Deskripsi Obyek Penelitian 1. Gambaran Umum Perusahaan

BAB IV HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN 4.1. Deskripsi Obyek Penelitian 4.1.1. Gambaran Umum Perusahaan PT. Alu Aksara Pratama PT. AAP adalah sebuah perusahaan swasta yang memproduksi pengolahan beras menjadi tepung beras dengan merk ”Rose Brand”. Perusahaan ini berdiri pada tanggal 22 Januari 2002 yang berlokasi di Jl. Raya Perning km 39 Desa Perning, Kecamatan Jetis, Kabupaten Mojokerto. PT. Alu Aksara Pratama merupakan anak perusahaan PT. Sungai budi Group yang sebelumnya mendirikan pabrik tepung beras di Lampung dengan nama PT. Bumi Makmur Perkasa dan PT. B udi Makmur Perkasa di Subang Jawa Barat. Alasan pendirian PT. Alu Aksara Pratama adalah memenuhi permintaan konsumen dari wilayah Indonesia Timur. Karena sebelum didirikannya PT. Alu Aksara Pratama ini untuk konsumen wilayah Indonesia Timur, produk tepung beras masih di pasok dari PT. Budi Makmur Perkasa yang ada di Subang, sehingga untuk pendistribusian produk memerlukan biaya transportasi yang mahal. Oleh karena itu untuk menghemat biaya transportasi dan distribusi maka didirikanlah PT. Alu Aksara Pratama. Pendiri PT. Alu Aksara Pratama ini berdasarkan Akte Notaris No. 15AAPXII2001-12 Desember 2001, dasar hukum bagi PT. Alu Aksara 66 Pratama adalah UU No. 5 tahun 1984 tentang perindustrian dan UU No. 17 1986 tentang Kemenangan, Pengaturan, Pembinaan dan Pengembangan Industri.

4.1.2. Jenis Usaha

PT. Alu Aksara Pratama adalah perusahaan yang bergerak dalam bidang industri yang memproduksi barang setengah jadi yaitu Tepung Beras dan Tepung Ketan dengan merk “Rose Brand”. Di dalam usahanya PT. Alu Aksara Pratama mempunyai manajemen material dan proses produksi guna meningkatkan dan menghasilkan produk yang bermutu baik karena tanpa adanya manajemen material dan pengawasan proses produksi yang baik tidak akan menghasilkan hasil produksi yang bermutu oleh karena itu dibutuhkan manajemen material dan pengawasan proses produksi.

1. Manajemen Material

Manajemen material adalah pengaturan material mencakup hal-hal yang berhubungan dengan persediaan sekaligus sistem informasinya Yamit, 2002. Manajemen material PT. Alu Aksara Pratama ini menyangkut pengaturan persediaan bahan baku, bahan penolong, bahan pengemas, spare part dan barang jadi. a. Bahan Baku Bahan baku yang digunakan untuk pembuatan tepung beras adalah menir beras yaitu beras dengan butir menir. Butir menir adalah butir beras patah, baik sehat maupun cacat yang mempunyai ukuran lebih kecil atau sama dengan 310 bagian butir utuh Anonymus 2004. Bahan baku untuk pembuatan tepung beras hanya saja, tidak ada bahan tambahan lain. Untuk pengadaan beras ini PT. Alu Aksara Pratama berkoordinasi dengan PT. Sungai Budi Group berperan sebagai penerima order dan pemesan bahan baku ke pemasok. Sedangkan PT. Alu Aksara Pratama berperan sebagai penerima dan penyimpan bahan baku beras. Untuk penggunaan bahan baku beras digunakan metode First In First Out FIFO yaitu bahan yang masuk lebih duku, maka akan lebih duku juga untuk diproses. b. Bahan Penolong Bahan penolong yang penting untuk disediakan, sebab tanpa bahan penolong proses produksi pasti tidak dapat berjalan Prawirosentoso, 1997. Bahan penolong yang dibutuhkan untuk proses pembuatan tepung beras adalah air. Air ini nantinya akan terlibat dalam beberapa proses seperti proses pencucian dan penggilingan. Untuk pengadaan air didapatkan dari sumur yang telah dibuat sendiri oleh perusahaan dan dialirkan dengan pompa ke bagian produksi. Selain itu proses produksi air ini juga digunakan untuk kebutuhan seperti kamar mandi dan sebagainya. c. Bahan Pengemas Pengemasan yang dilakukan di perusahaan ini ada 2 yaitu kemasan primer yang bersentuhan langsung dengan produk, serta kemasan sekunder yang tidak bersentuhan langsung dengan produk. Kemasan primer yang digunakan adalah polythien dengan ukuran 250 g dan 500 g untuk karung plastik. Sedangkan untuk kemasan sekunder ini digunakan untuk melindungi produk dalam kemasan kecil 250 g dan 500 g serta memudahkan dalam pengiriman dan pengangkutan nanti pada saat pendistribusian kemasan ke bagian produksi adalah bagian gudang kemasan. d. Barang jadi Barang jadi merupakan barang yang telah selesai diolah atau diproses dan siap dijual ke konsumen Prawirosentoso, 1997. Barang jadi di perusahaan ini ada 2 jenis yaitu kemasan besar 500 g dan kemasan kecil 250 g untuk kemasan kecil produk disusun sesuai dengan dusnya, sedangkan untuk kemasan besar 500 g produk di tata bersusun dan dianalisis pallet di bawahnya. Di perusahaan ini pengaturan produk jadi warehousing. Hal ini terjadi karena pada saat setelah selesai pengemasan umumnya produk langsung dipak dan diangkut ke truk untuk segera didistribusikan. Jadi di perusahaan ini bisa dikatakan tidak ada gudang barang jadi, yang ada hanya shipping yaitu tempat mengantarkan barang ke truk. e. Suku cadang Spare part Persediaan suku cadang digunakan dalam rangka perawatan dan perbaikan mesin-mesin yang ada di pabrik. Sedangkan yang bertanggung jawab untuk mengadakan persediaan suku cadang di pabrim adalah bagian gudang Spare part.

2. Proses Produksi

Proses produksi adalah kegiatan yang berlangsung terus-menerus. Sementara itu, akuntansi harus melaporkan informasi keuangan secara berkala. Akibatnya pada saat laporan harus dibuat, terjadi kemungkinan adanya barang yang belum selesai proses pengerjaannya dan disebut dengan persediaan dalam proses work in process. Kapasitas produksi di PT. Alu Aksara Pratama tiap shiftnya 15-20 tonhari, sedangkan produksi selama 24 jam yang terdiri 3 shiftnya adalah 46-60 tonhari dan selama satu bulan menghasilkan 1240-1500 ton. Adapun proses produksinya secara global yakni persiapan bahan baku, pembersihan, pencucian dan perendaman, penggilingan oven, pengayakan dan pengemasan. Jadi terdapat perubahan kebijaksanaan yang menyangkut kelangsungan proses produksi, pihak perusahaan terlebih dahulu musyawarah dan disetujui oleh departemen-departemen yang terkait. Adapun proses produksi di PT. Alu Aksara Pratama meliputi : a. Persiapan Bahan Baku Bahan baku yang digunakan di PT. Alu Aksara Pratama untuk proses produksi banyak didatngkan dari luar negeri atau beras import seperti Thailand, India dan Vietnam. Untuk persediaan bahan baku tersebut masih disuplai dari pabrik yang ada di Subang Jawa Barat. Beras yang digunakan sebagai bahan baku adalah campuran beras utuh dengan beras menir dengan perbandingan 3 : 1 sebelum dilakukan pembersihan, bahan baku beras perlu dibersihkan terlabih dahulu dengan cara pengangkatan beras dari gudang beras ke ruang proses yang letaknya berdekatan dengan beras dan ruang proses. b. Proses Pembersihan Tahap pembersihan adalah proses beras untuk memisahkan kotoran-kotoran yang terdapat pada beras, dapat berupa batu, kertas, jerami dan tali. Proses pembersihan ini dibagi menjadi dua tahap. Tahap pertama beras dimasukkan ke dalam ayakan biasa, pada pengayakan ayakan akan digoyang yang akan digerakkan oleh dynamo 40HP. Beras yang masuk akan terpisah dari kotoran atau benda asing lain yang lebih besar dari beras akan bertahan dan ditampung pada karung goni. Tahap kedua adalah penggosokan beras dengan menggunakan mesin poles, tahap ini dilakukan apabila beras yang digunakan berwarna kekuningan pada bagian permukaannya. Beras yang telah lolos melewati ayakan kemudian menuju ke mesin penggosok atau mesin poles. Pada alat ini terdapat batu gurinda yang berfungsi untuk menghilangkan warna kuning yang ada pada permukaan biji beras. Sehingga didapatkan biji beras putih bersih. Beras yang sudah bersih tidak berwarna kuning pada permukaan beras ditampung pada tangki penampung beras. c. Proses Pencucian Perendaman Beras dicuci berulang kali dengan air bersih sehingga kotoran yang tersisa hilang, kemudian dilakukan perendaman dalam tangki perendaman sambil diberikan dalam kompresor sehingga dengan adanya gelembung udara tersebut kotoran sekam, batu dan lain-lain akan terangkat ke atas atau mengambang dan jatuh pada pinggir tangki. Lama perendaman beras sekitar 30 menit air rendaman dibuang melalui kran pada bagian bawah tangki, kemudian dibilas dua kali. d. Proses Penggilingan Beras yang telah mengalami perendaman kemudian masuk ke dalam hammer mill dengan adanya penambahan air bersih akan tergiling oleh pisau-pisau kecil yang terdapat pada alat tersebut sehingga menghasilkan cairan tepung Aci. Gunanya penambahan air bersih pada proses penggilingan yaitu agar proses penggilingan dapat berjalan dengan lancer dan tidak tersendat-sendat. Penambahan air bersih tersebut merupakan salah satu secara basah. e. Proses Penyaringan Cairan tepung hasil penggilingan dimasukkan atau dialirkan ke dalam akstraktor yang didalamnya terdapat saringan ukuran 60 mesh yang berfungsi untuk memisahkan kotorang yang ada pada cairang tepung. Selanjutnya ekstraktor berputar yang digerakkan oleh mesin dynamo, sehingga cairan tepung akan terpisah, bagan aci akan turun ke bawah ditampung ke bak penampungan, sedangkan kotoran dedak atau katul diambil secara manual dan digiling kembali ke mesin hummer mill. Cairan tepung atau aci yang ditampung di penampungan dialirkan melalui pipa masuk ke dalam final tank. Dalam final tank dilakukan sirkulasi oksigen dengan menggunakan kompresor yang tujuannya untuk menghemat pertumbuhan jamur agar aci tersebut tidak berubah menjadi asam. f. Proses PengepresanFilter Press Proses pengepresan merupakan proses pemadatan aci menjadi lempengan tepung dan dilakukan pada filter press. Dari final tank aci dialirkan melalui pipa masuk ke dalam plat-plat yang terdapat pada filter press. Untuk pengisian bahan oleh pipa dilakukan melalui dua arah yaitu arah kanan dan arah kiri, sisa pengisian akan sirkulasi kembali menuju final tank. Setelah proses pengisian bahan kemudian dialirkan udara dari kompresor, sehingga aci akan terpress dan menjadi pada yang berupa lempengan-lempengan tepung akan jatuh kepada belt conveyor pada saat plat di buka. Proses pengepresan ini bertujuan untuk menghasilakn lempengan tepung yang mempunyai kadara air kira-kira 50 dan selanjutnya proses penghancuran. g. Proses Penghancuran Lempengan Tepung Lempengan tepung yang siap dihancurkan masuk ke alat cacahan crusher. Dalam cacahan terdapat pisau-pisau kecil yang bergerak memutar secara terus-menerus. Sehingga dapat menghancurkan lempengan tepung menjadi serbuk yang agak halus, selanjutnya dialirkan ke alat penghancur slanjutnya cacahan atau crusherII. Pada alat ini serbuk tepung dihancurkan lagi dengan pisau- pisau yang terdapat pada alat tersebut sehingga didapat serbuk tepung yang halus dan siap untuk dikeringkan. h. Proses Pengeringan Tujuan proses pengeringan ini adalah mengurangi kadar air sesuai dengan yang diinginkan, dan dilakukan dengan metode pengopernan cepat flash dryer. Tepung masuk ke dalam cerobong sambil dialirkan udara panas air heater melalui pipa yang masuk ke dalam ruang pengering atau cerobong dengan suhu 230 C, sehingga tepung akan terangkat sejauh 100m, kemudian tepung tersebut akan dihisap atau disedot dengan menggunakan mesin penghasil udara panas drying cyclone. Di dalam dry cyclone, tepung beras akan dipisahkan antara tepung yang halus dengan debu-debu yang dikeluarkan melalui cerobong, sedangkan tepung yang halus akan jatuh ke cyclone bagian bawah dan dilakukan pengukuran kadar air tepung beras sampai kira-kira 12,5 - 13,5. i. Proses Pengayakan Tepung beras dari drying cyclone disedot oleh blowe dan masuk ke dalam tempat penampungan dengan udara dingin cooling cyclone. Kemudian dialirkan melalui pipa ayakan. Tepung yang dimasukkan ke ayakan akan tersaring oleh ayakan yang berputar teru- menerus, dimana tepung yang halus akan lolos melalui saringan dengan ukuran 80 mesh dan 100 mesh, sedangkan tepung kasar ditampung ke dalam ruang yang telah tersedia di bagian pinggir saringan. Tujuan proses pengayakan adalah untuk mendapatkan tepung beras yang halus dan siap untuk dikemas. Tepung beras tersebut akan dibawa dengan penyedotan dengan menggunakan blower menuju bagian cyclone. Pada cyclone terjadi pemisahan sentrifugal yang ditimbulkan oleh gerakan berputarnya tepung dengan udara, sehingga tepung yang ringan atau debu akan naik melalui cerobong, sedangkan tepung yang berat turun kebawah sambil melekat pada dinding cyclone, yang akhirnya tepung menuju tangki penampungan tepung. j. Proses Pengemasan Pengemasan dilakukan secara manual dan mekanis. Secara manual tepung beras ditampung ke dalam penampungan sementara atau spapil yang telah dilapisi plastik, setelah itu ditimbang dan dipres dengan mesin pengemasan secara manual. Sedangkan secara mekanis tepung dalam spapil yang telah dilapisi plastic ditentukan ukuran dan beratnya akan terisi dengan sendirinya sampai berat yang ditentukan dan dipres secara mekanis oleh mesin pengemas. Pengemasan yang dilakukan oleh perusahaan terdiri dari dua kemasan, yaitu : 1 Kemasan primer adalah langsung berhubungan atau bersentuhan dengan produk itu sendiri, kemasan primer yang dipakai yaitu polyetilen. Ukuran kemasan dipakai di pabik tepung yaitu 250 gram dan 500 gram. 2 Kemasan sekunder adalah kemasan yang tidak bersentuhan secara langsung dengan bahan pangan. Kemasan sekunder yang digunakan adalah kardus, kemudian disusun rapi dan disimpan dalam gudang penyimpan produk jadi untuk siap dipasarkan. Gambar 4.1 DIAGRAM PROSES PRODUKSI TEPUNG BERAS TEPUNG KETAN PT. ALU AKSARA PRATAMA Pemolesan Penyortiran Cucu dan Rendam Penggilingan Penyaringan Filter Press Pengepresan Pengeringan Pengayakan Pengemasan Pembersihan Bahan Jadi Tepung Bahan Baku Sumber : Data PT. Alu Aksara Pratama Gambar 4.2 STRUKTUR ORGANISASI PT. ALU AKSARA PRATAMA PERSONALIA Eko Ponco KA. PRODUKSI Hermanto ACCOUNTING Wawan K STAF KASIR Evi Y ADMINISTRASI Liela SATPAM Bambang H. SPSI Serikat Buruh Pekerja Seluruh Indonesia PRODUKSI KA. Shift LABORATORIUM Sasmito Puyuh Aji KEPALA GUDANG Hamid BORONGAN GUDANG SPARE PART Martono GUDANG KEMASAN Nensi GUDANG BERAS Nanik TIMABNGAN Pardiono PIMPINAN Yan Twanaputra Sumber : Data PT. Alu Aksara Pratama

4.1.3. Tugas-tugas Struktur Organisasi

Berikut ini merupakan tugas-tugas dan tanggung jawab dari struktur organisasi pada PT. Alu Aksara Pratama :

1. PimpinanKepala Pabrik

Perusahaan ini dipimpin oleh seorang pimpinankepala pabrik. Tugas dan tanggungjawabnya adalah: a. Memimpin segala kegiatan yang ada di perusahaan b. Memberikan keputusan yang bijak dan tegas demi kemajuan perusahaannya. c. Membimbing dan mengarahkan serta mengatur segala kegiatan dan permasalahan yang berlangsung di pabrik untuk mencapai mutu hasil produksi yang telah ditetapkan dan demi kemajuan perusahaan.

2. Bagian Personalia

Bagian personalia bertugas dan bertanggung jawab yaitu: a. Mengurus masalah kepegawaian b. Bertanggung jawab terhadap kualitas tenaga kerja yang dibutuhkan perusahaan. c. Bertanggung jawab atas absen karyawan dan cuti karyawan. d. Memberi masukan terhadap pengangkatan karyawan.

3. Kepala Produksi

Kepala bagian produksi bertugas dan bertanggung jawab yaitu: a. Mengawasi jalannya proses produksi. b. Bertanggung jawab untuk meningkatkan produksi dan merencanakan produk yang akan dihasilkan.

4. Bagian Accounting

Bagian accounting bertugas dan bertanggung jawab yaitu: a. Mengawasi segala kegiatan yang berhubungan dengan pengeluaran dan pemasukan keuangan perusahaan. b. Mengusahakan agar manajemen keuangan dan pengelolaan akuntansi dapat dilaksanakan sebagaimana yang diharapkan. c. Bagian accounting mempunyai staff untuk membantu dalam membuat laboran keuangan dan tugas-tugas akuntansi lainnya. d. Bertanggung jawab terhadap keuangan di pabrik dan bertanggung jawab dalam mengurus masalah pajak.

5. Kasir

Kasir bertugas dan bertanggung jawab yaitu: a. Mengatur keluar masuknya uang. b. Mengeluarkan dan bertanggung jawab terhadap kas bon karyawan. c. Bertanggung jawab terhadap bukti penerimaan barang yang dilakukan di perusahaan.

6. Administrasi

Administrasi bertugas dan bertanggung jawab yaitu: a. Mengurus masalah gaji karyawan. b. Bertanggung jawab terhadap kelengkapan perusahaan, misalnya alat- alat tulis untuk karyawan dan kebutuhan lain yang dibutuhkan oleh karyawan perusahaan.

7. Produksi

Bagian produksi PT. Alu Aksara Pratama mempunyai 3 shift dan dalam menjalankan produksi setiap shiftnya mempunyai Kepala Shift, tugas dan tanggung jawabnya adalah: a. Kepala shiftnya bertanggung jawab terhadap produksi yang berlangsung. b. Membuat laboran hasil produksi berdasarkan atas hasil produksi dan memberi laboran produksi ke kepala produksi. c. Bertugas menjalani produksi sehingga dapat menghasilkan produk.

8. Bagian Laboratorium

Bagian laboratorium bertugas dan bertanggung jawab yaitu: a. Menguji kualitas tepung beras dan tepung ketan. b. Bertanggung jawab penuh terhadap kualitas tepung beras dan tepung ketan.

9. Kepala Gudang

Kepala gudang bertugas dan bertanggung jawab yaitu: a. Mengawasi keluar masuknya persediaan gudang yaitu persediaan spare part, kemasan dan beras. b. Mengawasi dan mengatur timbangan barang masuk dan barang keluar. c. Bertanggung jawab penuh terhadap gudang spare part, gudang kemasan, gudang beras dan timbangan. d. Membuat laporan terhadap keluar masuknya persediaan perusahaan.

10. Gudang Spare Part

Gudang spare part bertugas dan bertanggung jawab yaitu: a. Bertanggung jawab terhadap spare part dan mengatur persediaan spare part. b. Mengawasi mesin-mesin produksi dan apabila ada kerusakan sekecil apapun harus langsung segera diperbaiki. c. Bertanggung jawab terhadap perawatan dan perbaikan mesin-mesin perusahaan.

11. Gudang Kemasan

Gudang kemasan bertugas dan bertanggung jawab yaitu: a. Mengatur dan mengawasi keluar masuknya persediaan kemasan. b. Mengatur dan membuat laporan persediaan kemasan.

12. Gudang Beras Bagian gudang beras bertugas dan bertanggung jawab yaitu:

a. Mengatur dan mengawasi keluar masuknya persediaan beras. b. Mengatur dan membuat laporan persediaan beras.

13. Timbangan Bagian timbangan bertugas dan bertanggung jawab yaitu:

a. Menimbang pengiriman barang masuk seperti batubara, beras, karton, plastik dan lain-lain yang berhubungan dengan persediaan perusahaan. b. Menimbang pengiriman barang keluar yaitu pengiriman hasil produksi yaitu tepung beras dan tepung ketan ”Rose Brand”.

14. Satpam

Satpam bertugas dan bertanggung jawab yaitu: a. Mengawasi keluar masuknya karyawan dan tamu yang datang ke perusahaan. b. Mengawasi dan mengatur absensi karyawan. c. Bertanggung jawab terhadap keamanan perusahaan. 4.2. Deskripsi Hasil Penelitian 4.2.1. Biaya Pencegahan X