28 senirupa berkaitan dengan kemampuan seseorang dalam mengolah media ungkap
sesuai alat yang digunakan sewaktu berkarya, ketepatan dalam mewujudkan gagasan ke dalam karya seni, dan cekatan atau keahlian tangan dalam menerapkan
teknik-teknik berkarya seni rupa Sumanto, 2005: 11. Hal ini berarti bahwa seseorang dikatakan terampil apabila seseorang tersebut dapat melakukan
pekerjaan dengan tepat, cepat, dan rapi. Pada penelitian ini peneliti menggunakan kata ketelitianketepatan yang
berarti teliti adalah cermat dan seksama KBBI, 1990: 920 dalam kegiatan ini diartikan bahwa teliti itu hasil lipatannya lurus sesuai garis lipatan. Kerapian dari
kata rapi diartikan bersih, serba beres, teratur, dan baik KBBI, 1990: 729 dalam kegiatan ini diartikan bahwa rapi hasilnya baik, tidak kotor, beres. Kecepatan dari
kata cepat menurut KBBI 1990: 163 diartikan dalam waktu singkat untuk mencapai jarak jauh. Dalam hal ini peneliti menentukan waktu 7 menit untuk
setiap kegiatan, waktu ini ditentukan berdasarkan observasi sebelum tindakan dilakukan.
5. Tahapan dan Program Perkembangan Motorik
Fitts dan Postner dikutip Sugiyanto dan Sujarwo dalam MS Sumantri, 2005: 101 proses perkembangan belajar motorik anak usia dini terjadi dalam 3
tahap yaitu: a.
Tahap Verbal Kognitif. Tahap ini merupakan tahap awal dalam belajar gerak. Tahap ini disebut fase kognitif karena perkembangan yang
menonjol adalah anak menjadi tahu gerakan yang dipelajari, sedangkan gerakannya anak belum menguasai dengan baik karena anak masih dalam
tahap mencoba gerakan. Dari informasi pada tahap kognitif anak belajar aktif berfikir tentang gerakan yang dipelajari. Anak berusaha mengetahui
dan memahami gerakan yang diinformasikannya. Informasi dapat berupa
29 verbal yaitu berbentuk penjelasan atau kata-kata dan informasi visual
dapat berupa contoh gerakan. b.
Tahap Asosiatif. Tahap ini merupakan tahap menengah yang ditandai dengan tingkat penguasaan gerakan dimana anak sudah mulai mampu
melakukan gerakan-gerakan tanpa tersendat-sendat. Dengan praktek mengulang-ngulang, praktek gerakan akan semakin efisien, lancar, sesuai
dengan keinginannya dan kesalahan gerakan semakin berkurang. Pada tahap ini anak memasuki tahap pemahaman.
c. Tahap Otomasi. Tahap ini dapat dikatakan fase akhir dalam pembelajaran
gerak. Pada tahap ini anak mampu melakukan gerakan keterampilan secara otomatis. Tahap ini sebagai tahap otonom karena anak mampu
melakukan gerakan keterampilan tanpa terpengaruh hal-hal lain yang dilihatnya selain gerakan yang dilakukan.
Perkembangan motorik halus anak TK berada pada tahap asosiatif. Pada tahap ini perkembangan anak usia dini sedang memasuki tahap pemahaman dari
gerakan-gerakan yang sedang dipelajari. Salah satu kegiatan yang dapat meningkatkan perkembangan motorik halus yaitu kegiatan origami. Pembelajaran
origami dalam pelaksanaannya, pendidik harus mengikuti langkah kerja melipat. Hal ini ditujukan agar anak mudah untuk memahami dan mampu mengikuti setiap
tahapan dalam origami. Perkembangan motorik halus anak dapat ditingkatkan dengan menyusun
program kegiatan pengembangan, sehingga motorik halus anak dapat berkembang secara optimal. Program pengembangan keterampilan motorik halus anak usia 4-6
tahun dipaparkan MS Sumantri 2005: 149 yang terdapat pada Tabel 1 adalah sebagai berikut: