UPAYA MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR SISWA MENGGUNAKAN MEDIA GAMBAR PADA MATA PELAJARAN ILMU PENGETAHUAN ALAM KELAS IV SD N KRATON YOGYAKARTA.

(1)

UPAYA MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR SISWA

MENGGUNAKAN MEDIA GAMBAR PADA MATA PELAJARAN ILMU PENGETAHUAN ALAM KELAS IV SD N KRATON YOGYAKARTA

SKRIPSI

Diajukan kepada Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Yogyakarta untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Oleh

Kurniawan Sabere NIM 12108249008

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR JURUSAN PENDIDIKAN SEKOLAH DASAR

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA


(2)

(3)

(4)

(5)

v MOTTO

Niat dan keyakinan yang kuat untuk dapat mewujudkan sesuatu membuat seseorang dapat mewujudkan suatu harapan akan cita-cita dengan tindakan. Kegagalan bukan karena ketidakberhasilan, akan tetapi karena kita berhenti berusaha dan mencoba. (Penulis)


(6)

vi

PERSEMBAHAN

Sikripsi ini dipersembahkan untuk:

1. Bapak dan ibu tercinta, terimakasih atas Doa, dukungan dan perhatian yang diberikan selama ini.

2. Tanah air tercinta, Agama, Nusa dan Bangsa dan 3. Almamaterku yang kubanggakan.


(7)

vii

“UPAYA MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR SISWA MENGGUNAKAN MEDIA GAMBAR PADA MATA PELAJARAN ILMU

PENGETAHUAN ALAM KELAS IV SD N KRATON YOGYAKARTA” Oleh

Kurniawan Sabere NIM 12108249008

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan motivasi belajar siswa menggunakan media gambar pada mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam Kelas IV SD N Kraton Yogyakarta.

Penelitian ini menggunakan jenis Penelitian Tindakan Kelas (PTK) model Kemmis & Mc Tggart. Dalam penelitian ini tidak melakukan penelitian secara sendiri akan tetapi berkolaborasi atau bekerjasama dengan guru kelas. Subyek penelitian ini adalah seluruh siswa kelas IV SD N Kraton Yogyakarta yang berjumlah 24 orang. Metode yang digunakan dalam mengumpulkan data yaitu dengan pengamatan (observasi) dan tes. Data yang diperoleh dari penelitian ini adalah data kualitatif mengenai gambaran motivasi belajar siswa dalam menggunakan media gambar dalam pembelajaran.Teknik analisis data yang digunakan adalah deskriptif kuantitatif dan kualitatif.

Langkah-langkah pelaksanaan media gambar yaitu guru mengenalkan media gambar pada anak, agar siswa dapat melihat dengan jelas. Siswa memperhatikan gambar tentang sumber daya alam yang dapat diperbaharui dan yang tidak dapat diperbaharui yang disampaikan guru, siswa bertanya terhadap media yang disajikan, siswa dan guru menyimpulkan pembelajaran. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penggunaan media gambar dapat meningkatkan motivasi belajar siswa kelas IV SD N kraton Yogyakarta pada mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam. Hal ini dijelaskan bahwa dengan adanya media gambar dapat meningkatkan motivasi siswa dilihat dari pelaksanaan tindakan pada pembelajaran dari observasi awal didapat tingkat motivasi siswa pada siklus I rata-rata adalah 66,04 ketuntasan 8 siswa atau 33,33% , dan belum tuntas ada 16 siswa atau 66,66%. mengalami peningkatan pada siklus II dengan rata-rata 84,37, ketuntasan ada 21 siswa atau 87,5% dan yang belum tuntas ada 3 siswa atau 12,5% dengan demikian ada peningkatan motivasi belajar siswa meningkat. Motivasi belajar siswa pada siklus II telah memenuhi indikator

keberhasilan karena ≥ 75% sudah mencapai KKM.


(8)

viii

KATA PENGANTAR

Puji syukur atas limpahan rahmat dan karunia Allah sehingga penulis dapat menyelesaikan penelitian dan penulisan skripsi ini dengan judul “Upaya meningkatkan motivasi belajar siswa menggunakan media gambar pada mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam kelas IV SD N Kraton Yogyakarta” sebagai salah satu syarat untuk meraih gelar sarjana pendidikan di Universitas Negeri Yogyakarta. Penyususn menyadari dengan sebenar-benarnya bahwa skripsi ini tidak akan terwujut tanpa adanya bantuan, bimbingan dan dorongan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, dengan segala kerendahan hati pada kesempatan ini peneliti mengucapkan terimakasih kepada:

1. Dekan Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Yogyakarta yang telah memberikan izin kepada penulis untuk melakukan penelitian skripsi.

2. Ketua Jurusan Pendidikan Pra Sekolah dan Sekolah Dasar yang telah memberikan kesempatan melaksanakan penelitian.

3. Ikhlasul Ardi Nugroho, M.Pd. selaku pembimbing skripsi yang telah memberikan bimbingan, arahan, petunjuk serta selalu memberikan motivasi pada proses penulisan skripsi ini.

4. Segenap Dosen Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Yogyakarta yang telah memberikan bekal ilmu yang bermanfaat.


(9)

ix

yang telah membantu dalam proses administrasi.

6. Kepala Sekolah SD N Kraton Yogyakarta yang telah memberikan ijin penelitian disekolah tersebut.

7. Ibu yustina Armastiti, S.Pd selaku guru kelas IV serta rekan berkolaborasi dalam penelitian yang dilaksanakan di SD N Kraton Yogyakarta.

8. Bapak/ibu Guru serta kariawan SD Negeri Kraton Yogyakarta yang telah memberikan tanggapan yang baik dalam belaksanaan penelitian.

9. Semua keluarga yang kusayang, mereka semua yang selalu memberikan motivasi untuk cepat menyelesaikan studi dan memberikan keceriaan disetiap hari-hariku.

10.Semua pihak yang telah membantu peneliti mulai dari pembuatan proposal, penelitian, sampai penulisan skripsi ini yang tidak mungkin dapat penulis sebutkan satu persatu.

Peneliti hanya bisa berdo’a semoga bantuan, arahan, bimbingan, dorongan dan pelayanan yang baik tersebut mendapatkan pahala yang setimpal dari Tuhan yang Maha kuasa dan Bijaksana.

Yogyakarta, 12 Oktober 2016


(10)

x DAFTAR ISI

hal

JUDUL ... i

PERSETUJUAN ... ii

PERNYATAAN ... iii

PENGESAHAN ... iv

MOTTO ... v

PERSEMBAHAN ... vi

ABSTRAK ... vii

KATA PENGANTAR ... viii

DAFTAR ISI ... x

DAFTAR TABEL ... xiii

DAFTAR GAMBAR ... xiv

DAFTAR LAMPIRAN ... xv

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah... 1

B. Identifikasi Masalah... 8

C. Pembatasan Masalah... 9

D. Rumusan Masalah... 9

E. Tujuan Penelitian... 9

F. Manfaat Penelitian... 10

BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Hakikat Ilmu Pengetahuan Alam ... 11

1. Pengertian Ilmu Pengetahuan Alam ... 14

2. Tujuan Pembelajaran IPA ... 15


(11)

xi

C. Media ... 21

1. Pengertian Media ... 21

2. Macam-macam media pembelajaran ... 22

3. Faktor-Faktor yang perlu Dipertimbangkan dalam Memilih Media Pembelajaran... 24

D. Media Gambar ... 27

E. Indikator Motivasi ... 35

F. Motivasi ... 37

1. Pengertian Motivasi ... 37

2. Jenis-jenis Motivasi ... 41

3. Unsur-unsur Motivasi ... 42

G. Motivasi Belajar ... 45

H. Karakteristik Siswa Sekolah Dasar ... 50

I. Kerangka Pikir ... 52

J. Hipotetis Tindakan ... 53

BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian ... 54

B. Desain Penelitian ... 54

C. Tempat dan Waktu Penelitian ... 57

D. Subyek Penelitian ... 57

E. Obyek Penelitian ... 58

F. Prosedur Penelitian ... 58

G. Perencanaan ... 58

H. Teknik Pengumpulan Data... . 63

I. Instrumen Penelitian... 64

J. TeknikAnalisis Data... .. 65


(12)

xii

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi Lokasi Penelitian ... 69

B. Deskripsi Hasil Penelitian ... 70

1. Hasil Penelitian Siklus 1 ... 63

2. Hasil Penelitian Siklus II ... 65

C. Pembahasan ... 87

D. Keterbatasan Penelitian ... 90

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ... 91

B. Saran ... 91

DAFTAR PUSTAKA ... 93


(13)

xiii

DAFTAR TABEL

hal Tabel 1. Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar Mapel IPA

Kelas IV Semester II ... 17

Tabel 2. Kisi-Kisi lembar observasi motivasi belajar siswa ... 64

Tabel 3. Kisi-kisi observasi aktivitas guru dalam menggunakan media gambar... 76

Tabel 4. Hasil motivasi belajar Siklus I ... 62

Tabel 5. Hasil refleksi Siklus I ... 77


(14)

xiv

DAFTAR GAMBAR

hal

Gambar 1. Desain Penelitian Kemis dan Mc Taggart ... 85 Gambar 2. Siswa melakukan diskusi kelompok ... 73 Gambar 3. Suasana belajar mendengarkan penjelasan materi dari guru

Kelas ... 75 Gambar 4. Siswa melakukan diskusi kelompok ... ... 67 Gambar 5. Siswa mengerjakan soal evaluasi ... 68 Gambar 6. Diagram peningkatan jumlah siswa yang telah mencapai


(15)

xv

DAFTAR LAMPIRAN

hal

Lampiran 1. Perangkat Pembelajaran ... 96

Lampiran 2. Instrumen Penelitian ... 146

Lampiran 3. Hasil Penelitian ... 168

Lampiran 4. Dokumentasi ... 175


(16)

1 BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi telah mengalami perkembangan yang begitu pesat. Setiap negara berusaha mempersiapkan diri untuk dapat bersaing dengan negara lainnya salah satu usaha yang dilakukan adalah meningkatkan kualitas sumber daya manusia lewat jalur pendidikan. Sumber daya yang berkualitas akan menentukan mutu kehidupan pribadi, masyarakat, dan bangsa dalam rangka mengantisifasi, mengatasi persoalan-persoalan yang terjadi dalam masyarakat pada masa kini dan masa depan. Oleh karena itu kemajuan dibidang pendidikan sangat penting. Untuk mencapai kemajuan dalam bidang pendidikan tersebut tidak lepas pula dari anak didik yang mempunyai motivasi belajar yang baik. Belajar merupakan suatu proses perubahan tingkah laku, maksudnya seorang dikatakan belajar bila ia dapat melakukan sesuatu yang belum pernah diperolah sebelumnya.

Trianto (2010: 156), mengemukakan bahwa Pembelajaran IPA dapat mempermudah dan memotivasi peserta didik untuk mengenal, menerima, menyerap, dan memahami keterkaitan atau hubungan antara konsep pengetahuan dan nilai atau tindakan yang termuat dalam tema tersebut. Dengan model pembelajaran yang terpadu dan sesuai dengan kehidupan


(17)

2

sehari-hari, peserta didik didorong untuk berpikir luas dan mendalam untuk menangkap dan memahami hubungan konseptual yang disajikan guru. Selanjutnya peserta didik akan terbiasa berpikir terarah, teratur, menyeluruh.Peserta didik akan termotivasi dalam belajar bila mereka merasa bahwa pembelajaran itu bermakna baginya, dan jika mereka berhasil menerapakan apa yang telah dipelajarinya

Di dalam pengajaran ketepatan dalam penggunaan media dalam pembelajaran yang dilakukan oleh guru akan dapat membangkitkan motivasi dan minat siswa terhadap materi pelajaran yang diberikan, serta terhadap proses dan hasil belajar siswa. Wina Sanjaya (2008: 228), mengatakan bahwa motivasi adalah aspek yang penting untuk membelajarkan siswa. Tanpa adanya motivasi tidak mungkin siswa memiliki kemauan untuk belajar. Jadi dengan menggunakan media gambar, akan menumbuhkan rasa senang terhadap pelajaran yang kemudian rasa senang itu dimunculkan dengan berbagai tingkah laku dengan tidak takut dalam mengikuti pemebelajaran serta lebih percaya diri dalam mengungkapkan pikiran berdasarkan gambar yang dilihat. Siswa akan lebih mudah menerima materi dari guru apabila media yang digunakan tepat dan sesuai dengan tujuan pembelajarannya. Media pembelajaran dikatakan baik apabila media tersebut sesuai dengan materi, kondisi siswa, sarana prasarana, serta tujuan pembelajarannya.


(18)

3

Ibrahim Nana Syaodih (2003: 27), mengatakan bahwa Setiap perbuatan termasuk perbuatan belajar didorong oleh sesuatu atau beberapa motif. Motif atau biasa juga disebut dorongan atau kebutuhan merupakan sesuatu tenaga yang berada pada diri individu atau siswa yang mendorongnya untuk berbuat mencapai suatu tujuan. Tenaga pendorong atau motif pada seseorang mungkin cukup besar sehingga tanpa motivasi dari luar dia sudah dapat berbuat. Orang atau siswa tersebut memiliki motif internal. Pada orang atau siswa lain, tenaga pendorong ini kecil sekali sehingga ia membutuhkan motivasi dari luar, yaitu dari guru, orang tua, teman, buku-buku dan sebagainya.

Dalam proses belajar mengajar di sekolah pada umumnya muncul berbagai masalah kompleks yang mempengaruhi para siswa, untuk mencapai tujuan pendidikan yang telah ditetapkan. Keberhasilan proses pendidikan sangatlah ditentukan oleh guru, siswa dan lingkungan sekolah. Ketiga hal ini tidak bisah dipisahkan karena saling terkait satu dengan yang lain. Walaupun guru sudah menerangkan secara panjang lebar tentang materi pembelajaran namun belum tentu semua siswa dapat mengerti. Hal itu dikarenakan tidak semua siswa dapat mengerti apa yang disampaikan jika diterangkan melalui metode ceramah. Jika bahan pelajaran disajikan secara menarik besar kemungkinan motivasi belajar anak didik akan semakin meningkat. Motivasi


(19)

4

berhubungan erat dengan emosi, minat, dan kebutuhan anak didik. Dalam proses pembelajaran motivasi merupakan salah satu aspek dinamis yang sangat penting. Sering terjadi siswa kurang berprestasi bukan disebabkan oleh kemampuannya yang kurang, akan tetapi dikarenakan tidak adanya motivasi untuk belajar sehingga ia tidak berusaha untuk megarahkan segala kemampuannya. Dengan demikian, dapat dikatakan siswa yang berprestasi rendah belum tentu disebkan oleh kemampuannya yang rendah pula, akan tetapi mungkin disebabkan oleh tidak adanya dorongan atau motivasi.

Dalam penelitian ini, motivasi yang berkaitan dengan pembelajaran adalah motivasi belajar. Sugihartono dkk (2007: 78), mengatakan bahwa motivasi belajar memegang peran yang sangat penting dalam pencapaian prestasi belajar. Motivasi belajar yang tinggi tercermin dari ketekunan yang tidak mudah patah untuk mencapai sukses meskipun dihadang oleh berbagai kesulitan.

Berdasarkan observasi yang peneliti lakukan pada hari selasa tanggal 23 Februari 2016, dikelas dengan guru Kelas IV SD N Kraton Yogyakarta, masih banyak permasalahan bahwa siswa belum secara langsung terlihat aktif terlibat dalam proses pembelajaran. Diantaranya guru jarang menggunakan media pembelajaran dalam proses belajar mengajaran. Terutama dalam pembelajaran IPA guru dituntut untuk menggunakan media


(20)

5

pembelajaran untuk menarik perhatian siswa sehingga siswa tidak merasa bosan selama mengikuti pembelajaran.

Selain itu para siswa jarang bertanya meupun berpendapat ketika pembelajaran berlangsung, karena tidak tahu apa yang mereka tanyakan kepada guru, para siswa lebih banyak diam ketika diberi penjelasan secara teoritis tanpa adanya pengalaman langsung sebenarnya tidak harus selalu dengan percobaan, namun dengan mengamati siswa melihat dan mengamati secara langsung. Dengan melihat dan mengamati, siswa sebenarnya sudah bisa melakukan ketarampilan berpikirnya misalnya siswa menemukan sendiri konsep yang dipelajari berdasarkan pengamatan secara langsung.

Pembelajaran IPA yang berlangsung di SD Kraton Yogyakarta, guru masih menggunakan model pembelajaran yang belum sesuai dengan kondisi dan karakteristik siswa. Dalam pembelajaran guru masih menggunakan pendekatan pembelajaran yang konvensional antara lain pendekatan ekspositori. Pendekatan ekspositori adalah pendekatan pembelajaran dimana pusat pengajaran berada ditangan guru (teacher centered). Guru lebih banyak menempatkan siswa sebagai obyek didik. Guru masih menggunakan metode ceramah pada proses pembelajaran. Berdasarkan asumsi ini, guru dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran sering menggunakan ceramah. Metode ceramah ini kurang dapat membangkitkan aktivitas dan motivasi siswa dalam


(21)

6

belajar. Hal ini terlihat dari perilaku siswa yang cenderung hanya mendengar dan mencatat pelajaran yang diberikan guru.

Penggunaan metode ceramah dalam proses pembelajaran membuat siswa cenderung menunjukkan sikap pasif karena langsung menerima informasi dari guru. Siswa tidak dilatih untuk berpikir aktif dan kreatif mencari/menemukan sendiri informasi. Sehingga motivasi siswa dalam mengikuti pembelajaran rendah karna guru cenderung menggunakan metode ceramah pada saat menjelaskan materi kepada siswa. Hal itu ditunjukkan bahawa Siswa kurang berminat, cenderung mengabaikan meteri pelajaran yang dijelaskan oleh guru, malas mengerjakan tugas, serta enggan mengungkapkan ide atau gagasan. Siswa sering mengalami kesulitan dalam memahami konsep dan materi pelajaran yang disampaikan guru. Beberapa siswa malas mendengarkan materi yang disampaikan guru di depan kelas. Hal tersebut menyebabkan rendahnya motivasi siswa dalam belajar pada mata pelajaran IPA.

Salah satu untuk membangkitkan semangatdan motivasi belajar siswa adalah penggunaan media pembelajaran dalam kegiatan belajar mengajar. Karena dalam pros pembelajarantidak cukup kalau hanya mendengar penjelasan dari guru dengan menggunakan media atau alat pemebelajaran Akan membantu untuk merangsang pikiran siswa sehingga dapat mendorong


(22)

7 terjadinya belajar yang baik.

Oemar Hamalik (dalam Azhar Arsyad, 2011: 15), mengemukakan bahwa pemakaian media pembelajaran dalam proses belajar mengajar dapat membangkitkan keinginan dan minat yang baru, membangkitkan motivasi dan rangsangan kegiatan belajarterhadap siswa. Penggunaan media pembelajaran pada tahap orientasi pembelajaran akan sangat membantu keaktifan proses pembelajaran dan pencapaian pesan dan isi pelajaran pada saat itu. Selain membangkitkan motivasi dan minat siswa, media pembelajaran juga dapat membantu siswa meningkatkan pemahaman, menyajikan data dengan menarik dan terpercaya, memudahkan penafsiran data, dan memandatkan informasi.

Untuk itu peneliti mencoba menerapkan pembelajaran IPA dengan menggunakan media yaitu media gambar agar siswa termotivasi. Media merupakan segala bentuk yang digunakan untuk proses penyaluran informasi. Ini sangat perlu digunakan dalam proses pembelajaran kepada peserta didik sehingga dapat melihat dan menemukan sendiri jawaban dalam suatu permasalahan. Media pembelajaran sangat perlu dalam pemebelajaran IPA karena pada dasarnya anak rasa ingin tahu yang besar, oleh karena itu perlu memfasilitasi keingintahuan anak tersebut dalam proses belajar.


(23)

8

pembawa pesan. Media pembelajaran sega sesuatu yang dapat digunakan untuk merangsang dan meningkat mitivasi siswa dalam proses belajar. Dengan menggunakan berbagai media maka akan sangat membantu pemahaman siswa alasannya dengan memanfaatkan media pengajaran dalam proses belajar siswa, antara lain:

1. Proses belajar mengajar akan lebih menarik perhatian siswa sehingga dapat menumbuhkan minat dan motivasi belajar siswa.

2. Bahan akan lebih jelas maknanya sehingga mudah dipahami oleh siswa. 3. Metode pengajaran akan lebih berfariasi

4. Siswa lebih banyak melakukan kegiatan belajar, sebab tidak hanya mendengar uraian guru, tetapi siswa akan beraktifitas dan terlibat langsung dalam proses pembelajaran.

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan maka diindentifikasikan permasalahan sebagai berikut.

1. Guru masih memakai metode ceramah sehinggah motivasi siswa dalam mengikuti proses belajar kurang.

2. Kurangnya menggunakan media pembelajaran, sehingga siswa kurang aktif dan konsentrasi pada pembelajaran.


(24)

9

3. Pada saat proses pembelajaran lebih banyak disampaikan dengan menggunakan metode ceramah sehingga siswa kurang termotivasih.

C. Pembatasan Masalah

Agar penelitian ini lebih efisien, terarah, dan dapat dikaji lebih mendalam maka diperlukan pembatasan masalah. Fokus permasalahan dalam penelitian ini adalah meningkatkan motivasi belajar siswa menggunakan media gambar dalam pembelajaran IPA kelas IV SD N Kraton yogyakarta.

D. Rumusan Masalah

Pembatasan masalah yang telah peneliti kemukakan dapat dirumuskan permasalahan.

1. Apakah penggunaan media gambar dapat meningkatkan motivasi siswa dalam pembelajara IPA Kelas IV SD N Kraton?

2. Bagaimanakah penggunaan media gambar untuk meningkatkan motivasi siswa dalam belajar?

E. Tujuan Penelitian

Sesuai dengan rumusan dan pembatasan masalah diatas, penelitian ini ditujukan untuk meningkatkan motivasi belajar siswa dengan menggunakan media gambar dalam pembelajaran IPA Kelas IV SD N Kraton.


(25)

10 F. Manfaat Penelitian

1. Bagi Siswa

Diharapkan dapat mengembangkan motivasi yang dimiiki dengan menggunakan media pembelajaran dan melihat sendiri konsep yang dipelajari sehingga pembelajaran dapat lebih bermakna.

2. Bagi Guru

Sebagai sumbangan pemikiran dan bahan masukan khusus bagi guru kelas tentang penggunaan media pembelajaran dalam pembelajaran IPA di sekolah dasar.

3. Bagi Sekolah

Memberi informasi kepada kepala sekolah tentang peningkatan motivasi belajar siswa menggunakan gambar dalam proses pembelajaran IPA di kelas IV.

4. Bagi Peneliti

Menambah pengetahuan, wawasan, dan pengalaman tentang peningkatan proses belajar siswa dengan menggunakan media gambar dalam pembelajaran IPA serta memperoleh pengalaman empiris tentang pengajaran IPA.


(26)

11 BAB II KAJIAN TEORI

A. Hakikat Ilmu Pengetahuan Alam

Patta Bundu (2006: 9), mengemukakan bahwa kata“sains”bisa diterjemahkan dengan Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) yang berasal dari kata natural science. Natural artinya alamiah dan berhubungan dengan alam, sedangkan science artinya ilmu pengetahuan. Jadi sains secara harafiah dapat disebut sebagai ilmu pengetahuan tentang alam atau yang mempelajari tentang peristiwa-peristiwa yang terjadi di alam.

Budi (Patta Bundu, 2006: 10), mengemukakan beberapa rincian hakikat sains sebagai berikut.

a. Sains adalah bangunan atau deretan konsep dan skema konseptual yang saling berhubungan sebagai hasil eksperimentasi dan observasi.

b. Sains adalah bangunan pengetahuan yang diperoleh dengan menggunakan metode observasi.

c. Sains adalah suatu sistem untuk memahami alam semesta melalui data yang dikumpulkan melalui observasi atau eksperimen yang dikontrol. d. Sains adalah aktivitas pemecahan masalah oleh manusia yang termotivasi

oleh keingintahuan akan alam sekelilingnya dan keinginan untuk memahami, menguasai, dan mengolahnya demi memenuhi kebutuhan.


(27)

12

Jika dicermati ada dua aspek penting dari definisi-definisi tersebut yakni langkah-langkah yang ditempuh dalam memahami alam (proses sains) dan pengetahuan yang dihasilkan berupa fakta, prinsip, konsep, dan teori (produk sains). Kedua aspek tersebut harus didukung oleh aspek sikap sains (sikap ilmiah) berupa keyakinan akan nilai yang harus diprtahankan ketika mencari atau mengembangkan pengetahuan baru.

Atas dasar pola pikir tersebut, sains secara garis besarnya memiliki tiga komponen, yaitu:

1. Proses ilmiah, misalnya mengamati, mengklasifikasi, memprediksi, merancang, dan melaksanakan eksperimen.

2. Prodik ilmiah, misalnya prinsip, konsep, hukum, dan teori. 3. Sikap ilmiah, misalnya ingintahu, hati-hati, obyektif,dan jujur.

Iskandar (dalam Patta Bundu, 2006: 11-12), menjelaskan bahwa Sains sabagai disiplin ilmu disebut produk sains karena isinya merupakan kumpulan hasil kegiatan empirik dan analitik yang dilakukan para ilmuwan dalam bentuk fakta-fakta, konsep-konsep, prinsip-prisip, dan Teori-teori sains. 1. Fakta sains. Fakta adalah pertanyaan dan pernyataan tentang benda yang

benar-benar ada, atau peristiwa-peristiwa yang betul-betul terjadi dan sudah dibuktikan secara obyektif.


(28)

13 fakta sains yang paling berhubungan.

3. Prinsip sains. Prinsip adalah generalisasi tentang hubungan diantara konsep-konsep sains.

4. Hukum sains. Hukum sains adalah prisip-prinsip yang sudah diterima kebenarannya yang meskipun sifatnya tentatif tetapi mempunyai daya uji yang kuat sehingga dapat bertahan dalam waktu yang relatif lama.

5. Teori sains. Teori sains disebut juga teori ilmiah merupakan kerangka hubungan yang lebih luas antara fakta, konsep, prinsip, dan hukum, 6. sehingga merupakan model, atau gambaran yang dibuat para ilmuwan

untuk menjelaskan gejala alam.

Aspek ketiga dari sains adalah sikap sain atau sering disebut sikap ilmiah atau sikap keilmuan. Sikap sains adalah sikap yang dimiliki para ilmuawan dalam mencari dan mengembangkan pengetahuan baru, misalnya obyektif terhadap fakta, hati-hati, bertanggung jawab, berhati terbuka, selalu ingin meneliti, dan sebagainya.

Berdasarkan penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa hakikat IPA mempunyaii tiga aspek penting yaitu proses, produk, dan sikap. Proses meliputi mengamati, mengklasifikasi, memprediksi merancang, dan melaksanakan eksperimen. Produk meliputi fakta sains, konsep sains, prinsip sains, hukum sain, dan teori sains. Sedangkan sikap sains antara lain obyektif,


(29)

14

hati-hati, bertanggungjawab, selalu ingin meneliti, dan sebagainya. 1. Pengertian Ilmu Pengetahuan Alam

Usman Samatowa, (2006: 2) mengatakan pengetahuan alam sudah jelas artinya adalah pengetahuan tentang alam semesta dengan segala isinya. Adapun pengetahuan itu sendiri artinya segala sesuatu yang diketahui oleh manusia. Jadi secara singkat IPA adalah pengetahuan yang rasional dan obyektif tentang alam semesta dengan segala isinya.

IPA sering disebut juga dengan sains. Sains merupakan terjemahan dari kata science yang berarti masalah kelemahan (nature). Sains adalah pengetahuan yang mempelajari tentang gejala-gejala alam. (usman samatowa,2006: 19) menyatakan sains adalah pengetahuan yang kebenarannya sudah diuji cobakan secara empiris melalui metode ilmiah dan secara penyelidikan untuk mendapatkan data dan informasi tentang alam semesta menggunakan metode pengamatan dan hipotesis yang telah teruji. IPA membahas tentang gejala-gejala alam yang disusun secara sistematis yang didasarkan pada hasil percobaan dan pengamatan yang dilakukan oleh manusia. Hal ini sebagaimana dikemukakan oleh powler (Usman Samatowa 2006: 2), bahwa IPA merupakan ilmu yang berhubungan dengan gejala-gejala alam dan kebendaan yang sistematis yang tersusun secara sistematis yang tersusun secara teratur,berlaku


(30)

15

umum yang berupa kumpulan dari hasil observasi dan eksperimen.

Sistematis (teratur) artinya pengetahuan itu tersusun dalam suatu sistem, tidak berdiri sendiri, satu dengan yang lainnya saling berkaitan, saling menjelaskan sehingga seluruhnya merupakan satu kesatuan yang utuh. Sedangkan berlaku umum artinya pengetahuan itu tidak hanya berlaku oleh sesorang atau beberapa orang dengan cara eksperimentasi yang akan memperoleh hasil yang sama atau konsisten. Winaputra (Usman Samatowa 2006: 3), mengemukakan bahwa tidak hanya merupakan kumpulan pengetahuan tentang benda atau makhluk hidup, tetapi merupakan cara kerja, cara berpikir, dan cara memecahkan masalah.

Berdasarkan pengertian-pengertian IPA di atas dapat disimpulkan bahwa IPA merupakan pengetahuan tentang alam dan segala isinya meliputi gejala-gejala atau peristiwa-peristiwa dialam maupun kebendaan sekaligus cara atau metode untuk mengetahui dan memahami alam dan isinya. Menurut pengertian tersebut IPA bukan hanya sekedar pengetahuan tentang alam tetapi juga cara atau proses menemukan pengetahuan tentang alam tersebut.

2. Tujuan Pembelajaran IPA

Berdasarkan kurikulum 2004, tujuan pembelajaran IPA di sekolah dasar (SD) dan Madrasah Ibditidaya (MI) adalah agar siswa mampu.


(31)

16

1) Mengembangkan pengetahuan dan pemahaman konsep IPA yang bermanfaat dan dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. 2) Mengembangkan rasa ingin tahu, sikap positif dan kesadaran adanya

hubungan saling mempengaruhi antara IPA, lingkungan, teknologi dan masyarakat.

3) Mengembangkan ketarampilan proses untuk menyelidiki alam sekitar, memecahkan masalah, dan membuat keputusan.

4) Berperan serta dalam memelihara, menjaga dan melestarikan alam. 5) Menghargai alam dan segala keteraturannya sebagai salah satu

ciptaan Yuhan.

6) Memiliki pengetahuan, konsep dan ketarampilan IPA sebagai dasar utnuk melanjutkan jenjang pendidikan selanjutnya (SMP/MTs). Materi pembelajaran IPA untuk SD/MI kelas IV semester 2 yang

tercantum dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan meliputi standar kompetensi dan kompetensi dasar sebagai berikut. (Usman Samatowa, 2006,: 121)


(32)

17

Tabel I. Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar Mapel IPA Kelas IV Semester II

Standar Kompetensi Kompetensi Dasar

11.11. Memahami hubungan antara sumber daya alam dengan lingkungan, teknologi, dan masyarakat.

11.1 Menjelaskan hubungan antara sumber daya alam dengan Lingkungan

Pembelajaran IPA di SD ditujukan untuk memberi kesempatan siswa memupuk rasa ingin tahu secara ilmiah, mengembangkan kemampuan bertanya dan mencari jawaban atas fenomena alam berdasarkan bukti, serta mengembang cara berpikir ilmiah. Trianto (2010: 142), mengatakan bahwa, IPA Sebagai alat pendidikan yang berguna untuk mencapai tujuan pendidikan, maka pendidikan IPA di sekolah mempunyai tujuan tertentu, yaitu:

1. Memberikan pengetahuan kepada siswa tentang dunia tempat hudup dan bagai mana bersikap.

2. Menanamkan sikap hidup ilmiah

3. Memberikan ketarampilan untuk melakukan pengamatan

4. Medidik siswa untuk mengenal, mengetahui cara kerja serta menghargai para ilmuwan penemunya

5. Penggunaan dan menerapkan metode ilmiah dalam memecahkan permasalahan.


(33)

18

Materi-materi dasar tersebut diberi secara bertahap, mulai dari materi yang mudah untuk kelas rendah, sampai dengan materi yang rumit untuk kelas yang lebih tinggi. Jadi, walaupun pokok bahasannya sama, tetapi konsep materi pelajaran disesuaikan dengan tingkat kelasnya. Dengan kata lain, materi pelajaran IPA yang diajarkan di SD mulai dari yang bersifat konkrit kehal yang abstrak, dan dari konsep yang sederhana kekonsep yang rumit (kompleks).

Dari beberapa pendapat di atas, IPA di SD bertujuan agar peserta didik mencintai dan menghargai kebesaran Tuhan Yang Maha Esa, mampu mengembangkan dan menerapkan pengetahuannya dalam kehidupan siswa dan sadar untuk menghargai alam serta terampil dalam memecahkan masalah dan membuat keputusan.

B. Pembelajaran IPA di Sekolah Dasar

Pembelajaran IPA untuk siswa Sekolah Dasar harus diberikan suatu inovasi agar anak-anak mudah dalam mempelajarinya. Serta disesuaikan dengan kemampuan siswa. De Vito (dalam Usman Samatowa, 2006: 146), menjelaskan bahwa “pembelajaran IPA yang baik harus mengaitkan IPA dengan kehidupan sehari-hari siswa”. Blough (dalam Usman Samatowa, 2006 147) juga menjelaskan bahwa “pembelajaran IPAdi sekolah dasar perlu Didasarkan pada pengalaman untuk membantu siswa belajar IPA,


(34)

19

mendeskripsikan dan menjelaskan hasil kerja dan prosedurnya”.

Usman Samatowa (2006: 3), menyatakan ada beberapa alasan yang menyebabkan IPA dimasukkan kedalam kurikulum suatu sekoalah yang dibagi menjadi empat golongan sebagai berikut.

a. Bahwa IPA berfaedah bagi suatu bangsa.

Kesejahteraan ekonomi suatu bangsa tergantung pada kemampuan pengaplikasian IPA, karena IPA merupakan dasar tari perkembangan suatu teknologi.

b. Mata pelajaran memberi kesempatan berpikir kritis

Anak-anak dapat mencari dan menyelidiki jawaban dari suatu masalah dengan metode “menemukan sendiri”

c. Materi IPA bukan hafalan belaka

Bila diajarkan melalui percobaan-percobaan yang dilakukan oleh siswa. d. Pembelajaran IPA mengandung nilai-nilai

Dalam pembelajaran IPA terdapat nilai-nilai positif yang dapat membentuk karakter siswa. Usman Samatowa (2006: 5), menjelaskan bahwa, salah satu aspek untuk memberdayakan anak melalui pembelajaran IPA adalah: Dalam setiap pembelajaran IPA kegiatan bertanyalah yang menjadi bagian yang penting, bahkan menjadi bagian yang paling utama dalam pembelajaran. Melalui kegiatan bertanya, anak akan berlatih meyampaikan


(35)

20

gagasan dan memberikan respon yang relevan terhadap suatu masalah yang dimunculkan.

Usman Samatowa (2006:12), menjelaskan bahwa “dalam IPA, ana-anak bersikap skeptis sehingga ia selalu siap memodivikasi model-model yang mereka punyai tentang alam ini sejalan dengan penemuan-penemuan yang mereka dapatkan”. Sehingga ketarampilan proses IPA harus disesuaikan dengan perkembangan anak.

Pembelajaran IPA bertujuan menggali pengetahuan beru karena siswa memiliki keterbatasan ilmu dan memiliki sikap ingin tahu. Sehingga cara meningkatkan sikap ingin tahu siswa, siswa perlu menggali informasi, menganalisis, dan mengaplikasikannya dalam kehidupan mereka. Sedangkan Usman Samatowa (2006: 147), menjelaskan tujuan utama pembelajaran IPA SD untuk membantu siswa memperoleh ide, pemahaman, dan keterampilan.

Hasil-hasil dalam IPA bersifat natural, namun jika hasil tersebut tidak terarah dan tidak digunakan dengan semestinya oleh manusia akan menimbulkan hal-hal yang merugikan manusia bahkan berbahaya bagi manusia. Oleh karena itu dalam proses pembelajaran guru harus memperhatikan kebutuhan-kebutuhan yang diperlukan oleh siswa dalam proses belajar yaitu salah satunya adalah menggunakan Media Pembelajaran seperti Media gambar untuk meningkatkan motivasi siswa dalam belajar dan


(36)

21

supaya mencapai tujuan yang direncanakan. Sehingga siswa benar-benar tahu kegunaan dan pengaplikasian yang dipelajari dari pembelajaran IPA.

C. Media

1. Pengertian Media

Hujair AH Sanaky (2013: 3), mengatakan bahwa media adalah sebuah alat yang mempunyai fungsi menyampaikan pesan. Media pembelajaran adalah sebuah alat yang berfungsi dan dapat digunakan untuk menyampaikan pesan pembelajaran.

Menurut Brigs (dalam Sadiman, 2002: 6) media adalah segala alat fisik yang dapat menyajikan pesan serta merangsang siswa untuk belajar. Jadi, media merupakan segala sesuatu yang dapat digunakan untuk menyalurkan pesan dari pengirim dan penerima sehingga dapat merangsang pikiran, perasaan, minat dan perhatian sedemikian rupa sehingga proses belajar terjadi (Sadiman, 2009: 6).

Menurut Nana Syaodih Sukmadinata (dalam Tatang M Amirin, dkk 2013: 108), mengatakan bahwa media pembelajaran adalah segala macam bentuk perangsang dan alat yang disediakan guru untuk mendorong siswa.

Martinis Yamin (2007: 197), mengemukakan bahwa media adalah kata jamak dari medium berasal dari kata latin memiliki arti perantara


(37)

22

(between) secara defenisi media adalah suatu perngkat yang menyalurkan informasi dari sumber ke penerima informasi.

Muliani Sumantri (2001: 152), Mengatakan bahwa, Media berasal dari bahasa latin merupakan bentuk jamak dari medium yang berarti perantara yang dipakai untuk menunjukkan alat komunikasi secara harfiah media diartikan sebagai perantara atau pengatar pesan dari pengirim kepenerima pesan. Media menurut bringgs (1970) adalah alat fisik yang dapat menyajikan pesan serta perangsang peserta didik untuk belajar.

Syaiful bahri djamarah (2006: 120), mengatakan bahwa Media adalah sumber belajar, maka secara luas media dapat diartikan dengan manusia, benda, ataupun peristiwa yang memungkinkan anak didik memperoleh pengetahuan dan ketarampilan.

Dari beberapa pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa media adalah segala sesuatu yang dapat menyalurkan pesan yang dapat merangsang pikiran, perasaan dan kemauan siswa sehingga mendorong terjadinya proses belajar pada dirinya. Sedangkan media pembelajaran adalah sebuah alat yang berfungsi untuk menyampaikan informasi pembelajaran 2. Macam-macam media pembelajaran


(38)

23

tiga, yaitu media visual, media audio, dan media audio-visual a. Media Audio

Media audio adalah penyajian pengajaran atau pengetahuan melalui pendidikan audio atau pengalaman mendengar. Jenis alat yang dikategorikan dalam media audio, yaitu:

1) Audio Kaset

Audio kaset, berupa pita maknetis yang dapat menghasilkan suara dalam tape recorder. Audio kaset sangat cukup efektif dan efisien untuk dimanfaatkan dalam proses pembelajaran dikelas untuk ketarampilan mendengar.

2) Radio

Radio merupakan perlengkapan elektronik yang dapat digunakan untuk mendengarkan berita yang bagus dan aktual, dapat mengetahui beberapa kejadian dan peristiwa-peristiwa yang penting dan baru, masalah-masalah kehidupan dan sebagainya. Radio dapat digunakan sebgai media pembelajaran. b. Media visual

Pada mulanya pada proses pembelajaran hanya menggunakan pendekatan verbal, yakni membaca dan menulis. Baru pada pertengahuan tahun 1960-an mulai muncul konsep keterbacaan visual,


(39)

24

dalam bentuk grafik seperti sketsa, gambar, foto, diagram, table dan lain-lain. Dalam buku-buku pelajaran mulai ditampilkan pesan-pesan visual melalui berbagai ilustrasi untuk memperjelas keterbacaan visual. Lebih dari itu,pesan-pesan visual disajiakan pula dalam baerbagai media massa seperti televisi, percetakan dan produksi. Pesan-pesan visual sangat efektif dalam memperjelas informasi, bahkan lebih jauh lagi dapat mempengaruhi sikap seseorang, membentuk opini masyarakat dan lain-lain.

3. Faktor-Faktor yang perlu Dipertimbangkan dalam Memilih Media Pembelajaran

Djamarah dan Aswan Zain (2006: 145-148), mengatakan bahwa, Agar media yang dipilih tepat, terdapat beberapa faktor dan kriteria yang perlu diperhatikan diantaranya sebagai berikut.

a.Obyektifitas

Unsur subyektifitas guru dalam memilih media pengajaran harus dihindarkan. Artinya, guru tidek boleh memilih sesuatu media pengaaran atas dasar kesenangan pribadi. Apabila secara objektif, suatu media pengajaran menunjukkan keefektifan dan efisien yang tinggi, maka guru jangan merasa bosan menggunakannya.


(40)

25

Program pengajaran yang akan disampaikan kepada anak didik harus sesuai dengan kurikulum yang berlaku, baik isinya, strukturnya, maupun kedalamannnya. Meskipun secara teknis program itu sangat baik, jika tidak sesuai dengan kurikulum ia tidak akan banyak membawa manfaat, bahkan mungkin hanya menambah beban, baik bagi siswa maupun guru disamping akan membuang waktu, tenaga, dan biaya.

c.Sasaran Program

Sasaran program yang dimaksut adalah anak didik yang akan menerima informasi pengajaran melalui media pengajaran. Pada tingkat usia tertentu dan dalam kondisi tertentu anak didik mempunyai kemampuan tertentu pula, baik secara berpikirnya, daya imajinasinya, kebutuhannya, maupun daya tahan dalam belajarnya. Untuk itu media yang akan digunakan harus sesuai dengan tingkat perkembangan anak didik.

d. Situasi dan Kondisi

Situasi dan kondisi yang ada juga perlu mendapat perhatian dalam menentukan pilihan media pengajaran yang akan digunakan. Situasi dan kondisi yang dimaksud adalah sebagai berikut.


(41)

26

dipergunakan, seperti ukurannya, perlengkapannya, dan sebagainya. 2) Situasi serta kondisi siswa yang akan mengikuti pelajaran mengenai jumlahnya, motivasi, dan kegairahannya.

e. Kualitas Teknik

Dari sagi teknik, media pengajaran akan digunakan perlu diperhatikan, apakah sudah memenuhi syarat. Barangkali ada rekaman audionya atau gambar-gambar atau alat bantunya yang kurang jelas atau kurang lengkap, sehingga perlu penyempurnaan sebelum digunakan. Suara atau gambar yang kurang jelas bukan saja tidak menarik, tetapi juga dapat mengganggu jalannya proses pembelajarannya.

f. Keefektifan dan Efisiensi Penggunaan.

Keefektifan berkenaan dengan hasil yang dicapai, sedangkan efisiensi berkenaan dengan proses pencapaian hasil tersebut. Keefektifan dalam penggunaan media meliputi apakah dengan penggunaan media tersebut informasi pembelajaran dapat diserap oleh anak didik dengan optimal, sehingga menimbulkan perubahan tingkah lakunya. Sedangkan efisiensi meliputi apakah dengan menggunakan media tersebut waktu, tenaga, dan biaya yang dikeluarkan untuk mencapai tujuan tersebut sedikit mungkin. Ada media yang dipandang sangat efektif mencapai tujuan, namun proses penyampaiannnya tidak


(42)

27

efisien, baik dalam pengadaannya maupun di penggunaannya. Demikian pula sebaliknya, ada media yang efisien dalam pengadaan, namun tidak efektif dalam pencapaian hasilnya. Sulit untuk mempertahankan keduanya (efektif dan efisien), namun sedapat mungkin dalam memilih media pengajaran guru menekan jarak diantara keduanya.

D. Media Gambar 1. Media Gambar

Menurut Sadiman dkk (2009: 29), mengatakan bahwa Media gambar adalah media yang paling umum dipakai gambar merupakan bahasa yang umum, yang dapat dimengerti dan dinikmati dimana-mana. Oleh karena itu, pepatah cina yang gatakan bahwa sebuah gambar berbicara lebih banyak dari pada seribu kata.

Azhar Arsyad (2009: 2), mengatakan bahwa disamping mampu menggunakan alat-alat yang tersedia, guru juga dituntut untuk dapat mengembangkan ketrampilan membuat media pembelajaran yang akan digunakannya apabila media tersebut belum tersedia. Untuk itu guru harus memiliki pengetahuan dan pemahaman yang cukup tentang pengembangan media pembelajaran.


(43)

28

adalah foto atau sejenisnya yang menampakkan benda yang banyak dan umum digunakan, mudah dimengerti dalam pembelajaran serta untuk mengatasi kesulitan menampilkan benda asli di dalam kelas. Gambar dapat kita buat sendiri ataupun mengambil dari media yang ada. Madia visual dalam proses belajar mengajar dapat mengembangkan imajinasi anak, membantu meningkatkan penguasaan anak terhadap hal abstrak yang tidak mungkin dilahirkan di dalam kelas.

2. Kelebihan dan kelemahan media gambar

Menurut Muliani Sumantri (2001: 165), Media gambar memiliki kelebihan dan kelemahan sebagai berikut.

1. Kelebihan Media Gambar.

a. Menunjukkan peristiwa dan keadaan secara realistik dan konrit. b. Dapat mengatasi keterbatasan ruang dan waktu.

c. Murah dan gampang digunakan. 2. Kelemahan Media Gambar.

a. Tidak dapat dirasakan secara nyata.

b. Menekankan kemampuan indra penglihatan.

c. Untuk kelas yang jumlah peserta didiknya besar sangat sulit karena terbatas ukurannya.


(44)

29

d. Dapat hilang mudah rusak, dan musna bila tidak dirawat dengan baik, sehingga memerlukan perawatan yang intensif.

Hujair AH Sanaky (2013: 82), juga mengatakan juga bahwa, kelebihan dan kelemahan gambar sebagai berikut:

a. Kelebihan gambar atau foto

b. Gambar atau foto sifatnya konkrit, lebih realis menunjukkan pada pokok masalah bila dibandingkan dengan verbal semata.

c. Gambar atau foto dapat mengatasi ruang dan waktu, artinya tidak semua benda, objek, peristiwa dapat dibawa kekelas, dan pembelajar dapat dibawa keobjek tersebut. Maka perlu diciptakan dengan membuat gambar atau foto benda tersebut.

d. Gambar atau foto dapat mengatasi keterbatasan pengamatan panca indra.

e. Memperjelas suatu sajian masalah dalam bidang apa saja dan untuk tingkat usia beberapa saja.

f. Media ini, lebih murah harganaya, mudah didapatkan dan digunakan tanpa memerlukan peralatan khusus.

g. Kelemahan media gambar atau foto

1) Lebih menekankan persepsi indra mata

2) Benda terlalu kompleks, kurang efektif untuk pembelajaran 3) Ukurannya sangat terbatas untuk kelompok besar.


(45)

30 a. Manfaat Media Gambar

1) Menimbulkan gaya tarik bagi pelajar. Gambar dengan berbagai warna akan lebih menarik dan membangkitkan minat serta perhatian belajar.

2) Mempermudah pengertian belajar. Suatu penjelasan yang sifatnya abstrak dapat dibantu dengan gambar sehingga pembelajar lebih mudah memahami apa yang dimaksud.

3) Memperjelas bagian-bagian yang penting atau yang kecil sehingga dapat diamati lebih jelas.

4) Menyingkat suatu uraian yang panjang. Uraian tersebut mungkin dapat ditunjukkan dengan sebuah gambar.

Azhar Arsyad (2009: 25-27), manfaat praktis pengembangan media gambar dalam proses pembelajaran adalah sebagai berikut:

a. Media gambar dapat memperjelas penyajian pesan dan informasi sehingga dapat memperlancar dan meningkatkan proses dan hasil belajar.

b. Media gambar dapat meningkatkan dan mengarahkan perhatian anak sehingga dapat menimbulkan motivasi belajar.

c. Media gambar dapat mengatasi keterbatasan indra, ruang, dan waktu maksudnya yaitu:


(46)

31

diruang kelas dapat diganti dengan gambar.

2. Objek atau benda yang terlalu kecil, yang tidak tampak oleh indera dapat disajikan dengan gambar.

1. Kejadian langka yang terjadi dimasa lalu atau terjadi sekali dalam puluhan tahun dapat ditampilkan melalui gambar atau foto.

2. Objek atau proses yang amat rumit dapat ditampilkan secara konkret melalui gambar

3. Kejadian atau percobaan yang membahayakan dapat disimulasikan melalui gambar.

4. Peristiwa alam yang memakan waktu lama dapat disajikan melalui gambar.

d. Langkah-langkah penggunaan media gambar.

1. Membuat rencana pembelajaran dan penetuan media (media gambar)

2. Mempelajari bahan atau meteri yang akan disampaikan.

3. Menyiapkan segala peralatan atau media yang akan digunakan,sehingga pada saatnya tidak terburu-buru sehingga penyampaian pendapat dilakukan dengan baik. Sebaiknya media gambar di tempatkan dibagian depan dan dapat dilihat dengan jelas 4. oleh siswa yang duduk di baris paling belakang. Selain itu juga


(47)

32

dengan variasi yang menarik minat siswa.

5. Menjelaskan kepada siswa tujuan yang akan dicapai

6. Menyiapakan pesertadidik kemudian menjelaskan kepada peserta didik apa yang harus mereka lakukan pada saat pembelajaran.

7. Setelah persiapan selesai, baru memulai pembelajaran. 8. Menjelaskan setiap bagian-bagian dari media.

9. Setelah penyampaian materi selesai, guru bersama siswa secara bersama mengulas kembali materi yang telah dipelajari bersama kemudian menyimpulkan.

Agar proses pembelajaran dapat meningkatkan motivasi belajar maka apa yang disajikan harus sesuai dengan minat peserta didik. Karena setiap peserta didik memiliki perbedaan individual, sulit bagi guru untuk memperhatikan minat mereka secara keseluruhan.

Adapun menurut Sardiman (2007: 92-95), ada beberapa cara dan bentuk yang menumbuhkan motivasi dalam kegiatan belajar di sekolah, antara lain: a. Memberi angka

Angka-angka yang baik itu bagi para siswa merupakan motivasi yang sangat kuat. Tetapi ada juga, bahkan banyak siswa bekerja atau belajar hanya ingin mengejar pokoknya naik kelas saja. Hal ini menunjukkan motivasi yang dimilikinya kurang berbobot bila


(48)

33

dibandingkan dengan siswa-siswa yang menginginkan angka baik. Namun demikian semua itu harus diingat oleh guru bahwa pencapaian angka-angka seperti itu belum merupakan hasil belajar yang sejati, hasil belajar yang bermakna.

b. Hadiah

Hadiah dapat dikatakan sebagai motivasi, tetapi tidakla selalu demikian. Karna hadiah untuk suatu pekerjaan, mungkin tidak akan menarik bagi seseorang yang tidak senang dan tidak berbakat untuk suatu pekerjaan tersebut.

c. Saingan/kompetensi

Saingan atau kompetensi dapat digunakan sebagai alat motivasi untk mendorong belajar siswa. Persaingan baik individual maupun kelompok dapat meningkatkan prestasi belajar siswa.

d. Ego-involvement

Menumbuhkan kesadaran kepada siswa agar merasakan pentingnya tugas dan menerimanya sebagai tantangan sehingga bekerja keras dengan mempertaruhkan harga diri, adalah sebagai salah satu bentuk motivasi yang cukup penting. Seseorang akan berusaha dengan segenap tenaga untuk mencapai prestasi yang baik dengan menjaga harga dirinya. e. Memberi ulangan


(49)

34

Para siswa akan menjadi giat belajar kalau mengetahui akan ada ulangan. Oleh karena itu, membri ulangan ini juga merupakan saran motivasi.

f. Mengetahui hasil

Dengan mengetahui hasil pekerjaan, apa lagi kalau terjadi kemajuan, akan memdorong siswa lebih giat belajar. Semakain mengtahui bahwa grafik hasil belajar meningkat, maka ada motivasi pada diri siswa untuk terus belajar, dengan suatu harapan hasilnya terus meningkat.

g. Pujian

Apa bila siswa yang sukses yang berhasil menyelesaikan tugas dengan baik, perlu diberukan pujian. Pujian ini adalah bentuk reinforcemet yang positif dan sekaligus merupakan motivasi yang baik.oleh karena itu, supaya pujian ini merupakan motivasi, pemberiannya harus tepat.

h. Hukuman

Hukuman sebagai reinforcemet yang negatif tetapi kalau diberikan secara tepat dan bijak bisa menjadi alat motivasi.

i. Hasrat untuk belajar

Hasrat untuk belajar, berarti ada unsur kesengajaan, dan maksud untuk belajar. Hal ini akan lebih baik, bila dibandingkan segala sesuatu kegiatan yang tanpa maksut,hasrat untuk belajar berarti pada diri anak didk itu


(50)

35

memang ada motivasi untuk belajar, sehingga sudah barang tentu hasilnya akn lebih baik.

j. Minat

Motivasi muncul karena adanya kebutuhan, begitu juga minat sehingga tepatlah kalau minat merupakan alat motifasi yang pokok. Proses belajar itu akan berjalan lancar kalau disertai dengan minat

k. Tujuan yang diakui

Rumusan tujuan yang diakui dan diterima baik oleh siswa, akan merupakan alat motivasi yang sangat penting. Sebab dengan memahami tuuan yang harus dicapai, maka akan timbul gairah untuk terus belajar.

E. Indikator Motivasi

Motivasi yang tinggi dapat menggiatkan aktifitas belajar siswa (Sugihartono dkk, 2007: 78) menurutnya, motivasi yang tinggi dapat ditemukan dalam sifat dan perilaku siswa sebagai berikut:

1. Adanya kualitas keterlibatan siswa dalam dalam belajar yang sangat tinggi

2. Adanya perasaan dan keterlibatan afektif siswa yang tinggi dalam belajar.

3. Adanya upaya siswa untuk senantiasa memelihara atau menjaga agar senantiasa memiliki motivasi belajar yang tinggi.


(51)

36

Sedangkan menurut Hamza B. Uno (2010: 23), indikator motivasi belajar dapat diklasifikasikan sebagai berikut: 1) adanya dorongan dan kebutuhan dalam belajar, 2) adanya hasrat dan keinginan untuk berhasil dan sukses, 3) adanya harapan dan cita-cita masa depan, 4) adanya kegiatan yang menarik dalam pembelajaran.

Ciri-ciri yang mempunyai motivasi dalam belajar menurut Freud dalam sardiman A.M, (2007 :83) adalah sebagai berikut:

1. Tekun menghadapi tugas ( dapat bekerja terus menerus dalam waktu yang lama, tidak perna berhenti sebelum selesai).

2. Ulet menghadapi kesulitan (tidaklekas putus asa) 3. Menunjukkan minat terhadap macam-macam masalah. 4. Lebih senang bekerja mandiri

5. Cepat bosan pada tugas-tugas rutin ( hal yang sifatnya mekanis, berulang-ulang begitu saja, sehingga kurang kreatif).

6. Dapt mempertahankan pendatnya.

7. Tidak mudah melepaskan hal yang diyakini. 8. Senang mencari dan memecahkan soal-soal.

Berdasarkan pendapat parah ahli diatas, maka dapat disimpulkan indikator siswa yang memiliki motivasi belajar yaitu:


(52)

37 2. Tekun dalam menghadapi tugas. 3. Ulet dalam menghadapi kesulitan 4. Lebih senang bekerja mandiri.

5. Senang dan rajin belajar penuh semangat.

F. Motivasi

1. Pengertian Motivasi

Motivasi berawal dari Kata “motif” diartikan sebagai daya upaya mendorong seseorang untuk melakukan sesuatu. Motif dapat dikatakan sebagai daya penggerak dari dalam subyek untuk melakukan aktifitas-aktifitas tertentu demi mencapai suatu tujuan. Bahkan motif dapat diartikan sebgai suatu kondisi intern (kesiapsiagaan). Berawal dari kata “motif” itu maka motivasi dapat diartikan sebagai daya penggerak yang telah menjadi aktif. Motif menjadi aktif pada saat-saat tertentu, terutama bila kebutuhan untuk mencapai tujuan sangat dirasakan/mendesak (Sardiman 2007: 73).

Motivasi adalah proses psikologis yang dapat menjelaskan perilaku seseorang. Perilaku pada hakikatnya merupakan orientasi pada satu tujuan. Untuk mencapai tujuan tersebut diperlukan proses interaksi dari beberapa unsur. Dengan demikian, motivasi merupakan kekuatan yang mendorong seseorang melakukan sesuatu untuk mencapai tujuan.


(53)

38

Kekuatan-kekuatan ini pada dasarnya dirangsang oleh berbagai macam kebutuhan seperti: (1) Keinginan yang hendak dipenuhi; (2) tingka laku; (3) umpan balik (Hamzah, 2007: 5).

Atkinson (dalam Hamzah, 2007: 8), mengmukakan bahwa kecenderungan sukses ditentukan oleh motivasi, peluang, serta intensif, begitu pula sebaliknya kecenderungan untuk gagal. Motivasi dipengaruhi oleh keadaan emosi seseorang. Guru dapat memberikan motivasi siswa dengan melihat suasan emosional siswa tersebut. Menurutnya motivasi berprestasi dimiliki oleh setiap orang, sedangkan intensitasnya tergantung pada kondisi mental orang tersebut.

Mc. Donald, (dalam Sardiman (2007: 73-74), mengatakan bahwa, Motivasi adalah perubahan energi dalam diri seseorang yang ditandai dengan munculnya “feeling” dan didahului dengan tanggapan terhadap adanya tujuan. Dari pengertian yang dikemukakan Mc. Donald mengandung tiga elemen penting. (1) Bahwa motivasi itu mengawali terjadinya perubahan energi pada diri setiap individu manusia. Perkembangan motivasi akan membawa beberapa perubahan energi didalam sistem ”neurophysiological” yang ada pada organisme manusia. Karena menyangkut peruhan energi manisia (walaupun motivasi itu muncul dalam diri manusia), penampakannya akan menyangkut kegiatan


(54)

39

fisik manusia. (2) Motivasi ditandai dengan munculnya, rasa/”feeling”, efeksi seseorang. Dalam hal ini motivasi relevan dengan persoalan-persoalan kejiwaan, afeksi dan emosi yang dapat menentukan tingkahlaku manusia. (3) Motivasi akan dirangsang karena adanya tujuan.

Oemar Hamalik (2008: 158), Motivasi adalah perubahan energi dalam diri atau (pribadi) seseorang yang ditandai dengan timbulnya perasaan dan reaksi untuk mencapai tujuan.

Didalam perumusan ini kita dapat lihat, bahwa ada tiga unsur yang saling berkaitan yaitu sabagai berikut:

a. Motivasi dimulai dari adanya perubahan energi dalam pribadi perubahan-perubahan dalam motivasi timbul dari peribahan-perubahan tertentu.

b. Motivasi ditandai dengan timbulnya perasaan affective arousal. Mula-mula merupakan ketegangan psikologis, lalu merupakan suasana emosi suasana emosi ini menimbulkan kelakuan yang bermotif. Perubahan ini mungkin bisa dan memungkinkan tidak, kita hanya dapat melihatnya dalam perbuatan

c. Motivasi ditandai dengan reaksi-reaksi mencapaai tujuan. Pribadi bermotivasi mengadakan respon-respon yang tertuju kearah satu tujuan.


(55)

40

Wina Sanjaya (2008: 228), mengatakan bahwa, Motivasi adalah aspek yang sangat penting untuk membelajarkan siswa. Tanpa adanya motivasi tidak mungkin siswa memiliki kemauan untuk belajar. Oleh karena itu, membangkitkan motivasi merupakan salah satu peran dan tugas guru dalam setiap proses pembelajaran. Motivasi dapat diartikan sebagai dorongan yang memungkinkan siswa untuk bertindak atau melakukan sesuatu.

Dorongan hanya mungkin muncul dalam diri siswa manakalah siswa merasa membutuhkan. Siswa yang merasa butuh akan bergerak sendirinya untuk memenuhi kebutuhannya. Oleh karena itu, dalam rangka membangkitkan motivasi, guru harus dapat menunjukkan pentinggnya pengalaman dan materi belajar kagi kehidupan siswa, dengan demikian siswa akan belajar bukan hanya sekedar untuk memperoleh nilai atau pujian akan tetapi didorong oleh keinginan untuk memenuhi kebutuhannya.

Konsep motivasi diatas, maka dapat dikatakan bahwa motivasi adalah dorongan dari dalam dan dari luar diri manusia untuk melakukan sesuatu yang dinyatakan dengan adanya perubahan tingkah laku untuk mencapai tujuan yang diinginkan.


(56)

41 2. Jenis-jenis Motivasi

Menurut Sardiman (2007: 91), Motivasi dapat dibedakan menjadi dua jenis yaitu:

1. Motivasi Intrinsik ( yaitu motivasi yang datang dari dalam diri peserta didik). Yang dimaksud adalah motif-motif yang menjadi aktif atau berfungsi tidak perlu dirangsang dari luar. Karena dalam setiap individus udah ada dorongan untuk melakukan sesuatu.

2. Motivasi Ektrinsik (yaitu motivasi yang datang dari lingkungan diluar dari peserta didik). Yang dimaksud adalah kebalikan dari motivasi intrinsik yaitu motif-motif yang aktif dan berfungsi karena adanya perangsang dari luar. Motivasi dalam proses pembelajaran peran motivasi sangat diperluka, sebab seorang yang tidak mempunyai motivasi dalam bentuk belajar tidak akan mungkin melakukan aktifitas belajar. Seorang melakukan aktifitas belajar secara terus menerus karena adanya motivasi dari dirinya, yakni motivasi intrinsik yang sangat penting dalam aktivitas belajar. Seorang yang tidak mempunyai keinginan untuk belajar dan tidak ada dorongan dari luar dirinya, yakni motivasi ekstrinsik yang diharapkan, maka proses belajarnya kurang optimal. Oleh karena itu motivasi ektrinsik sangat berguna, motivasi intrinsik tidak ada dalam diri seseorang sebagai subyek belajar.


(57)

42

Di dalam pengembangan pembelajaran IPA perlu diupayakan bagaimana agar dapat mendorong peserta didik untuk belajar, sehingga kedua jenis motivasi tersebut dapat berpengaruh terhadap keberhasilan siswa dalam proses belajar mengajar (proses pembelajaran).

3. Unsur-unsur Motivasi

Nugroho, menjelaskan beberapa unsur motivasi adalah sebagai berikut.

a. Dorongan

Dorongan merupakan kekuatan mental untuk melakukan kegiatan dalam rangka memenuhi harapan. Dorongan juga merupakan kekuatan mental yang berorientasi pada pemenuhan harapan atau pencapaian tujuan. Dorongan yang berorientasi pada tujuan tersebut merupakan inti motivasi. Motivasi dipandang sebagai dorongan yang menggerakkan dan mengarahkan perilaku termasuk belajar. Hull menyatakan, dorongan atau motivasi berkembang untuk memenuhi kebutuhan sehingga seseorang akan melakukan sesuatu guna mendapatkan apa ia harapkan. Dalam hal ini hadiah atau hukuman juga turut mempengaruhi kualitas tingkah laku seseorang.

b. Kebutuhan


(58)

43

mengarah kepada pencapaian tujuan agar suatu kebutuhan terpenuhi. Kebutuhan terjadi bila individu merasa ketidak keseimbangan antara apa yang ia miliki dan ia harapkan. Maslow membagi kebutuhan menjadi lima tingkat, salah satu diantaranya adalah kebutuhan aktualisasi diri. Kebutuhan untuk aktualisasi diri berkenaan dengan kebutuhan individu untuk menjadi sesuatu yang sesuai dengan kemampuannya.

Dengan begitu ia termotivasi untuk belajar dan mencapai cita-citanya, jika ia mampu dan diberi peluang. Berbeda dengan maslow, Mc.Cleland berpendapat bahwa setiap orang memiliki tiga jenis kebutuhan dasar, yaitu kebutuhan akan kekuasaan yang terujud dalam keinginan mempengaruhi orang lain, kebutuhan untuk berafiliasi yang tercerrmin dalam terujutnya situasi bersahabat dengan orang lain, dan kebutuhan berprestasi yang terujut dalam keberhasilan dalam menyelesaikan tugas-tugas yang dibebankan.

c. Tujuan

Tujuan adalah hal yang ingin dicapai oleh seorang individu. Tujuan tersebut yang mengarahkan perilaku dalam belajar. Secara psikologis, tujuan merupakan titik akhir sementara dalam pencapain kebutuhan. Jika kebutuhan terpenuhi, maka orang menjadi puas dan dorongan mental untuk berbuat, terhenti sementara.


(59)

44 d. Harapan/cita-cita

Motivasi tampak pada keinginan anak sejak kecil seperti keinginan belajar berjalan, maka makanan yang lezat, berebut permainan, dapat membaca,dapat bernyanyi, dan lain sebagainya.

Keberhasilan mencapai keinginan tersebut menumbuhkan kemauan bergiat, bahkan dikemudian hari menimbulkan harapan atau cita-cita dalam kehidupan. Timbulnya harapan atau cita-cita dibarengi oleh perkembangan akal, moral, kemauan, bahasa, dan nilai-nilai kehidupan. Timbulnya cita-cita juga dibarengi oleh perkembangan kepribadian. Dari segi emansipasi kemandirian, keinginan yang terpuaskan dapat memperbesar kemauan dan semangat belajar. Cita-cita akan memperkuat motivasi intrinsik maupun entrisik. Sebab tercapainya suatu cita-cita akan mewujutkan aktualisasi diri.

Motivasi juga dikatakan serangkaian usaha untuk menyediakan kondisi-kondisi tertentu, sehingga seseorang mau dan ingin melakukan sesuatu, dan bila ia tidak suka, maka akan berusaha untuk meniadakan atau mengelakkan perasaan tidak suka itu. Jadi motivasi itu dapat dirangsang oleh faktor dari luar tetapi motivasi itu adalah tumbuh didalam diri seseorang. Dalam kegiatan belajar, motivasi dapat dikatakan sebagai keseluruhan daya penggerak didalam diri siswa yang menimbulkan


(60)

45

kegiatan belajar, yang menjamin kelangsungan dari kegiatan belajar dan yang memberikan arah pada kegiatan belajar sehingga tujuan yang dikehendaki oleh subyek belajar itu dapat tercapai.

G. Motivasi Belajar

Sugihartono dkk (2007: 78), mengatakan bahwa, Motivasi belajar memegang peran yang sangat penting dalam pencapaian prestasi belajar. Motivasi menurut wlodkowsky (dalam prastya dkk, 1985) merupakan suatu kondisi yang menyebabkan atau menimbulkan perilaku tertentu dan yang memberikan arah dan ketahanan pada tingkah laku tersebut. Motivasi belajar yang tinggi tercermin dari ketekunan yang tidak mudah patah untuk mencapai sukses meskipun dihadang oleh berbagai kesulitan.

Sardiman (2007: 75) mengatakan Motivasi belajar adalah merupakan faktor psikis yang bersifat non intelektual. Peranannya yang khas adalah dalam hal penumbuhan gairah, merasa senang dan semangat untuk belajar. Siswa yang memiliki motivasi kuat, akan mempunyai banyak energi untuk melakukan kegiatan belajar.

Martinis Yamin (2007: 232), mengemukakan tentang motivasi siswa dalam belajar bahwa, seseorang belajar tidak ditentukan oleh kekuatan-kekuatan yang datang dari dalam dirinya, atau oleh stimulus-stimulus yang datang dari lingkungan, akan tetapi merupakan interaksi timbal balik dari


(61)

46

determinan-determinan individu dan determinan-determinan lingkungan Belajar merupakan perubahan perilaku sesorang melalui latihan dan pengalaman, motivasi akan memberi hasil yang lebih baik terhadap perbuatan yang dilakukan seseorang. Hasil belajar dapat diukur dalam bentuk perubahan, sikap, dan keterampilan, perubahan yang lebih baik dibandingkan sebelumnya, misalnya dari tidak bisa menjadi bisa, dari tidak santun menjadi santun.

Menurut Raymond J.Wiodkowski dkk (2004: 11), motivasi belajar adalah suatu nilai dan suatu dorongan untuk belajar. Anak tidak hanya sudi belajar tetapi juga menghargai dan menikmati hasil belajarnya.hal ini bisa terjadi di dalam maupun di luar sekolah. Motivasi belajar adalah kekuatan mental yang mendorong terjadinya belajar. (Dimyati dan Mudjiyono, 2006: 97)

Dari beberapa pendapat diatas disimpulkan bahwa, motivasi belajar sangat penting untuk mendorong siswa dalam mencapai tujuan pendidikan yang yang lebih baik dan perubahan tingkah laku untuk mencapai tujuan yang diinginkan.

1. Pentingnya motivasi dalam belajar

Dimyati & Mudjiono (2006: 85-86), mengatakan bahwa, motivasi belajar penting bagi siswa dan guru.bagi siswa pentingnya motivasi belajar


(62)

47 adalah sebagai berikut.

a. Menyadarkan kedudukan pada awal belajar, proses, dan hasil akhir. b. Menginformasikan tentang kekuata usaha belajar, yang dibandingkan

dengan sebaya.

c. Mengarahkan kegiatan belajar. d. Memperbesar semangat belajar.

Motivasi belajar juga penting diketahui oleh Guru. Pengetahuan dan pemahaman tentang motivasi belajar pada siswa bermanfaat bagi guru, manfaat itu sebagai berikut:

a. Membangkitkan, meningkatkan, dan memelihara semangat siswa untuk belajar sampai berhasil.

b. Mengetahui dan memotivasi belajar siswa di kelas bermacam-ragam. c. Meningkatkan dan menyadarkan guru untuk memilih salah satu diantara

bermacam-macam peran seperti sebagai penasehat, fasilitator, instruktur, teman diskusi, penyemangat, pemberi hadiah, atau pendidik.

d. Memberi peluang guru untuk ”unjuk kerja” rekayasa pedagogis.

2. Cara memotivasi

Sobri Sutikno (2007: 129), menjelasakan beberapa strategi yang bisa digunakan oleh guru untuk menumbuhkan motivasi belajar siswa, sebagai berikut.


(63)

48

a.Menjelaskan tujuan belajar kepada peserta didik

Pada permulaan belajar mengajar seharusnya terlebih dahulu seorang guru menjelaskan mengenai tujuan intruksional khusus yang akan dicapainya kepada siswa. Makin jelas tujuan makin besar pula motivasi dalam belajar.

b.Hadiah

Berikan hadiah untuk siswa yang berprestasi. Hal ini akan mengacu semangat mereka untuk bisa belajar lebih giat lagi. Disamping itu, siswa yang belum berprestasi akan termotivasi untuk bisa mengejar siswa yang berprestasi.

c.Saingan / kompetisi

Guru berusaha mengadakan persaingan diantara siswanya untuk meningkatkan prestasi belajarnya, berusaha memperbaiki hasil prestasi yang telah dicapai sebelumnya.

d. Pujian

Sudah sepantasnya siswa yang berprestasi untuk diberikan penghargaan atau pujian. Tentunya pujian yang bersifat membangun. e.Hukuman

Hukuman diberi kepada siswa yang berbuat kesalahan saat proses belajar mengajar. Hukuman ini diberikan dengan harapan agar siswa tersebut mau merubah diri dan berusaha memacu motivasi belajarnya.


(64)

49

f. Membangkitkan dorongan kepada anak

Strateginya adalah memberikan perhatian maksimal kepeserta didik. g. Membentuk kebiasaan belajar yang baik

h.Membantu kesulitan belajar anak didik secara individual maupun kelompok

i. Menggunakan metode yang berpariasi

j. Menggunakan media yang baik dan sesuai dengan tujuan pembelajaran.

3. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Motivasi Belajar

Dalam buku Belajar dan Pembelajaran Eveline, Ali Imron mengemukakan enam unsur yang mempengaruhi motivasi dalam proses pembelajaran.

Keenam faktor tersebut adalah sebagai berikut (Siregar 2014: 53). a. Cita-cita / aspirasi pembelajar.

b. Kemampuan Pembelajar. c. Kondisi pembelajar.

d. Kondisi lingkungan pembelajar.

e. Unsur-unsur dinamis belajar / pembelajar. f. Upaya guru dalam membelajarkan pembelajar.


(65)

50 H. Karakteristik Siswa SD

Usman Samatowa (2006: 6), mengatakan bahwa,Usia siswa sekolah dasar berkisar 6-12 tahun. Masa ini merupakan “masa sekolah” pada masa ini anak sudah matang untuk belajar atau sekolah. Disebut masa sekolah, karena dia telah menyelesaikan tahap pra-sekolahnya yaitu taman kanak-kanak. Penetapan batas antara usia pra-sekolah dengan usia sekolah sebernarnya tidak mempunyai dasar psikologis yang cukup kuat. Berbagai studi menunjukkan bahwa usia pra-sekolah yang ditandai dengan kegiatan bermain masih akan berlanjut terus sampai anak usia sekitar delapan tahun.

Mengenai pembicaraan karakteritik siswa ini, menurut Sardiman (2007: 120), ada tiga hal yang perlu diperhatikan. (1) karakteristik atau keadaan yang berkenaan dengan kemampuan awal atau prerequisiteskills, seperti misalnya kemampuan intelektual, kemampuan berpikir, mengucapkan hal-hal yang berkaitan dengan aspek psikomotor, dan lain-lain. (2) karakteristik yang berhubungan dengan latar-belakang dan status sosial (sociocultural). (3) karakteristik yang berkenaan dengan perbedaan-perbedaan kepribadian seperti sikap, perasaan, minat dan lain-lain. Merupakan karakteristi yang kepribadian setiap siswa serta karakteristik tentang keinginan yang ada dalam hati serta apa yang ada dalam pikiran peserta didik.


(66)

51

Penting dalam interaksi belajar mengajar. Terutama bagi guru, informasi mengenai karakteritik siswa senantiasa akan sangat berguna dalam memilih dan menentukan pola-pola pengajaran yang lebih baik, yang dapat menjamin kemudahan belajar bagi setia siswa. Guru akan dapat merekontruksi dan mengorganisasikan materi pelajaran sedemikian rupa, memilih dan menetukan metode yang lebih tepat, sehingga akan terjadi proses interaksi dari masing-masing komponen belajar mengajar dalam rangka menciptakan kegiatan yang bervariasi, agar masing-masing individu siswa tidak merasa dikecewakan. Di samping itu juga sangat bermanfaat bagi guru untuk memberikan motivasi dan bimbingan bagi setiap individu siswa kearah keberhasilan belajarnya.

Sardiman (2007: 121), menyatakan bahwa, ada beberapa karakteristik siswa yang dapatr mempengaruhi kegiatan belajar siswa, antara lain: (1) gaya belajar, merupakan cir-ciri siswa belajar, bagaimana siswa akan lebih mudah untuk menyerap materi pelajaran. (2) tingkat kematangan, adalah kemapuan yang dimiliki siswa sudah cukup dan terlatih, sehingga tingkat kemampuan belajar siswa akan matang dan akan lebih mudah menyerap materi yang diajarkan. (3) spektrum dan ruang lingkup minat, minat yang lebih tinggi akan memperoleh hasil belajar yang lebih baik. (4) lingkungan sosial ekonomi, ini adalah sebuah penunjang belajar siswa utnuk anak yang sosialnya dan ekonominya baik maka akan mendapat fasilitas penunjang pembelajaran yang


(67)

52

beik pula dan akan menghasilkan hasil pelajaran yang lebih baik. (5) lingkungan belajar yang baik adalah lingkungan yang kondusif. Jadi lingkungan sangat berpengaruh terhadap keberhasilan belajar. (6) motivasi merupakan faktor yang sangat penting karena dalam diri siswa dengan adanya motivasi yang besar pada siswa maka semangat belajar yang ada dalam siswa juga tinggi.

I. Kerangka Pikir

Mengajar merupakan upaya yang dilakukan oleh guru supaya anak didik belajar. Belajar adalah suatu proses yang ditandai dengan adanya perubahan pada diri seseorang berupa tingka laku, pengetahuan, pemahaman, dan sikap karena pengalaman atau interaksi dengan lingkungan. Belajar yang afektif dimulai dari lingkungan belajar yang berpusat pada siswa. Dalam pembelajaran guru mempunyai tugas untuk mendorong, membimbing, dan memberi fasilitas belajar bagi siswa untuk mencapai tujuan. Guru harus menggunakan media gambar dalam proses belajar mengajar tujuannya untuk memudahkan siswa dalam memahami tujuan dicapai dalam pembelajara. Selama ini siswa belum mampu menghubungkan antara apa yang dipelajari di sekolah dengan bagaimana pengetahuan tersebut akan diterapkan dalam kehidupan sehari-hari mereka.


(68)

53 J. Hipotesis Tindakan

Mengacu pada kajian teori yang telah diuraikan dan motivasi belajar yang telah dikemukakan di atas, maka dapat dirumuskan Hipotesis yaitu: motivasi belajar siswa kelas IV SD Kraton dapat ditingkatkan dengan menggunakan media pembelajaran yaitu media gambar dalam proses belajar I


(69)

54 BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Penelitian ini merupakan Penelitian Tindakan Kelas (clssroom action research) yang dilakukan secara kolaboratif dan partisipatif, artinya peneliti tidak melakukan penelitian sendiri namun bekerja sama dengan guru kelas yang lain. Secara partisipatif bersama-sama dengan mitra peneliti akan melaksanakan penelitian ini langkah demi langkah (Suwarsih Madya, 2006: 51-52). Penelitian ini menciptakan kolaborasi atau pertisifasi antara peneliti dengan guru pendamping. Peneliti terlibat langsung dalam proses penelitian sejak awal sampai dengan hasil penelitian berupa laporan. Dengan demikian sejak perencanaan, pelaksanaan, observasi dan refleksi peneliti senantiasa terlibat, selanjutnya peneliti memantau, mencatat dan mengumpulkan data, lalu menganalisa data serta berakir dengan melaporkan hasil penelitian. B. Desain Penelitian

Desain dari penelitian adalah semua proses yang diperlukan dalam perencanaan dan pelaksanaan penelitian. Dalam pengertian yang lebih sempit, desain penelitian hanya mengenai pengumpulan dan analisis data saja (Nazir, 2005: 84). Desain penelitian tidak pernah dilihat sebagai ilmiah, atau tidak ilmiah, tetapi dilihat dari segi baik atau tidak baik saja. Karena desain juga


(70)

55

mencakup rencana study, maka didalamnya selalu ada trade off antara kontrol atau tanpa kontrol, antara obyekktifitas dengan subyektifitas. (Nazir, 2005: 84)

Desain penelitian adalah rencana yang disusun oleh peneliti untuk menentukan jawaban dari pertanyaan-pertanyaan penelitiannya. Ada beberapa ahli mengemukakan model penelitian tindakan dengan bagan yang berbeda-beda, tetapi menurut Model Kemmis dan Mc Targat secara garis besar terdapat beberapa tahapan yang lazim dilalui, yaitu: 1) perencanaan, 2) tindakan dan pengamatan, 3) refleksi. Tahapan-tahapan tersebut dapat dilihat dalam gambar berikut ini:

Keterangan : Siklus I: 1. Perencanaan I 2. Tindakan I 3. pengamatan I 4. Refleksi I

Sklus II:

1. Revisi Rencana I 2. Tindakan II 3. Pengamatan III 4. Refleksi IV


(71)

56

Berdasarkan gambar di atas dapat dijelaskan sebagai berikut. 1. Perencanaan (planning)

Dalam tahap perencanaan pada penelitian ini menjelaskan tentang apa yang diteliti, mengapa kapan, dimana, oleh siapa dan bagai mana tindakan tersebut dilakukan. Dalam hal penelitian ini, peneliti berkolaborasi dengan guru kelas IV untuk melakukan penelitian. Peneliti sebelumnya membuat perencanaan pembelajaran kemudian disertai dengan mempersiapkan media yaitu media gambar. Pihak yang melakukan tindakan dalam penelitian ini adalah guru sendiri, sedangkan yang lakukan pengamatan terhadap berlangsungnya proses tindakan adalah peneliti dengan alat pengumpulan data yang sudah dipersiapkan oleh peneliti berupa lembar observasi dan dokumentasi. Hal yang menjadi sorotan peneliti mengenai motivasi siswa yang diantaranya siswa bertanya, siswa menjawab pertanyaan, siswa berani membacakan hasil pekerjaannya di depan kelas, dan lain sebagainya.

2. Tindakan (Acting) dan pengamatan (observing)

Pada tahap ini perencanaan akan dilaksakan saat pembelajaran IPA di kelas yang bersama itu dilakukan pengamatan oleh peneliti. Pemberian tindakan serta pengamatan dalam penelitian ini dilakukan secara bersamaan yaitu pada saat guru memberikan tindakan disaat itu juga peneliti melakukan pengamatan. Seperti yang tergambar pada siklus dari


(72)

57

kemmis dan taggart bahwa tindakan (acting) dan pengamatan (obseving) sebagai satu kesatuan. Peneliti mengamati apa yang terjadi yang nantinya menjadi data dari peneliti mengenai apa yang terjadi. Pengamatan dilakukan pada waktu berlangsungnya tindakan. Instrumen yang digunakan berupa lembar observasi.

3. Refleksi

Dalam tahap ini peneliti bersama guru kelas IV mengkaji secara menyeluruh tindakan yang telah dilakukan serta menganalisis data yang telah terkumpul selama tindakan berlangsung. Apabila masih ditemukan masalah maka dilakukan proses pengkajian ulang dengan siklus selanjutnya pada tahapan yang sama yaitu perencanaan, tindakan dan pengamatan, serta refleksi.

C. Tempat dan Waktu Penelitian

Tempat Penelitian ini dilaksanakan di kelas IV SD N Kraton, Yogyakarta. Waktu penelitian dilaksanakan pada semester ganjil yaitu semester 7 tepatnya bulan Agustus sampai September tahun 2015.

D. Subyek Penelitian

Subyek penelitian ini adalah siswa kelas IV SD N Kraton, yang berjumlah 24 siswa terdiri dari 11 laki-laki dan 13 siswa perempuan.


(73)

58 E. Obyek Penelitian

Motivasi Belajar, dengan Menggunakan Media Gambar dalam Belajar Imu Pengetahuan Alam Siswa Kelas IV SD N Kraton Yaogyakarta.

F. Prosedur Penelitian

Penelitian tindakan kelas ini dilakukan dalam kegiatan pembelajaran (siklus tindakan kelas). Setiap siklus terdiri atas 3 fase: perencanaan, tindakan pengamatan, dan refleksi. Kegiatan pembelajaran pada siklus pertama mendasari penentuan kegiatan pembelajaran pada siklus kedua dan seterusnya. Demikian pula siklus pertama mendasari penetuan dan pengembangan siklus kedua bila siklus kedua diperlukan. Pada akhir kegiatan belajar dalam siklus pertama dilakukan evaluasi dan refleksi dengan guru kelas sebagai kolaborator untuk mengetahui efektifitas pembelajaran, peningkatan motivasi belajar siswa, dan kemungkinan berbagai kesulitan atau kendala yang dijumpai.

G. Perencanaan

1. Perencanaan Awal

Tahap perencanaan awal melakukannya dengan meneliti kelas untuk menentukan dan merumuskan masalah penelitian, menentukan tindakan, membuat RPP, membuat lembaran obsevasi seperti berikut


(74)

59 a. Meneliti kelas

Dalam tahap ini, peneliti menentukan beberapa masalah seperti berikut. 1) Terdapat siswa yang ribut dan mengganggu teman pada saat belajar. 2) Siswa lambat dalam mengerjakan latihan yang diberikan guru. 3) Pada saat guru menerangkan pelajaran siswa ngobrol dengan teman

sebangku.

4) Terdapat siswa yang ngantuk sewaktu guru guru menerangkan pelajaran

Berdasarkan masalah tersebut peneliti mengambil salah satu masalah yaitu kurangnya motivasi siswa dalam pembelajaran Ilmu pengetahuan Alam (IPA) dengan ciri-ciri sebagai berikut.

a. Siswa cenderung ribut bila guru menerangkan. b. Siswa lambat dalam mengerjakan latihan c. Adanya siswa yang ngantuk.

d. Siswa menganggu teman. Penyebabnya adalah sebagai berikut

a. Dominan menggunakan metode ceramah.

b. Tidak menggunakan media dalam menjelasakan materi. c. Evaluasi yang diberikan hanya LKS


(75)

60

b. Setelah masalah dianalisis serta menetukan ciri-ciri dan penyebabnya, maka peneliti akan menentukan tindakan seperti berikut.

1) Menggunakan media pembelajaran yaitu media gambar yang diduga dapat menarik perhatian siswa.

2) Mengaktifkan siswa untuk maju kedepan untuk menampilkan hasil pekerjaannya.

3) Mengaktifkan siswa pada saat belajar dengan menggunakan media gambar.

c. Menyusun rencana pelaksaaan pembelajaran (RPP) yang memuat serangkaian kegiatan dengan menggunakan media gambar pada pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam yang akan dilaksanakan.

d. Membuat Lembar Observasi 2. Perencanaan Tindakan

Perencaaan tindakan dimulai dengan melakukan persiapan, pelaksaaan tindakan dan pengamatan, dan refleksi yaitu seperti berikut.

a. Persiapan

1) Memilih dan menetapkan materi pelajaran. 2) Menyiapkan buku paket IPA yang relevan. 3) Menyiapkan RPP


(76)

61

5) Menyiapkan media gambar untuk pelajaran IPA 6) Menyiapkan alat pengumpul data.

b. Pelaksanaan dan Pengamatan.

Pada tahap ini kegiatan dilakukan adalah melaksanakan tindakan serta melakukan pengamatan sesuai dengan rencana dan persiapan yang telah dilakukan. Kegiatan dalam pembelajaran saat dilakukannya tindakan dan pengamatan yaitu seperti berikut.

1. Kegiatan Awal.

a) Apersepsi, dengan guru bertanya kepada siswa.

b) Informasi tentang tujuan pembelajaran yang akan dicapai. 2. Kegiatan Inti

a) Siswa mengamati media gambar yang ditempelkan guru dipapan tulis.

b) Siswa mengomentari/memberikan tanggapan pada gambar yang ditempelkan.

c) Siswa mendengarkan penjelasan guru. d) Siswa diberikan kesempatan untuk bertanya.

e) Setiap kelompok mengerjakan tugas untuk mengungkapkan pikirannya dengan menulis hasil pekerjaan mereka berdasarkan gambar yang telah diamati.


(77)

62

f) Setiap kelompok diskusi menampilkan pekerjaannya didepan kelas.

3. Kegiatan akhir

a) Siswa bersama guru menyimpulkan materi yang telah dipelajari.

b) Saran dan pesan dari guru.

c) Memotivasi siswa dan menutup pelajaran c. Refleksi

Data yang diperoleh dari hasil observasi dijadikan bahan untuk melaksanakan tindakan perbaikan. Dengan data yang ada peneliti dapat menentukan langka tindak lanjut serta menyusun rencana tindakan untunk siklus berikutnya. Dalam refleksi yang dilakukan, peneliti menyiapkan alat pengumpul data seperti berikut.

1) Lembar obsevasi

Lembar observasi bertujuan untuk melihat aktivitas guru dan siswa selam proses belajar mengajar. Aspek yang diamati adalah: perhatian siswa selama guru menerangkan, keaktifan siswa dalam menjawab pertanyaan guru, keaktifan siswa dalam bertanya hal yang tidak dimengerti, dan lain sebagainya.


(78)

63

Merupakan salah satu alat bukti untuk peneliti, mengenai aktifitas yang dilakukan siswa yang dapat menunjukkan gambaran saat pembelajaran berlangsung, catatan hasil pekerjaan, jumlah siswa dalam satu kelas.

H. Teknik Pengumpulan Data

Penelitian yang dilaksanakan adalah penelitian tindakan kelas (PTK) untuk mengumpulkan data dalam penelitian ini menggunakan obsevasi, dan tes.

1. Observasi

Kegiatan observasi dilaksanakan selama proses pembelajaran IPA. Observasi dilakukan dengan mengamati secara langsung proses pembelajaran berdasarkan lembar observasi yang telah disusun. Hal yang dicatat dalam kegiatan observasi ini antara lain: perhatian siswa terhadap materi, keaktifan siswa dalam diskusi, kerjasama dalam kelompok, bertanya dan menjawab pertanyaan guru terhadap materi yang belum dipahamai.

2. Tes

Tes adalah serentetan pertanyaan yang digunakan untuk mengukur ketarampilan, pengetahuan, bakat yang dimiliki oleh individu ataupun kelompok, (Suharsimi Arikunto, 2010: 193). Tes digunakan untuk


(79)

64

mengukur kemampuan siswa baik kemampuan awal maupun kemampuan akhir dalam setiap kegiatan. Dalam penelitian ini tes diberikan pada akhir siklus yang digunakan untuk menunjukkan prestasi belajar yang dicapai pada setiap siklus.

I. Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian merupakan alat yang dapat digunakan untuk mengumplkan data penelitian. Sesuai dengan teknik atau metode pengumpulan data, maka instrumen yang digunakan dalam penelitian tindakan kelas ini adalah lembar observasi sebagai instrumen utama.

Observasi adalah pengamatan langsung yang meliputi kegiatan pemusatan perhatian terhadap suatu obyek dengan menggunakan seluruh alat indra (Suharsimi Arikunto, 2002: 133), obsevasi yang digunakan adalah jenis obsevasi sistematis. Dalam pelaksanaan observasi sistematis menggunakan pedoman sebagai instrumen yang akan diamati.

1) Lembar observasi motivasi belajar siswa

Tabel 2. Kisi-Kisi Lembar Observasi Motivasi Belajar Siswa No Indikator Jumlah item Nomor item

1 Dorongan 6 1, 2, 5, 11, 12, 19

2 Kebutuhan 5 3, 4, 6, 10, 20

3 Tujuan 3 7, 8, 9,


(1)

175 Gambar 1. Sedang mengamati

gambar

Gambar 2. Kerja kelompok Gambar 3. Sedang diskusi

Gambar 4. Mengerjakan soal evaluasi


(2)

176

Gambar 7. Mengamati gambar Gambar 8. Mengerjakan tugas kelompok

Gambar 9. Mengerjakan soal evaluasi siklus 2.

Gambar 10. Mengerjakan soal Gamabr 11. Berdiskusi dengan teman kelompoklai

Gambar 12. Suasana sedang belajar


(3)

177

Lampiran 5


(4)

(5)

(6)

Dokumen yang terkait

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR ILMU PENGETAHUAN ALAM DENGAN MEDIA GAMBAR PADA SISWA KELAS IV A SD NEGERI 3 METRO PUSAT SEMESTER GENAP TAHUN PELAJARAN 2011/2012

0 6 103

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATA PELAJARAN ILMU PENGETAHUAN ALAM DENGAN METODE EKSPERIMEN SISWA KELAS V Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Mata Pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam Dengan Metode Eksperimen Siswa Kelas V Sekolah Dasar Negeri 2 Wanglu, T

0 3 14

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATA PELAJARAN ILMU PENGETAHUAN ALAM DENGAN METODE EKSPERIMEN SISWA KELAS V Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Mata Pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam Dengan Metode Eksperimen Siswa Kelas V Sekolah Dasar Negeri 2 Wanglu, Tru

0 3 14

VARIASI PENATAAN KELAS DALAM UPAYA MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN IPS KELAS IV SD N 02 LEMAHBANG KECAMATAN JUMAPOLO.

0 3 10

MEDIA PEMBELAJARAN INTERAKTIF MATA PELAJARAN ILMU PENGETAHUAN ALAM Media Pembelajaran Interaktif Mata Pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam Untuk Siswa Kelas 3 Sekolah Dasar.

0 0 16

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA PEMBELAJARAN ILMU PENGETAHUAN ALAM DENGAN MEDIA AUDIO VISUAL Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam Dengan Media Audio Visual Pada Siswa Kelas IV SDN. 1 Pandeyan, Jatino

0 2 15

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA PEMBELAJARAN ILMU PENGETAHUAN ALAM DENGAN MEDIA AUDIO VISUAL Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam Dengan Media Audio Visual Pada Siswa Kelas IV SDN. 1 Pandeyan, Jatino

0 2 16

UPAYA MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR SISWA MELALUI PENGGUNAAN MEDIA PUZZLE PADA MATA PELAJARAN ILMU PENGETAHUAN ALAM DI KELAS III SEKOLAH DASAR NEGERI KEPEK KULON PROGO.

1 5 178

UPAYA MENINGKATKAN KEAKTIFAN BELAJAR SISWA MENGGUNAKAN MEDIA “PAPAN TEMPEL GAMBAR” MATA PELAJARAN PKN PADA SISWA KELAS III SD N TUKANGAN YOGYAKARTA.

0 1 191

PEMANFAATAN LINGKUNGAN SEBAGAI SUMBER BELAJAR PADA MATA PELAJARAN ILMU PENGETAHUAN ALAM KELAS IV SD NEGERI AMBARUKMO SLEMAN YOGYAKARTA.

0 0 143