26 bermain  dan  tidak  menghalangi  interaksi  dengan  pendidik  atau  dengan
temannya. e.
Tema. Apabila kegiatan dilakukan memanfaatkan tema, maka pemilihan tema  hendaknya  disesuaikan  dengan  hal-hal  yang  paling  dekat  dengan
anak,  sederhana,  menarik  minat  anak.  Penggunaan  tema  dimaksudkan agar anak mampu mengenali berbagai konsep secara mudah dan jelas.
f. Mengembangkan  keterampilan  hidup.  Proses  pembelajaran  perlu
diarahkan  untuk  pengembangan  keterampilan  hidup.  Pengembangan keterampilan hidup didasarkan dua tujuan yaitu: 1 Memiliki kemampuan
untuk  menolong  diri  sendiri  self  help,  disiplin,  dan  sosialisasi;  2 Memiliki  bekal  keterampilan  dasar  untuk  melanjutkan  pada  jenjang
selanjutnya.
g. Menggunakan  kegiatan  terpadu.  Kegiatan  pengembangan  dirancang
dengan  menggunakan  model  pembelajaran  terpadu  dan  beranjak  dari tema yang menarik minat anak centerof interst.
Mudjito  2007:  13  dalam  perkembangan  motorik  halus  anak  usia  4-6 tahun  harus  memperhatikan  prinsip-prinsip  sebagai  berikut:  a  Memberikan
kebebasan  ekspresi  pada  anak;  b  Melakukan  pengaturan  waktu,  tempat,  media agar  dapat  merangsang  anak  untuk  kreatif;  c  Memberikan  bimbingan  untuk
menemukan teknik yang baik dalam kegiatan; d Menumbuhkan keberanian anak dan hindari petunjuk yang dapat merusak keberanian dan perkembangan anak; e
Membimbing anak sesuai dengan kemampuan anak; f Memberikan rasa gembira dan menciptakan suasana yang menyenangkan; g Melakukan pengawasan dalam
pelaksanaan kegiatan. Kesimpulan  dari  pendapat-pendapat  di  atas  bahwa  prinsip-prinsip
perkembangan  motorik  halus  pada  adalah  berorientasi  pada  kebutuhan  anak, memberi  kebebasan  pada  anak  untuk  berekspresi  dan  kreatif,  belajar  melalui
bermain,    membimbing  anak  sesuai  dengan  kemampuan  anak,  dan  menciptakan suasana  lingkungan  yang  nyaman,  aman,  dan  kondusif.  Prinsip  perkembangan
motorik  halus  dalam  penelitian  ini  adalah  membimbing  anak  sesuai  dengan
27 kemampuannya  untuk  menggerakan  otot-otot  halus  pada  tangan  dalam  kegiatan
meniru melipat 1-6 lipatan.
4. Aspek-aspek Keterampilan Motorik Halus
Keterampilan  motorik  halus  MS  Sumantri,  2005:  143  adalah pengorganisasian  penggunaan  sekelompok  otot-otot  kecil  seperti  jari-jemari  dan
tangan  yang  sering  membutuhkan  keterampilan  yang  mencakup  pemenfaatan dengan  alat-alat  untuk  bekerja  dan  objek  atau  pengontrolan  terhadap  mesin,
misalnya  mengetik,  menjahit,  dan  lain-lain.  Hal  yang  sama  yang  dikemukakan Mahendra  MS  Sumantri,  2005:  143  keterampilan  motorik  halus  fine  motor
skill merupakan keterampilan-keterampilan yang memerlukan kemampuan untuk mengontrol  oto-otot  kecilhalus  untuk  mencapai  pelaksanaan  keterampilan  yang
berhasil.  Sedangkan,  Magil  MS  Sumantri,  2005:  143  keterampilan  ini melibatkan koordinasi otot syaraf yang memerlukan ketepatan derajat tinggi untuk
berhasilnya  keterampilan  ini.  Keterampilan  jenis  ini  sering  disebut  sebagai keterampilan  yang memerlukan koordinasi mata-tangan hand-eye coordination.
Menulis,  menggambar,  bermain  piano  adalah  contoh-contoh  keterampilan tersebut.
Kata  keterampilan  berasal  dari  kata  terampil  yang  artinya  cakap  dan cekatan  dalam  melakukan  sesuatu  Sulchan  Yasyin,  1995:  233.  Terampil  atau
cekatan  adalah  cerdik  dan  cepat  dengan  mudah  dapat  meniru  seperti  yang dicontohkan  Sulchan  Yasyin,  1995:  54.  Terampil  menurut  Soemarjadi,  Muzni
Ramanto,    Wikdati  Zahri  1993:  2  adalah  kepandaian  ataupun  kemampuan untuk melakukan suatu pekerjaan dengan cepat dan benar. Keterampilan berkarya
28 senirupa berkaitan dengan kemampuan seseorang dalam mengolah media ungkap
sesuai  alat  yang  digunakan  sewaktu  berkarya,  ketepatan  dalam  mewujudkan gagasan ke dalam karya seni, dan cekatan atau keahlian tangan dalam menerapkan
teknik-teknik  berkarya  seni  rupa  Sumanto,  2005:  11.  Hal  ini  berarti  bahwa seseorang  dikatakan  terampil  apabila  seseorang  tersebut  dapat  melakukan
pekerjaan dengan tepat, cepat, dan rapi. Pada  penelitian  ini  peneliti  menggunakan  kata  ketelitianketepatan  yang
berarti  teliti  adalah  cermat  dan  seksama  KBBI,  1990:  920  dalam  kegiatan  ini diartikan bahwa teliti itu hasil lipatannya lurus sesuai garis lipatan. Kerapian dari
kata rapi diartikan bersih, serba beres, teratur, dan baik KBBI, 1990: 729 dalam kegiatan ini diartikan bahwa rapi hasilnya baik, tidak kotor, beres. Kecepatan dari
kata  cepat  menurut  KBBI  1990:  163  diartikan  dalam  waktu  singkat  untuk mencapai  jarak  jauh.  Dalam  hal  ini  peneliti  menentukan  waktu  7  menit  untuk
setiap  kegiatan,  waktu  ini  ditentukan  berdasarkan  observasi  sebelum  tindakan dilakukan.
5. Tahapan dan Program Perkembangan Motorik
Fitts  dan  Postner  dikutip  Sugiyanto  dan  Sujarwo  dalam  MS  Sumantri, 2005:  101  proses  perkembangan  belajar  motorik  anak  usia  dini  terjadi  dalam  3
tahap yaitu: a.
Tahap  Verbal  Kognitif.  Tahap ini merupakan  tahap awal  dalam  belajar gerak.  Tahap  ini  disebut  fase  kognitif  karena  perkembangan  yang
menonjol  adalah  anak  menjadi  tahu  gerakan  yang  dipelajari,  sedangkan gerakannya anak belum menguasai dengan baik karena anak masih dalam
tahap mencoba gerakan. Dari informasi  pada tahap kognitif anak belajar aktif berfikir tentang gerakan yang dipelajari. Anak berusaha mengetahui
dan memahami gerakan yang diinformasikannya. Informasi dapat berupa