30 Pendidikan Sejarah, Suatu Keharusan
manusia di masa lalu. Banyak sisisisi menarik dari sebuah ce rita atau kisah. Hal ini bisa menajdi daya tarik bagi siswa, karena pada da
sarnya setiap orang itu suka dengan cerita atau kisah. Baik itu men de ngarkan, melihat ataupun membaca sebuah cerita atau kisah. Dengan
menikmati sebuah cerita atau kisah, orang akan merasa terhibur dan merasa senang.
Menyampaikan materi pelajaran sejarah melalui cerita bisa di la kukan dengan berbagai metode, sehingga tidak hanya guru yang ber
bicara di depan kelas, namun siswa juga terlibat aktif di dalamnya. Mi salnya menceritakan kisah kepahlawanan, dengan siswa bermain peran,
sosiodrama, maupun memberikan kesempatan siswa untuk tampil di depan kelas menceritakan pahlawan yang sudah dipelajari sebelumnya.
Guru sebenarnya juga masih bisa berperan dengan metode ini. Guru menyampaikan materi dengan bercerita, namun ketika bercerita,
guru harus bisa membawa kepada suasana seolaholah tokoh yang se dang dibicarakan hadir dalam kelas. Dalam hal ini penguasaan materi
secara mendalam menjadi hal yang mutlak, dan juga didukung dengan kemampuan bercerita yang tidak hanya monoton, kreatiitas dan variasi
sangat diperlukan.
2. Sejarah Bukan Mata Pelajaran Ujian Nasional
Mata pelajaran sejarah tidak termasuk mata pelajaran ujian na sional, sehingga seharusnya guru dan siswa tidak terlalu terbebani da
lam proses belajar sejarah, karena ketika mata pelajaran sejarah tidak men jadi salah satu mata pelajaran ujian nasional, guru dan siswa tidak
terikat oleh targettarget tertentu seperti mata pelajaran ujian nasional. Dalam hal ini guru bisa lebih berekspresi dalam mengajarkan materi
sejarah dan lebih variatif dalam kegiatan belajarnya.
3. Sejarah Memiliki Kegunaan Rekreatif.
Sejarah yang sarat dengan unsurunsur estetika dan seni, sangat menjanjikan bisa memberikan kesenangan dan hiburan bagi siswa. Gu
ru hanya tinggal memilih metode yang tepat dalam kegiatan pem be lajaran, sehingga unsurunsur estetika dan seni yang terkandung dalam
sejarah bisa dimunculkan dan menarik bagi siswa.
Melalui penulisan kisah sejarah yang menarik, pembaca dapat me rasa terhibur. Gaya penulisan yang hidup dan komunikatif dari se ja ra
wan terasa ‘menghipnotis’ pembaca. Pembaca merasa nyaman mem baca buku tulisannya. Daya tarik pe nu lisan kisah sejarah tersebut membuat
pembaca menjadi senang. Membaca men jadi media hiburan dan rekreatif.
31 Reformulasi Pendidikan Sejarah
Pembaca dalam mempelajari hasil penulisan sejarah tidak hanya me rasa senang layaknya membaca novel, tetapi juga dapat berimajinasi
ke masa lampau. Di sini, sejarawan dapat menajdi pemandu guide. Orang yang ingin melihat situasi suatu daerah pada masa lampau dapat
membacanya dari hasil penulisan sejarawan.
Peristiwa masa lampau memang sudah berlalu, tetapi yang lampau itu masih berpengaruh terhadap masa sekarang sehingga orang
dapat mengambil suatu kebijakan untuk kepentingan sekarang dan ma sa depan. Di sinilah pentingnya pembelajaran dengan menggunakan
suatu strategi, termasuk dalam belajar sejarah. Belajar tidak sekadar bagaimana kita belajar, tetapi juga bagaimana belajar untuk belajar itu
sendiri Shodiq Mustofa 2007, h.13.
Kegunaan rekreatif sejarah juga tercermin pada banyaknya situs situs peninggalan sejarah yang dapat dijadikan obyek rekreasi bagi ma
syarakat. Situssitus sejarah yang dijadikan obyek wisata, ternyata juga menjadi daya tarik tersendiri bagi masyarakat untuk belajar sejarah de
ngan menyenangkan. Belajar sejarah sekaligus refreshing. Masyarakat bisa mendapatkan pelajaran langsung dari nilainilai yang tersirat melalui
peninggalanpeninggalan sejarah. Misalnya ketika menyaksikan Candi Borobudur atau Prambanan, orang bisa mendapatkan banyak pelajaran
positif, akan mengagumi kehebatan karya nenek moyangnya, bangga akan kebesaran, kecerdasan, keterampilan, dan keuletan leluhurnya,
selanjutnya akan terinspirasi untuk bisa meniru, melanjutkan, mem per tahankan dan menjaga dengan sebaikbaiknya. Inspirasi itulah yang
akan dijadikan pedoman untuk mengarungi kehidupan di masa kini dan masa yang akan datang.
Dalam kegiatan pembelajaran sejarah di sekolah, guru secara kreatif bisa memanfaatkan peninggalanpeninggalan sejarah tersebut
untuk menjadikan belajar sejarah yang menyenangkan bagi anak di dik nya. Guru bisa mengajak anak didiknya rekreasi mengunjungi situs
situs sejarah. Kemudian siswa diberikan tugas untuk menggali in formasi sebanyakbanyaknya tentang situs yang sedang dikunjungi. Sis wa di
berikan kebebasan untuk menggali informasi tentang situs tersebut, baik secara parsial maupun keseluruhan.
Ketika guru menginginkan hasil tugas dikumpulkan sebagai ba han penilaian, siswa juga diberikan kebebasan dalam berekspresi. Tu
gas dikumpulkan bisa dengan berbagai alternatif bentuk. Bisa berupa laporan, jurnal, esay, lukisan, puisi, replika, hasil wawancara, artikel dan
sebagainya, sesuai dengan keinginan dan kemampuan siswa. Hasilnya