Akibat PKPU Terhadap Kedudukan Hukum Debitur Dalam Perjanjian

seluruh kreditornya, maka manfaat PKPU ini akan sangat menolong bagi pihak perusahaan dengan demikian juga pada akhirnya sangat menolong bagi pihak kreditor yang sangat mengharapkan piutangnya dibayar kembali secara utuh oleh si debitor.

C. Akibat PKPU Terhadap Kedudukan Hukum Debitur Dalam Perjanjian

Sewa Menyewa Menurut UU No. 37 Tahun 2004 Selama penundaan kewajiban pembayaran utang tanpa diberi kewenangan oleh pengurus, debitor tidak dapat melakukan tindakan kepengurusan atau memindahkan hak atas sesuatu bagian hartanya sebagaimana disebutkan dalam Pasal 240 UUK No. 37 Tahun 2004 sebelum Pasal 226 UU Tahun 1998. Debitor melakukan tindakan hukum tanpa mendapat kewenangan dari pengurus, maka pengurus berhak untuk melakukan segala sesuatu yang diperlukan untuk memastikan bahwa harta debitor tidak dirugikan karena tindakan debitor tersebut. Kewajiban-kewajiban debitor yang dilakukan tanpa mendapat kewenangan dari pengurus yang timbul setelah dimulainya PKPU, hanya dapat dibebankan kepada harta debitor sepanjang hal itu menguntungkan harta debitor. 159 Atas dasar kewenangan yang diberikan oleh pengurus, debitor dapat melakukan pinjaman dari pihak ketiga semata-mata dalam rangka meningkatkan nilai harta debitor. Apabila dalam melakukan pinjaman 159 Rahayu Hartini, op.cit, hal 235. tersebut perlu diberikan agunan, debitor dapat membebani hartanya dengan hak tanggungan, gadai atau hak agunan atas kebendaan lainnya, sepanjang pinjaman tersebut telah memperoleh persetujuan hakim pengawas. Pembebanan tersebut hanya dapat dilakukan terhadap bagian harta debitor yang belum dijadikan jaminan utang. Penundaan kewajiban pembayaran utang, tidak menghentikan perkara yang sudah mulai diperiksa ataupun menghalangi pengajuan perkara baru. Walaupun demikian, dalam hal perkara yang semata-mata mengenai tuntutan pembayaran suatu piutang yang telah diakui oleh debitor itu sendiri, akan tetapi kreditor tidak mempunyai kepentingan untuk mendapat sesuatu putusan guna melaksanakan haknya terhadap pihak ketiga, setelah tentang pengakuan tersebut di atas dicatat, maka hakim dapat menangguhkan pengambilan keputusan mengenai hal itu sampai akhir PKPU. 160 Perjanjian sewa menyewa, debitor bertindak sebagai penyewa suatu barang segera setelah PKPU dimulai dengan kewenangan dari pengurus dapat mengakhiri sewa tersebut untuk sementara, asalkan pemberitahuan untuk menghentikan sewa itu dilakukan menjelang suatu waktu perjanjian itu akan berakhir menurut kebiasaan setempat. Dalam melakukan penghentian hendaknya diindahkan pula jangka waktu menurut perjanjian atau menurut Debitor tidak boleh menjadi penggugat maupun tergugat dalam perkara-perkara mengenai hak dan kewajiban yang menyangkut harta kekayaannya, tanpa bantuan pihak pengurus. 160 Ibid , hal 236. kelaziman, dengan ketentuan bahwa jangka waktu 90 hari adalah cukup Pasal 251 ayat 1 dan 2 UUK Tahun 2004. Bila uang sewa telah dibayar sebelumnya, maka sewa tersebut tidak boleh dihentikan sampai menjelang hari akhir waktu pembayaran uang dan sejak putusan PKPU sementara diucapkan maka uang sewa merupakan utang harta debitor. Menurut Pasal 251 ayat 1, dalam hal debitor telah menyewa suatu benda, debitor dengan persetujuan pengurus dapat menghentikan perjanjian sewa, dengan syarat pemberitahuan penghentian tersebut kepada penyewa harus dilakukan sebelum berakhirnya perjanjian sewa menyewa yang dimaksud sesuai dengan adat kebiasaan setempat yang berlaku. Menurut Pasal 251 ayat 2 debitor harus pula mengindahkan jangka waktu yang lazim berlaku untuk menghentikan suatu sewa. Menurut Pasal 251 ayat 2, tenggang waktu 90 hari dianggap memadai. Tenggang waktu 90 hari diberlakukan sepanjang dalam perjanjian sewa menyewa tidak terdapat ketentuan menurut kelaziman yang berlaku. Namun demikian, tidak jelas dari bunyi Pasal 251 ayat 2 itu apakah yang harus diperhatikan jangka waktu 90 hari sebagai jangka waktu maksimum sekalipun dalam perjanjian ditentukan jangka waktu yang lebih lama. Demikian pula halnya apabila menurut kelaziman setempat jangka waktu pemberitahuan tersebut lebih lama dari 90 hari apakah yang berlaku adalah 90 hari seperti yang ditentukan dalam pasal itu. Penjelasan pasal tersebut tidak memberikan petunjuk apapun. Apabila di dalam perjanjian sewa menyewa atau menurut kelaziman jangka waktu untuk memberitahukan ditentukan lebih lama dari 90 hari maka yang diberlakukan jangka waktu sesuai ketentuan dalam Pasal 251 ayat 2. Bagaimana halnya apabila uang sewa telah terlanjur dibayar dimuka oleh debitor. Pasal 251 ayat 3 UUK-PKPU menentukan, sewa tersebut tidak boleh dihentikan lebih awal sebelum berakhirnya jangka waktu sewa menyewa yang telah dibayarkan uang mukanya itu. Dengan kata lain, uang sewa itu juga tidak perlu dikembalikan dan perjanjian sewa menyewa itu tetap berlaku bagi penyewa. Pasal 251 ayat 4 UUK-PKPU menentukan sejak dimulainya PKPU sementara, maka uang sewa yang belum dibayar menjadi utang harta kekayaan. Perjanjian sewa menyewa, debitor bertindak sebagai penyewa suatu barang maka segera setelah PKPU dimulai, dengan kewenangan dari pengurus dapat mengakhiri sewa tersebut untuk sementara, asalkan pemberitahuan untuk menghentikan sewa itu dilakukan menjelang waktu perjanjian akan berakhir menurut kebiasan setempat. 161 Bila uang sewa telah dibayar sebelumnya, maka sewa tersebut tidak boleh dihentikan sampai menjelang hari akhir waktu untuk mana pembayaran uang muka dilakukan. 161 Rudhy. A. Lontoh, op.cit, hal 233. 63 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Dokumen yang terkait

Tugas dan Wewenang Pengurus PKPU Berdasarkan Undang-undang Nomor 37 Tahun 2004 Tentang Kepailitan dan Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang

10 159 93

Analisis Yuridis Permohonan Pernyataan Pailit Terhadap Bank Oleh Bank Indonesia Dalam Undang-Undang No. 37 Tahun 2004 Tentang Kepailitan Dan Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang

3 72 165

Kewenangan Kreditur Dalam Permohonan Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang Menurut UU No. 37 Tahun 2004 Tentang Kepailitan Dan Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang (Studi Terhadap Putusan Pengadilan Niaga No. 05/ PKPU/ 2010/ PN. Niaga – Medan)

2 52 135

Akibat Hukum Kepailitan Terhadap Harta Warisan Ditinjau Dari Undang-Undang No. 37 Tahun 2004 Tentang Kepailitan Dan Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang

24 183 81

Akibat Hukum Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang Terhadap Perjanjian Timbal Balik

4 98 92

Dampak Pemberi Waralaba (Franchisor) Asing yang Dipailitkan Terhadap Penerima Waralaba (Franchisee) Menurut Undang-Undang No. 37 Tahun 2004 tentang Kepailitan dan Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang.

0 0 2

PERMOHONAN PKPU YANG DIAJUKAN KEPADA DEBITOR SERTA PARA GUARANTORNYA DITINJAU BERDASARKAN HUKUM PERJANJIAN DAN UNDANG-UNDANG NO. 37 TAHUN 2004 TENTANG KEPAILITAN DAN PENUNDAAN KEWAJIBAN PEMBAYARAN UTA.

0 0 1

Akibat Hukum Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang Terhadap Perjanjian Timbal Balik

0 0 7

Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang Menurut Undang-Undang Kepailitan - Ubharajaya Repository

0 0 17

JURNAL ILMIAH RENVOI DALAM KEPAILITAN MENURUT UNDANG-UNDANG NOMOR 37 TAHUN 2004 TENTANG KEPAILITAN DAN PENUNDAAN KEWAJIBAN PEMBAYARAN UTANG

0 0 16