autokorelasi positif
2. Angka D-W diatas +2 ada autokorelasi negatif 3. Angka berada diantara -2 sampai +2 tidak ada Autokorelasi atau
Membandingkan dengan Tabel Durbin Watson
3.4.4. Teknik Analisis
Penelitian menggunakan teknik persamaan regresi linier berganda untuk melihat pengaruh variabel terikat dengan variabel bebas. Persamaan variabel linier
berganda dapat dinyatakan sebagai berikut : Y = a
+ b
1
X
1
+ b
2
X
2
+ b
3
X
3
+b
4
X
4
+ e………1 Anonim 2003; L-21 Keterangan :
Y = Variabel kualitas produk meningkat X
1
= Variabel biaya pencegahan X
2
= Variabel biaya penilaian X
3
= Variabel kegagalan internal X
4
= Variabel kegagalan eksternal b
1-4
= Koefisien regresi yang menunjukkan angka peningkatan atau penurunan
variabel dependen yang didasarkan pada variabel independen. a = Konstanta
e = Variabel error
3.4.5. Uji Hipotesis 3.4.5.1. Uji F
Uji F pada dasarnya untuk menguji kesesuaian model regresi yang digunakan dalam penelitian, adapun prosedur uji F sebagai berikut :
1 Hipotesis
H : b
1
= 0 Model regresi yang dihasilkan tidak cocok H
1
: b
1
0 Model regresi yang dihasilkan cocok 2. Menentukan tingkat signifikansi 0,05
3. Nilai F-hitung : F Hitung = R
2
k-1 1-R
2
n-k Anonim, 2008 : L-22
Keterangan : F hitung = F hasil perhitungan
R
2
= koefisien regresi K = jumlah variabel
N = jumlah sampel
4. Kriteria penolakan H a.
Apabila nilai
probabilitas
0,05 maka H
diterima dan H
1
ditolak b. Apabila nilai probabilitas
0,05 maka H ditolak dan H
1
diterima
3.4.5.2. Uji t
Uji t pada dasarnya untuk menguji masing-masing variabel bebas terhadap variabel terikat,adapun prosedur uji t adalah sebagai berikut :
1. Hipotesis : Ho :
β
1
= 0 tidak terdapat pengaruh yang nyata variabel bebas secara parsial terdapat variabel terikat
H
1
: β
1
≠ 0 terdapat pengaruh yang nyata variabel bebas secara parsial terhadap variabel terikat
2. Level of significant = 5 3. Nilai t-hitung
t hitung = bj Anonim, 2009:L21 sebj
bj : koefisien regresi se : Standar error
4. Kriteria pengujian sebagai berikut : a.
Apabila nilai
probabilitas
0,05 maka H
diterima dan H
1
ditolak b. Apabila nilai probabilitas
0,05 maka H ditolak dan H
1
diterima
BAB IV HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN
4.1. Deskripsi Obyek Penelitian 4.1.1. Gambaran Umum Perusahaan
PT. Alu Aksara Pratama PT. AAP adalah sebuah perusahaan swasta yang memproduksi pengolahan beras menjadi tepung beras dengan merk
”Rose Brand”. Perusahaan ini berdiri pada tanggal 22 Januari 2002 yang berlokasi di Jl. Raya Perning km 39 Desa Perning, Kecamatan Jetis,
Kabupaten Mojokerto. PT.
Alu Aksara
Pratama merupakan anak perusahaan PT. Sungai budi
Group yang sebelumnya mendirikan pabrik tepung beras di Lampung dengan nama PT. Bumi Makmur Perkasa dan PT. B udi Makmur Perkasa di
Subang Jawa Barat. Alasan pendirian PT. Alu Aksara Pratama adalah memenuhi permintaan konsumen dari wilayah Indonesia Timur. Karena
sebelum didirikannya PT. Alu Aksara Pratama ini untuk konsumen wilayah Indonesia Timur, produk tepung beras masih di pasok dari PT. Budi
Makmur Perkasa yang ada di Subang, sehingga untuk pendistribusian produk memerlukan biaya transportasi yang mahal. Oleh karena itu untuk
menghemat biaya transportasi dan distribusi maka didirikanlah PT. Alu Aksara Pratama.
Pendiri PT. Alu Aksara Pratama ini berdasarkan Akte Notaris No. 15AAPXII2001-12 Desember 2001, dasar hukum bagi PT. Alu Aksara
66