Pembahasan HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Berdasarkan kategori tindakan menunjukkan bahwa dari 20 klinik sebagian besar memiliki tindakan tidak tepat tentang penyimpanan dan transportasi vaksin sebanyak 14 klinik 70. Hal ini dapat dilihat pada tabel 5.6 berikut: Tabel 5.7 Distribusi Tindakan Bidan Tentang Penyimpanan Dan Transportasi Vaksin di Wilayah Kerja Puskesmas Helvetia Medan Tahun 2014 n = 20 Tindakan Frekuensi n Persen Tepat 6 30 Tidak Tepat 14 70

A. Pembahasan

Dari hasil penelitian diatas telah diperoleh data yang merupakan keadaan nyata di wilayah kerja Puskesmas Helvetia Medan, yang dilakukan dengan penyebaran kuisioner pada bidan sebanyak 33 orang yang terdiri dari 20 klinik bidan ataupun rumah bersalin. Data tersebut dapat dijadikan tolak ukur dalam melakukan pembahasan sebagai berikut: 1. Interpretasi dan Diskusi Hasil a Karakteristik Responden Tentang Penyimpanan Dan Transportasi Vaksin di Wilayah Kerja Puskesmas Helvetia Medan Tahun 2014 Berdasarkan karakteristik Usia, didapatkan bahwa rata-rata usia responden adalah usia 20-30 tahun yaitu sebanyak 19 responden 57,6. Menurut Mubarak, 2011 bahwa dengan bertambahnya umur seseorang akan mengalami perubahan aspek fisik dan psikologis mental. Pada usia ini terdapat beberapa tugas perkembangan antara lain: pekerjaan, pengakuan sosial, dan keluarga. Pada penelitian ini tugas perkembangan yang dominan ada pada pekerjaan yaitu seorang individu diharapkan Universitas Sumatera Utara sudah mendapatkan suatu pekerjaan yang layak ketika ia berada pada masa dewasa dini sehingga ia bisa dianggap mampu dan mempunyai peran atau posisi dalam masyarakat. Berdasarkan tingkat pendidikan, didapatkan bahwa rata-rata responden adalah dengan pendidikan DIII yaitu sebanyak 29 responden 87,9. Menurut Mubarak 2011, bahwa pendidikan berarti bimbingan yang diberikan seseorang kepada orang lain agar dapat memahami sesuatu hal. Tidak dapat dipungkiri bahwa semakin tinggi pendidikan seseorang, semakin mudah pula mereka menerima informasi, dan pada akhirnya pengetahuan yang dimilikinya akan semakin banyak. Sebaliknya, jika seseorang memiliki tingkat pendidikan yang rendah, maka akan menghambat perkembangan sikap orang tersebut terhadap penerimaan informasi dan nilai-nilai yang baru diperkenalkan. Berdasarkan lama masa kerja responden, didapatkan bahwa rata-rata masa kerja responden adalah 1 - 5 tahun yaitu sebanyak 18 responden 54,5. Menurut Wawan 2010 bahwa masa kerja adalah rentang waktu yang telah ditempuh oleh seorang bidan dalam melaksanakan tugasnya, selama waktu itulah banyak pengalaman dan pelajaran yang dijumpai sehingga sudah mengerti apa keinginan dan harapan klien kepada seorang bidan. Berdasarkan sumber informasi yang diperoleh oleh responden, didapatkan bahwa rata-rata responden memperoleh informasi dengan pelatihan yaitu sebanyak 13 responden 39,4. Menurut Notoadmodjo 2005, sumber informasi adalah alat atau saluran untuk menyampaikan informasi guna menambah wawasan dan pengetahuan bagi responden. Dengan mendapatkan informasi yang baik maka kita akan memiliki pengetahuan yang baik pula dan semakin banyak informasi diperoleh maka semakin baik pula tingkat pengetahuan ibu. Universitas Sumatera Utara b Pengetahuan Bidan Tentang Penyimpanan Dan Transportasi Vaksin di Wilayah Kerja Puskesmas Helvetia Medan Tahun 2014 Hasil penelitian menunjukkan mayoritas berpengetahuan cukup sebanyak 19 orang 57,6. Penelitian ini tidak sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Julita 2010, menunjukkan bahwa pengetahuan bidan tentang penyimpanan dan transportasi vaksin memiliki pengetahuan kurang. Kurangnya pengetahuan bidan terhadap penyimpanan dan transportasi vaksin dapat dipengaruhi oleh umur. Umur mempunyai peran dalam memperoleh pengetahuan, karena daya ingatan seseorang itu salah satunya dipengaruhi oleh umur. Semakin tua umur seseorang fungsi organ- organ tubuhnya juga menurun termasuk daya ingat. Tetapi penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Sari, 2011, menunjukkan bahwa pengetahuan bidan tentang penyimpanan dn transportasi vaksin memiliki pengetahuan cukup. Dalam penelitiannya mengatakan bahwa hal ini dikarenakan kurangnya kemauan responden untuk mengetahui dan melakukan perkembangan ilmu pengetahuan baru khususnya tentang penyimpanan dan transportasi vaksin. Masalah terbesar responden sehingga banyak yang menjawab salah adalah responden mengatakan tidak pernah mendapatkan pengetahuan yang lebih dalam tentang penyimpanan dan transportasi vaksin. Responden juga mengakui bahwa selama masa pendidikan di DIII dulu hanya mendapatkan pengetahuan secara umum saja tentang imunisasi. Sehingga dalam penelitian ini pengetahuan bidan dikategorikan masih cukup, cukupnya pengetahuan bidan terhadap penyimpanan dan transportasi vaksin dapat dipengaruhi oleh umur. Umur mempunyai peranan dalam memperoleh pengetahuan, karena daya ingatan seseorang itu salah satunya dipengaruhi oleh umur. Semakin tua umur seseorang maka fungsi organ-organ Universitas Sumatera Utara tubuhnya juga menurun termasuk daya ingat. Tetapi dilihat dari segi umur responden terlihat bahwa umur responden masih tergolong muda dan untuk kemungkinan daya ingat masih kuat. Menurut Singgih 1998 dalam Hendra 2008, mengemukakan bahwa makin tua umur seseorang maka proses-proses perkembangan mentalnya bertambah baik, akan tetapi pada umur tertentu, bertambahnya proses perkembangan mental ini tidak seperti ketika berumur belasan tahun. Selain itu Ahmadi dalam Hendra 2008, mengemukakan bahwa memang daya ingat seseorang itu salah satunya dipengaruhi oleh umur. Dari uraian ini, maka dapat kita simpulkan bahwa bertambahnya umur seseorang dapat berpengaruh pada pertambahan pengetahuan yang diperolehnya. Akan tetapi pada umur-umur tertentu atau menjelang usia lanjut kemampuan penerimaan atau mengingat suatu pegetahuan akan berkurang. Hendra, 2008: 24- 34. Selain dari umur yang dapat mempengaruhi pengetahuan bidan terhadap penyimpanan dan transportasi vaksin, latar belakang pendidikan juga dapat mempengaruhi tingkat pengetahuan bidan. Menurut Notoatmojdo 2003 bahwa makin tinggi tingkat pengetahuan seseorang, semakin tinggi tingkat pemahamannya. Hal ini menunjukkan bahwa pendidikan sangat berperan dalam penyerapan dan pemahaman terhadap informasi. Apabila dilihat dari tingkat pendidikan bidan yang ada di wilayah kerja Puskesmas Helvetia Medan memiliki pendidikan yang tinggi, tetapi masih banyak bidan yang tidak mengetahui penyimpanan dan transportasi vaksin yang benar. Pengetahuan responden yang masih cukup bisa saja karena yang bersangkutan mengakui selama duduk di DIII Kebidanan mereka tidak pernah mendapatkan informasi atau pelajaran tentang penyimpanan dan transportasi vaksin secara mendalam. Responden hanya mendapatkan pelajaran imunisasi secara garis Universitas Sumatera Utara besarnya saja, seperti jenis vaksin, kegunaan, dampak, serta cara memberikan vaksin pada pasien. Lamanya masa bekerja juga termasuk faktor yang mempengaruhi pengetahuan bidan terhadap penyimpanan dan transportasi vaksin. Menurut Notoatmojdo 2003 bahwa lamanya seseorang bekerja dapat berkaitan dengan pengalaman yang didapatkan di tempat kerja, semakin lama seseorang bekerja semakin banyak pengetahuan dan keterampilan yang didapatkan. Melihat kenyataan tersebut dapat berarti bahwa pengetahuan responden terhadap penyimpanan dan transportasi vaksin diharapkan lebih banyak berpengetahuan baik tetapi malah ditemukan sebaliknya, dan perbandingan antara jumlah responden yang berpengetahuan cukup dengan baik sangat besar. Hal ini bisa disebabkan karena kecenderungan dan kebiasaan dari tempat atau lingkungan tempat responden bekerja. Karena responden akan cenderung melakukan apa yang sering ia lihat dan laksanakan di lingkungan tempat ia bekerja. Maka untuk mengatasi hal tersebut maka diperlukan penyegaran kembali terhadap pengetahuan responden terhadap penyimpanan dan transportasi vaksin, misalnya melalui pelatihan ataupun seminar. c Sikap Bidan Tentang Penyimpanan Dan Transportasi Vaksin di Wilayah Kerja Puskesmas Helvetia Medan Tahun 2014 Berdasarkan kategori sikap menunjukkan bahwa dari 33 orang responden sebagian besar memiliki sikap positif tentang penyimpanan dan transportasi vaksin sebanyak 17 orang 51,5. Newcomb dalam Notoatmodjo 2007, menyatakan bahwa sikap itu merupakan kesiapan atau kesediaan untuk bertindak dan bukan merupakan pelaksanaan motif tertentu. Sikap belum merupakan suatu tindakan atau aktivitas, akan tetapi merupakan predisposisi tindakan suatu perilaku. Dalam Universitas Sumatera Utara penentuan sikap yang utuh ini, pengetahuan, pikiran, keyakinan dan emosi memegang peranan penting. Penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Sari 2011, menunjukkan bahwa sikap bidan tentang penyimpanan dan transportasi vaksin memiliki sikap positif. Dalam penelitiannya mengatakan bahwa hal ini disebabkan karena sebagian besar responden memiliki latar belakang pendidikan, umur, dan lama masa kerja berbeda yang mempengaruhi sikap mereka tentang penyimpanan dan transportasi vaksin. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa reponden memiliki sikap yang positif, hal ini didukung oleh pendapat Notoadmojdo dalam Saragih 2009 yang menyatakan bahwa sikap demikian dapat merupakan sikap sementara dan segera berlalu akan tetapi dapat pula merupakan sikap yang bertahan lama. Sikap dapat dipengaruhi pengalaman di lingkungan kehidupan sehari - hari. Sikap adalah cara mengkomunikasikan suasana hati mood dalam diri sendiri kepada orang lain. Ini sesuai dengan pendapat Purnama dalam Saragih 2009 bahwa sikap positif dapat terjadi karena pengaruh orang lain, sumber informasi dan faktor emosi. Sikap merupakan reaksi atau respon yang masih tertutup terhadap suatu stimulasi atau objek. Manifestasi sikap tidak dapat dilihat, tetapi hanya dapat ditafsirkan. Sikap merupakan kecenderungan yang berasal dari dalam diri individu untuk berkelakuan dengan pola-pola terten tu, terhadap suatu objek akibat pendirian dan perasaan tehadap objek tersebut. Sikap belum merupakan suatu tindakan atau aktivitas akan tetapi predisposisi tindakan Koentjaraningrat dalam Mulana 2009. Sikap baik dan cukup dapat dipengaruhi oleh pengalaman langsung yang dialami individu terhadap sesuatu hal dan sikap tidak dibawa sejak lahir tetapi dipelajari dan dibentuk berdasarkan pengalaman individu sepanjang perjalanan perkembangan Universitas Sumatera Utara selama hidupnya. Sikap tidak lepas dari pengaruh interaksi manusia satu dengan yang lain. d Tindakan Bidan Tentang Penyimpanan Dan Transportasi Vaksin di Wilayah Kerja Puskesmas Helvetia Medan Tahun 2014 Berdasarkan kategori tindakan menunjukkan bahwa dari 20 klinik sebagian besar memiliki tindakan tidak tepat tentang penyimpanan dan transportasi vaksin sebanyak 14 klinik 70. Notoatmodjo 2003 menyatakan bahwa tindakan itu merupakan suatu sikap belum otomatis terwujud dalam suatu tindakan overt behavior. Untuk terwujudnya sikap menjadi suatu perbuatan nyata diperlukan faktor pendukung atau suatu kondisi yang memungkinkan, antara lain adalah fasilitas. Sikap ibu yang sudah positif terhadap imunisasi harus mendapat konfirmasi dari suaminya, dan ada fasilitas imunisasi yang mudah dicapai, agar ibu tersebut mengimunisasikan anaknya. Di samping faktor fasilitas juga diperlukan faktor dukungan support dari pihak lain, misalnya suami atau istri, orang tua atau mertua, dan lain-lain. Masalah terbesar responden sehingga masih melakukan tindakan yang salah yaitu aliran listrik masih sering mati, lemari es masih masih menggunakan stop kontak yang bersamaan dengan elektronik lainnya, suhu di dalam freezer tidak sesuai dengan anjuran yang sudah ditentukan yaitu -25°C – -15°C. Pada dinding freezer masih terdapat bunga ea hingga mencapai 2-3 cm hal ini disebabkan oleh tingginya suhu di dalam freezer. Susunan vaksin di dalam lemari es masih rapat hampir tidak ada rongga diantara kotak-kotak vaksin. Kulkas penyimpanan vaksin dan pembuatan cool pack atau cold pack masih gabung dengan kulkas keluarga, sebagian responden mengakui bahwa vaksinnya tidak terlalu banyak sehingga tidak membutuhkan tempat penyimpanan khusus lagi untuk penyimpanan vaksin. Universitas Sumatera Utara Responden juga tidak melakukan pembakaran dan penguburan sedalam 2-3 meter untuk vaksin yang telah dibuka, responden beralasan bahwa responden merasa lebih praktis kalau sisa vaksin yang telah dibuka hanya dibuang saja bersama sampah obat- obatan lainnya tanpa harus membakar dan menguburnya. Karena untuk membakar dan mengubur sampai sedalam 2-3 meter akan membutuhkan waktu yang lebih. 2. Keterbatasan Penelitian Pada penelitian ini penulis merasa masih banyak keterbatasan yang dihadapi saat pelaksanaan penelitian hingga penyajian hasil. Beberapa kesulitan saat pengumpulan data yaitu keterbatasan kemampuan yang dimiliki peneliti serta sulitnya mencari responden dengan kriteria penelitian. 3. Implikasi Penelitian Dari hasil penelitian ini telah dibuktikan bahwa pengetahuan responden masih perlu untuk ditambah lagi terlihat dari banyaknya responden yang menjawab pertanyaan kuesioner dengan salah. Dengan begitu responden perlu mendapatkan penyegaran ilmu pengetahuan tentang penyimpanan dan transportasi vaksin baik melalui pelatihan ataupun seminar. Sedangkan untuk tindakannya yang cukup mempunyai pengaruh responden menjadi banyak yang tidak tepat, disebabkan karena mereka tidak punya cukup pengetahuan untuk melakukan suatu tindakan yang benar terhadap penyimpanan dan transportasi vaksin. Selain dari faktor pengetahuan, faktor lingkungan tempat responden juga mempengaruhi tindakannya. Tetapi bukan berarti akan berpengaruh negatif terhadap sikap responden. Universitas Sumatera Utara

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN