Perumusan Masalah Pembatasan Masalah Tujuan Penelitian Manfaat Penelitian Kerangka Konsep

1.2. Perumusan Masalah

Untuk lebih fokusnya penelitian dan menghindari permasalahan yang terlalu luas, dibuat rumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: “Bagaimana hubungan iklan politik Pemilu 9 April 2009 di televisi dalam menimbulkan minat memilih pemilih pemula di Kelurahan Mangga Medan Tuntungan?”.

1.3. Pembatasan Masalah

Pembatasan masalah penelitian ini adalah: 1. Penelitian ini melihat hubungan iklan politik di televisi swasta dan minat pemilih pemula. 2. Penelitian ini melihat tayangan iklan politik di televisi swasta. 3. Objek penelitian terbatas pada pemilih pemula yang diperkirakan berusia antara 17 tahun sampai dengan usia 20 tahun, dan baru satu kali mengikuti Pemilu yang bertempat tinggal di Kelurahan Mangga Medan Tuntungan. 4. Iklan politik yang diamati pada penayangan Maret 2009 – April 2009. 5. Penelitian ini dilaksanakan pada Desember 2008 – April 2009.

1.4. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian sebagai hasil akhir yang hendak dicapai dalam penelitian, adalah: 1. Untuk mengetahui hubungan tayangan iklan politik di televisi swasta terhadap minat memilih pemilih pemula. 2. Untuk mengetahui tayangan iklan politik di televisi swasta. Universitas Sumatera Utara

1.5. Manfaat Penelitian

Manfaat yang hendak dicapai melalui penelitian ini dapat dibedakan menjadi manfaat teoritis, manfaat akademis dan manfaat praktis adalah seperti di bawah ini: 1. Secara teoritis, manfaat yang diharapkan dapat tercapai melalui penelitian ini sebagai langkah aplikasi atau penerapan pengetahuan melalui dukungan teori dan pengetahuan pendukung lain selama perkuliahan. 2. Secara praktis, penelitian ini merupakan masukan bagi media massa televisi dengan beragam kreasi karya mereka untuk dapat mengemas iklan politik yang mampu menjadi sumber informasi dan memberikan pengetahuan bagi masyarakat mengenai pelaksanaan Pemilu Legislatif, 9 April 2009 mendatang.

1.6. Kerangka Teori

Kerangka teori merupakan dasar yang dapat dijadikan pedoman penelitian yang mengungkapkan segenap permasalahan dengan berbagai teori yang dianggap mempunyai keterkaitan langsung terhadap permasalahan yang akan menjadi tujuan pembahasan penelitian. Hadari Nawawi memberikan batasan pengertian kerangka teori sebagai “landasan berfikir yang berguna sebagai pendukung pemecahan masalah susunan teori-teori yang digunakan dalam menjawab permasalahan penelitian memuat pokok-pokok pikiran yang menggambarkan dari sudut mana masalah penelitian akan disoroti”. Dalam penelitian ini kerangka teori sebagai landasan berfikir yang digunakan sebagai pendukung pemecahan masalah penelitian, adalah sebagai berikut:

1. Pengertian Komunikasi Massa

Menurut Mc. Quail dalam bukunya ‘Understanding Mass Communication’ bahwa komunikasi massa adalah ”suatu proses di mana komunikator Universitas Sumatera Utara menggunakan media untuk menyebarkan pesan-pesan secara luas dan secara terus menerus menciptakan makna-makna yang diharapkan dengan berbagai cara”. Nabel Jurdi seperti yang dikutip dalam Nurudin memberikan batasan pengertian komunikasi massa dari bentuk interaksi khalayak dan komunikator secara terlembaga yang menunjukkan “dalam komunikasi massa tidak ada tatap muka antar penerima pesan”. Komunikasi media massa pada dasarnya ditujukan untuk khalayak yang luas dan heterogen yang tersebar serta tidak mengenal batas pendidikan ataupun status sosial, seperti yang dikemukakan Cangara berikut: “komunikasi massa sebagai proses komunikasi yang berlangsung di mana pesannya dikirim dari sumber yang melembaga kepada khalayak yang sifatnya massal melalui alat- alat mekanis seperti radio, televisi, surat kabar dan film”. Komunikasi massa berlangsung sebagai sebuah proses penyampaian pesan yang melembaga kepada khalayak sasaran yang sifatnya massal melalui alat- alat mekanis. Kegiatan komunikasi massa dilaksanakan secara terencana, terjadwal, dan terorganisir. Media massa, seperti surat kabar, radio, televisi, dan film berfungsi sebagai media mekanis penyampai pesan kepada khalayak dari lembaga penyampai pesan yang terorganisir, baik dalam bentuk informasi berita, hiburan, pendidikan, dan lain sebainya. Tidak ada proses tatap muka dalam penyampaian pesan dengan menggunakan media massa, dengan umpan balik tertunda. 2. Televisi Sebagai Media Massa Setiap pemasang iklan harus bisa memutuskan dimana iklannya akan ditempatkan. Pemilihan media penting untuk mengetahui media massa mana Universitas Sumatera Utara yang bisa digunakan dalam menjangkau khalayak sasarannya. Untuk memperluas khalayak sasaran tentunya media yang perlu digunakan adalah media massa. Media massa dalam iklannya dibedakan atas tiga golongan, menurut sifatnya, yakni: “Bersifat auditif lisan, atau disebut juga the spoken word, yang bersifat visual tertulis atau the printed word, dan yang bersifat audio visual perpaduan gambartulisan dengan suara. Namun kini orang mengenalnya sebagai media cetak surat kabar, majalah, dan barang- barang cetakan lainnya dan media elektronik seperti radio, televisi, film, dan internet.” Suhandang, 2002:86. Jika demikian, maka penggunaan televisi sebagai media iklan bagi parpol untuk meningkatkan peran aktif masyarakat menggunakan hak pilihnya bersifat audio visual jika dilihat dari proses komunikasi termasuk proses komunikasi sekunder atau bermedia. Iklan televisi telah menjadi sajian pemenuhan kebutuhan, sehingga pemirsa massa memposisikan televisi sebagai referensi pemenuhan kebutuhannya.

3. Iklan Politik

Iklan politik berisikan pesan “persuasi” dan “informasi”. Meskipun keduanya sulit dibedakan secara mendasar dengan perasaan pribadi, banyak orang percaya bahwa para politisi akan menghargai usaha persuasi Suhandang, 2005 : 36. Iklan politik jenis iklan yang dikembangkan menggunakan prinsip dasar periklanan, untuk menginformasikan tujuan-tujuan masyarakat secara keseluruhan public goals dan bukan atas tujuan pribadi private goals. Berisikan pesan iklan yang bersifat persuasi dan informasi agar khalayak tujuan dengan suka rela memberikan pilihan terhadap isi pesan yang ditujukan kepadanya. Universitas Sumatera Utara Minat dalam kamus umum Bahasa Indonesia berarti “perhatian, kesukaan kecenderungan hati kepada sesuatu, keinginan…” Poerwadarminta, 1982 : 650. Sedangkan dalam pengertian lain, minat berarti “keinginan, kehendak, kesukaan” Indrawan, W.S., 2008 : 365. Menurut pandangan ahli ilmu komunikasi, minat adalah “proses-proses dari taraf ekspose melalui taraf persepsi hingga taraf bertindak” Sumartono, 2002 : 66. Proses komunikasi di dalam iklan hingga mencapai persepsi hingga taraf bertindak menurut Crawford dalam Sumartono, 2002 : 66 melalui beberapa jenis proses, yakni: a. Cognitive component atau komponen rasional berdasarkan pemikiran dan penilaian rasional tentang apa yang dianjurkan komunikan. b. Affective component atau komponen perasaan emosional sebelum mengambil keputusan terakhir terhadap isi pesan. c. Connotative and motivational component atau penilaian berdasarkan arti khusus dari arti pesan, sebagaimana disajikan oleh komunikator.

4. Minat

Minat dipengaruhi oleh beberapa faktor: 1 Perhatian terhadap stimulus 2 Mengerti atau tidaknya audiens terhadap stimulus 3 Penerimaan terhadap stimulus itu serta frekuensi. Effendy, 2005 : 70 Berdasarkan inilah dikatakan bahwa iklan dalam pandangan B. Lucas dan S.H. Britt, dikutip kembali dalam Sumartono, 2002 : 67 “… merupakan kegiatan appeal atau usaha menarik perhatian yang positif terhadap komunikator atau juga negatif terhadap saingan. Fase ini merupakan affective atau emosional. Tahapan timbulnya minat terhadap produk atau jasa yang ditawarkan produsen kepada konsumen ditandai dengan ‘keaktifan khalayak mengumpulkan informasi-informasi yang diperlukan” Sumartono, 2002 : 98. Dari beberapa pengertian di atas, dapat disimpulkan bahwa minat merupakan keiginan, kesukaan, atau kehendak terhadap sesuatu. Selanjutnya di Universitas Sumatera Utara dalam komunikasi diterjemahkan melalui iklan sebagai proses ekspose, hingga membentuk persepsi dan aksi dari khalayak terhadap produk atau jasa yang ditawarkan melalui iklan. Proses pembentukan minat di dalam diri khalayak tidak dapat dipisahkan dari berfikir rasional, emosional, dan penilaian dalam arti khusus, dari isi pesan sebagaimana disajikan oleh komunikator. Sederhanya, iklan merupakan kegiatan menarik perhatian yang positif terhadap isi pesan yang disampaikan, jika ada perhatian negatif menunjukkan perlunya evaluasi terhadap isi pesan yang disampaikan kepada khalayak hingga komunikasi yang dimaksud tidak dapat menarik minat mereka dengan ketersediaan informasi memadai dalam pemenuhan keingin tahuan terhadap keuntungan dan kemungkinan terburuk dari apa yang akan dihadapi konsumen termasuk pemilih pemula sebagai konsumen iklan politik yang ditayangkan di berbagai media massa elektronik yakni di televisi.

5. Teori S-O-R

Iklan televisi menjadi sarana penting memperkenalkan produk kepada konsumen. Produk yang dimaksud dalam penelitian ini adalah Partai Politik parpol dalam Pemilu Legislatif 9 April 2009. Secara substansi iklan televisi memiliki kontribusi membentuk pesan didalam pemikiran pemirsa. Akibatnya, secara tidak langsung pemirsa telah melakukan proses belajar dalam “mencerna dan menginterpretasikan serta mengingat pesan yang telah diterimanya”. Kondisi ini tentunya tanpa disadari sebagai upaya mengubah sikap pemirsa Sumartono, 2002 : 44. Jika misalnya, isi pesan polotik melalui iklan televisi dari satu parpol tertentu menguntungkan bagi pemirsa secara individu atau kelompok, maka mereka menerima dan mengolahnya melalui pengalaman dan berarti terdapat proses belajar sosial. Universitas Sumatera Utara Pendekatan teori S-O-R lebih mengutamakan cara-cara pemberian imbalan yang efektif agar komponen konasi dapat diarahkan pada sasaran yang dikehendaki. Sedangkan pemberian informasi adalah penting untuk dapat berubahnya komponen kognisi. Komponen kognisi merupakan dasar untuk memahami dan mengambil keputusan agar dalam keputusan itu terjadi keseimbangan. Keseimbangan ini penentu arah dan tingkah laku pemirsa. Pembentukan arah tingkah laku seseorang akan membentuk motif yang mendorong ia ingin mencapai perubahan tingkah laku itu sendiri, dinamika ini dipengaruhi faktor internal dan eksternal didalam interaksi sosial. Pilihan tetap di tangan masyarakat, stimulus S yang dikemas dan diinformasikan secara terbuka di televisi akan diolah di dalam diri sesuai dengan pengalaman dan pengetahuan O, hingga membangun reaksi R sebagai perubahan sikap yang melandasi tindakan melakukan penentuan pilihan didalam pesta demokrasi. Jika menguntungkan imbalan yang diterima secara nyata tentu pilihan – pilihan akan diberikan berdasarkan pertimbangan tersebut.

1.7. Kerangka Konsep

Kerangka konsep sebagai hasil pemikiran yang rasional merupakan uraian yang bersifat kritis dan memperkirakan kemungkinan hasil penelitian yang dicapai dan dapat mengantarkan penelitian pada rumusan hipotesis Nawawi, 1995 : 40. Konsep merupakan generalisasi dari sekelompok fenomena tertentu yang dapat dipakai untuk menggambarkan berbagai fenomen yang sama Bungin, 2001 : 73. Kerangka konsep adalah hasil pemikiran rasional dalam menentukan hipotesis penelitian, sebagai dasar jawaban sementara dari masalah yang diuji Universitas Sumatera Utara kebenarannya. Agar konsep-konsep dalam penelitian ini dapat diuji secara empiris, maka harus dioperasionalisasikan dengan mengubahnya menjadi variabel. Variabel yang diinginkan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Variabel Bebas Independent Variable Variabel X Variabel bebas adalah variabel yang menjelaskan atau variabel yang mempengaruhi variabel yang lain Umar, 2007 : 58.Variabel lain yang dimaksud menurut Nawawi 1995 : 57 disebut variabel terikat. Variabel bebas dalam penelitian ini adalah iklan politik di televisi baik di Televisi Republik Indonesia dan televisi swasta yang menyebarkan siaran secara luas. 2. Variabel Terikat Dependent Variable Variabel Y Variabel terikat merupakan variabel yang dijelaskan atau variabel yang dipengaruhi variabel independen Umar, 2007 : 58. Munculnya variabel terikat ditentukan adanya variabel bebas dan bukan karena adanya variabel lain Nawawi, 1995 : 57. Variabel terikat dalam penelitian ini adalah minat pemilih pemula di Kelurahan Mangga Medan Tuntungan dalam Pemilu legislatif 9 April 2009. 3. Variabel Antara Intervening Variable Variabel Z Yakni variabel penjelas berupa karakteristik responden, antara lain meliputi: a. Usia b. Pendidikan c. Pekerjaan Universitas Sumatera Utara d. Penghasilan e. Status responden f. Frekuensi mengikuti Pemilu

1.8. Model Teoritis

Dokumen yang terkait

Iklan BlackBerry dan Minat Beli (Studi Korelasional Hubungan Tayangan Iklan BlackBerry di Televisi terhadap Minat Beli Mahasiswa FISIP USU)

4 59 123

Pengaruh Terpaan Iklan Politik Terhadap Keputusan Memilih Para Pemilih Pemula (Studi Pada mahasiswa Ilmu Komunikasi Universitas Muhammadiyah Malang angkatan 2013)

0 7 25

IKLAN POLITIK CALEG DALAM PERSEPSI PEMILIH PEMULA

1 60 290

Persepsi Pemilih Pemula Pada Iklan Kampanye Politik (Studi Deskriptif Kuantitatif Persepsi Pemilih Pemula Di Kelurahan Karangmalang Pada Iklan Kampanye Politik Bupati Dan Wakil Bupati Kabupaten Sragen Tahun 2015).

0 3 16

PERSEPSI IKLAN POLITIK PADA PEMILIH PEMULA

0 15 128

PRODUKSI IKLAN POLITIK BERBASIS KEBUTUHAN INFORMASI POLITIK DI KALANGAN PEMILIH PEMULA DI SURAKARTA

0 11 165

EFEKTIFITAS IKLAN POLITIK DI TELEVISI (Studi Deskriptif Kuantitatif Efektifitas Iklan Politik Aburizal Bakrie Versi Motivasi Anak Indonesia Pada Pemilih Pemula Di Surabaya).

4 10 123

EFEKTIFITAS IKLAN POLITIK DI TELEVISI (Studi Deskriptif Kuantitatif Efektifitas Iklan Politik Aburizal Bakrie Versi Motivasi Anak Indonesia Pada Pemilih Pemula Di Surabaya)

0 0 21

PENGARUH IKLAN PARTAI POLITIK PERINO (PESATUAN INDONESIA) DI TELEVISI TERHADAP PERSEPSI PEMILIH PEMULA (Studi Eksplanatif Kuantitatif Pengaruh Iklan Partai Politik Perindo (Persatuan Indonesia) di Televisi terhadap Persepsi Pemilih Pemula di SMA N 2 Surak

0 0 14

TINGKAT PENGETAHUAN PEMILIH PEMULA DI SURABAYA TENTANG PARTAI POLITIK MELALUI IKLAN POLITIK

0 1 18