Model Teoritis Operasional Variabel Definisi Operasional

d. Penghasilan e. Status responden f. Frekuensi mengikuti Pemilu

1.8. Model Teoritis

Berdasarkan variabel-variabel yang telah dikelompokkan dalam karangka konsep akan dibentuk menjadi suatu model teoritis sebagai berikut: Gambar 1.1 Model Teoritis Penelitian Dari model teoritis menunjukkan bahwa iklan politik mempengaruhi minat memilih pemilih pemula yang kebenarannya akan diuji melalui penelitian yang dilakukan.

1.9. Operasional Variabel

Berdasarkan kerangka teori dan kerangka konsep yang telah diuraikan di atas, maka untuk lebih memudahkan penelitian, peneliti membuat operasional variabel sebagai berikut: Tabel 1.1 Operasional Variabel No Variabel Teoritis Variabel Operasional 1 Iklan Politik Variabel Bebas Variabel X 1 Suasana saling percaya credibility Variabel Terikat Y Minat Memilih Variabel Bebas X Iklan Politik Universitas Sumatera Utara 2 Dibutuhkan masyarakat contex 3 Menyangkut kepentingan orang banyak content 4 Kata-kata isi pesan jelas clarity 5 Isi pesan yang terus menerus contuinity and consistency 6 Saluran media tepat chanels 7 Kebermanfaatan bagi individu capability of the audience 2 Minat Memilih Variabel Terikat Variabel Y 1 Perhatian terhadap iklan politik: - menonton tayangan iklan politik 2 Mengerti tayangan iklan politik 3 Menerima tayangan iklan politik 3 Karakteristik Responden 1 Usia 2 Pendidikan 3 Pekerjaan 4 Penghasilan 5 Status responden 6 Frekuensi Universitas Sumatera Utara

1.10. Definisi Operasional

Definisi operasional merupakan unsur sebagai bagian penelitian yang memberikan pengertian bagaimana caranya untuk mengukur suatu variabel. Dengan kata lain definisi operasional adalah suatu informasi ilmiah yang sangat membantu peneliti lain yang ingin menggunakan variabel yang sama Singarimbun, 1995 : 46. Definisi operasional dari variabel-variabel penelitian ini adalah: 1 Iklan politik variabel X sebagai informasi kepada khalayak yakni masyarakat berupa pemberitahuan tentang visi, misi, dan program partai politik disebarkan melalui televisi. Variabel operasional yang dilihat adalah: 1.1. Suasana saling percaya credibility, sikap percaya yang ditunjukkan khalayak sebagai individu atau kelompok di dalam masyarakat terhadap kemasan iklan politik yang ditampilkan dan isi pesan politik yang disampaikan secara terbuka di televisi. Contoh: Iklan politik Partai Demokrat, Partai Golkar, PD-I P, PKS, dan Gerindra, yang mengikut sertakan masyarakat dalam iklan politik ditunjukkan dengan dukungan kuat masyarakat terhadap visi dan misi pertai mereka. 1.2. Dibutuhkan masyarakat contex, informasi di dalam iklan mengemas pemberitahuan untuk mendukung keputusan pemilih menentukan pilihan dalam Pemilu Legislatif 9 April 2009, dan gambaran kepercayaan pemilih dengan isi pesan iklan. Contoh: Iklan PDI-P dengan visi dan misi ekonomi kerakyatan dibutuhkan keberpihakan terhadap ekonomi rakyat terutama sembako murah. 1.3. Menyangkut kepentingan orang banyak content, kemasan dan isi pesan iklan mampu mendukung pembentukan pemahaman mengenai pentingnya isi informasi di dalam iklan. Contoh: Isi pesan iklan politik PDI-P, dan Gerindra dengan memperjuangkan ekonomi kerakyatan. Universitas Sumatera Utara 1.4. Kata-kata isi pesan iklan jelas clarity, informasi yang sampai kepada masyarakat dapat dipahami tujuannya. Contoh: Iklan Partai Demokrat dengan slogan “Lanjutkan”, yakni melanjutkan kepemimpinan nasional saat ini. 1.5. Isi pesan yang terus menerus continuity and consistency, bahwa isi pesan iklan sebagai informasi disampaikan secara teratur dan dalam jangka waktu lama bertujuan membangun pemahaman di dalam diri khalayak. Contoh: Iklan Politik Partai Gerindra dengan membangun ekonomi berbasis kerakyatan, melalui petani, nelayan, dan buruh. 1.6. Saluran media tepat chanels, penggunaan berbagai stasiun televisi sebagai media informasi sudah sesuai dengan keinginan masyarakat. Misalnya, dengan menggunakan stasiun televisi TV One, dan Metro TV. 1.7. Kebermanfaatan bagi individu capability of the audience, menunjukkan manfaat positif yang secara langsung dapat diperoleh khalayak dengan kebenaran informasi yang dapat diperoleh khalayak dari media lain, hingga membentuk kebermanfaatan bagi masyarakat secara luas mendukung partisipasi politik Pemilu Legislatif 9 April 2009. Ini dapat dibuktikan dengan tayangan iklan politik Partai Demokrat dan Partai Golkar dalam kepemimpinan lima tahun terakhir, seperti Bantuan Langsung Tunai BLT, konversi minyak ke gas, dan penanganan masalah korupsi melalui kinerja KPK. 2 Minat Memilih Variabel Terikat Variabel Y, keinginan yang kuat di dalam diri pemilih pemula terhadap iklan politik di televisi, dengan pertimbangan berdasarkan variabel operasional berikut: Universitas Sumatera Utara 2.1. Perhatian Adalah tingkat keingintahuan yang lebih besar terhadap iklan politik di televisi dengan kekuatan audio dan visual menumbuhkan rasa ingin melihat tayangan iklan politik di televisi swasta. Perhatian dapat diraih oleh Parpol dengan memanfaatkan posisi dalam publikasi, atau dengan memanfaatkan ukuran atau bentuk iklan dalam waktu yang tepat, termasuk pemilihan media juga frekuensi penayangan iklan politik di media televisi. 2.2. Pengertian audiens Mengerti tentang isi pesan iklan politik yang ditayangkan di televisi swasta. Hingga mampu menciptakan keinginan untuk menggunakan hak pilih dalam Pemilu sebagai hak demokratis setiap warga negara. 2.3. Penerimaan terhadap iklan politik Menerima dan mencoba berpartisipasi dengan memberikan pilihan politik kepada salah satu partai politik pada waktu pelaksanaan pemilihan umum. 3 Karakteristik Responden Sebagai gambaran tentang karakteristik responden: 3.1. Usia : Umur responden ketika mengisi kuesioner. 3.2. Pendidikan : Pendidikan formal terakhir responden. 3.3. Pekerjaan : Mata pencaharian responden sebagai sumber ekonomi. 3.4. Penghasilan : Besar penghasilan responden dari pekerjaan yang menjadi mata pencaharian. Universitas Sumatera Utara 3.5. Status : Sebagai identitas responden yang menunjukkan sudah menikah atau belum menikah ketika mengisi kuesioner. 3.6. Frekuensi : Frekuensi memilih yakni keikutsertaan dalam Pemilu yang dialami responden untuk memperkuat pengalaman Pemilu yang dimiliki.

1.11. Hipotesis

Dokumen yang terkait

Iklan BlackBerry dan Minat Beli (Studi Korelasional Hubungan Tayangan Iklan BlackBerry di Televisi terhadap Minat Beli Mahasiswa FISIP USU)

4 59 123

Pengaruh Terpaan Iklan Politik Terhadap Keputusan Memilih Para Pemilih Pemula (Studi Pada mahasiswa Ilmu Komunikasi Universitas Muhammadiyah Malang angkatan 2013)

0 7 25

IKLAN POLITIK CALEG DALAM PERSEPSI PEMILIH PEMULA

1 60 290

Persepsi Pemilih Pemula Pada Iklan Kampanye Politik (Studi Deskriptif Kuantitatif Persepsi Pemilih Pemula Di Kelurahan Karangmalang Pada Iklan Kampanye Politik Bupati Dan Wakil Bupati Kabupaten Sragen Tahun 2015).

0 3 16

PERSEPSI IKLAN POLITIK PADA PEMILIH PEMULA

0 15 128

PRODUKSI IKLAN POLITIK BERBASIS KEBUTUHAN INFORMASI POLITIK DI KALANGAN PEMILIH PEMULA DI SURAKARTA

0 11 165

EFEKTIFITAS IKLAN POLITIK DI TELEVISI (Studi Deskriptif Kuantitatif Efektifitas Iklan Politik Aburizal Bakrie Versi Motivasi Anak Indonesia Pada Pemilih Pemula Di Surabaya).

4 10 123

EFEKTIFITAS IKLAN POLITIK DI TELEVISI (Studi Deskriptif Kuantitatif Efektifitas Iklan Politik Aburizal Bakrie Versi Motivasi Anak Indonesia Pada Pemilih Pemula Di Surabaya)

0 0 21

PENGARUH IKLAN PARTAI POLITIK PERINO (PESATUAN INDONESIA) DI TELEVISI TERHADAP PERSEPSI PEMILIH PEMULA (Studi Eksplanatif Kuantitatif Pengaruh Iklan Partai Politik Perindo (Persatuan Indonesia) di Televisi terhadap Persepsi Pemilih Pemula di SMA N 2 Surak

0 0 14

TINGKAT PENGETAHUAN PEMILIH PEMULA DI SURABAYA TENTANG PARTAI POLITIK MELALUI IKLAN POLITIK

0 1 18