BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Dewasa ini perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi mengalami kemajuan yang sangat pesat. Hampir seluruh aspek kehidpuan
manusia tersentuh oleh kamjuan tersebut, termasuk pula didalamnya kemajuan dalam pengolahan makanan dan minuman. Dapat kita temukan
dalam masyarakat bahwa ada banyak variasi makanan dan minuman yang sangat berbeda bila dibandingkan dengan masyarakat zaman dahulu.
Salah satu hal yang menunjukkan kemajuan dalam pengolahan makanan dan minuman adalah penggunaan bahan tambahan pangan.
Pengertian bahan tambahan pangan dalam Peraturan Menteri Kesehatan RI No. 772MenkesPerIX88 No. 1168MenkesPerX1999 secara umum
adalah bahan yang biasanya tidak digunakan sebagai makanan dan biasanya bukan merupakan komponen khas makanan, mempunyai atau
tidak nilai gizi, yang sengaja ditambahkan kedalam makanan untuk maksud teknologi pada pembuatan, pengolahan, penyiapan, perlakuan,
pengepakan, pengemasan , dan penyimpanan Cahyadi, 2008. Bahan tambahan pangan yang sering digunakan diantaranya adalah
pewarna makanan. Pewarna makanan banyak digunakan untuk berbagai jenis makanan, terutama berbagai produk jajan pasar serta berbagai
makanan olahan yang dibuat oleh industri kecil ataupun industri rumah
tangga meskipun pewarna buatan juga ditemukan pada berbgai jenis makanan yang dibuat oleh industri besar. Penggunaan pewarna
diperbolehkan, selama penggunaanya tidak melebihi kadar yang telah ditetapkan. Namun demikian, apabila pewarna yang digunakan adalah
pewarna non-makan, misalnya pewarna tekstil atau kertas ataupun pewarna makanan tetapi dalam jumlah yang berlebihan, tentulah dilarang
penggunaannya, sebab akan membahayakan kesehatan konsumen Yuliarti, 2007.
Jajanan pasar yang sering ditambahkan pewarna makanan adalah jelly. Jelly merupakan makanan setengah padat yang terbuat dari buah-
buahan dan gula dengan kandungan total padatan minimal 65 persen. Komposisi bahan mentahnya ialah 45 bagian buah dan 55 bagian gula.
Penambahan pewarna makanan dengan warna yang bagus akan menambah nilai estetika dari produk jelly tersebut, sehingga konsumen yang sebagian
besar anak-anak tertarik untuk membelinya Koswara, 2006. Oleh sebab begitu banyak produk jelly yang ada di pasaran yang
sangat mungkin mengandung pewarna makanan, maka penulis ingin sekali melakukan pengujian mengenai pewarna makanan pada jelly. Pengujian
ini dilakukan pada Laboratorium Pangan dan Bahan Berbahaya Balai Besar Pengawas Obat dan Makanan di Medan.
Pengujian dilakukan dengan menggunakan metode Kromatografi Kertas karena metode ini sederhana dengan hasil yang bagus untuk analisa
kualitatif.
1.2 Tujuan