Definisi Perilaku Seksual Kajian tentang Perilaku Seksual pada Remaja Autis

25 lawan jenis, menebak pakaian dalam lawan jenis, menggosok gosokkan kelamin, menatap tajam wajah lawan jenis, memegang dada lawan jenis ”. Bentuk perilaku seksual remaja autis menurut Magdalena 2014:https:psikologiforensik.com sebagai berikut: “Menyentuh bagian tubuhnya di depan publik, membuka pakaian di tempat umum, berbicara terus menerus mengenai topik seks, echolalia tentang istilah seks, menyentuh orang lain di bagian tubuh privat, sikap tubuh tidak senonoh, mengintip rokpakaian dalam, berdiskusi tentang topik seks secara tidak proporsional, celetukan seks yang tidak tepat ”. Kemunculan bentuk perilaku seksual remaja autis terkadang tidak terduga dan tidak jarang dimunculkan ditempat-tempat umum. Bahkan remaja yang sudah dapat melakukan komunikasi tidak terlepas dari melakukan pembicaraan seputar seksualitas. Dari pengertian diatas dapat ditegaskan bahwa bentuk perilaku seksual remaja autis bermacam-macam. Bentuk perilaku yang dialami remaja autis tergantung pada karakteristik perilaku remaja autis dan stimulasi yang ada. Bentuk perilaku remaja autis yaitu: menyentuh kemaluan, masturbasionani di tempat public , membuka bajucelana di tempat public , menyentuh orang lain sembarangan, menyingkapkan rok, memeluk orang lain secara mendadak, meremas-remas tangan lawan jenis, menarik baju teman lawan jenis, menebak pakaian dalam lawan jenis, menatap tajam wajah lawan jenis, memegang dada lawan jenis, menyentuh bagian tubuh di tempat public , berbicara terus menerus mengenai topik seks, echolalia tentang istilah seks, menyentuh orang lain di bagian tubuh privacy , sikap tubuh tidak senonoh, mengintip rokpakaian dalam, 26 berdiskusi tentang topik seks secara tidak proporsional, dan celetukan seks yang tidak tepat.

C. Kajian tentang Strategi Penanganan

Preventif-Kuratif Perilaku Seksual pada Remaja Autis

1. Pengertian Strategi Penanganan

Preventif-Kuratif Perilaku Seksual pada Remaja Autis Strategi penanganan disebut juga dengan istilah strategi instruksional. Strategi instruksional selalu berkaitan dengan pemilihan kegiatan belajar yang paling efektif dan efisien dalam memberikan penanganan yang diperlukan untuk mencapai tujuan instruksional yang ditetapkan. Menurut Frieda Mangunsong 2014:29 strategi instruksional adalah: “Adanya lingkungan belajar yang berlainan dalam setiap kegiatan instruksional, serta keadaan siswa yang berbeda-beda baik secara fisik, emosi, emosional intelektual termasuk tingkat kecacatan yang berbeda-beda dan lain-lain, menyebabkan tidak mungkinnya dapat dilaksanakan satu strategi instruksional umum yang paling baik untuk mencapai semua kegiatan ins truksional”. Keberagaman dalam remaja autis tidak mungkin penanganan menggunakan satu strategi intruksional umum untuk mencapai semua tujuan instruksional. Stategi instruksional dilaksanakan menurut karakteristik dan kebutuhan siswa mengingat bahwa setiap individu autis memiliki kebegaraman gangguan dalam hubungan dengan diri sendiri ataupun dengan orang lain. Penanganan perilaku seksual pada remaja autis harus membentuk perilaku seksual remaja secara sistematis, dalam 27 pendekatan terstruktur dan dengan kata-kata yang konkret. Remaja autis mempunyai masalah serius dalam pengendalian perilaku dan memerlukan bantuan mengendalikan ledakan-ledakan perilaku yang tidak sesuai dengan situasi sosial. Maka dari itu, diperlukan bantuan dalam penanganannya. Bantuan tersebut berupa strategi penanganan yang dapat dilakukan guru di lingkungan sekolah. Kuwantu dan Natalita Resna, 2010:56, menyebutkan bahwa “Penanganan adalah suatu tindakan atau upaya untuk mengubah perilaku yang buruk menjadi baik. Tindakan tersebut berupa usaha preventif atau bisa berupa pemberantasan kuratif dari suatu gejala yang timbul ”. Hal tersebut senada dengan pendapat Sukinah 2010:4 bahwa strategi penanganan perilaku seksual remaja autis dapat dilakukan dengan strategi penanganan preventif sebelum penyandang autis memasuki masa remaja dan menunjukkan perilaku seksual dan strategi penanganan kuratif sesudah penyandang autis memasuki masa remaja dan menunjukkan perilaku seksual. Dari kedua pendapat tersebut, dapat ditegaskan bahwa strategi penanganan preventif - kuratif dapat digunakan sebagai strategi penanganan perilaku seksual pada remaja autis.

2. Strategi Penanganan

Preventif Perilaku Seksual pada Remaja Autis Strategi penanganan berkenaan dengan pendekatan guru dalam mengelola kegiatan untuk menyampaikan materiisi pelajaan secara sistematis, sehingga kemampuan yang diharapkan dapat berlangsung secara efektif dan efisien. Strategi penanganan preventif adalah strategi 28 penanganan yang dilakukan untuk menangani perilaku seksual berupa pencegahan dini sebelum individu autis tumbuh remaja dan mengalami perilaku seksual. Penanganan yang dilakukan oleh guru di sekolah adalah bentuk penanganan yang diberikan untuk meminimalisir perilaku seksual remaja pada autis di lingkungan sekolah. Penanganan siswa berkebutuhan khusus diperlukan adanya strategiteknik pengajaran siswa berkebutuhan khusus. Menurut Cartwright-Cartwright Frieda Mangunsong, 2014:29, langkah-langkah dalam strategi penanganan yaitu: a. identifikasi karakteristik, b. menentukan tujuan-tujuan penanganan, c. pemilihan strategi, d. pemilihan materibahan, e. uji strategi dan materi, dan f. evaluasi performansi. Berdasarkan pendapat tersebut, langkah-langkah dalam strategi penanganan lebih lanjut dikaji sebagai berikut:

a. Identifikasi Karakteristik

Identifikasi karakteristik merupakan langkah pertama dalam pemberian strategi penanganan yang sesuai dengan karakteristik siswa. Adapun langkah-langkah dalam mengidentifikasi karakteristik yaitu: 1 Semakin banyak informasi yang diketahui tentang siswa, semakin besar kemungkinan perilaku siswa dapat diidentifikasi 2 Beberapa karakteristik yang sesuai dengan siswa bisa tidak jelas berkaitan dengan situasi belajar, seperti masalah emosi dapat mempengaruhi kemampuan membaca