Keadilan Sejahtera PKS, dan Partai Persatuan Pembangunan PPP, dengan mengangkat tema religius.
2.4. Minat Memilih
Tahapan timbulnya minat di dalam diri seseorang setelah menyaksikan iklan, baik tujuan produk atau institusi bukanlah merupakan faktor yang
terbentuk dengan sendirinya. Merujuk pada hirarkhi teoretikal teori S-O-R, minat dipandang sebagai kajian tentang perilaku manusia.
Minat merupakan “kelanjutan dari perhatian yang merupakan titik tolak timbulnya hasrat untuk melakukan kegiatan. Minat dapat menyebabkan
seseorang giat melakukan sesuatu yang telah menarik perhatiannya” Effendy, 2003 : 103.
Minat dan sikap sangat erat hubungannya, dan kedua hal tersebut merupakan dasar dalam mengambil keputusan. Minat akan timbul apabila
disertai dengan unsur-unsur sebagai berikut: 1
Terjadinya sesuatu hal yang menarik. 2
Terdapatnya kontras, yakni hal yang menonjol yang membedakan sesuatu dengan hal lain, sehingga apa yang menonjol itu menimbulkan
perhatian.
3 Adanya harapan mendapatkan keuntungan atau mungkin gangguan dari
hal yang dimaksud. Effendy, 2003 : 70.
Minat sebagai perilaku manusia, dikemukakan Bandura dalam Sumartono, 2002 : 49 mengatakan bahwa “sebagian besar perilaku manusia
dipelajari melalui pengamatannya pada model dan melalui hasil pengamatannya tersebut, seseorang dapat memperoleh suatu ide, informasi,
dan petunjuk mengenai bagaimana berperilaku”. Minat muncul karena adanya stimulus S motif yang menimbulkan
motivasi. Motif mendorong seseorang untuk mencari kepuasan berdasarkan
Universitas Sumatera Utara
pengalaman dan pengetahuan yang ada di dalam dirinya dibandingkan dengan keadaan lingkungan sekitar. Perhatian terhadap suatu hal akan melahirkan
minat, dengan informasi dan pengetahuan yang dimilikinya akan membangun pengertian hingga mencapai penerimaan sebagai perubahan sikap yang
menggambarkan respons R di dalam diri akibat terpaan iklan politik di televisi yang disebarkan secara luas.
Mempelajari tentang minat sebagai perilaku manusia setidaknya kita dihadapkan pada tiga asumsi pokok seperti yang dikemukakan oleh
Sumartono 2002 : 49, yakni: 1
Asumsi yang menyatakan bahwa perilaku manusia dianggap seperti suatu mesin yang saling bergantung antara satu sama lain sehingga stimulus S
dari satu bagian akan menimbulkan respon R pada bagian lainnya. 2
Asumsi yang menyatakan bahwa manusia pada dasarnya bersifat hedonistic, berupaya mencari kesenangan dan menghindari kesulitan,
sehingga manusia selalu berusaha memperbanyak pendapatannya dan mengurangi kekurangannya.
3 Asumsi yang menyatakan bahwa perilaku manusia ditentukan oleh
lingkungan. Hal ini didasarkan pada pemikiran bahwa perilaku itu dapat dipelajari dan dapat dihasilkan, maka ia dapat dikendalikan.
Perilaku manusia ketika dihubungkan dengan konsep diri sebagai hasil dari pemenuhan motif kognisi dan afeksi di dalam konsumsi media, juga
tentang konsumsi isi pesan di dalam iklan yang dikomunikasikan melalui media massa. Orang yang ingin sukses bermasyarakat, ia harus memperbesar
wilayah terbuka dalam dirinya.
Universitas Sumatera Utara
William D. Brooks mendefinisikan konsep diri sebagai: “Pandangan dan perasaan kita tentang diri kita” Rakhmat, 2005 : 44. Konsep diri bukan
hanya sekedar gambaran deskriptif, tetapi juga penilaian diri anda tentang anda. Jadi, konsep diri meliputi apa yang anda pikirkan dan apa yang anda
rasakan, hubungannya secara positif dipengaruhi oleh perilaku yang terbentuk dari diri setiap individu.
Wilayah terbuka open area di dalam diri pribadi sebagai kenyataan mengenai: “kita mengenal diri kita dalam hal kepribadian, kelebihan
dan kekurangan” seperti dalam Muslimin, 2008:226. Bagaimana kita tahu dan mampu memberitahukan kelebihan dan kekurangan kepada
orang lain, hingga tidak terjadi kesalahan dalam menafsirkan diri kita dengan penilaian yang tidak sesuai dengan keadaan kita yang
sebenarnya. Konsep diri ditandai dengan adanya aspirasi sebagai perwujudan keinginan diri ideal dengan kenyataan diri reality.
Semakin besar jarak antara apirasi ideal dengan kenyataan reality
semakin besar wilayah frustasi, yang menunjukkan semakin baik konsep diri seseorang sebagai perilaku yang dihasilkan dalam kehidupan sosial. Kelebihan
dan kekurangan yang diri merupakan potensi yang bisa semakin membesar atau sebaliknya dapat mengecil berdasarkan keinginan diri merubah kebiasaan
yang dianggap menghambat dalam pergaulan. Sehingga tidak terjadi kesalahan penafsiran diri sebagai wujud keinginan diri sesuai kenyataan yang ada di
dalam diri masing-masing. Perilaku perseorangan berbeda antara satu dengan lainnya, menunjukkan
bahwa masing-masing diri berbeda berdasarkan konsep diri mereka. Pendidikan, menentukan nalar sebagai konsep pemikiran yang dimiliki
seseorang yang tentu berbeda dengan orang lain. Latar belakang keyakinan, dan ekonomi juga menunjukkan pembentukan konsep diri yang khas antar
orang-orang yang berbeda konsep diri dan pembentukan diri masing-masing.
Universitas Sumatera Utara
Hal ini, menjelaskan bahwa bila garis B kenyataan bergerak mendekati garis A aspirasi, maka selisih kedua garis itu adalah wilayah
kefrustasian. Jika garis B mendekati garis A berarti daerah lubang kefrustasian makin mengecil, sebaliknya bila garis B dan A berjauhan, maka tingkat
kefrustasian seseorang cenderung makin besar, sebab aspirasi yang dikehendaki tidak ditunjang kenyataan yang ada.
Untuk membangun konsep diri positif bagi setiap individu, termasuk masyarakat luas yang terkena imbas iklan secara langsung, baik secara positif
atau negatif, selain mengenal diri, kelebihan dan kekurangan diri, harus juga memiliki kepercayaan credibility, daya tarik attractive, dan kekuatan
power. Muslimin, 2008 : 230 Menurut Winardi dalam Sumartono, 2002 : 97, tahapan timbulnya
minat di dalam diri individu bergerak dari keadaan sikap mental individu berhubungan erat dengan konsep diri meliputi lima tahapan, yakni:
1 Tahapan Timbulnya Kesadaran
Pada tahapan ini, individu pemilih mendapatkan informasi. Mereka mengerti tentang iklan politik. Akan tetapi sikap khalayak bersifat netral
dan indiferen, sehingga mereka tidak mengejar informasi lebih lanjut. Jelas kiranya mereka belum berkeinginan untuk menentukan pilihan, dengan
perkataan lain mereka tidak melihat iklan politik tersebut sebagai alat untuk memenuhi informasi politik.
2 Tahapan Timbulnya Minat
Kesadaran akan menimbulkan minat di dalam diri pribadi. Khalayak kini mulai mengetahui bahwa dengan iklan politik mampu memenuhi infromasi
Universitas Sumatera Utara
yang membantu mereka memecahkan kebimbangan atau memberikan manfaat kejiwaan. Para khalayak secara individu atau lebih besar lagi
berkelompok menyamakan keinginan mereka, mulai memikirkan isi pesan yang disampaikan yang memenuhi kebutuhan aspirasi politik mereka. Pada
tahapan timbulnya minat ini khalayak pemilih mulai mengumpulkan secara aktif informasi-informasi yang mereka butuhkan.
3 Tahapan Timbulnya Keinginan
Pada tahapan timbulnya keinginan, khalayak pemilih mulai yakin bahwa mereka memiliki keinginan dan mereka menyukai Parpol tertentu,
demikian rupa hingga mereka ingin memberikan suara mereka sebagai wujud keterwakilan di dalam parlemen.
4 Tahapan Dilakukannya Tindakan-Tindakan
Apabila keinginan khalayak pemilih sudah cukup kuat, maka mereka mengambil keputusan untuk menggunakan hak pilihnya dan tidak berupaya
untuk menangguhkan aktivitas politik mereka. 5
Tahapan Timbulnya Reaksi Perilaku pasca pemilihan adalah penting. Apakah pilihan mereka mampu
memberikan kepuasan. Terlepas dari hasil apa yang muncul, hal tersebut akan mempengaruhi perilaku mereka saat berikutnya mereka merasakan
stimulus yang sama. Secara kondisional, perilaku pemilih dipengaruhi banyak faktor yang
pada intinya dibagi dalam tiga tahapan, yaitu faktor internal, faktor eksternal, dan proses pengambilan keputusan dari khalayak Sumartono, 2002 : 100.
Universitas Sumatera Utara
Faktor internal berpengaruh pada perilaku diri, mengenai harga diri, pengamatan, dan proses belajar, kepribadian, dan konsep diri.
2.5. Deskripsi Iklan Politik di Televisi Swasta