Kualitas Vaksin Penyimpanan dan Transportasi Vaksin

9 Cold Pack Atau Cool Pack Cold pack berisi air yang dibekukan dalam suhu -15°C – -25°C selama 24 jam, dibuat dalam wadah plastik berwarna putih. Cool pack berisi air dingin tidak beku yang didinginkan dalam suhu +2°C – +8°C selama 24 jam, dibuat di dalam wadah plastik berwarna merah atau biru. Cold pack beku dimasukkan ke dalam termos untuk mempertahankan suhu vaksin ketika membawa vaksin hidup sedangkan cool pack cair untuk membawa vaksin hidup dan vaksin mati inaktif Ranuh. el. all, 2011, hml. 195.

b. Kualitas Vaksin

Vaksin hidup akan mati pada suhu di atas suhu 8°C, dan vaksin mati inaktif akan rusak di bawah suhu 2° C. Bila pengelolaan vaksin dan rantai tidak baik, maka vaksin tidak mampu merangsang kekebalan tubuh secara optimal bahkan dapat menimbulkan kejadian ikutan pasca imunisasi KIPI yang tidak diharapkan. Oleh karena itu dalam pelayanan sehari-hari kita perlu memahami beberapa hal praktis untuk menilai apakah vaksin masih layak diberikan kepada pasien atau tidak. Namun untuk mengetahui potensi vaksin yang sesungguhnya harus dilakukan pemeriksaan laboratorium yang rumit Ranuh. el. all, 2011, hml. 197. Berikut ini adalah beberapa hal praktis untuk menilai apakah vaksin masih layak diberikan kepada pasien atau tidak, yaitu : 1. Kualitas Rantai Vaksin dan Tanggal Kadaluarsa Untuk mempertahankan kualitas vaksin maka penyimpanan dan transportasi vaksin harus memenuhi syarat rantai vaksin yang baik, antara lain: disimpan di dalam lemari es atau freezer dalam suhu 2-8°C, transportasi vaksin di dalam kotak dingin atau termos yang tertutup rapat, tidak terendam air, terlindung dari sinar matahari langsung, belum melewati tanggal kadaluarsa, indikator suhu berupa VVM Universitas Sumatera Utara Vaccine Vial Monitor atau freezer watch atau tag belum pernah dibawah suhu 2°C atau 8°C dalam waktu cukup lama Ranuh. el. all, 2011, hml. 197. 2. VVM Vaccine Vial Monitor Vaccine Vial monitor untuk menilai apakah vaksin sudah pernah terpapar suhu di atas 8°C dalam waktu lama, dengan membandingkan warna kotak segi empat dengan warna lingkaran di sekitarnya. Bila warna kotak segi empat lebih muda daripada lingkaran dan sekitarnya disebut kondisi VVM A atau B maka vaksin belum terpapar suhu di atas 8°C. Vaksin dengan kondisi VVM B harus segera dipergunakan Ranuh. el. all, 2011, hml. 195. Gambar 2.b. perubahan warna Vaccine Vial Monitor Kondisi VVM Keterangan Kondisi A Segi empat lebih terang dari lingkaran sekitar, bila belum kadaluwarsa: Gunakan vaksin. Kondisi B Segi empat berubah gelap tapi lebih terang dari lingkaran sekitar, bila belum kadaluwarsa: Segera Gunakan vaksin Kondisi C Segi empat sama warna dengan lingkaran sekitar , Jangan Gunakan vaksin: lapor kepada pimpinan. Kondisi D Segi empat lebih gelap dari lingkaran sekitar, Jangan Gunakan vaksin: lapor kepada pimpinan. Bila warna kotak segi empat sama atau lebih gelap daripada lingkaran dan sekitarnya disebut kondisi VVM C atau D maka vaksin sudah terpapar suhu di atas 8°C, tidak boleh diberikan pada pasien Ranuh. el. all, 2011, hml. 198. 3. Freeze Watch dan Freeze Tag Freeze watch dan freeze tag adalah alat untuk mengetahui apakah vaksin pernah terpapar suhu di bawah 0°C. Bila dalam Freeze watch terdapat warna biru yang melebar ke sekitarnya atau dalam freeze tag ada tanda silang X, berarti vaksin pernah terpapar suhu di bawah 0°C yang dapat merusak vaksin mati inaktif. Universitas Sumatera Utara Vaksin-vaksin tersebut tidak boleh diberikan kepada pasien Ranuh. el. all, 2011, hml. 198. 4. Warna Dan Kejernihan Vaksin Warna dan kejernihan beberapa vaksin dapat menjadi indikator praktis untuk menilai stabilitas vaksin. Vaksin polio harus berwarna kuning oranye. Bila warnanya berubah menjadi pucat atau kemerahan berarti pHnya telah berubah, sehingga tidak stabil dan tidak boleh diberikan kepada pasien Ranuh. el. all, 2011, hml. 199. Vaksin toksoid, rekombinan dan polisakarida umumnya berwarna putih jernih sedikit berkabut. Bila menggumpal atau banyak endapan berarti sudah pernah beku, tidak boleh digunakan karena sudah rusak Ranuh. el. all, 2011, hml. 199. Bila vaksin setelah dikocok tetap menggumpal atau mengendap, maka vaksin tidak boleh digunakan karena sudah rusak Ranuh. el. all, 2011, hml. 199. 5. Pemilihan Vaksin Vaksin yang harus segera dipergunakan adalah vaksin yang belum dibuka tetapi telah dibawa ke lapangan, sisa vaksin telah dibuka dipergunakan, vaksin dengan VVM B, vaksin dengan tanggal kadaluarsa sudah dekat EEFO = Early Expire First Out, vaksin yang sudah lama tersimpan dikeluarkan segera FIFO = First In First Out Ranuh. el. all, 2011, hml. 200. 6. Sisa Vaksin di Sarana Pelayanan Statis Puskesmas, Klinik, Rumah Sakit, atau Praktek Swasta Sisa vaksin yang telah dibuka di sarana pelayanan statis masih bisa diberikan pada pelayanan berikutnya bila masih memenuhi syarat-syarat, tidak melewati tanggal kadaluwarsa, disimpan dalam suhu +2°C – +8°C, tidak pernah terendam air, VVM A atau B. Oleh karena itu sebaiknya selalu ditulis tanggal mulainya penggunaan vaksin tersebut. Vaksin yang sudah terbuka atau sedang dipakai Universitas Sumatera Utara diletakkan dalam satu wadah atau tempat khusus tray, sehingga segera dapat dikenali Ranuh. el. all, 2011, hml. 200. Khusus untuk vaksin yang telah dilarutkan, stabilitas vaksin lebih singkat. Vaksin BCG yang telah dilarutkan walaupun disimpan di dalam suhu +2°C – +8°C hanya stabil selama 3 jam WHO 6 jam. Vaksin campak yang telah dilarutkan walaupun disimpan di dalam suhu +2°C – +8°C hanya stabil selama 6- 8 jam. Vaksin Hib yang sudah dilarutkan potensinya sangat menurun setelah 24 jam. Vaksin varisela yang sudah dilarutkan potensinya sangat menurun setelah 30 menit Ranuh. el. all, 2011, hml. 200. Tabel 2.f. masa pemakaian vaksin dari vial yang sudah dibuka di sarana pelayanan statis Vaksin Masa pemakaian minggu Polio 2 DPT 4 DT 4 TT 4 Hepatitis B 4 7. Sisa Vaksin Di Sarana Pelayanan Luar Gedung Vaksin yang belum dibuka tetapi sudah dibawa ke lapangan harus diberi tanggal untuk segera dipergunakan pada pelayanan berikutnya, selama semua syarat- syarat masih terpenuhi. Sisa vaksin yang telah dibuka di sarana pelayanan luar gedung, sebaiknya tidak dipergunakan lagi, dimusnahkan dengan membakar di dalam insinerator bersama alat suntik bekas, atau dikubur sedalam 2-3 meter Ranuh. et. all, 2011. hlm. 201. Universitas Sumatera Utara

G. DASAR DILAKUKAN PENELITIAN INI