PKPU dan Manfaatnya Bagi Pihak Debitor Dan Kreditor Menurut UU

B. PKPU dan Manfaatnya Bagi Pihak Debitor Dan Kreditor Menurut UU

No. 37 Tahun 2004 1. PKPU Memberikan Kesempatan Pemulihan Usaha Debitor Dengan diterimanya permohonan PKPU yang dimohonkan debitor, yang berarti telah disepakatinya langah-langkah perdamaian antara kreditor dan sekalian kreditornya, maka terbukalah suatu kesempatan bagi debitor untuk memulihkan usahanya dan menghindar dari ancaman kepailitan. Si debitor yang karena sesuatu mengalami hambatan dalam menjalankan usahanya khususnya dalam membayar sekalian utang- utangnya yang telah jatuh tempo, kembali mendapat angin segar untuk menata kembali usahanya berdasarkan pada potensi baru, baik potensi yang diperoleh dari langkah-langkah penjadwalan utang rescheduling, bahkan mungkin mendapat potensi tambahan modal baru rekapitalisasi, sehingga modal tersebut dapat digunakannya untuk menggerakkan kembali roda perusahaan. Namun tentu saja hal ini semua dijalankannya dalam mekanisme managemen yang baru. Mekanisme tersebut dimaksud : a. Jika dahulu si debitor mengelola usaha yang sekaligus merupakan pihak pengurus yang berwenang penuh dalam melaksanakan aktivitas kegiatannya, maka sekarang ini debitor didamping oleh pengurus yang baru untuk bersama-sama melakukan kerjasama pengurusan perusahaan dari bersama-sama bertanggungjawab khususnya dalam masa PKPU ini sampai dengan lunasnya nanti utang-utang debitor atas sekalian kreditornya. Dalam pengurusan ini, debitor dan pengurus tidak dapat bertindak sendiri-sendiri Pasal 240 ayat 1. 157 b. Dalam melakukan pengurusan perusahaan tersebut, pihak debitor dan pengurus mendapat pengawasan dari pihak pengadilan yang dilaksanakan oleh hakim pengawas. c. Si debitor telah memperoleh pengalaman dari kesalahankegagalan kepengurusannya selama ini yang akan diperbaiki sehingga lebih mampu untuk memecahkan dan menghindari salah yang sama tidak terulang lagi. Namun dibalik peluang-peluang yang didapatkannya ini, untuk memulihkan usahanya tentu saja banyak hal-hal yang senantiasa suka atau tidak suka harus diterimanya sebagai konsekuensi dari diterapkannya suatu rencana perdamaian yang ketentuannya harus dijalankan antara lain : a. Si debitor harus menjalankan semua ketentuan-tentuan dari kesepakatan bersama termasuk melaksanakan reorganisasi dan merestrukturisasi perusahaannya, yang mana mungkin berakibat harus mengadakan pemutusan hubungan kerja dengan sebagian kecil atau sebagian besar karyawannya. b. Menambah sejumlah utang baru yang harus dipertanggungjawabkannya lagi. 157 Zainal Asikin, op.cit, hal. 108. c. Mendapatkan pengawasan yang sangat ketat dari berbagai pihak lain seperti pengurus, atau dewan pengurus, para kreditor, hakim pengawas. d. Harus menerapkan sistem managemen yang sangat efesien resiko bagi perusahaan yang pernah insolven dan masih terlilit utang. e. Berpacu dengan jangka waktu PKPU yang telah disepakati misalnya penjadwalan utang rescheduling untuk waktu yang telah ditetapkan. f. Si debitor bekerja keras bukan lagi semata-mata untuk mencari keuntungan perusahaannya tapi terprogram untuk tujuan membayar utang. 2. Penyelesaian Utang-utang Debitor Secara Baik dan Terjadwal Namun bagaimana sulit dan beratnya beban si debitor untuk memulihkan utang-utangnya, langkah PKPU ini jelas relatif lebih baik jika ditinjau dari beberapa hal : a. Si debitor lepas dari peristiwa kepailitan, hal ini sangat ditakuti oleh para pengusaha karena dampaknya sangat luas baik terhadap karir si debitor selaku pengurus perusahaan maupun terhadap harta bendanya dan juga terhadap sekian banyak nasib karyawan dari relasi-relasinya yang mungkin untuk menghimpun dan membinanya memerlukan kerja keras dan waktu yang lama. b. Pemberesan harta si pailit berarti kepunahan baik dalam harta benda perusahaan maupun nama baik debitor walaupun nantinya ada langkah- langkah rehabilitasi oleh undang-undang. Melalui PKPU ini, selama batas waktu yang telah disepakati pihak debitor dan pengurus tidak lagi direpoti oleh gangguan dari kreditor-kreditornya dengan kata lain para kreditor tidak lagi melakukan upaya yang merepoti kerja si debitor, karena semua masalah telah dijadwal atas hasil kesepakatan bersama dan keputusan perdamaian tersebut bersifat mengikat sehingga situasinya akan jauh berbeda pada saat si debitor berada dalam kondisi sebelum PKPU ini dijalankan yang mana sewaktu-waktu pihak kreditornya dapat mengganggu aktivitasi kerja perusahaan bahkan sewaktu-waktu dapat memohonkan si debitor pailit. 158 3. Penyelesaian Utang-utang Dalam Pengawasan Pengadilan Menurut Pasal 239 ayat 1 Undang-Undang No. 37 Tahun 2004, pengurus diwajibkan untuk setiap 3 bulan sekali melaporkan jalannya perusahaan dan harta si debitor. Laporan tersebut harus disediakan di kantor panitera pengadilan niaga agar dapat diperiksa oleh umum tanpa biaya. Apabila umumpublik menginginkan untuk memperoleh laporan tersebut, hal itu dapat pula diperoleh tanpa dipungut biaya. Pelaporan sebagaimana ditentukan dalam Pasal 239 ayat 1 sifatnya tidaklah terlalu ketat karena bilamana keadaan memerlukan perpanjangan waktu masih dapat dibenarkan oleh ketentuaan Pasal 239 pada ayat 2, dimana akibat keadaan keuangan debitor yang cukup rumit maka jangka waktu pelaporan ini dapat diperpanjang. Namun hal ini harus diberitahu kepada hakim pengawasan terlebih dahulu yang penting dalam hal ini mekanisme 158 Ibid , hal. 110. pengawasan oleh pihak pengadilan tidak terabaikan dimana ketentuaan seperti ini dalam undang-undang kepailitan yang lama tidak tercantum. 4. Dipenuhinya Pengembalian Utang Para Kreditor Dan Tidak Terputusnya Hubungan Bisnis Para Pihak Dalam sistem managemen perusahaan hal yang paling penting adalah sikap menjaga hubungan baik dengan para relasi. Publik dan relasi adalah jantung kehidupan bagi suatu perusahaan, dan suatu perusahaan yang benafide sangat menjaga bentuk-bentuk hubungan atau jalinan hubungan baik dengan para relasinya. Tidak jarang suatu perusahaan yang baru berkembang atau dalam taraf memulai usahanya menghabiskan dana yang cukup banyak hanya untuk mencari dan menjalin hubungan dengan para relasi dan publik konsumennya. Misalnya dengan menghabiskan uang yang banyak untuk kegiatan advertising, bagaimana agar perusahaan tersebut dapat dikenal oleh anggota masyarakatpublik, termasuk menjalin hubungan dengan para karyawannya, melakukan traning-traning untuk keterampilan para karyawan, usaha-usaha mengembangkan distribusi perdagang, membuka cabang-cabang baru dan sebagainya. Pokoknya akan banyak sekali relasi bisnis yang diperlukan oleh pihak perusahaan yang ingin memajukan usahanya. Oleh karenanya dengan terbebasnya si debitor dari kepailitan walaupun harus melaksanakan PKPU ini merupakan hal yang sangat baik bagi perusahaan tersebut. Apabila jika usaha PKPU ini terlaksana dengan baik sehingga sampai pada waktu nanti diharapkan dapat dikembalikannya segala utang-utang si debitor kepada seluruh kreditornya, maka manfaat PKPU ini akan sangat menolong bagi pihak perusahaan dengan demikian juga pada akhirnya sangat menolong bagi pihak kreditor yang sangat mengharapkan piutangnya dibayar kembali secara utuh oleh si debitor.

C. Akibat PKPU Terhadap Kedudukan Hukum Debitur Dalam Perjanjian

Dokumen yang terkait

Tugas dan Wewenang Pengurus PKPU Berdasarkan Undang-undang Nomor 37 Tahun 2004 Tentang Kepailitan dan Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang

10 159 93

Analisis Yuridis Permohonan Pernyataan Pailit Terhadap Bank Oleh Bank Indonesia Dalam Undang-Undang No. 37 Tahun 2004 Tentang Kepailitan Dan Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang

3 72 165

Kewenangan Kreditur Dalam Permohonan Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang Menurut UU No. 37 Tahun 2004 Tentang Kepailitan Dan Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang (Studi Terhadap Putusan Pengadilan Niaga No. 05/ PKPU/ 2010/ PN. Niaga – Medan)

2 52 135

Akibat Hukum Kepailitan Terhadap Harta Warisan Ditinjau Dari Undang-Undang No. 37 Tahun 2004 Tentang Kepailitan Dan Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang

24 183 81

Akibat Hukum Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang Terhadap Perjanjian Timbal Balik

4 98 92

Dampak Pemberi Waralaba (Franchisor) Asing yang Dipailitkan Terhadap Penerima Waralaba (Franchisee) Menurut Undang-Undang No. 37 Tahun 2004 tentang Kepailitan dan Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang.

0 0 2

PERMOHONAN PKPU YANG DIAJUKAN KEPADA DEBITOR SERTA PARA GUARANTORNYA DITINJAU BERDASARKAN HUKUM PERJANJIAN DAN UNDANG-UNDANG NO. 37 TAHUN 2004 TENTANG KEPAILITAN DAN PENUNDAAN KEWAJIBAN PEMBAYARAN UTA.

0 0 1

Akibat Hukum Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang Terhadap Perjanjian Timbal Balik

0 0 7

Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang Menurut Undang-Undang Kepailitan - Ubharajaya Repository

0 0 17

JURNAL ILMIAH RENVOI DALAM KEPAILITAN MENURUT UNDANG-UNDANG NOMOR 37 TAHUN 2004 TENTANG KEPAILITAN DAN PENUNDAAN KEWAJIBAN PEMBAYARAN UTANG

0 0 16