Karakteristik Penderita Hipertensi Dengan Komplikasi Yang Dirawat Inap Di Puskesmas Tanjung Balai Karimun Tahun 2010-2012

(1)

KARAKTERISTIK PENDERITA HIPERTENSI DENGAN KOMPLIKASI YANG DIRAWAT INAP DIPUSKESMAS

TANJUNG BALAI KARIMUN TAHUN 2010-2012 SKRIPSI

Oleh:

AGUSTINA SIANIPAR NIM. 111021012

FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN

2014


(2)

(3)

ABSTRAK

Penyakit Tidak Menular (PTM) merupakan penyebab utama kematian secara global. Hipertensi menjadi masalah kesehatan masyarakat apabila tidak terkendali akan berkembang dan menimbulkan komplikasi yang berbahaya. Menurut laporan Badan Kesehatan Dunia (WHO), hipertensi merupakan penyebab nomor 1 kematian didunia. Data Rumah Sakit Umum Dr.Pirngadi Medan jumlah kasus hipertensi pada tahun 1999 sebanyak 122 kasus dengan proporsi 0,8% dan tahun 2000 meningkat menjadi 215 kasus dengan proporsi 1,5%.

Untuk mengetahui karakteristik penderita hipertensi dengan komplikasi yang dirawat inap di Puskesmas Tanjung Balai Karimun tahun 2010-2012, telah melakukan penelitian bersifat deskriptif dengan desain case series dilanjutkan analisis statistik. Sampel berjumlah 107 data penderita hipertensi dengan komplikasi yang dirawat inap.

Dari data yang tercatat diperoleh hasil proporsi penderita terbanyak pada umur >60 tahun (61,7%) dan jenis kelamin perempuan (56,1%), suku Melayu (43%), Islam (67,3%), Tidak Sekolah (28%), Ibu Rumah Tangga (43,9%), menikah (91,6%), di Sungai Lakam Timur (19,6%), sesak (44,9%), derajat 2 (72,0%), penyakit jantung (75,7%), lama rawatan rata-rata 2,97 hari, umum (56,1%), PBJ (Pulang Berobat Jalan) (54,2%).

Ada perbedaan yang bermakna antara lama rawatan rata-rata berdasarkan komplikasi hipertensi. (p=0,000).

Pihak puskesmas dapat memberikan penyuluhan kepada keluarga penderita agar lebih cepat tanggap terhadap keluhan dan gejala-gejala terjadinya komplikasi dini agar tidak terjadinya komplikasi yang lebih berat serta memantau penderita dalam mengkonsumsi obat dengan benar agar tekanan darah stabil dan bersedia secepatnya dirujuk bila dipuskesmas tidak dapat ditangani. Diharapkan kepada pihak puskesmas agar dapat melengkapi data-data yang berkaitan dengan pasien khususnya pasien hipertensi dengan komplikasi. Kepada petugas kesehatan agar memberikan penyuluhan kepada penderita , keluarga dan masyarakat tentang pola hidup sehat.

Kata kunci : Hipertensi, karakteristik penderita, Puskesmas Tanjung Balai Karimun.


(4)

ABSTRACT

The diseases is not contagious is the leading cause of death globally. Hypertension became a public health problem if not controlled will evolve and give rice to complication harmfull. According to the World Health Organization (WHO) report, hypertension was the cause of death in the world the number 1. Data RSUP Pirngadi Medan, the number cases of hypertension in 1999 as many as 122 cases with proportion 0,8% and 2000 in creased to 215 cacses with proportion of 1,5%.

To know the characteristics of people with hypertension with complication the admitted in Tanjung Balai Karimun Puskesmas in 2010-2012, has been doing research is a descriptive case series continued with statistical analysis. The sample numbered 107 data hypertension with complication which admitted.

From the data recorded the largest proportion of sufferers results obtained on age >60 years (60,7%), and sex women (56,1%), the malays (43%), Islamic (67,3%), no school (28%), the house wives (43,9%), merried (91,6%), at West Sei Lakam (19,6%), teightness (44,9%), deggre 2 (72,0%), heart diseases (75,7%), long treatments on average 2,97 days, common (56,1), PBJ (54,2%).

There is a difference between long which means the average treatments based on the complications of hypertension(p=0,000).

Parties puskesmas can provide counseling to the family of patien to be more quickly responsiveness to complaints and such symptoms the occurrence of a complication early in order to minimize the occurrence of complication heavier and monitor patiens in consuming to a drugs with true to his blood preassure stables and willing to be refreanced when at puskesmas can’t be addressed. Expected in the clinics in order to supplement the data relating to patients, especially patiens with hypertension complication to health workers to provides counseling to the patient, family and community about healthy living patterns.

Keyword : Hypertension, characteristic of patiens, Puskesmas Tanjung Balai Karimun


(5)

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Nama : Agustina Sianipar

Tempat/Tanggal Lahir : Tanjung Balai Karimun, 23 Agustus 1983

Jenis Kelamin : Perempuan

Agama : Protestan

Status Perkawinan : Belum Kawin

Anak Ke : 8 dari 9 bersaudara

Alamat Rumah : Jl. Sidomulyo No. 7 Rt.02 Rw.02 Tanjung

Balai Karimun

Riwayat Pendidikan

Tahun 1989-1995 : SD Negeri 005 Tanjung Balai Karimun

Tahun 1995-1998 : SLTP Negeri 1 Tanjung Balai Karimun

Tahun 1998-2001 : SMU Negeri 1 Tanjung Balai Karimun


(6)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas berkat

dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi yang

berjudul “Karakteristik Penderita Hipertensi Dengan Komplikasi Yang Dirawat Inap Di Puskesmas Tanjung Balai Karimun Tahun 2010-2012” yang merupakan

salah satu prasyarat untuk dapat meraih gelar Sarjana Kesehatan Masyarakat

Universitas Sumatera Utara.

Dalam penyusunan dan penulisan skripsi ini penulis banyak menemui

kesulitan dan hambatan namun berkat bimbingan, bantuan dan motivasi dari berbagai

pihak akhirnya skripsi ini dapat terselesaikan. Untuk itu kritik dan saran masih sangat

diperlukan demi kesempurnaan skripsi ini. Oleh sebab itu pada kesempatan ini

dengan segala kerendahan hati penulis menyampaikan ucapan terima kasih kepada :

1. Bapak Dr. Surya Utama, M.S selaku dekan Fakultas Kesehatan Masyarakat

Universitas Sumatera Utara.

2. Ibu drh. Rasmaliah, M.Kes selaku Ketua Departemen Epidemiologi FKM

USU serta selaku pembimbing I yang telah meluangkan waktu dan pikira

dalam memberikan bimbingan, saran dan petunjuk dalam penulisan kepada


(7)

3. Bapak Drs. Jemadi, M.Kes selaku pembimbing II yang telah banyak

memberikan bimbingan, saran, masukan, dan petunjuk dalam penulisan

kepada penulis sehingga skripsi ini dapat diselesaikan.

4. Bapak Prof. dr. Sori Muda Sarumpaet, MPh selaku Dosen Penasehat

Akademik yang telah memberikan bimbingan akademik selama penulis

mengikuti pendidikan di Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas

Sumatera Utara serta selaku penguji I yang telah banyak memberikan saran

dan masukan untuk perbaikan skripsi ini.

5. Ibu drh. Hiswani, M.Kes selaku penguji II yang telah banyak memberikan

saran dan masukan untuk perbaikan skripsi ini.

6. Seluruh dosen dan staf administrasi di Departemen Epidemiologi Fakultas

Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara.

7. Bapak dr. H. Ade Kristiawan sebagai Kepala Puskesmas Tanjung Balai

Karimun

8. Bapak M. Azmi sebagai Kasubag Tata Usaha Puskesmas Tanjung Balai

Karimun serta seluruh staf yang telah bersedia membantu dalam

melaksanakan penelitian.

9. Kak Bunga selaku bagian administrasi yang sangat membantu dalam

pengambilan data dan Desi selaku staff Tata Usaha yang telah mempelancar


(8)

10.Kedua orang tua tercinta ayahnda M.Sianipar dan ibunda A.br. Tampubolon

serta kak Mawar, kak Hertani, Kak Melfialita, Kak Maringka, Kak Evivyanty,

Kak Uli, Kak Nora dan adik Sari tersayang serta keponakanku yang lucu-lucu

yang telah memberikan dukungan moril dan spiritual kepada penulis.

11.Anatoli Sotardodo Banjarnahor sebagai orang dekat yang mendengarkan dan

memberi dukungan dalam penyelesaian penulisan skripsi ini.

12.Rekan-rekan seperjuangan dari semester 1 sampai selesai yang selalu

menemani dan memberi dukungan baik dalam perkuliahan maupun dalam

menyelesaikan skripsi Julia, Uci, Uya, Putri, Ayu, Maryati, Mariyanti, Ida dan

Kiki

13.Rekan-rekan sepeminatan di Epidemiologi Nikmah, Winda, Tri, Ija , Nerry

dan Ali dan semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu yang telah

membantu dalam menyelesaikan skripsi ini.

14.Teman-teman seangkatan Extensi 2011 baik yang sudah tamat maupun masih

dalam proses pengerjaan skripsi.

Penulis menyadari masih banyak kekurangan dalam penyajian skripsi ini.

Oleh karena itu, kritik dan saran sangat penulis harapkan untuk perbaikan dan

kesempurnaan skripsi ini. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat.

Medan , Maret 2014


(9)

DAFTAR ISI

HALAMAN PENGESAHAN ... i

ABSTRAK ... ii

ABSTRACT... iii

DAFTAR RIWAYAT HIDUP ... iv

KATA PENGANTAR... v

DAFTAR ISI ... viii

DAFTAR TABEL ... xi

DAFTAR GAMBAR ... xiii

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang ... 1

1.2 Rumusan Masalah ... 4

1.3 Tujuan Penelitian ... 5

1.3.1 Tujuan Umum...5

1.3.2 Tujuan Khusus...5

1.4 Manfaat Penelitian... ...6

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Tekanan Darah...7

2.2 Pengertian Hipertensi...7

2.3 Klasifikasi Hipertensi...8

2.3.1 Klasifikasi Berdasarkan Etiologi...8

2.3.2 Klasifikasi Berdasarkan TDS dan TDD...9

2.4 Gejala Klinis Hipertensi...10

2.5 Komplikasi...10

2.6 Epidemiologi Hipertensi...12

2.6.1 Berdasarkan Orang...12

2.6.2 BerdasarkanTempat...13


(10)

2.6.4 Faktor Yang Memengaruhi Hipertensi...14

2.7 Upaya Pencegahan Hipertensi...20

2.7.1 Pencegahan Primodial...20

2.7.2 Pencegahan Primer...20

2.7.3 Pencegahan Sekunder...21

2.7.4 Pencegahan Tersier...22

2.8 Kerangka Konsep. ...23

BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian. ...24

3.2 Lokasi dan Waktu Penelitian...24

3.2.1 Lokasi Penelitian...24

3.2.2 Waktu Penelitian...24

3.3 Populasi dan Sampel...24

3.3.1 Populasi...24

3.3.2 Sampel...25

3.4 Metode Pengumpulan Data...25

3.5 Teknik Analisa Data...25

3.6 Definisi Operasional...25

BAB IV HASIL PENELITIAN 4.1Deskripsi Lokasi Penelitian...30.

4.1.1Gambaran Umum Puskesmas Tanjung Balai Karimun...30

4.1.2Visi, Misi dan Motto Puskesmas Tanjung Balai Karimun...32

4.2Deskriptif...32

4.2.1Sosiodemografi...32

4.2.2Keluhan Utama...36

4.2.3Derajat Hipertensi...37

4.2.4Komplikasi...38

4.2.5Lama Rawatan Rata-rata...38

4.2.6Sumber Biaya...39

4.2.7Keadaan Sewaktu Pulang...39

4.3Analisis Statistika...40

4.3.1Umur Bedasarkan Komplikasi Hipertensi...40

4.3.2Jenis Kelamin Berdasarkan Komplikasi Hipertensi...41

4.3.3Derajat Hipertensi Berdasarkan Komplikasi Hipertensi...42

4.3.4Lama Rawatan Rata-rata Berdasarkan Komplikasi Hipertensi...42

4.3.5Jenis Komplikasi Berdasarkan Keadaan Sewaktu Pulang ...43

BAB V PEMBAHASAN 5.1Distribusi Proporsi Hipertensi Dengan Komplikasi...45

5.1.1Sosiodemografi ...45

5.1.2Keluhan Utama...56


(11)

5.1.4Komplikasi...59

5.1.5Lama Rawatan Rata-rata...61

5.1.6Sumber Biaya...62

5.1.7Keadaan Sewaktu Pulang...63

5.2Analisa Statistik...64

5.2.1Umur Bedasarkan Komplikasi Hipertensi...64

5.2.2Jenis Kelamin Berdasarkan Komplikasi Hipertensi...65

5.2.3Derajat Hipertensi Berdasarkan Komplikasi Hipertensi...66

5.2.4Lama Rawatan Rata-rata Berdasarkan Komplikasi Hipertensi...68

5.2.5Jenis Komplikasi Berdasarkan Keadaan Sewaktu Pulang...69

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN 6.1Kesimpulan...71

6.2Saran ...73

DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN

Lampiran 1 : Master data

2 : Hasil Pengolahan Data

3 : Surat Izin Melakukan Penelitian dari FKM USU 4 : Surat Keterangan Telah Selesai


(12)

DAFTAR TABEL

Tabel 4.1 Distribusi Proporsi Penderita Hipertensi Dengan Komplikasi Berdasarkan Umur dan Jenis Kelamin yang Dirawat Inap Di

Puskesmas Tanjung Balai Karimun tahun 2010-2012 ... 33

Tabel 4.2 Distribusi Proporsi Penderita Hipertensi Dengan Komplikasi Berdasarkan Suku, Agama, Pendidikan, Pekerjaan, Status Perkawinan dan Tempat Tinggal yang Dirawat Inap Di

Puskesmas Tanjung Balai Karimun tahun 2010-2012 ... 34

Tabel 4.3 Distribusi Proporsi Penderita Hipertensi Dengan Komplikasi Berdasarkan Keluhan Utama yang Dirawat Inap Di Puskesmas

Tanjung Balai Karimun tahun 2010-2012 ... 37

Tabel 4.4 Distribusi Proporsi Penderita Hipertensi Dengan Komplikasi Berdasarkan Derajat Hipertensi yang Dirawat Inap Di Puskesmas

Tanjung Balai Karimun tahun 2010-2012 ... 37

Tabel 4.5 Distribusi Proporsi Penderita Hipertensi Dengan Komplikasi Berdasarkan Komplikasi Hipertensi yang Dirawat Inap Di

Puskesmas Tanjung Balai Karimun tahun 2010-2012 ... 38

Tabel 4.6 Lama Rawatan Rata-rata Penderita Hipertensi Dengan

Komplikasi yang Dirawat Inap Di Puskesmas Tanjung Balai


(13)

Tabel 4.7 Distribusi Proporsi Penderita Hipertensi Dengan Komplikasi Berdasarkan Cara Pembayaran yang Dirawat Inap Di Puskesmas

Tanjung Balai Karimun tahun 2010-2012 ... 39

Tabel 4.8 Distribusi Proporsi Penderita Hipertensi Dengan Komplikasi Hipertensi Berdasarkan Keadaan Sewaktu Pulang yang Dirawat

Inap Di Puskesmas Tanjung Balai Karimun tahun 2010-2012 ... 40

Tabel 4.9 Distribusi Proporsi Umur Penderita Hipertensi Dengan Komplikasi

Berdasarkan Komplikasi Hipertensi yang Dirawat Inap Di

Puskesmas Tanjung Balai Karimun tahun 2010-2012 ... 40

Tabel 4.10 Distribusi Proporsi Jenis Kelamin Penderita Hipertensi Dengan Komplikasi Berdasarkan Komplikasi Hipertensi yang Dirawat

Inap Di Puskesmas Tanjung Balai Karimun tahun 2011-2012 ... 41

Tabel 4.11 Distribusi Proporsi Derajat Hipertensi Berdasarkan Komplikasi Hipertensi yang Dirawat Inap Di Puskesmas Tanjung Balai

Karimun tahun 2011-2012 ... 42

Tabel 4.12 Lama Rawatan Rata-rata Penderita Hipertensi Dengan Komplikasi Berdasarkan Komplikasi Hipertensi yang Dirawat Inap Di

Puskesmas Tanjung Balai Karimun tahun 2011-2012 ... 43

Tabel 4.13 Distribusi Proporsi Jenis Komplikasi Penderita Hipertensi Berdasarkan Keadaan Sewaktu Pulang yang Dirawat Inap Di


(14)

DAFTAR GAMBAR

Hal

Gambar 2.8 Kerangka Konsep... ... 23

Gambar 5.1 Diagram Bar Proporsi Penderita Hipertensi dengan

Komplikasi berdasarkan Umur dan Jenis Kelamin yang Di rawat Inap Di Puskesmas Tanjung Balai Karimun tahun

2010-2012 ... 45

Gambar 5.2 Diagram Bar Proporsi Penderita Hipertensi dengan

Komplikasi berdasarkan Suku yang Di rawat Inap Di

Puskesmas Tanjung Balai Karimun tahun 2010-2012 ... 48

Gambar 5.3 Diagram Pie Proporsi Penderita Hipertensi dengan

Komplikasi berdasarkan Agama yang Di rawat Inap Di

Puskesmas Tanjung Balai Karimun tahun

2010-2012………....…. 49

Gambar 5.4 Diagram Bar Proporsi Penderita Hipertensi dengan

Komplikasi berdasarkan Pendidikan yang Di rawat Inap Di


(15)

Gambar 5.5 Diagram Pie Proporsi Penderita Hipertensi dengan Komplikasi berdasarkan Pekerjaan yang Di rawat Inap Di

Puskesmas Tanjung Balai Karimun tahun 2010-2012 ... 52

Gambar 5.6 Diagram Pie Proporsi Penderita Hipertensi dengan

Komplikasi berdasarkan Status Perkawinan yang Di rawat

Inap Di Puskesmas Tanjung Balai Karimun tahun 2010-2012 ... 54

Gambar 5.7 Diagram Bar Proporsi Penderita Hipertensi dengan

Komplikasi berdasarkan Tempat Tinggal yang Di rawat

Inap Di Puskesmas Tanjung Balai Karimun tahun 2010-2012 ... 55

Gambar 5.8 Diagram Pie Proporsi Penderita Hipertensi dengan

Komplikasi berdasarkan Keluhan Utama yang Di rawat

Inap Di Puskesmas Tanjung Balai Karimun tahun 2010-2012 ... 57

Gambar 5.9 Diagram Pie Proporsi Penderita Hipertensi dengan

Komplikasi berdasarkan Derajat Hipertensi yang Di rawat Inap Di Puskesmas Tanjung Balai Karimun tahun

2010-2012 ... 58

Gambar 5.10 Diagram Pie Proporsi Penderita Hipertensi dengan

Komplikasi berdasarkan Komplikasi yang Di rawat Inap

Di Puskesmas Tanjung Balai Karimun tahun 2010-2012 ... 60

Gambar 5.11 Diagram Pie Proporsi Penderita Hipertensi dengan

Komplikasi berdasarkan Sumber Biaya yang Di rawat Inap

Di Puskesmas Tanjung Balai Karimun tahun 2010-2012 ... 62

Gambar 5.12 Diagram Pie Proporsi Penderita Hipertensi dengan

Komplikasi berdasarkan Keadaan Sewaktu Pulang yang Di rawat Inap Di Puskesmas Tanjung Balai Karimun tahun

2010-2012 ... 63

Gambar 5.13 Diagram Bar Proporsi Umur berdasarkan Komplikasi

Hipertensi yang Di rawat Inap Di Puskesmas Tanjung Balai

Karimun tahun 2010-2012 ... 65

Gambar 5.14 Diagram Bar Proporsi Jenis Kelamin berdasarkan

Komplikasi Hipertens yang Di rawat Inap Di Puskesmas


(16)

Gambar 5.15 Diagram Bar Proporsi Derajat Hipertensi berdasarkan Komplikasi Hipertensi yang Di rawat Inap Di Puskesmas

Tanjung Balai Karimun tahun 2010-2012 ... 67

Gambar 5.16 Diagram Bar Proporsi Lama Rawatan Rata-rata berdasarkan Komplikasi Hipertensi yang Di rawat Inap Di Puskesmas

Tanjung Balai Karimun tahun 2010-2012 ... 68

Gambar 5.17 Diagram Bar Proporsi Umur berdasarkan Komplikasi

Hipertensi yang Di rawat Inap Di Puskesmas Tanjung Balai

Karimun tahun 2010-2012 ... 69

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Untuk mewujudkan Visi Indonesia Sehat Tahun 2015 maka ditetapkan misi

pembangunan yaitu menggerakkan pembangunan Nasional berwawasan kesehatan.

Mendorong kemandirian masyarakat untuk hidup sehat, memelihara dan

meningkatkan pelayanan kesehatan yang bermutu, merata dan terjangkau, serta

memelihara dan meningkatkan kesehatan individu, keluarga dan masyarakat beserta


(17)

ABSTRAK

Penyakit Tidak Menular (PTM) merupakan penyebab utama kematian secara global. Hipertensi menjadi masalah kesehatan masyarakat apabila tidak terkendali akan berkembang dan menimbulkan komplikasi yang berbahaya. Menurut laporan Badan Kesehatan Dunia (WHO), hipertensi merupakan penyebab nomor 1 kematian didunia. Data Rumah Sakit Umum Dr.Pirngadi Medan jumlah kasus hipertensi pada tahun 1999 sebanyak 122 kasus dengan proporsi 0,8% dan tahun 2000 meningkat menjadi 215 kasus dengan proporsi 1,5%.

Untuk mengetahui karakteristik penderita hipertensi dengan komplikasi yang dirawat inap di Puskesmas Tanjung Balai Karimun tahun 2010-2012, telah melakukan penelitian bersifat deskriptif dengan desain case series dilanjutkan analisis statistik. Sampel berjumlah 107 data penderita hipertensi dengan komplikasi yang dirawat inap.

Dari data yang tercatat diperoleh hasil proporsi penderita terbanyak pada umur >60 tahun (61,7%) dan jenis kelamin perempuan (56,1%), suku Melayu (43%), Islam (67,3%), Tidak Sekolah (28%), Ibu Rumah Tangga (43,9%), menikah (91,6%), di Sungai Lakam Timur (19,6%), sesak (44,9%), derajat 2 (72,0%), penyakit jantung (75,7%), lama rawatan rata-rata 2,97 hari, umum (56,1%), PBJ (Pulang Berobat Jalan) (54,2%).

Ada perbedaan yang bermakna antara lama rawatan rata-rata berdasarkan komplikasi hipertensi. (p=0,000).

Pihak puskesmas dapat memberikan penyuluhan kepada keluarga penderita agar lebih cepat tanggap terhadap keluhan dan gejala-gejala terjadinya komplikasi dini agar tidak terjadinya komplikasi yang lebih berat serta memantau penderita dalam mengkonsumsi obat dengan benar agar tekanan darah stabil dan bersedia secepatnya dirujuk bila dipuskesmas tidak dapat ditangani. Diharapkan kepada pihak puskesmas agar dapat melengkapi data-data yang berkaitan dengan pasien khususnya pasien hipertensi dengan komplikasi. Kepada petugas kesehatan agar memberikan penyuluhan kepada penderita , keluarga dan masyarakat tentang pola hidup sehat.

Kata kunci : Hipertensi, karakteristik penderita, Puskesmas Tanjung Balai Karimun.


(18)

ABSTRACT

The diseases is not contagious is the leading cause of death globally. Hypertension became a public health problem if not controlled will evolve and give rice to complication harmfull. According to the World Health Organization (WHO) report, hypertension was the cause of death in the world the number 1. Data RSUP Pirngadi Medan, the number cases of hypertension in 1999 as many as 122 cases with proportion 0,8% and 2000 in creased to 215 cacses with proportion of 1,5%.

To know the characteristics of people with hypertension with complication the admitted in Tanjung Balai Karimun Puskesmas in 2010-2012, has been doing research is a descriptive case series continued with statistical analysis. The sample numbered 107 data hypertension with complication which admitted.

From the data recorded the largest proportion of sufferers results obtained on age >60 years (60,7%), and sex women (56,1%), the malays (43%), Islamic (67,3%), no school (28%), the house wives (43,9%), merried (91,6%), at West Sei Lakam (19,6%), teightness (44,9%), deggre 2 (72,0%), heart diseases (75,7%), long treatments on average 2,97 days, common (56,1), PBJ (54,2%).

There is a difference between long which means the average treatments based on the complications of hypertension(p=0,000).

Parties puskesmas can provide counseling to the family of patien to be more quickly responsiveness to complaints and such symptoms the occurrence of a complication early in order to minimize the occurrence of complication heavier and monitor patiens in consuming to a drugs with true to his blood preassure stables and willing to be refreanced when at puskesmas can’t be addressed. Expected in the clinics in order to supplement the data relating to patients, especially patiens with hypertension complication to health workers to provides counseling to the patient, family and community about healthy living patterns.

Keyword : Hypertension, characteristic of patiens, Puskesmas Tanjung Balai Karimun


(19)

Gambar 5.15 Diagram Bar Proporsi Derajat Hipertensi berdasarkan Komplikasi Hipertensi yang Di rawat Inap Di Puskesmas

Tanjung Balai Karimun tahun 2010-2012 ... 67

Gambar 5.16 Diagram Bar Proporsi Lama Rawatan Rata-rata berdasarkan Komplikasi Hipertensi yang Di rawat Inap Di Puskesmas

Tanjung Balai Karimun tahun 2010-2012 ... 68

Gambar 5.17 Diagram Bar Proporsi Umur berdasarkan Komplikasi

Hipertensi yang Di rawat Inap Di Puskesmas Tanjung Balai

Karimun tahun 2010-2012 ... 69

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Untuk mewujudkan Visi Indonesia Sehat Tahun 2015 maka ditetapkan misi

pembangunan yaitu menggerakkan pembangunan Nasional berwawasan kesehatan.

Mendorong kemandirian masyarakat untuk hidup sehat, memelihara dan

meningkatkan pelayanan kesehatan yang bermutu, merata dan terjangkau, serta

memelihara dan meningkatkan kesehatan individu, keluarga dan masyarakat beserta


(20)

Transisi epidemiologi bermula dari perubahan yang kompleks dalam pola

kesehatan dan pola penyakit utama penyebab kematian dimana terjadi penurunan

prevalensi infeksi (penyakit menular), sedangkan penyakit non infeksi (penyakit tidak

menular) justru semakin meningkat. Salah satu penyakit degeneratif yang menjadi

masalah kesehatan adalah hipertensi.2 Penyakit tidak menular sebagai penyebab

kematian tertinggi diantaranya stroke, disusul dengan hipertensi, diabetes, kanker dan

penyakit paru obstruksi kronis.1

Penyakit Tidak Menular (PTM) merupakan penyebab utama kematian secara

global. Data WHO menunjukan bahwa 36 juta kematian yang terjadi di dunia pada

tahun 2008 disebabkan oleh penyakit tidak menular. Penyakit Tidak Menular (PTM)

juga merupakan penyebab kesakitan dan kematian terbanyak di Indonesia. Hipertensi

merupakan salah satu Penyakit Tidak Menular dengan prevalensi yang tinggi (31%).

Hipertensi termasuk the silent killer karena termasuk penyakit yang mematikan tanpa

disertai gejala-gejala terlebih dahulu. Hipertensi menjadi masalah kesehatan

masyarakat apabila tidak terkendali akan berkembang dan menimbulkan komplikasi

yang berbahaya. Semakin meningkatnya penyakit tidak menular ini dikarenakan

proporsi angka kematian PTM meningkat dari 41,7% pada tahun 1995 menjadi

49,9% tahun 2001 dan 59,9% pada tahun 2007. Salah satu penyakit degeneratif yang

menjadi masalah kesehatan adalah penyakit hipertensi.3 4 5

Menurut laporan Badan Kesehatan Dunia (WHO), hipertensi merupakan

penyebab nomor 1 kematian didunia. Data WHO tahun 2000 menunjukan diseluruh


(21)

perbandingan 26,6% pria dan 26,1% wanita. Angka ini kemungkinan meningkat

menjadi 29,2% ditahun 2025 dari 972 juta mengidap hipertensi terdapat 333 juta jiwa

berada di negara maju dan 639 sisanya berada di negara sedang berkembang

termasuk Indonesia.6

Data tahun 2010 di Amerika Serikat menunjukan bahwa 28,6% orang

dewasa berusia 18 tahun keatas menderita hipertensi.3 8 Vietnam tahun 2004 sebanyak

34,5%, Singapore tahun 2004 sebanyak 24,9%, Malaysia tahun 1999 sebanyak 29,9%

dan Philipina tahun 1993 sebanyak 22%.6

Surkesnas tahun 2001 proporsi laki-laki 27% dan perempuan 29%.9 7 SKRT

tahun 2004 prevalensi di Indonesia 14%, prevalensi hipertensi meningkat dengan

bertambahnya umur dari kelompok umur 35 – 44 tahun sebesar 16% dan pada kelompok 65 tahun atau lebih menjadi 29%. Prevalensi hipertensi pada perempuan

16% dan laki-laki 12%.7 10 Untuk populasi di Indonesia angka kejadian hipertensi itu

berdasarkan Riset Kesehatan Dasar (riskesdas) Departement Kesehatan tahun 2007

mencapai sekitar 31% dan angkanya pun meningkat menjadi 2-3 kali lipat. Prevalensi

hipertensi pada penduduk umur >18 tahun 29,8% di propinsi Kalimantan Selatan

(39,6%) dan terendah di Papua Barat (20,1%).11

Data Rumah Sakit Umum Dr.Pirngadi Medan jumlah kasus hipertensi pada

tahun 1999 sebanyak 122 kasus dengan proporsi 0,8% dan tahun 2000 meningkat

menjadi 215 kasus dengan proporsi 1,5%. Berdasarkan penelitian Lastiar Silitonga

(2009) di Rumah Sakit Umum Porsea didapatkan proporsi penderita hipertensi pada


(22)

sebesar 8,69% (46 orang dari 529 pasien penyakit dalam) dan tahun 2007 sebesar

10% (58 orang dari 580 orang pasien penyakit dalam). Angka kejadian hipertensi

pada masyarakat Porsea berumur kurang dari 40 tahun adalah 18,8% dan penderita

hipertensi berumur lebih dari 40 tahun adalah 81,3%.12

Data propinsi Riau prevalensi penderita hipertensi di Rokan Hilir sebesar

4,74% dan Kuantan Senggigi sebesar 4,29%. Pada Kepulauan Miranti penderita

hipertensi selalu meningkat tiap tahun, pada tahun 2008 sebanyak 500 orang

penderita hipertensi, tahun 2009 sebanyak 700 orang, meningkat lagi pada tahun

2010 sebanyak 800 orang dan data terakhir tahun 2011 sebanyak 2200 penderita

hipertensi.13

Puskesmas Tanjung Balai Karimun didirikan pada tahun 1920 dan diresmikan

pada tahun 1930 yang merupakan puskesmas kerjasama dengan pemerintahan

Singapore. Puskesmas tersebut menerima pasien rawat inap pada tahun 1970-an.

Jumlah pegawai di Puskesmas Tanjung Balai Karimun sebanyak 99 orang baik

tenaga medis maupun non medis. Puskesmas ini memliki fasilitas Instalansi Gawat

Darurat (IGD), Poli Umum, Poli Kebidanan, Ruang Perawatan, Ruang KIA/KB, Poli

Gigi, Laboratorium, Radiologi. Puskesmas selain menerima pasien rawat jalan juga

menerima pasien rawat inap dimana terdapat 29 tempat tidur yang terbagi atas kelas

3, kelas 2 dan kelas 1. Saya melakukan penelitian tentang penyakit hipertensi yang

dirawat inap di puskesmas Tanjung Balai Karimun. Hasil survey pendahuluan yang

dilakukan di Puskesmas Tanjung Balai Karimun – Kepulauan Riau didapat proporsi penderita hipertensi dengan komplikasi dari semua yang dirawat inap di puskesmas


(23)

pada tahun 2010 sebesar 37 kasus, 2011 sebesar 29 kasus dan pada tahun 2012

sebesar 41 kasus. Kebiasaan penduduk Karimun karena tempat tinggal didaerah laut

dan sebagian besar penghasilan dari laut maka penduduk Karimun banyak

mengkonsumsi makanan yang bersumber laut (seperti: ikan, kerang, cumi) yang

dapat meningkatkan kadar kolesterol didalam tubuh. Kurangnya produksi sayuran

dan buah-buahan sehingga penduduk jarang atau sedikit mengkonsumsi sayur dan

buah yang dapat megakibatkan kurangnya serat didalam tubuh.

Berdasarkan hasil survei pendahuluan maka perlu dilakukan penelitian

tentang karakteristik penderita hipertensi dengan kompikasi yang dirawat inap

dipuskesmas Tanjung Balai Karimun tahun 2010 - 2012.

1.2 Rumusan Masalah

Belum diketahui karakteristik penderita hipertensi dengan komplikasi yang

dirawat inap di Puskesmas Tanjung Balai Karimun tahun 2010-2012.

1.3 Tujuan Penelitian 1.3.1 Tujuan Umum

Untuk mengetahui karakteristik penderita hipertensi dengan komplikasi yang

dirawat inap di Puskesmas Tanjung Balai Karimun tahun 2010-2012.


(24)

a. Mengetahui distribusi proporsi penderita hipertensi dengan komplikasi

berdasarkan sosiodemografi meliputi umur, jenis kelamin, suku, agama,

pendidikan terakhir, pekerjaan, status perkawinan dan tempat tinggal.

b. Mengetahui distribusi proporsi penderita hipertensi dengan komplikasi

berdasarkan keluhan utama.

c. Mengetahui distribusi proporsi penderita hipertensi dengan komplikasi

berdasarkan derajat hipertensi.

d. Mengetahui distribusi proporsi penderita hipertensi dengan komplikasi

berdasarkan komplikasi

e. Mengetahui lama rawatan rata-rata penderita hipertensi dengan komplikasi.

f. Mengetahui distribusi proporsi penderita hipertensi dengan komplikasi

berdasarkan sumber biaya.

g. Mengetahui distribusi proporsi penderita hipertensi dengan komplikasi

berdasarkan keadaan sewaktu pulang.

h. Mengetahui distribusi proporsi umur berdasarkan komplikasi hipertensi.

i. Mengetahui distribusi proporsi jenis kelamin berdasarkan komplikasi hipertensi.

j. Mengetahui distribusi proporsi derajat hipertensi berdasarkan komplikasi

hipertensi.

k. Mengetahui lama rawatan rata-rata berdasarkan komplikasi hipertensi.

l. Mengetahui distribusi proporsi jenis komplikasi berdasarkan keadaan sewaktu

pulang.


(25)

a. Sebagai masukan kepada pihak puskesmas agar dapat lebih meningkatkan

program pelayanan kesehatan bagi masyarakat baik itu penanggulangan maupun

pengobatan kearah yang lebih baik.

b. Sebagai sarana meningkatkan pengetahuan dan wawasan penulis dalam

menerapkan ilmu yang diperoleh selama pendidikan di Fakultas Kesehatan

Masyarakat Universitas Sumatera Utara (FKM – USU) dan sebagai salah satu syarat untuk mencapai gelar Sarjana Kesehatan Masyarakat (SKM).

c. Sebagai bahan informasi bagi peneliti lain untuk dapat melakukan penelitian yang

berhubungan dengan hipertensi.

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengertian Tekanan Darah

Tekanan darah adalah tekanan yang ditimbulkan oleh darah ketika bersirkulasi


(26)

a. Sebagai masukan kepada pihak puskesmas agar dapat lebih meningkatkan

program pelayanan kesehatan bagi masyarakat baik itu penanggulangan maupun

pengobatan kearah yang lebih baik.

b. Sebagai sarana meningkatkan pengetahuan dan wawasan penulis dalam

menerapkan ilmu yang diperoleh selama pendidikan di Fakultas Kesehatan

Masyarakat Universitas Sumatera Utara (FKM – USU) dan sebagai salah satu syarat untuk mencapai gelar Sarjana Kesehatan Masyarakat (SKM).

c. Sebagai bahan informasi bagi peneliti lain untuk dapat melakukan penelitian yang

berhubungan dengan hipertensi.

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengertian Tekanan Darah

Tekanan darah adalah tekanan yang ditimbulkan oleh darah ketika bersirkulasi


(27)

pada pembuluh arteri darah ketika darah dipompa oleh jantung keseluruh anggota

tubuh manusia.13

Tekanan darah dibuat dengan mengambil dua ukuran dan biasanya diukur

adalah 120/80 mmHg. Nomor atas (120) menunjukan tekanan keatas pembuluh arteri

akibat denyutan jantung dan disebut tekanan sistole batas normalnya adalah 90-120

mmHg. Nomor bawah (80) menunjukan tekanan saat jantung beristirahat diantara

pemompaan dan disebut tekanan diastole, batas normalnya adalah 60-80. Saat yang

paling baik mengukur tekanan darah adalah saat istirahat dan dalam keadaan duduk

atau berbaring.14

2.2 Pengertian Hipertensi (Tekanan Darah Tinggi)

Hipertensi adalah keadaan peningkatan tekanan darah secara abnormal dan

terus menerus tekanan darah yang memberi gejala akan berlanjut kesuatu organ target

seperti stroke (untuk otak), penyakit jantung koroner (untuk pembuluh darah jantung)

dan hipertrofi ventrikel kanan/right ventricle hypertrophy (untuk otot jantung).

Dengan target organ diotak berupa stroke yang membawa kematian yang tinggi.15

Klasifikasi derajat tekanan darah menurut Joint National Commite (JNC VII) on

Detection Evaluation and Treatment of Hight Blood Preasure tahun 2003 adalah:

a. Tekanan darah normal 120-130 mmHg TDS dan 80-89 mmHg TDD

b. Hipertensi derajat I adalah 140-159 mmHg TDS dan 90-99 mmHg TDD

c. Hipertensi derajat II adalah >160 mmHg TDS dan >100 mmHg TDD

2.3 Klasifikasi Hipertensi


(28)

2.3.1 Klasifikasi Berdasarkan Etiologi a. Hipertensi Primer atau Esensial

Hipertensi Primer atau Esensial adalah suatu peningkatan persisten tekanan

arteri yang dihasilkan oleh ketidakteraturan mekanisme kontrol homeostatik normal

tanpa subjek yang jelas. Biasanya disebabkan oleh faktor yang saling berkaitan bukan

faktor tunggal/khusus. Hipertensi primer memiliki populasi kira-kira 90% dari

seluruh pasien hipertensi.17

Hipertensi primer kemungkinan mempunyai banyak penyebab, diantaranya

perubahan pada jantung dan pembuluh darah.17

b. Hipertensi Sekunder atau non Esensial

Hipertensi Sekunder adalah hipertensi yang disebabkan oleh penyakit lain

yaitu kerusakan ginjal, diabetes, kerusakan vaskuler dan lain-lain. Sekitar 10% dari

pasien hipertensi tergolong hipertensi sekunder. Jika penyebabnya diketahui maka

disebut hipertensi sekunder. Pada sekitar 5-10% penderita hipertensi, penyebabnya

adalah penyakit ginjal. Pada sekitar 1-2% penyebabnya adalah kelainan hormonal

atau pemakaian obat tertentu (misalnya pemakaian pil KB).20 Beberapa penyebab

terjadinya hipertensi sekunder adalah :17

b.1 Penyakit ginjal (contohnya: tumor ginjal, trauma pada ginjal/luka yang

mengenai ginjal dan lain sebagainya)

b.2 Kelainan hormonal

b.3 Obat-obatan (contohnya: pil KB, kortikosteroid, siklosporin, kokain,


(29)

b.4 Penyebab lainnya (preeklamsi pada kehamilan, keracunan timbal akut)

2.3.2 Klasifikasi Penggolongan Hipertensi Berdasarkan TDS dan TDD

Penggolongan hipertensi berdasarkan TDS dan TDD, untuk mengetahui

tingkat keparahan penyakit hipertensi tersebut maka ESH (Europian Society of

Hypertension) dan ESC (Europian Society of Cardiology) tahun 2013 dipakai batasan

sebagai berikut :

Sistolik Diastolik

Optimal <120 <80

Normal 120-129 80-84

Normal Tinggi 130-139 85-89

Hipertensi derajat 1 140-159 90-99

Hipertensi derajat 2 160-179 100-109

Hipertensi derajat 3 >180 >110

Hipertensi terisolir >140 <90

WHO menggunakan tekanan diastolik sebagai bagian tekanan yang dipakai

dalam kriteria diagnosis dan klasifikasi. Tekanan darah manusia meliputi tekanan

darah sistolik tekanan darah waktu jantung menguncup dan tekanan darah diastolik

yakni tekanan darah waktu jantung istirahat.17

Pentingnya perhatian terhadap diastolik dalam manajemen hipertensi berkaitan

dengan lebih tinginya prevalensi hipertensi diastolik dibandingkan dengan prevalensi

sistolik sehingga diastolik sangat penting dalam menegakan diagnosis hipertensi.

Diastolik dapat digunakan dalam pengukuran keberhasilan pengobatan hipertensi dan

menjadi pegangan dalam melakukan prognosis serta pedoman dalam evaluasi atau


(30)

2.4 Gejala Klinis Hipertensi

Biasanya hipertensi esensial ringan sampai sedang tidak menunjukan gejala,

tampak sehat selama bertahun-tahun. Nyeri kepala suboksifitalis berpulsasi yang khas

terjadi pada permulaan pagi dan berkurang pada siang hari.

Bila penyakit hipertensi ringan atau sedang tidak ditangani segera akan berlanjut

menjadi hipertensi berat dan dapat menimbulkan gejala seperti sakit kepala/pusing

(dibagian belakang kepala terutama pada pagi hari), jantung berdebar-debar, mudah

marah, sulit bernafas setelah bekerja keras atau mengangkat beban berat, dunia terasa

berputar (vertigo), penglihatan kabur/mata berkunang-kunang, hidung

berdarah/mimisan, rasa berat ditengkuk, sering buang air kecil terutama pada malam

hari dan telinga berdengung (tinnitus):19

Hipertensi berat yang tidak ditangani segera dapat mengakibatkan komplikasi

dengan meningkatkan kerusakan pembuluh darah yang meliputi arteri kecil (tahanan)

dan arteriol serta arteri besar (saluran). Semua lesi ini bisa mengakibatkan morbiditas

jantung, ginjal dan pembuluh darah otak serta kematian.23

2.5 Komplikasi

Hipertensi berpengaruh terhadap hampir semua bagian tubuh, namun yang

terpenting adalah jantung, pembuluh darah, otak, ginjal dan mata. Adapun komplikasi

yang mungkin timbul tergantung pada berapa tinggi tekanan darah, berapa lama telah

dialami, adakah faktor-faktor risiko lain dan bagaimana penyakit tersebut ditangani.20


(31)

Hipertensi atau tekanan darah tinggi dapat menyebabkan terjadinya gagal

jantung dan penyakit jantung koroner (PJK).20 Pada hipertensi beban kerja

jantung akan meningkat, otot jantung akan menyesuaikan sehingga terjadi

pembesaran jantung dan semakin lama otot jantung akan mengendor dan

berkurang elastisitasnya, yang disebut dekompensasi. Akibat dari dekompensasi

jantung tidak mampu lagi memompa dan menampung darah dari paru, sehingga

banyak cairan tertampung diparu maupun jaringan lainnya yang dapat

menyebabkan sesak nafas atau oedema. Yang disebut dengan gagal jantung.13

b. Otak

Komplikasi hipertensi pada otak menimbulkan risiko stroke, yaitu

terganggunya aliran darah di pembuluh arteri yang menuju ke otak. Pembuluh

arteri dan cabang-cabangnya menyuplai darah ke otak. Tekanan darah tinggi

dapat menyebabkan saluran arteri di otak pecah dan terjadi penumpahan darah ke

otak13.

c. Ginjal

Tekanan darah tinggi dapat menyebabkan kerusakan ginjal karena tekanan

darah yang terlalu tinggi dapat menyebabkan kerusakan sistem penyaringan

dalam ginjal, Akibatnya lambat laun ginjal tidak mampu membuang zat-zat yang

tidak dibutuhkan tubuh yang masuk melalui aliran darah dan terjadi penumpukan

di dalam tubuh. Makin tinggi hipertensi maka makin cepat terjadi kerusakan

sistem penyaringan. 13


(32)

2.6.1 Berdasarkan Orang

Di Amerika Serikat, hipertensi dijumpai pada 15% golongan kulit putih

dewasa dan 25-30% golongan kulit hitam. Golongan kulit hitam lebih banyak terkena

hipertensi di bandingkan dengan yang berkulit putih dikarenakan pada kulit hitam

mengkonsumsi garam lebih tinggi, makan makanan yang berlebihan sehingga terjadi

kegemukan, mengkonsumsi alkohol serta stress yang berlebihan dikarenakan

ketidaknyamanan golongan kulit hitam ini bergabung dan sering disepelekan oleh

lingkungannya sehingga terjadi ketegangan jiwa. Di Amerika serikat dan beberapa

negara maju lainnya hipertensi terjadi pada satu dari empat orang dewasa diantara

umur 18 tahun dan satu dari dua orang diatas 50 tahun. Bila ditinjau perbandingan

antara perempuan dan laki-laki, ternyata tidak ada perbedaan yang nyata kejadian

hipertensi antara perempuan dan laki-laki. Di Asia, penelitian di Taiwan prevalensi

hipertensi 60,4 % (laki-laki 59,1% dan perempuan 61,9%) yang sebelumnya 31,1 %

laki 29,4% dan perempuan 33,1%) yang baru terdiagnosis adalah 29,3%

(laki-laki 29,7% dan perempuan 28,8%). (Kuswardhani,2007)

Data statistik kesehatan dunia pada tahun 2012 1 dari 3 orang dewasa yang

menderita hipertensi terdapat pada umur diatas 25 tahun Di Inggris, prevalensi

tekanan darah tinggi pada usia pertengahan adalah 20% dan meningkat lebih 50%

pada usia diatas 60 tahun. Survei WHO di Jakarta risiko penyakit kardiovaskuler

prevalensi hipertensi berdasarkan jenis kelamin laki-laki umur 55 tahun mempunyai

tekanan darah 160/90 mmHg pada tahun 1988 sebesar 13,6%, tahun 1993 sebesar


(33)

prevalensi tahun 1988 mencapai 16%, tahun 1993 sebesar 17% dan tahun 2000

sebesar 12,2%. Menurut Inash (2007), prevalensi hipertensi di Indonesia pada orang

dewasa umur 50 tahun keatas adalah 15-20%.7

2.6.2 Berdasarkan Tempat

Prevalensi hipertensi berbeda-beda pada setiap daerah tergantung pada pola

kehidupan masyarakatnya itu sendiri. Saat ini terdapat adanya kecenderungan bahwa

masyarakat perkotaan lebih banyak menderita hipertensi dibandingkan masyarakat

perdesaan. Hal ini antara lain dihubungkan dengan adanya gaya hidup masyarakat

kota yang berhubungan dengan risiko penyakit hipertensi seperti stress yang

berlebihan, obesitas (kegemukan dikarenakan makan yang tidak terkendali),

kurangnya olah raga dikarenakan tidak adanya waktu atau kesempatan yang

digunakan hanya untuk bekerja, merokok, alkohol dan makan makanan yang

mengandung tinggi kadar lemaknya.19

Data riset kesehatan dasar tahun 2007 menyebutkan propinsi dengan angka

prevalensi paling tinggi ditempati propinsi Kalimantan Selatan dengan angka

prevalensi 39,6 % dan terendah di Papua Barat (20,1%) terdapat pada usia >18 tahun.

Sedangkan menurut kabupaten/kota dengan prevalensi tertinggi ada di Natuna

(53,3%) dan paling rendah terletak di Jaya Wijaya (6,8%)11


(34)

Para penderita penyakit hipertensi berdasakan waktu berbeda setiap tahunnya.

Menurut Arieska penderita hipertensi sudah menjadi masalah dunia. Tahun 2000,

hipertensi menyumbang 12,8% dari seluruh kematian dan 4,4% dari semua

kecacatan.7 Hasil SKRT pada tahun 2001 dikalangan penduduk 25 tahun keatas

terdapat 27% laki-laki dan 20% perempuan menderita hipertensi.9 Hasil SKRT pada

tahun 2004 menjadi meningkat 27,5%.9 22

2.6.4 Faktor yang memengaruhi tekanan darah a. Umur

Umur berpengaruh pada risiko terkena penyakit hipertensi, karena umur

menyebabkan perubahan di dalam jantung dan pembuluh darah. Tekanan darah

meningkat sesuai dengan usia, karena arteri secara perlahan kehilanagn

keelastisannya. Dengan meningkatnya umur maka gejala arteriosklerosis semakin

nampak dan menunjang peningkatan tahanan perifer total dan dapat menyebabkan

hipertensi. Tetapi penyakit hipertensi tidak hanya diderita pada umur lanjut

melainkan dapat juga terjadi pada umur masih muda, dikarenakan usia diatas 10

tahun (24,5%) penduduk Indonesia mengkonsumsi makanan asin setiap hari.10

Prevalensi hipertensi penduduk Indonesia diatas umur 30 tahun sebesar 32,2% dari

populasi.10 Risiko wanita meningkat setelah mengalami masa menoupause.23

Hipertensi paling banyak dialami umur 31-55 tahun dan umumnya berkembang pada

saat mencapai paruh baya. Yakni cenderung meningkat khususnya yang berusia lebih


(35)

Menurut hasil penelitan Sigalingging,G di Rumah Sakit Herna, penderita

hipertensi menurut umur 50-70 tahun terdapat 60 orang (75%), umur <50 tahun 15

orang (18,75%), umur 71 tahun terdapat 71 orang(6,25 %).

b. Jenis kelamin

Pada usia dini tidak dapat bukti nyata tentang adanya perbedaan tekanan darah

laki-laki dan perempuan. Akan tetapi, mulai pada masa remaja, laki-laki cenderung

menunjukan arah rata-rata yang lebih tinggi. Perbedaan ini lebih jelas terlihat pada

orang dewasa muda dan orang setengah baya. Pada usia tua, perbedaan itu

menyempit dan polanya bahkan dapat berbalik. Perubahan pada masa tua antara lain

dapat dijelaskan dengan tingkat kematian awal yang lebih tinggi pada pria setengah

baya pengidap hipertensi, sementara perubahan pasca-menopause pada wanita dapat

pula berpengaruh. Banyak penelitian sedang dilakukan untuk mengevaluasi apakah

penambahan estrogen dapat melindungi terhadap kenaikan-relatif tekanan darah pada

masa tua seorang wanita. 23

Pria dalam polpulasi umum memiliki angka diastolik tertinggi pada tekanan

darahnya dibandingkan dengan wanita pada semua usia dan juga pria memiliki angka

diastolik tertinggi untuk terjadinya hipertensi. Walau pria memiliki insiden tertinggi

kasus kardiovaskuler pada semua usia, hipertensi pada pria dan wanita dapat

menyebabkan stroke, pembesaran ventrikel kiri, dan disfungsi ginjal. Hipertensi

terutama mempengaruhi wanita karena faktor risiko dapat dimodifikai dan hipertensi

sering terjadi pada wanita tua dikarenakan wanita mengalami penurunan hormon


(36)

darah semakin menurun, maka masa menopause yang dialami wanita mengakibatkan

peningkatan kasus hipertensi.10

Menurut hasil penelitan Sigalingging,G di Rumah Sakit Herna, penderita

hipertensi menurut jenis kelamin yang banyak menderita hipertensi adalah pria 46

orang (57,5%) dan wanita 34 orang (42,5%)

c. Suku

Kebiasaan hidup atau gaya hidup seseorang salah satunya ditentukan oleh

kebudayaan atau kepercayaan suatu wilayah (pantangan makan, mitos tentang

pangan, proses penyediaan pangan serta jenis mata pencaharian pokok

penduduk)(Suhardjo 1989). Pemicu terjadinya hipertensi yang akut disebabkan

terlalu berlebihan mengkonsumsi garam dalam makanan serta tanpa didukung pola

makan yang tidak sehat dan teratur. 10

Kabupaten karimun yang memiliki laut yang luas sangat memungkinkan

penyakit hipertensi mudah diderita. Mayoritas penduduk yang bertempat tinggal suku

melayu yang berdomisili di kawasan pantai sehingga pada umumnya banyak

mengkonsumsi makanan laut (seperti udang, kepiting, ikan). Didukung budaya

makan orang melayu berbagai lauk pauk tidak akan sempurna jika tidak diiringi

dengan nasi. Nasi disandingkan dengan lauk pauk dan ulam-ulaman, bahan yang

digunakan oleh suku melayu seperti cabai, terasi dan santan. (Husein,A 1988)

Kebiasaan makan suku melayu dikawasan pantai kurangnya mengkonsumsi


(37)

yang diawetan dapat memicu terjadinya hipertensi.(Suhardjo,1989 dalam Aisyiyah,

FN 2009).

Menurut hasil penelitan Sigalingging,G di Rumah Sakit Herna, penderita

hipertensi menurut suku menunjukan bahwa kelompok suku yang banyak menderita

hipertensi adalah suku Batak dengan jumlah 50 orang (62,5%), Jawa dengan jumlah

10 orang (12,5%), Karo 15 orang (18,5%), dan lainnya 5 orang (6,25%) .

d. Status sosioekonomi

Dinegara-negara yang berada pada tahap pasca-peralihan perubahan ekonomi

dan epidemiologi, selalu dapat ditunjukan bahwa tekanan darah dan prevalensi

hipertensi yang lebih tinggi terdapat pada golongan sosioekonomi rendah. Hubungan

yang terbalik itu ternyata berkaitan dengan tingkat pendidikan, penghasilan dan

pekerjaan. Akan tetapi dalam masyarakat yang berada dalam masa peralihan dan

pra-peralihan dan prevalensi-hipertensi yang lebih tinggi ternyata terdapat pada golongan

sosioekonomi yang lebih tinggi. Ini barangkali menggambarkan tahap awal epidemi

penyakit kardiovaskuler. Pengalaman pada sebagian besar masyarakat telah

menunjukan bahwa peningkatan epidemi berpengaruh pada pembalikan golongan

sosial ini .23

Menurut hasil penelitan Sigalingging,G di Rumah Sakit Herna, penderita

hipertensi menurut status sosialekonomi menunjukan bahwa kelompok pekerjaan

terdapat 40 orang (50%) sebagai ibu rumah tangga, 20 orang (25%) wiraswasta, 8

orang (10 %) pegawai swasta, 7 orang (8,75%) pegawai negeri dan terdapat 5 orang


(38)

e. Keturunan / genetika

Riwayat keluarga yang menunjukan adanya tekanan darah yang meninggi

merupakan faktor risiko paling kuat bagi seseorang untuk mengidap hipertensi di

masa datang. Tekanan darah kerabat dewasa tingkat pertama (orang tua, saudara

kandung) yang dikoreksi terhadap umur dan jenis kelamin. Dasar genetika tekanan

darah tinggi yang didukung oleh penelitian eksperimental dengan baik, dan sementara

beberapa penyakit hipertensi monogen pada manusia telah dipaparkan. Hipertensi

secara umum saat ini masih dianggap poligen. Sejumlah besar pembawa gen

hipertensi sedang diselidiki. Pada sejumlah orang normotensi dan hipertensi, baik

dalam rihwayat keluarganya terdapat peningkatan tekanan darah ataupun tidak.23

f. Obesitas

Bukti mengenai hubungan yang langsung, erat dan taat asas antara bobot

badan dan tekanan darah muncul dari kajian pengamatan secara lintas bagian dan

prospektif. Kelebihan bobot tubuh (obesitas) berkaitan dengan 2-6 kali kenaikan

risiko mendapatkan hipertensi. Pada populasi barat, jumlah kasus hipertensi yang

disebabkan oleh obesitas diperkirakan 30-65%.

Dari data pengamatan WHO tahun 1996, regresi multivariat tekanan darah

menunjukan kenaikan TDS 2-3 mmHg dan TDD 1-3 mmHg utuk setiap kenaikan 10

kg bobot tubuh. Bagi seseorang yang memiliki lemak bertumpuk pada daerah sekitar

pinggang dan perut (bentuk buah apel) lebih mungkin terkena tekanan darah tinggi

bila dibandingkan mereka yang memiliki kelebihan lemak dipaha dan pinggul. Indeks


(39)

perbandingan antara berat badan dan tinggi badan. Dimana dikatakan kurus bila IMT

kurang dari 20, berat badan sehat bila IMT 20-25, kawasan peringatan bila IMT

25-27 dan obesitas bila IMT diatas 25-27.23

g. Konsumsi Garam

Diet garam dihubungkan dengan peningkatan tekanan darah dan prevalensi

hipertensi. Efek ini diperkuat dengan diet kalium yang rendah. Penurunan diet

natrium dari 180 mmol (10,5 gr) perhari menjadi 80-100 mmol (4,7-5,8 perhari)

menurunkan tekanan darah sistolik 4-5 mmHg.23

h. Alkohol (minuman keras)

Ada beberapa populasi, konsumsi minuman keras selalu berkaitan dengan

tekanan darah tinggi seperti ditunjukan oleh kajian lintas bagian maupun kajian

observasi. Efek akut dan kronis telah dilaporkan dan tidak tergantung pada obesitas,

merokok, kegiatan fisik, jenis kelamin maupun umur. Memang tidak jelas apakah ada

harga ambang, tetapi jika minuman keras diminum sedikitnya dua kali perhari, TDS

naik kira-kira 1,0 mmHg dan TDD kira-kira 0,5 mmHg per satu kali minum.

Peminum harian ternyata mempunyai TDD dan TDS lebih tinggi, berturut-turut 6,6

mmHg dan 4,7 mmHg dibandingkan dengan peminum sekali seminggu. Berapa pun

jumlah total yang diminum setiap minggunya.23

i. Olah raga

Orang normotensi serta kurang gerak dan tidak bugar mempunyai risiko


(40)

dengan orang yang lebih aktif dan bugar. Beraerobik secara teratur, yang cukup untuk

mencapai sekurang-kurangnya kebugaran fisik sedang, ternyata bermanfaat, baik

untuk mencegah maupun untuk menangani hipertensi. Hubungan terbalik antara

tekanan darah dan kegiatan aerobik pada waktu luang tetap ada, sekalipun telah

disesuaikan dengan faktor umur, jenis kelamin, indeks massa tubuh dan kegiatan

ditempat kerja.23

2.7 Upaya Pencegahan Hipertensi 2.7.1 Pencegahan Primodial

Pencegahan primodial dilakukan dalam mencegah munculnya faktor risiko

terhadap penyakit hipertensi yang merupakan pencegahan tahap awal, agar

masyarakat yang sehat tidak sampai terkena penyakit hipertensi. Dalam pencegahan

primodial itu sendiri dengan cara melakukan pendekatan populasi maupun

perorangan. Antara lain dengan cara mempertahankan gaya hidup yang sehat. 26

2.7.2 Pencegahan Primer

Hal-hal yang harus diperhatikan dalam pencegahan primer/fase pre-pathogenesis

adalah26

a. Gaya Hidup : meningkatkan pengetahuan dan pendidikan tentang bahaya penyakit

hipertensi, reduksi stress, makan rendah garam, lemak dan kalori, latihan fisik,

tidak merokok, makan cukup sayur dan buah serta konsumsi vitamin dengan


(41)

b. Lingkungan : kesadaran atas stress kerja, menerapkan dan meningkatkan pola

hidup sehat, hindari kegiatan yang menimbulkan stress.

c. Biologi : perhatian terhadap faktor risiko biologis (jenis kelamin, riwayat

keluarga), efek aspirin.

d. Pelayanan kesehatan : pendidikan kesehatan dan pemeriksaan tekanan darah.

2.7.3 Pencegahan Sekunder26

Pencegahan sekunder ditujukan kepada individu yang memiliki risiko untuk

terjadinya hipertensi. Pencegahan sekunder dilakukan dengan pemeriksaan dini untuk

mendeteksi adanya hipertensi dan melakukan terapi bukan obat dan terapi obat.

Terapi bukan obat dilakukan dengan pengurangan berat badan pasien hipertensi agar

lemak yang didalam tubuh tidak menghambat peredaran darah karena adanya

penyempitan pada pembuluh darah. Sedangkan terapi obat dilakukan untuk mencegah

terjadinya proses penyakit yang lebih lanjut dan komplikasi.

Pemeriksaan yang lebih teliti perlu ditingkatkan pada organ target untuk

menilai komplikasi hipertensi. Identifikasi pembesaran jantung, tanda payah jantung,

pemeriksaan funduskopi, tanda gangguan neurologi dapat membantu menegakan

diagnosa komplikasi akibat hipertensi.19 Pemeriksaan penunjang yang rutin dapat

dilakukan penderita hipertensi untuk mendeteksi penyakit yang bisa diobati dan

menilai fungsi jantung dan ginjal.13

Pencegahan bagi yang terancam dan menderita hipertensi adalah dengan

dilakukan :


(42)

a.1 Pengukuran tekanan darah secara berkala dialkukan tim medis untuk mengetahui

apakah menderita hipertensi atau tidak.

a.2 Mengendalikan tensi secara teratur agar tetap stabil dengan atau tidak

menggunakan obat anti hipertensi.

b. Pengobatan/perawatan

b.1 Pengobatan segera dilakukan supaya penderita hipertensi dapat segera

dikendalikan penyakit hipertensinya.

b.2 Menghindari komplikasi dengan menjaga agar tidak terjadinya

hiperkolesterolemia, diabetes melitus dan lain lain.

b.3 Menstabilkan tekanan darah agar penderita hipertensi kualitas hidupnya tidak

menurun sehingga mampu beraktivitas dengan baik.

b.4 Memperkecil efek samping pengobatan supaya tidak timbul penyakit lainnya.

b.5 Mengobati penyakit pendamping seperti : penyakit diabetes melitus dan penyakit

jantung koroner,

2.7.4 Pencegahan Tersier

Hal-hal yang harus diperhatikan dalam pencegahan tersier adalah : 26

a. Menurunkan tekanan darah ketingkat normal,

b. Mencegah memberatnya tekanan darah tinggi sehingga tidak menimbulkan

kerusakan pada jaringan tubuh,

c. Memulihkan kerusakan organ dengan obat anti hipertensi,

d. Mengontrol tekanan darah sehingga tidak menimbulkan komplikasi penyakit


(43)

e. Melakukan penanganan tepat dan cepat, menghindari kecacatan dan kematian

akibat hipertensi tak terkendali

2.8 Kerangka Konsep

Karakteristik Penderita Hipertensi dengan komplikasi 1. Sosiodemografi

Umur

Jenis Kelamin Suku

Agama Pendidikan Pekerjaan

Status Perkawinan Tempat Tinggal

2. Keluhan Utama 3. Derajat Hipertensi 4. Lama Rawatan 5. Sumber Biaya


(44)

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif dengan design

case series.

3.2 Lokasi dan Waktu Penelitian 3.2.1 Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Puskesmas Tanjung Balai Karimun di Kepulauan

Riau karena ada data penderita hipertensi dengan komplikasi yang dirawat inap di

Puskesmas tersebut dan belum pernah dilakukan penelitian tentang karakteristik

penderita hipertensi dengan komplikasi pada tahun 2010-2012 di Puskesmas Tanjung

Balai Karimun.

3.2.2 Waktu Penelitian

Waktu penelitian dilakukan mulai Oktober 2013 sampai dengan Februari

2014


(45)

3.3.1 Populasi

Populasi penelitian ini adalah data seluruh penderita hipertensi dengan

komplikasi yang dirawat inap di Puskesmas Tanjung Balai Karimun di Kepulauan

Riau tahun 2010-2012 yaitu 107 penderita yang terdaftar pada bagian rekam medik.

3.3.2 Sampel Penelitian

Sampel dalam penelitian ini adalah seluruh penderita hipertensi dengan

komplikasi yang dirawat inap di Puskesmas Tanjung Balai Karimun di Kepulauan

Riau tahun 2010-2012. Besar sampel adalah sama dengan populasi (total sampling).

3.4 Metode Pengumpulan Data

Data yang dikumpulkan adalah data sekunder yang diperoleh dari kartu status

sampel penderita hipertensi dengan komplikasi yang dirawat inap di Puskesmas

Tanjung Balai Karimun tahun 2010-2012. Semua kartu status sampel tersebut

dikumpulkan kemudian dilakukan pencatatan sesuai dengan jenis variabel yang

diteliti.

3.5 Teknik Analisis Data

Data yang terkumpul kemudian diolah dengan komputer menggunakan

program Statistical Product dan Service Solution (SPSS). Data analisa dengan

menggunakan Chi Square dan t-test disajikan dalam bentuk narasi, tabel distribusi

frekuensi, pie, diagram bar dan grafik.

3.6 Defenisi Operasional


(46)

3.6.1 Penderita hipertensi dengan komplikasi adalah pasien yang didiagnosa

menderita hipertensi yang mengalami gangguan anatomi fisiologi disertai

penyakit lainnya sesuai yang tercatat pada kartu status pasien.

3.6.2 Sosiodemografi adalah keterangan yang menunjukan spesifikasi pribadi

penderita hipertensi dengan komplikasi dan hubungan sosialnya masyarakat

yang meliputi umur, jenis kelamin, suku, agama, pendidikan, pekerjaan, status

perkawinan dan tempat tinggal sesuai yang tercatat pada kartu status pasien.

3.6.3 Umur adalah usia penderita hipertensi sesuai yang tercatat pada kartu status

pasien dikategorikan sesuai hasil(dengan menggunakan rumus sturgest).

Kelompok umur dikategorikan atas: 1. 34-40 tahun

2. 41-47 tahun 3. 48-54 tahun 4. 55-61 tahun 5. 55-61 tahun 6. 62-68 tahun 7. 69-75 tahun 8. 76-82 tahun 9. 83-89 tahun

Uji statistik dengan kelompok umur 1. <60 tahun

2. ≥60 tahun

3.6.4 Jenis kelamin adalah ciri khas tertentu yang dimiliki penderita hipertensi

dengan komplikasi sesuai yang tercatat pada kartu status pasien.

Dikategorikan atas : 1. Laki-laki

2. Perempuan

3.6.5 Suku adalah etnik yang melekat pada diri penderita hipertensi dengan


(47)

Dikategorikan atas : 1. Melayu

2. Jawa 3. Tionghua

4. Minangkabau

5. Batak 6. Bugis 7. Banjar

8. lainnya (Manado, Ambon, Flores)

3.6.6 Agama adalah kepercayaan yang di anut oleh penderita hipertensi dengan

komplikasi sesuai yang tercatat pada kartu status pasien.

Dikategorikan atas : 1. Islam

2. Kristen Protestan 3. Katholik

4. Budha

5. Hindu

3.6.7 Pendidikan Terakhir adalah tingkat pendidikan yang di peroleh penderita

hipertensi dengan komplikasi sesuai yang tercatat pada kartu status pasien.

Dikategorikan atas : 1. Tidak/belum sekolah 2. Sekolah dasar

3. Sekolah menengah pertama 4. Sekolah menengah atas 5. Diploma

6. Sarjana

3.6.8 Pekerjaan adalah aktivitas yang dilakukan penderita hipertensi dengan

komplikasi diluar atau didalam rumah sesuai yang tercatat pada kartu status

pasien.

Dikategorikan :

1. Pegawai Negeri Sipil 2. Pensiunan

3. Wiraswasta 4. Petani


(48)

5. Ibu Rumah Tangga

3.6.9 Status Perkawinan adalah predikat yang dimiliki penderita hipertensi dengan

komplikasi berdasarkan pernikahan sesuai yang tercatat pada kartu status

pasien.

Dikategorikan :

1. Belum Kawin

2. Kawin

3. Cerai Mati/Hidup

3.6.10 Tempat tinggal adalah alamat dimana penderita hipertensi dengan komplikasi

tinggal sesuai yang tercatat pada kartu status pasien

Dikategorikan atas :

1. Kelurahan Tanjung Balai 2. Kelurahan Tanjung Balai Kota 3. Kelurahan Sungai Lakam Barat 4. Kelurahan Sungai Lakam Timur 5. Kelurahan Teluk Air

6. Kelurahan Lubuk Semut 7. Desa Parit

8. Desa Selat Mendaun 9. Desa Tulang

10.Luar Wilayah Kerja Puskesms Tanjung Balai

3.6.11 Keluhan Utama adalah keluhan/gangguan fisik yang sering dirasakan oleh

penderita hipertensi dengan komplikasi kesehariannya sesuai yang tercatat

pada kartu status pasien

Dikatergorikan atas :

1. Muntah

2. Nyeri Dada 3. Pusing/Vertigo


(49)

5. lainnya (seperti:susah tidur, demam, lemas, lengan terasa lemas)

3.6.12 Derajat hipertensi adalah klasifikasi yang ditentukan oleh menurut klasifikasi

JNC-VII tahun 2003.

Dikategorikan atas :

1. Hipertensi derajat 1 : 140-159 mmHg TDS dan 90-99 mmHg TDD

2. Hipertensi derajat 2 : >160 mmHg TDS dan >100 mmHg TDD

3.6.13 Komplikasi adalah suatu kondisi dimana seseorang mengalami dua penyakit

atau lebih secara bersamaan yang kebanyakan penyakit kedua atau seterusnya

muncul sebagai tambahan atau lanjutan penyakit yang terdahulu dan sesuai

tercatat pada kartu status pasien.

Dikategorikan atas : 1. Penyakit Jantung 2. Stroke

3. Retinopati 4. Kerusakan Ginjal

3.6.14 Lama rawatan rata-rata adalah jumlah hari rata-rata penderita hipertensi

dengan komplikasi yang dirawat dari tanggal masuk sampai tanggal keluar

dari puskesmas (baik dengan izin dokter, atas permintaan sendiri maupun

meninggal dunia) sesuai yang tercatat pada kartu status pasien.

3.6.15 Sumber biaya adalah cara yang digunakan penderita hipertensi dengan

komplikasi yang dirawat inap untuk melunasi biaya administrasi rumah sakit.

Dikategorikan atas :

1. Umum

2. Askes

3. Jamkesmas

4. Jamkesda


(50)

3.6.16 Keadaan sewaktu pulang adalah keterangan tentang keadaan penderita

hipertensi dengan komplikasi ketika pulang sesuai yang tercatat pada kartu

status pasien.

Dikategorikan atas : 1. Pulang Berobat Jalan

2. Pulang Atas Permintaan Sendiri 3. Meninggal dunia

4. Rujuk

BAB IV

HASIL PENELITIAN

4.1 Deskripsi Lokasi Penelitian

4.1.1 Gambaran Umum Puskesmas Tanjung Balai Karimun

Kabupaten karimun adalah salah satu kabupaten di Provinsi Kepulauan Riau,

Indonesia. Ibu kota kabupaten karimun terletak di Tanjung Balai Karimun.

Kabupaten ini memiliki luas wilayah 7.984 km2, dengan luas daratan 1.524 km2 dan

luas lautan 6.460 km2. Kabupaten karimun terdiri dari 198 pulau dengan 67

diantaranya berpenghuni. Kabupaten Karimun terdiri dari 12 kecamatan, 29

kelurahan dan 42 desa dengan jumlah 212.561 jiwa.

Puskesmas Tanjung Balai merupakan salah satu Puskesmas yang berada di

Pulau Karimun terletak dipusat kota dan terjangkau daerah perkantoran dan rumah

penduduk serta dekat dengan pelabuhan, tepatnya di Jalan Kartini No. 14 Tanjung

Balai Karimun. Puskesmas Tanjung Balai mempunyai luas bangunan sebesar 1.040

m2 dengan luas tanah 7.000 m2. Puskesmas ini terdiri dari 2 unit puskesmas pembantu


(51)

dari 9 pos kesehatan desa. Luas wilayah kerja puskesmas Tanjung Balai Karimun

lebih kurang 41 kilometer persegi.

Jumlah tenaga untuk menudukung pelaksanaan tugas pokok dan fungsi

Puskesmas Tanjung Balai Karimun adalah sebanyak 99 orang . Yang terdata adalah

sebagai pegawai puskesmas sebagai berikut:

- Dokter Umum : 22 orang

- Dokter Gigi : 1 orang

- Perawat : 21 orang

- Perawat Gigi : 1 orang

- Bidan (dipuskesmas) : 21 orang

- Bidan (didesa/puskesdes) : 9 orang

- S-1 Farmasi/ Apoteker : 1 orang

- Asisten Apoteker : 2 orang

- Sanitarian : 1 orang

- Ahli Gizi : 1 orang

- Analisis Laboratorium : 2 orang

- Radiology : 1 orang

- Pekarya : 5 orang

- Tata Usaha : 4 orang

- Sopir : 2 orang

- Keuangan : 4 orang

- Lainnya : 15 orang


(52)

Dari data diatas terdapat 64 orang pegawai negeri sipil terdiri dari 16 jabatan

struktural dan 48 jabatan fungsional, 9 tenaga bidan PTT, 6 tenaga honorer

pemerintah daerah , 18 tenaga honorer kontrak dan 13 tenaga honorer lokal

puskemas Tanjung Balai Karimun.

4.1.2 Visi, Misi dan Motto Puskesmas Tanjung Balai Karimun

Visi puskesmas Tanjung Balai Karimun menuju Kecamatan 2010 yang

ditandai dengan masyarakat kecamatan yang hidup dalam lingkungan sehat,

berperilaku hidup sehat dan memiliki kemampuan untuk menjangkau pelayanan

kesehatan yang bermutu serta memiliki derajat kesehatan yang optimal pada tahun

2010.

Misi puskesmas Tanjung Balai Karimun memiliki 3 misi antara lain sebagai

berikut :

1. Menggerakan pembangunan berwawasan kesehatan

2. Memberdayakan masyarakat dan keluarga dalam pembangunan kesehatan

3. Memberikan pelayanan kesehatan tingkat pertama

Moto puskesmas Tanjung Balai Karimun melayani masyarakat dengan ceria, cepat

dan memberikan pelayanan prima adalah andalannya, kenyamanan adalah


(53)

4.2 Deskriptif

4.2.1 Sosiodemografi

Hasil penelitian penderita hipertensi dengan komplikasi yang dirawat inap di

Puskesmas Tanjung Balai Karimun tahun 2010-2012 berdasarkan sosiodemografi

meliputi umur, jenis kelamin, suku, agama, pendidikan, pekerjaan, status perkawinan

dan tempat tinggal dapat dilihat pada tabel dibawah ini :

Tabel 4.1 Distribusi Proporsi Penderita Hipertensi Dengan Komplikasi Berdasarkan Umur dan Jenis Kelamin yang Dirawat Inap Di Puskesmas Tanjung Balai Karimun tahun 2010-2012

Umur (tahun)

Jenis kelamin

Total

Laki-laki perempuan

f % f % f %

34-40 1 2,1 3 5,0 4 3,7

41-47 3 6,4 3 5,0 6 5,6

48-54 4 8,5 9 15,0 12 12,1

55-61 11 23,4 8 13,3 19 17,8

62-68 9 19,1 14 23,3 23 21,5

69-75 6 12,8 11 18,3 17 15,9

76-81 11 23,4 8 13,3 19 17,8

82-89 2 4,3 4 6,7 6 5,6

Total 47 43,9 60 56,1 107 100

Dari tabel 4.1 dilihat bahwa proporsi penderita hipertensi dengan kompikasi

yang dirawat inap di puskesmas Tanjung Balai Karimun tahun 2010-2012 bahwa

kelompok umur berdasarkan jenis kelamin tertinggi perempuan adalah kelompok

umur 62-68 tahun sebesar 23,3% (14 orang) dan terendah adalah umur 34-40 tahun

dam 41-47 tahun sebesar 5,0% (3 orang). Sedangkan jenis kelamin tertinggi laki-laki

adalah umur 55-61 tahun dan 76-82 tahun sebesar 23,4% (11 orang) dan terendah


(54)

kompikasi yang dirawat inap di Puskesmas Tanjung Balai Karimun paling rendah

berumur 34 tahun dan paling tinggi berumur 89 tahun. Proporsi penderita hipertensi

dengan kompikasi yang dirawat inap di puskesmas Tanjung Balai Karimun tahun

2010-2012 berdasarkan jenis kelamin adalah perempuan sebesar 56,1% (60 orang)

dan terendah adalah laki-laki sebesar 43,9% (47 orang).

Tabel 4.2 Distribusi Proporsi Penderita Hipertensi Dengan Komplikasi Berdasarkan Suku, Agama, Pendidikan, Pekerjaan, Status Perkawinan dan Tempat Tinggal yang Dirawat Inap Di Puskesmas Tanjung Balai Karimun tahun 2010-2012

Sosiodemografi f (%)

Suku

Melayu 46 43.0

Jawa 15 14.0

Tionghua 17 15.9

Minangkabau 2 1.9

Batak 11 10.3

Bugis 3 2.8

Banjar 4 3.7

Lainnya (Manado,Ambon,Flores) 9 8.4

Total 107 100.0

Agama

Islam 72 67.3

Kristen protestan 11 10.3

Katholik 8 7.5

Budha 9 8.4

Hindu 7 6.5

Total 107 100.0

Pendidikan

Tidak/belum sekolah 30 28.0

Sekolah dasar 28 26.2

Sekolah menengah pertama 23 21.5

Sekolah menengah atas 13 12.1

Diploma 7 6.5


(55)

Pekerjaan

Pns 11 10,3

Pensiunan 15 14,0

Wiraswasta 28 26,2

Petani 6 5,6

Ibu Rumah Tangga 47 43,9

Total 107 100.0

Status Perkawinan

Belum kawin 6 5.6

Menikah 98 91.6

Janda Mati/Cerai 3 2.8

Total 107 100.0

lanjutan tabel 4.2

Sosiodemografi f (%)

Tempat Tinggal

Kelurahan Tanjung Balai 6 5.6

Kelurahan Tanjung Balai Kota 19 17.8

Kelurahan Sungai Lakam Barat 8 7.5

Kelurahan Sungai Lakam Timur 21 19.6

Kelurahan Teluk Air 18 16.8

Kelurahan Lubuk Semut 3 2.8

Desa Parit 13 12.1

Desa Selat Mendaun 3 2.8

Desa Tulang 2 1.9

Luar Wilayah Kerja Puskesmas Tanjung Balai 14 13.1

Total 107 100.0

Dari tabel 4.2 dapat dilihat bahwa proporsi penderita hipertensi dengan

komplikasi yang dirawat inap di puskesmas Tanjung Balai Karimun tahun 2010-2012

berdasarkan kelompok suku adalah paling banyak terdapat pada kelompok suku

Melayu yaitu 46 orang (43,0%), sedangkan yang paling sedikit ditemukan pada

kelompok suku Minangkabau yaitu 2 orang (1,9%).

Proporsi penderita hipertensi dengan komplikasi yang dirawat inap di

puskesmas Tanjung Balai Karimun tahun 2010-2012 berdasarkan kelompok agama


(56)

sedangkan yang paling sedikit ditemukan pada kelompok agama Hindu yaitu 7 orang

(6,5%).

Proporsi penderita hipertensi dengan komplikasi yang dirawat inap di

puskesmas Tanjung Balai Karimun tahun 2010-2012 berdasarkan kelompok

pendidikan adalah paling banyak terdapat pada kelompok pendidikan Tidak Sekolah

yaitu 30 orang (28,0%), sedangkan yang paling sedikit ditemukan pada kelompok

pendidikan Sarjana yaitu 6 orang (5,6%).

Proporsi penderita hipertensi dengan komplikasi yang dirawat inap di

puskesmas Tanjung Balai Karimun tahun 2010-2012 berdasarkan kelompok

pekerjaan adalah paling banyak terdapat pada kelompok kerja ibu rumah tangga yaitu

47 orang (43,9%), sedangkan yang paling sedikit ditemukan pada kelompok kerja

petani yaitu 6 orang (5,6%).

Proporsi penderita hipertensi dengan komplikasi yang dirawat inap di

puskesmas Tanjung Balai Karimun tahun 2010-2012 berdasarkan kelompok status

perkawinan adalah paling banyak terdapat pada kelompok status yang sudah kawin

yaitu 98 orang (91,6%), sedangkan yang paling sedikit ditemukan pada kelompok

status janda cerai/mati yaitu 3 orang (2,8%).

Proporsi penderita hipertensi dengan komplikasi yang dirawat inap di

puskesmas Tanjung Balai Karimun tahun 2010-2012 berdasarkan kelompok tempat

tinggal adalah paling banyak terdapat pada kelompok tempat tinggal kelurahan

Sungai Lakam Timur yaitu 21 orang (19,6%), sedangkan yang paling sedikit


(57)

4.2.2 Keluhan Utama

Distribusi proporsi penderita hipertensi dengan komplikasi berdasarkan

keluhan utama yang dirawat inap di puskesmas Tanjung Balai Karimun tahun

2010-2012 dapat dilihat pada tabel dibawah ini :

Tabel 4.3 Distribusi Proporsi Penderita Hipertensi Dengan Komplikasi Berdasarkan Keluhan Utama yang Dirawat Inap Di Puskesmas Tanjung Balai Karimun tahun 2010-2012

Keluhan Utama f ( % )

Muntah 5 4.7

Nyeri Dada 13 12.1

Pusing/Vertigo 29 27.1

Sesak 48 44.9

Lainnya (seperti:susah tidur, demam, lemas, lengan terasa lemas) 12 11.2

Total 107 100.0

Dari tabel 4.3 dapat dilihat bahwa proporsi keluhan utama pada penderita

hipertensi dengan komplikasi adalah paling banyak terdapat pada kelompok keluhan

sesak yaitu 48 orang (44,9%), sedangkan yang paling sedikit ditemukan pada

kelompok keluhan muntah yaitu 5 orang (4,7%).

4.2.3 Derajat Hipertensi

Distribusi proporsi penderita hipertensi dengan komplikasi berdasarkan

derajat hipertensi yang dirawat inap di puskesmas Tanjung Balai Karimun tahun


(58)

Tabel 4.4 Distribusi Proporsi Penderita Hipertensi Dengan Komplikasi Berdasarkan Derajat Hipertensi yang Dirawat Inap Di Puskesmas Tanjung Balai Karimun tahun 2010-2012

Derajat Hipertensi f ( % )

Derajat 1 30 28.0

Derajat 2 77 72.0

Total 107 100.0

Dari tabel 4.4 dapat dilihat bahwa proporsi derajat hipertensi pada penderita

hipertensi dengan komplikasi adalah paling banyak terdapat pada hipertensi derajat 2

yaitu 77 orang (72,0%), sedangkan yang paling sedikit ditemukan pada hipertensi

derajat derajat 1 yaitu 30 orang (28,0%).

4.2.4 Komplikasi

Distribusi proporsi penderita hipertensi dengan komplikasi berdasarkan

komplikasi yang dirawat inap di puskesmas Tanjung Balai Karimun tahun 2010-2012

dapat dilihat pada tabel dibawah ini :

Tabel 4.5 Distribusi Proporsi Penderita Hipertensi Dengan Komplikasi Berdasarkan Komplikasi Hipertensi yang Dirawat Inap Di Puskesmas Tanjung Balai Karimun tahun 2010-2012

Komplikasi f ( % )

Penyakit jantung 81 75.7

Stroke 22 20.6

Kerusakan Ginjal 4 3.7

Total 107 100.0

Dari tabel 4.5 dapat dilihat bahwa proporsi komplikasi pada penderita

hipertensi dengan komplikasi adalah paling banyak terdapat pada penyakit jantung

sebanyak 81 orang (75,7%), sedangkan yang paling sedikit ditemukan pada penyakit

gagal ginjal yaitu 4 orang (3,7%).


(59)

Lama rawatan rata-rata pada penderita hipertensi dengan komplikasi yang

dirawat inap di puskesmas Tanjung Balai Karimun tahun 2010-2012 dapat dilihat

pada tabel dibawah ini :

Tabel 4.6 Lama Rawatan Rata-rata Penderita Hipertensi Dengan Komplikasi yang Dirawat Inap Di Puskesmas Tanjung Balai Karimun tahun 2010-2012

Lama Rawatan Rata-rata

Mean : 2,97 SD ( Standard Deviasi ) : 2,633 95 % Confidence Interval : 2,47-3,48 Minimum : 1 Maksimum : 17

Dari tabel 4.6 menunjukan bahwa lama rawatan rata-rata penderita hipertensi

dengan komplikasi adalah 3 hari. Lama rawatan rata-rata tersingkat adalah 1 hari dan

terlama adalah 17 hari

4.2.6 Sumber Biaya

Distribusi proporsi penderita hipertensi dengan komplikasi berdasarkan

sumber biaya yang dirawat inap di puskesmas Tanjung Balai Karimun tahun

2010-2012 dapat dilihat pada tabel dibawah ini :

Table 4.7 Distribusi Proporsi Penderita Hipertensi Dengan Komplikasi Berdasarkan Cara Pembayaran yang Dirawat Inap Di Puskesmas Tanjung Balai Karimun tahun 2010-2012

Sumber Biaya f ( % )

Umum 60 56.1

Askes 17 15.9

Jamkesmas 9 8.4

Jamkesda 2 1.9

SKTM (Surat Keterangan Tidak Mampu) 19 17.8


(1)

Explore

Case Processing Summary Cases

Valid Missing Total

N Percent N Percent N Percent Lama Rawatan

Rata-rata

107 100.0% 0 .0% 107 100.0%

Descriptives

Statistic

Std. Error Lama Rawatan

Rata-rata

Mean 2.97 .255

95% Confidence Interval for Mean

Lower Bound 2.47 Upper Bound 3.48 5% Trimmed Mean 2.59

Median 2.00

Variance 6.933

Std. Deviation 2.633

Minimum 1

Maximum 17

Range 16

Interquartile Range 2

Skewness 3.330 .234

Kurtosis 14.454 .463 Crosstabs

Case Processing Summary Cases

Valid Missing Total

N Percent N Percent N Percent Usia karyawan (tahun) * 107 100.0% 0 .0% 107 100.0%


(2)

Usia karyawan (tahun) * komplikasi Crosstabulation Count

Umur ( tahun )

Total < 60 ≥ 60

Komplikasi Hipertensi

Penyakit jantung

36 45 81

Stroke 5 17 22

Kerusakan Ginjal

0 4 4

Chi-Square Tests

Value df Asymp. Sig. (2-sided)

Pearson Chi-Square 6,034a 2 .049

Likelihood Ratio 2.276 2 .320

Linear-by-Linear Association

.942 1 .332

N of Valid Cases 107

Crosstabs

Case Processing Summary Cases

Valid Missing Total

N Percent N Percent N Percent Jenis Kelamin *

Komplikasi


(3)

jenis kelamin * komplikasi Crosstabulation count

Jenis Kelamin

Total Laki-laki Perempuan

Komplikasi Hipertensi Penyakit jantung

32 49 81

Stroke 13 9 22

Kerusakan Ginjal

2 2 4

Chi-Square Tests

Value df Asymp. Sig. (2-sided)

Pearson Chi-Square 2.756a 2 .252

Likelihood Ratio 2.743 2 .254

Linear-by-Linear Association

1.408 1 .235

N of Valid Cases 107

a. 2 cells (33.3%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 1.76.

Crosstabs

Case Processing Summary Cases

Valid Missing Total

N Percent N Percent N Percent Derajat komplikasi *

komplikasi


(4)

Derajat Komplikasi * komplikasi Crosstabulation Count

derajat hipertensi

Total

1 2

Komplikasi Hipertensi

Penyakit jantung

25 56 81

Stroke 4 18 22

Kerusakan Ginjal

1 3 4

Chi-Square Tests

Value df Asymp. Sig. (2-sided)

Pearson Chi-Square 1.398a 2 .497

Likelihood Ratio 1.489 2 .475

Linear-by-Linear Association

.667 1 .414

N of Valid Cases 107

a. 2 cells (33.3%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 1.12.

T-Test

lama rawatan rata-rata * komplikasi

Paired Samples Statistics

Mean N

Std. Deviation

Std. Error Mean

Pair 1 Komplikasi 1.32 107 .667 .065

Lama Rawatan Rata-rata

2.97 107 2.633 .255


(5)

Paired Samples Test

Paired Differences

Mean Std. Deviation Std. Error Mean Pair 1 Komplikasi - Lama

Rawatan Rata-rata

-1.654 2.671 .258

Paired Samples Test

Paired Differences 95% Confidence

Interval of the Difference t df

Sig.

(2-tailed) Lower Upper Pair 1 Pair

1

komplikasi - lama rawatan rata-rata

-6.406 106 .000 -2.166 -1.142

Crosstabs

Case Processing Summary Cases

Valid Missing Total

N Percent N Percent N Percent keadaan sewaktu

pulang * komplikasi


(6)

Keadaan Sewaktu Pulang * Komplikasi Crosstabulation

Komplikasi Hipertensi Total Penyakit

jantung

Stroke Kerusaka n Ginjal Keadaan

Sewaktu Pulang

PBJ 47 9 2 58

PAPS 15 5 1 21

Meninggal 2 1 0 3

Rujuk 17 7 1 25

Chi-Square Tests

Value df

Asymp. Sig. (2-sided)

Pearson Chi-Square 2.422a 6 .877

Likelihood Ratio 2.489 6 .870

Linear-by-Linear Association

.805 1 .370

N of Valid Cases 107

a. 7 cells (58.3%) have expected count less than 5. The minimum expected count is .11.