Pencegahan Primodial Pencegahan Primer Pencegahan Sekunder

dengan orang yang lebih aktif dan bugar. Beraerobik secara teratur, yang cukup untuk mencapai sekurang-kurangnya kebugaran fisik sedang, ternyata bermanfaat, baik untuk mencegah maupun untuk menangani hipertensi. Hubungan terbalik antara tekanan darah dan kegiatan aerobik pada waktu luang tetap ada, sekalipun telah disesuaikan dengan faktor umur, jenis kelamin, indeks massa tubuh dan kegiatan ditempat kerja. 23

2.7 Upaya Pencegahan Hipertensi

2.7.1 Pencegahan Primodial

Pencegahan primodial dilakukan dalam mencegah munculnya faktor risiko terhadap penyakit hipertensi yang merupakan pencegahan tahap awal, agar masyarakat yang sehat tidak sampai terkena penyakit hipertensi. Dalam pencegahan primodial itu sendiri dengan cara melakukan pendekatan populasi maupun perorangan. Antara lain dengan cara mempertahankan gaya hidup yang sehat. 26

2.7.2 Pencegahan Primer

Hal-hal yang harus diperhatikan dalam pencegahan primerfase pre-pathogenesis adalah 26 a. Gaya Hidup : meningkatkan pengetahuan dan pendidikan tentang bahaya penyakit hipertensi, reduksi stress, makan rendah garam, lemak dan kalori, latihan fisik, tidak merokok, makan cukup sayur dan buah serta konsumsi vitamin dengan benar. Istirahat yang cukup dan olah raga yang teratur. Universitas Sumatera Utara b. Lingkungan : kesadaran atas stress kerja, menerapkan dan meningkatkan pola hidup sehat, hindari kegiatan yang menimbulkan stress. c. Biologi : perhatian terhadap faktor risiko biologis jenis kelamin, riwayat keluarga, efek aspirin. d. Pelayanan kesehatan : pendidikan kesehatan dan pemeriksaan tekanan darah.

2.7.3 Pencegahan Sekunder

26 Pencegahan sekunder ditujukan kepada individu yang memiliki risiko untuk terjadinya hipertensi. Pencegahan sekunder dilakukan dengan pemeriksaan dini untuk mendeteksi adanya hipertensi dan melakukan terapi bukan obat dan terapi obat. Terapi bukan obat dilakukan dengan pengurangan berat badan pasien hipertensi agar lemak yang didalam tubuh tidak menghambat peredaran darah karena adanya penyempitan pada pembuluh darah. Sedangkan terapi obat dilakukan untuk mencegah terjadinya proses penyakit yang lebih lanjut dan komplikasi. Pemeriksaan yang lebih teliti perlu ditingkatkan pada organ target untuk menilai komplikasi hipertensi. Identifikasi pembesaran jantung, tanda payah jantung, pemeriksaan funduskopi, tanda gangguan neurologi dapat membantu menegakan diagnosa komplikasi akibat hipertensi. 19 Pemeriksaan penunjang yang rutin dapat dilakukan penderita hipertensi untuk mendeteksi penyakit yang bisa diobati dan menilai fungsi jantung dan ginjal. 13 Pencegahan bagi yang terancam dan menderita hipertensi adalah dengan dilakukan : a. Pemeriksaan berkala : Universitas Sumatera Utara a.1 Pengukuran tekanan darah secara berkala dialkukan tim medis untuk mengetahui apakah menderita hipertensi atau tidak. a.2 Mengendalikan tensi secara teratur agar tetap stabil dengan atau tidak menggunakan obat anti hipertensi. b. Pengobatanperawatan b.1 Pengobatan segera dilakukan supaya penderita hipertensi dapat segera dikendalikan penyakit hipertensinya. b.2 Menghindari komplikasi dengan menjaga agar tidak terjadinya hiperkolesterolemia, diabetes melitus dan lain lain. b.3 Menstabilkan tekanan darah agar penderita hipertensi kualitas hidupnya tidak menurun sehingga mampu beraktivitas dengan baik. b.4 Memperkecil efek samping pengobatan supaya tidak timbul penyakit lainnya. b.5 Mengobati penyakit pendamping seperti : penyakit diabetes melitus dan penyakit jantung koroner,

2.7.4 Pencegahan Tersier