Teknik Keabsahan Data METODE PENELITIAN

59 jawaban dari permasalahan yang ada. Pada penelitian ini, peneliti melakukan kegiatan mereduksi data yaitu menyeleksi, memusatkan, menyederhanakan dan mengubah data kasar yang berasal dari catatan- catatan lapangan. Hal ini dilakukan karena data yang terkumpul relatif banyak dan tidak mungkin disajikan secara mentah . Dengan melihat kembali reduksi data maupun penyajian data, maka kesimpulan yang diambil tidak menyimpang dari data yang dianalisis.

H. Teknik Keabsahan Data

Teknik keabsahan data yang digunakan dalam penelitian adalah triangulasi. Triangulasi adalah teknik pemeriksaan keabsahan data yang memanfaatkan sesuatu yang lain di luar data tersebut untuk keperluan pengecekan atau sebagai pembanding terhadap data itu. Selain untuk mengecek kebenaran data triangulasi juga dilakukan untuk memperkaya data. Denzin membedakan empat macam triangulasi sebagai teknik pemeriksaan yang memanfaatkan penggunaan sumber, metode, penyidik dan teori Lexy J. Moleong, 2007: 178. Triangulasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah triangulasi sumber yakni membandingkan data hasil wawancara dan dokumentasi yang berkaitan. 60

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi Lokasi Penelitian

Deskripsi lokasi penelitian mengenai pembelajaran dalam pemanfaatan lingkungan sebagai sumber belajar mata pelajaran ilmu pengetahuan alam kelas IV SD Negeri Ambarukmo, Sleman, Yogyakarta adalah sebagai berikut.

1. Situasi dan Kondisi SD Negeri Ambarukmo, Sleman, Yogyakarta

Sekolah Dasar Negeri Ambarukmo terletak di Ambarukmo, Catur Tunggal, Depok, Sleman, Yogyakarta. Letak Sekolah Dasar Negeri Ambarukmo yang sangat strategis ini mendukung kegiatan belajar mengajar, karena letaknya yang jauh dari keramaian dan mudah dijangkau oleh siswa, guru, karyawan maupun orang lain yang berkepentingan.

2. Situasi dan Kondisi Siswa Kelas IV SD Negeri Ambarukmo, Sleman,

Yogyakarta Situasi dan kondisi siswa kelas IV SD Negeri Ambarukmo, Sleman, Yogyakarta yang terdiri dari siswa laki-laki sebanyak 11 siswa, dan siswa perempuan sebanyak 11 siswa. Siswa kelas IV Sekolah Dasar termasuk berada pada tahap operasional konkret dan termasuk pada kelompok kelas tinggi. Anak kelas IV Sekolah Dasar berpikir secara realistis, yaitu berdasarkan apa yang ada di sekitarnya. Hal yang perlu diperhatikan oleh guru IPA, bahwa anak pada tahap operasional konkret masih sangat membutuhkan benda-benda konkret untuk membantu pengembangan kemampuan intelektualnya. Oleh karena itu, guru seharusnya selalu mengaitkan konsep-konsep yang dipelajari siswa dengan benda-benda