327
serta pengembangan Obyek Wisata merupakan prestise dan daya tarik bagi para pelaku untuk mendukung Praktik Strategi Kelangsungan Hidup Keluarga di
Kampung Tunagrahita Dusun Tanggungrejo.
B. Implikasi
Pembahasan implikasi terkait temuan hasil di lapangan dalam Praktik Strategi Kelangsungan Hidup Masyarakat Kampung Tunagrahita Dusun Tanggungrejo sebagai
berikut: 1.
Implikasi Teoritis Praktik Strategi Kelangsungan Hidup Mayarakat Kampung Tunagrahita di
Dusun Tanggungrejo dianalisa menggunakan pendekatan Praktik Sosial dalam pengkajiannya. Pendekatan tersebut berfungsi untuk mengurai temuan-temuan di
lapangan kemudian dibuktikan kebenarannya. Implikasi teoritis bertujuan mengurai apakah teori tersebut sepenuhnya diterima, diterima sebagian, atau memungkinkan
semuanya ditolak. Studi kasus dalam penelitian ini, teori tubuh dan kegilaan dari Michel
Foucault sebagian dapat diterima karena dapat menggambarkan cara pandang masyarakat umum terhadap kaum difabel Tunagrahita dengan temuan karakteristik
cacat mental dan cacat fisik dan mental sekaligus. Sedangkan dalam strukturisasi tubuh dan mental Tunagrahita dalam teori ini berdasarkan hasil penelitian
menunjukkan dialektika adanya, artinya keberadaan kaum difabel di Kampung Tunagrahita tidak sepenuhnya ditentukan, dibentuk dan dikuasai oleh kekuasaan
dunia objektif atau masyarakat normal menurut pandangan Foucault, namun dialektika adanya. Struktur kaum difabel dibentuk oleh struktur masyarakat termasuk
peran pemberdaya sehingga kaum difabel lebih terstruktur dalam melakukan aktivitas sesuai dengan nilai dan norma yang dilegitimasi oleh masyarakat, namun peran
pemberdaya dan struktur masyarakat juga terbentuk atas dasar keberadaan serta keahlian secara terstruktur yang dimiliki oleh kaum difabel. Eksistensi dan aktivitas
serta keahlian kaum difabel membentuk kesadaran dan kepedulian masyarakat sehingga menciptakan struktur pembangunan dan pemberdayaan. Temuan tersebut
merupakan temuan yang berbeda dari pandangan Foucault berdasarkan ruang dan waktu
yang berbeda.
Keadaan dialektika
tersebut merupakan
bentuk
328
ketidakrelevannya pandangan Foucault terkait marjinalisasi terhadap tubuh kaum difabel Tunagrahita oleh kekuasaan masyarakat normal di Kampung Tunagrahita di
Dusun Tanggungrejo. Sedangkan teori agen dan struktur dari Piere Bourdieu yang digunakan dapat
diterima karena mempermudah dalam penguraian gambaran Praktik Strategi Kelangsungan Hidup di Kampung Tunagrahita Dusun Tanggungrejo. Berbagai agen
aktor dapat diidentifikasi dan dijelaskan karakteristik beserta manuver perjuangannya dalam ranah pertanian, peternakan dan buruh tani di Kampung
Tunagrahita yang ditentukan oleh berbagai modal. Namun beberapa temuan hasil penelitian menunjukkan kelebihan dan kekurangan dalam penggunaan teori tersebut.
Pertama
, dalam kaitannya dengan tidak relevannya modal ekonomi pada ranah buruh tani;
Kedua,
dalam kaitannya dengan ranah merupakan bukan arena pertarungan untuk memperebutkan posisi namun diantara ranah-ranah tersebut saling membentuk,
saling membangun, dan saling memenuhi dan saling melengkapi adanya untuk mencapai kesejahteraan pelaku dalam Praktik Strategi Kelangsungan Hidup
Kampung Tunagrahita Dusun Tanggungrejo;
Ketiga,
modal lain yang dipandang penting yaitu modal tenaga, kesehatan dan kenormalan serta ruang dan waktu
terutama dalam arena buruh tani.
Penelitian dalam obyek pelaku Strategi Kelangsungan Hidup pada Kampung Tunagrahita, relitas sosial dalam arena pertanian, peternakan serta buruh tani dapat
dianalisa dengan teori Sosiologi Modern dan Teori Sosial Postrmodern. Penggunaan teori Sosiologi Modern Talcott Parsons dengan skema AGIL dapat membantu
menguraikan tindakan pelaku dalam adaptasi sampai dengan pemeliharaan sistem dengan realitas sosial untuk menjaga keberlangsungan hidup pelaku di Kampung
Tunagrahita. Pembentukan habitus serta modal-modal dan arena merupakan bagian dari pemeliharaan sistem meskipun dalam teori praktik sosial aktor membentuk
struktur dalam arena. Selanjutnya dalam penggunaan teori kemiskinan Robert Chambers dengan
tipologi perangkap kemiskinannya dapat diterima. Hal ini penggunaan teori tersebut dapat menguraikan gambaran perangkap kemiskinan yang dialami para aktor yang
merupakan bagian dari kendala pelaku sehingga berguna untuk dijadikan bahan
329
pertimbangan dalam Praktik Strategi Kelangsungan Hidup di Kampung Tunagrahita. Namun temuan di lapangan dapat membangun teori tersebut;
pertama,
keterbatasan jumlah tenaga kerja dalam keluarga;
kedua,
kemiskinan informasi akibat datangnya warga baru yang merubah budaya masyarakat sekitar;
ketiga,
pesimisme atau sikap
pasif, materialisme dan ketergantungan akibat terbiasa menunggu bantuan.
2. Implikasi Metodologis
Implikasi metodologis dalam studi kasus ini merupakan evaluasi terhadap proses penelitian dalam penggunaan metode studi kasus. Selain itu, merupakan
sebuah tinjauan dalam kaitannya dengan kekuatan serta kelemahan daripada metode yang digunakan dalam mendekati masalah dalam studi kasus tentunya dalam
kaitannya dengan Praktik Strategi Kelangsungan Hidup Mayarakat Kampung Tunagrahita Dusun Tanggungrejo. Penggunaan metode studi kasus dalam penelitian
ini dapat diterima karena dapat mempermudah dalam penelitian Praktik Strategi Kelangsungan Hidup serta relevannya untuk mendekati dan meninjau masalah yang
tergolong unik dan tidak dapat digeneralisasi atau disamakan dengan masalah yang sama di lapangan atau lokasi penelitian lain. Namun, disisi lain dapat dilakukan
dengan menggunakan Grounded theory untuk memungkinkan hasil yang semakin lengkap tentang Praktik Strategi Kelangsungan Hidup yang dilakukan oleh para aktor.
Strategi ini melihat data sebagai awal semua kegiatan, namun peneliti kadang tidak paham dengan apa yang dihadapinya di awal bertemu dengan data. Teori pun tidak
dapat membantunya karena kadang masalah yang dihadapi benar-benar baru sehingga peneliti harusterus melakukan eksplorasi. Pengumpulan data dan analisis data
merupakan suatu langkah ke dalam kehidupan obyek-subyek penelitian, sehingga lambat laun menemukan masalah yang menonjol menarik perhatiannya yang dimiliki
oleh pelaku atau aktor. Upaya eksplorasi terkadang menyebar namun terkadang menuju ke tema yang spesifik yang akhirnya dapat mendapatkan tema-tema penting
dalam penelitian. Peneliti kemudian mengembangkan tema-tema tersebut sebagai fokus penelitian dan terus menerus dikembangkan. Selain itu strategi ini merupakan
strategi yang dapat digunakan untuk mengeksplor pengalaman para aktor dari berbagai individu untuk mengkonfirmasi teori yang ada dan kalaupun dimungkinkan
peneliti mengembangkan suatu teori atau konsep baru seperti bentuk dialektika
330
praktik sosial peleburan dan saling pembentukan antara struktur masyarakat normal dan struktur Tunagrahita serta agen atau aktor yang dilegitimasi oleh adanya nilai dan
norma serta pengembangan konsep-konsep baru dalam modal-modal dalam praktik sosial. Selain itu dibantu dengan pendekatan deskriptif kualitatif untuk
memperhatikan proses-proses kejadian suatu fenomena, bukan kedalaman data atau makna data namun memperhatikan temuan berdasarkan indikator tingkat
kesejahteraan. Pemilihan model analisis data dengan menggunakan data interaktif dalam
studi kasus ini merupakan model yang tepat. Penggunaan model interaktif Miles dan Haberman ini, proses pengumpulan data dan analisisnya berjalan secara bersamaan,
seperti pada saat wawancara, peneliti sudah melakukan analisis terhadap jawaban yang diwawancarai, bila jawaban yang diwawancarai setelah dianalisis terasa belum
memuaskan, maka peneliti akan melanjutkan pertanyaan lagi sampai tahap tertentu sehingga dapat diperoleh data yang dianggap kredibel. Model ini dilakukan secara
terus menerus sampai tuntas sehingga datanya sudah jenuh dan data dapat diperoleh secara maksimal di lapangan. Selanjutnya yaitu pada penyusunan laporan dengan cara
menyunting penyajian data yang ditulis untuk sajian data laporan akhir selain itu juga tidak memerlukan banyak waktu untuk penyusunan dalam studi kasus ini. Namun
dalam penelitian ini, proses analisis data dapat juga dilakukan dengan analisis data di lapangan dengan menggunakan model Spradley yaitu analisis domain. Analisis ini
pada hakikatnya merupakan model analisis bagi peneliti untuk memperoleh gambaran umum dan menyeluruh dari obyek atau penelitian atau situasi sosial. Peneliti
menetapkan domain tertentu sebagai pijakan untuk penelitian selanjutnya. Maka banyak domain yang dipilih, maka akan semakin banyak waktu yang diperlukan
untuk penelitian sehingga mendapatkan data yang maksimal. Jadi pada intinya penggunaan model Spradley ini merupakan proses penelitian yang berangkat dari
yang luas, kemudian memfokus dan meluas lagi sehingga memperoleh gambaran seutuhnya dari para pelaku atau aktor tanpa harus mengetahui unsur-unsur secara
keseluruhan. 3.
Implikasi Empiris
331
Dalam studi kasus ini, menunjukkan bahwa Praktik Strategi Kelangsungan Hidup yang dilakukan oleh para aktor dalam berbagai arena di Kampung Tunagrahita
Dusun Tanggungrejo dapat digunakan untuk meningkatkan kesejahteraan bagi para aktor dan juga bagi masyarakat sekitar serta mendukung eksistensi dan
keberadaannya. Praktik tersebut dapat berhasil dengan koordinasi serta kerjasama dan solidaritas baik sesama aktor, pihak lingkungan di luar Kampung Tunagrahita serta
dukungan dari pemerintah dan swasta. Pnelitian ini secara praksis dapat digunagan bagi pihak-pihak tertentu baik pemerintah maupun swasta sebagai acuan untuk
mengimplementasikan tanggungjawab dalam menjaga, mengembangkan serta mengelola berbagai strategi untuk memecahkan masalah kemiskinan serta strategi
meningkatkan kesejahteraan sosial. Hal tersebut supaya tindakan strategi pengelolaan, pengembangan dan menjaga eksistensi dapat tepat pada sasaran dan tujuan dan tidak
menguntungkan pihak-pihak tertentu agar tercapai sebuah keadilan dan benar-benar menyentuh pihak tujuan secara langsung sesuai dengan nilai-nila dan norma-norma
yang dilegitimasi oleh masyarakat Dusun Tanggungrejo.
C. Saran