Iklan Politik Minat Kerangka Teori

yang bisa digunakan dalam menjangkau khalayak sasarannya. Untuk memperluas khalayak sasaran tentunya media yang perlu digunakan adalah media massa. Media massa dalam iklannya dibedakan atas tiga golongan, menurut sifatnya, yakni: “Bersifat auditif lisan, atau disebut juga the spoken word, yang bersifat visual tertulis atau the printed word, dan yang bersifat audio visual perpaduan gambartulisan dengan suara. Namun kini orang mengenalnya sebagai media cetak surat kabar, majalah, dan barang- barang cetakan lainnya dan media elektronik seperti radio, televisi, film, dan internet.” Suhandang, 2002:86. Jika demikian, maka penggunaan televisi sebagai media iklan bagi parpol untuk meningkatkan peran aktif masyarakat menggunakan hak pilihnya bersifat audio visual jika dilihat dari proses komunikasi termasuk proses komunikasi sekunder atau bermedia. Iklan televisi telah menjadi sajian pemenuhan kebutuhan, sehingga pemirsa massa memposisikan televisi sebagai referensi pemenuhan kebutuhannya.

3. Iklan Politik

Iklan politik berisikan pesan “persuasi” dan “informasi”. Meskipun keduanya sulit dibedakan secara mendasar dengan perasaan pribadi, banyak orang percaya bahwa para politisi akan menghargai usaha persuasi Suhandang, 2005 : 36. Iklan politik jenis iklan yang dikembangkan menggunakan prinsip dasar periklanan, untuk menginformasikan tujuan-tujuan masyarakat secara keseluruhan public goals dan bukan atas tujuan pribadi private goals. Berisikan pesan iklan yang bersifat persuasi dan informasi agar khalayak tujuan dengan suka rela memberikan pilihan terhadap isi pesan yang ditujukan kepadanya. Universitas Sumatera Utara Minat dalam kamus umum Bahasa Indonesia berarti “perhatian, kesukaan kecenderungan hati kepada sesuatu, keinginan…” Poerwadarminta, 1982 : 650. Sedangkan dalam pengertian lain, minat berarti “keinginan, kehendak, kesukaan” Indrawan, W.S., 2008 : 365. Menurut pandangan ahli ilmu komunikasi, minat adalah “proses-proses dari taraf ekspose melalui taraf persepsi hingga taraf bertindak” Sumartono, 2002 : 66. Proses komunikasi di dalam iklan hingga mencapai persepsi hingga taraf bertindak menurut Crawford dalam Sumartono, 2002 : 66 melalui beberapa jenis proses, yakni: a. Cognitive component atau komponen rasional berdasarkan pemikiran dan penilaian rasional tentang apa yang dianjurkan komunikan. b. Affective component atau komponen perasaan emosional sebelum mengambil keputusan terakhir terhadap isi pesan. c. Connotative and motivational component atau penilaian berdasarkan arti khusus dari arti pesan, sebagaimana disajikan oleh komunikator.

4. Minat

Minat dipengaruhi oleh beberapa faktor: 1 Perhatian terhadap stimulus 2 Mengerti atau tidaknya audiens terhadap stimulus 3 Penerimaan terhadap stimulus itu serta frekuensi. Effendy, 2005 : 70 Berdasarkan inilah dikatakan bahwa iklan dalam pandangan B. Lucas dan S.H. Britt, dikutip kembali dalam Sumartono, 2002 : 67 “… merupakan kegiatan appeal atau usaha menarik perhatian yang positif terhadap komunikator atau juga negatif terhadap saingan. Fase ini merupakan affective atau emosional. Tahapan timbulnya minat terhadap produk atau jasa yang ditawarkan produsen kepada konsumen ditandai dengan ‘keaktifan khalayak mengumpulkan informasi-informasi yang diperlukan” Sumartono, 2002 : 98. Dari beberapa pengertian di atas, dapat disimpulkan bahwa minat merupakan keiginan, kesukaan, atau kehendak terhadap sesuatu. Selanjutnya di Universitas Sumatera Utara dalam komunikasi diterjemahkan melalui iklan sebagai proses ekspose, hingga membentuk persepsi dan aksi dari khalayak terhadap produk atau jasa yang ditawarkan melalui iklan. Proses pembentukan minat di dalam diri khalayak tidak dapat dipisahkan dari berfikir rasional, emosional, dan penilaian dalam arti khusus, dari isi pesan sebagaimana disajikan oleh komunikator. Sederhanya, iklan merupakan kegiatan menarik perhatian yang positif terhadap isi pesan yang disampaikan, jika ada perhatian negatif menunjukkan perlunya evaluasi terhadap isi pesan yang disampaikan kepada khalayak hingga komunikasi yang dimaksud tidak dapat menarik minat mereka dengan ketersediaan informasi memadai dalam pemenuhan keingin tahuan terhadap keuntungan dan kemungkinan terburuk dari apa yang akan dihadapi konsumen termasuk pemilih pemula sebagai konsumen iklan politik yang ditayangkan di berbagai media massa elektronik yakni di televisi.

5. Teori S-O-R

Dokumen yang terkait

Iklan BlackBerry dan Minat Beli (Studi Korelasional Hubungan Tayangan Iklan BlackBerry di Televisi terhadap Minat Beli Mahasiswa FISIP USU)

4 59 123

Pengaruh Terpaan Iklan Politik Terhadap Keputusan Memilih Para Pemilih Pemula (Studi Pada mahasiswa Ilmu Komunikasi Universitas Muhammadiyah Malang angkatan 2013)

0 7 25

IKLAN POLITIK CALEG DALAM PERSEPSI PEMILIH PEMULA

1 60 290

Persepsi Pemilih Pemula Pada Iklan Kampanye Politik (Studi Deskriptif Kuantitatif Persepsi Pemilih Pemula Di Kelurahan Karangmalang Pada Iklan Kampanye Politik Bupati Dan Wakil Bupati Kabupaten Sragen Tahun 2015).

0 3 16

PERSEPSI IKLAN POLITIK PADA PEMILIH PEMULA

0 15 128

PRODUKSI IKLAN POLITIK BERBASIS KEBUTUHAN INFORMASI POLITIK DI KALANGAN PEMILIH PEMULA DI SURAKARTA

0 11 165

EFEKTIFITAS IKLAN POLITIK DI TELEVISI (Studi Deskriptif Kuantitatif Efektifitas Iklan Politik Aburizal Bakrie Versi Motivasi Anak Indonesia Pada Pemilih Pemula Di Surabaya).

4 10 123

EFEKTIFITAS IKLAN POLITIK DI TELEVISI (Studi Deskriptif Kuantitatif Efektifitas Iklan Politik Aburizal Bakrie Versi Motivasi Anak Indonesia Pada Pemilih Pemula Di Surabaya)

0 0 21

PENGARUH IKLAN PARTAI POLITIK PERINO (PESATUAN INDONESIA) DI TELEVISI TERHADAP PERSEPSI PEMILIH PEMULA (Studi Eksplanatif Kuantitatif Pengaruh Iklan Partai Politik Perindo (Persatuan Indonesia) di Televisi terhadap Persepsi Pemilih Pemula di SMA N 2 Surak

0 0 14

TINGKAT PENGETAHUAN PEMILIH PEMULA DI SURABAYA TENTANG PARTAI POLITIK MELALUI IKLAN POLITIK

0 1 18