Konsep Biaya Kualitas Landasan Teori 1. Biaya

Sedangkan menurut Mowen 1995: 912 menyatakan bahwa pengendalian memungkinkan manajer membandingkan keluaran aktual dengan standarnya untuk mengukur kinerja dan mengambil tindakan perbaikan yang diperlukan. Bagian pengendalian kualitas quality control dan bagian akuntansi merupakan pihak yang bertanggung-jawab untuk mengadakan pengukuran biaya kualitas. Bagian pengendalian kualitas bertanggung-jawab melaksanakan pengukuran atas kualitas fisik produk, seperti pengukuran atas pengendalian bahan baku, barang dalam proses dan barang jadi. Pengukuran bagian pengendalian kualitas akan menggabungkan laporan tentang aktivitas pengendalian kualitas, kemudian laporan yang sudah terkumpul dari masing-masing bagian diserahkan ke bagian akuntansi, bagian akuntansi bertanggung-jawab atas penyajian semua data keuangan, data mengenai biaya kualitas yang diperlukan untuk membuat laporan biaya kualitas dapat diperoleh melalui sistem informasi akuntansi perusahaan.

2.2.3.8. Konsep Biaya Kualitas

Biaya kualitas optimum adalah biaya yang dikeluarkan perusahaan untuk mengelola kualitas produknya. Tujuan utama adanya konsep biaya kualitas optimal adalah untuk meminimalkan biaya kualitas total yang dikeluarkan oleh perusahaan, maka harus ada sistem akuntansi yang memadai yang dapat digunakan menejemen untuk mencapai tujuan tersebut, sehingga efisiensi biaya kualitas dapat tercapai. Biaya kualitas total dipengaruhi oleh interaksi diantara komponen- komponen biaya kualitas yang ada. Interaksi masing-masing komponen biaya kualitas dapat dilihat pada tabel 2.2. Tabel 2.2 : Contoh model saling mempengaruhi 4 jenis biaya kualitas A B C D Minimal appraisal prevention cost Increase in appraisal cost product sorting Increase in appraisal cost process Increase in prevention cost Eksternal failure Internal failure sorting Process sorting Prevention 25 1 1 1 1 4 15 4 1 1 3 10 3 5 1 2 5 2 3 2 29 25 22 14 Sumber : Gryna 1992: 26 Pada tahap A, ketidak pastian besar biaya pencegahan dan biaya penilaian menyebabkan jumlah kerusakan eksternal sangat tinggi, sehingga tingkat kualitas produk akan menurun. Pada tahap B, usaha sorting diperkenalkan untuk mengurangi kerusakan eksternal. Biaya penilaian meningkat dan kerusakan yang sebelumnya terjadi pada eksternal failure kini terdapat pada internal failure. Tetapi bagaimanapun total biaya kualitas menunjukkan angka yang lebih rendah. Tahap C, pengendalian proses diperkenalkan untuk mengendalikan kerusakan pada tingkat lebih awal pada proses produksi. Hal ini menunjukkan peningkatan biaya penilaian dan mengurangi total biaya kualitas. Pada tahap D, pencegahan ditingkatkan dan pada tingkat inilah yang paling menguntungkan karena kerusakan yang terjadi lebih kecil dibanding sebelumnya sehingga total biaya kualitas menunjukkan angka yang paling rendah. Dari keempat tahap tersebut dapat diketahui tingkat biaya kualitas optimal yang dapat dicapai. Dengan demikian dari keterkaitan dan saling mempengaruhi antara masing-masing komponen biaya kualitas dapat diperoleh tingkat biaya kualitas optimal.

2.2.3.9. Penggunaan Informasi Biaya Kualitas