Hubungan Pola Asuh Orang Tua terhadap Perkembangan Anak Balita di Posyandu Sakura Ciputat Timur

(1)

HUBUNGAN POLA ASUH ORANG TUA TERHADAP

PERKEMBANGAN ANAK BALITA DI POSYANDU

SAKURA CIPUTAT TIMUR

Skripsi

Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Keperawatan (S.Kep)

Oleh :

REFI YULITA

NIM : 1110104000007

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN

FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF

HIDAYATULLAH JAKARTA


(2)

(3)

iii

FACULTY OF MEDICINE AND HEALTH SCIENCES SCHOOL OF NURSING

SYARIF HIDAYATULLAH STATE ISLAMIC UNIVERSITY OF JAKARTA Undergraduate Thesis, Juli 2014

Refi Yulita, NIM. 1110104000007

The Relationship between Parenting Style and Children 1-5 Years Old Growth in Posyandu Sakura Ciputat Timur

xvii + 58 pages + 18 tables + 2 figures + 8 appendixes

Parenting style is one factor influencing 1-5 years old growing child. Children 1-5 years old give the positive parenting by their own parents will have normal growth according to their ages. This study aims to know the relationship between parenting style and children 1-5 years old growth. This study in Posyandu Sakura Ciputat Timur. The samples are 59 respondents by using total sampling technique. This research is quantitative with cross sectional approach. This study is using questionnaire to collects data. The result show that 17 respondents (29%) have positive parenting style and have normal growth, 12 respondents (20%) have positive parenting style and have abnormal growth, 17 respondents (29%) have negative parenting style and normal growth, 13 respondents (22%) have negative parenting style and have abnormal growth. This study was using Chi Square test and show P value 0.879. There are no relationship between parenting style and young children growth. Researchers suggest that Posyandu can provide more health education about good parenting and how to achieve optimal growing child.

Key Word: Parenting Style, Growth, Children 1-5 Years Old References: 34 (2003 – 2014)


(4)

iv

FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA Skripsi, Juli 2014

Refi Yulita, NIM. 1110104000007

Hubungan Pola Asuh Orang Tua terhadap Perkembangan Anak Balita di Posyandu Sakura Ciputat Timur

xvii + 58 halaman + 18 tabel + 2 gambar + 8 lampiran

Pola asuh orang tua merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi perkembangan anak balita. Anak balita yang mendapatkan pola asuh positif dari orang tuanya diprediksi dapat terhindar dari penyimpangan perkembangan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui adanya hubungan pola asuh orang tua terhadap perkembangan anak balita. Penelitian ini dilaksanakan di Posyandu Sakura Ciputat Timur. Sampel penelitian digunakan sebanyak 59 orang dengan teknik sampel jenuh. Penelitian yang digunakan adalah penelitian kuantitatif dengan metode pendekatan cross sectional. Pengumpulan data menggunakan instrumen penelitian berupa kuesioner. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pola asuh orang tua yang positif dengan perkembangan anak yang normal sebanyak 17 orang (29%), pola asuh orang tua yang positif dengan perkembangan anak yang menyimpang sebanyak 12 orang (20%), pola asuh orang tua yang negatif dengan perkembangan anak yang normal sebanyak 17 orang (29%), dan pola asuh orang tua yang negatif dengan perkembangan anak yang menyimpang sebanyak 13 orang (22%). Teknik analisa data yang digunakan adalah dengan chi squaredan didapatkan pvaluesebesar 0,879. Hal ini menunjukkan tidak terdapat hubungan antara pola asuh orang tua terhadap perkembangan anak balita. Peneliti menyarankan agar pihak posyandu dapat memberikan pendidikan kesehatan yang lebih kepada para Ibu tentang pola asuh yang baik dan bagaimana cara mencapai perkembangan anak yang optimal.

Kata Kunci: Pola Asuh Orang Tua, Perkembangan Anak, Balita Sumber: 34 (2003 – 2014)


(5)

(6)

(7)

(8)

viii

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Nama : Refi Yulita

Tempat, tanggal lahir : Bukittinggi, 6 Juli 1992 Jenis Kelamin : Perempuan

Agama : Islam

Status : Belum Menikah

Alamat : Jl. Bundo Kanduang, Batusangkar, Sumatera Barat HP : 081363321100

E-mail : lovitaera@yahoo.com/ nersrefy@gmail.com Fakultas/Jurusan : Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan / Program

Studi Ilmu Keperawatan

PENDIDIKAN

1. TK Al-Hidayah 1997-1998

2. SD 34 Sungai Tarab 1998-2004

3. SMP 1 Batusangkar 2004-2007

4. SMA 1 Batusangkar 2007-2010

5. Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta 2010-sekarang ORGANISASI

1. Drum Band SMP 1 Batusangkar 2005-2006

2. PMR SMP 1 Batusangkar 2005-2006

3. Drum Band SMA 1 Batusangkar 2007-2008

4. FSI SMA 1 Batusangkar 2008-2009

5. KOMDA FKIK UIN Jakarta 2010-2012

6. BEM IK UIN Jakarta 2012-2013

7. KAMMI MedSos UIN Jakarta 2011-2012

8. KAMMI Daerah Tangsel 2013-sekarang

9. BEM FKIK CFE

2013-sekarang 10

.


(9)

(10)

Nikmat paling berharga yang Dia berikan untukku adalah lahir dar KaruniaNya yang tak pernah ku tepis indahnya adal

Syukur selalu kuucapkan pada Alloh saat

Kar ya ini kuper sembahkan unt uk t iga or ang yang ku

Skripsi ini tak akan seban

Kum pulan kertas ini tak jua sebanding jika ku

Terim alah bukti kelulusanku ini duhai yang kucinta karena

# Selalu kuingat untaian hati alm. " Teruslah bergerak,

Teruslah berlari,

Teruslah berjalan, hingga kel Teruslah bertahan,

Tetaplah berjaga, hingga kele

ix1

P E R S E M B A H A N

Nikmat paling berharga yang Dia berikan untukku adalah lahir dari rahimmu, KaruniaNya yang tak pernah ku tepis indahnya adalah menjadi bidadari sholihahmu,

Syukur selalu kuucapkan pada Alloh saatku dinobatkan menjadi seorang kakak yang mempunyai adek sholih sepertimu, Brother

Kar ya ini kuper sembahkan unt uk t iga or ang yang kucint a kar enaNya Mama, Papa dan Put r a

ini tak akan sebanding dengan pengorbananm u

Kum pulan kertas ini tak jua sebanding jika kukum pulkan keringat

juangm u untuk

Terim alah bukti kelulusanku ini duhai yang kucinta karenaNya

inspirasiku, duhai penyem angat jiwaku

Deretan kertas putih ini sem oga penuh akan

# Selalu kuingat untaian hati alm. Ust Rahmat Abdullah

" Teruslah bergerak, hingga kelelahan itu lelah mengikutimu. Teruslah berlari, hingga kebosanan itu bosan mengejarmu.

Teruslah berjalan, hingga keletihan itu letih ber

Teruslah bertahan, hingga kefuturan itu futur meny ertaimu. Tetaplah berjaga, hingga kelesuan itu lesu menemanimu."

# Terimakasih Yaa lahir dari rahimmu, Mama enjadi bidadari sholihahmu, Papa menjadi seorang kakak yang adek sholih sepertimu, Brother

ucint a kar enaNya

pengorbananm u, Mam a

um pulkan keringat

juangm u untukku, Papa

enaNya, duhai

inspirasiku, duhai penyem angat jiwaku

Deretan kertas putih ini sem oga penuh akan m akna

hingga kelelahan itu lelah mengikutimu. mengejarmu. bersamamu. hingga kefuturan itu futur meny ertaimu. hingga kelesuan itu lesu menemanimu."


(11)

x

KATA PENGANTAR

Assalamu’alaykum warohmatullohi wabarokatuh

Puji dan syukur kepada Allah SWT atas limpahan rahmat dan karunia serta ridho-Nya penulis dapat menyelesaikan proposal skripsi dengan judul “Hubungan Pola Asuh Orang Tua terhadap Perkembangan Anak Balita di Posyandu Sakura Ciputat Timur”.

Proposal skripsi ini merupakan salah satu syarat untuk mencapai gelar Sarjana Keperawatan (S.Kep) UIN Syarif Hidayatullah Jakarta serta menerapkan ilmu yang didapatkan oleh penulis dalam perkuliahan. Penulis telah berusaha untuk menjadikan tulisan ilmiah yang rapi dan sistematik sehingga dapat dipahami oleh pembaca. Penulis menyadari bahwa penulisan proposal skripsi ini jauh dari kesempurnaan, oleh karena itu dengan kerendahan hati dan tangan terbuka penulis mengharapkan saran dan kritik yang berguna untuk penyempurnaan proposal skripsi ini.

Penyusunan proposal skripsi ini banyak berbagai pihak yang telah memberikan dorongan/motivasi, bantuan serta masukan, sehingga dalam kesempatan ini penulis menyampaikan terimakasih kepada :

1. Bapak Prof. Dr. Komarudin Hidayat selaku Rektor Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

2. Bapak Prof. Dr. dr. MK Tadjudin Sp.And selaku Dekan FKIK

Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

3. Bapak Ns. Waras Budi Utomo, S.Kep, M.KM selaku Ketua Program Studi Ilmu Keperawatan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

4. Ibu Eni Nur’aini Agustini, S.Kep, M.Sc selaku Sekretaris Program Studi Ilmu Keperawatan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. 5. Bapak Jamaluddin, S.Kep, M.Kes selaku Pembimbing Akademik.


(12)

xi

Ns, Sp. Kep. Mat selaku pembimbing 2 yang dengan sabar membimbing dan memberi pengarahan kepada penulis.

7. Bapak/Ibu dosen Program Studi Ilmu Keperawatan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah memberikan bekal ilmu pengetahuan kepada penulis serta seluruh staf dan karyawan di lingkungan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

8. Keluarga tercinta yaitu Ayah penulis Yunimal Apri, S.Sos, Ibu penulis Era Lovita, S.Sos, dan Adik penulis Dian Purnama Putra.

9. Sahabat-sahabat penulis yaitu Reno Ramalia, Hervina, Lily Camelia, Novitasari, dan seluruh teman-teman P S I K angkatan 2010, serta sahabat seperjuangan ILMIKI, KAMMI dan BEM FKIK yang telah memberikan semangat, dukungan, dan dorongan kepada penulis. Semua pihak yang telah membantu selesainya proposal skripsi ini baik dalam persiapan, dan pelaksanaan yang tidak dapat disebutkan satu persatu dalam kesempatan ini.

Penulis menyadari bahwa penulisan proposal skripsi ini jauh dari kesempurnaan, namun penulis berharap tulisan ini dapat bermanfaat bagi yang memerlukannya.

Wassalamu’alaykum Warohmatullahi Wabarokatuh

Jakarta, Juli 2014


(13)

xii

DAFTAR ISI

Halaman

Halaman Judul ... i

Pernyataan Keaslian Karya ... ii

Abstract ... iii

Abstrak ... iv

Pernyataan Persetujuan ... v

Lembar Pengesahan ... vi

Daftar Riwayat Hidup ... viii

Lembar Persembahan ... ix

Kata Pengantar ... x

Daftar Isi ... xii

Daftar Tabel ... xv

Daftar Bagan ... xvi

Daftar Lampiran ... xvii

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang ... 1

B. Perumusan Masalah ... 5

C. Pertanyaan Penelitian ... 5

D. Tujuan Penelitian ... 6

E. Manfaat Penelitian ... 7

BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Perkembangan Anak ... 8

B. Pola Asuh Orang Tua ... 12

C. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Perkembangan Anak ... 15 D. Hubungan Pola Asuh Orang Tua terhadap Perkembangan Anak


(14)

xiii

... 23

E. Penilaian Perkembangan Anak ... 25

F. Kerangka Teori 29 BAB III KERANGKA KONSEP, DEFINISI OPERASIONAL, DAN HIPOTESIS A. Kerangka Konsep ... 30

B. Hipotesis Penelitian ... 31

C. Definisi Operasional ... 32

BAB IV METODE PENELITIAN A. Rancangan Penelitian ... 33

B. Lokasi dan Waktu Penelitian ... 33

C. Populasi, Sampel, dan Teknik Pengambilan Sampel... 34

D. Instrumen Penelitian ... 35

E. Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas Instrumen ... 37

F. Tahap Pengambilan Data ... 38

G. Pengolahan Data ... 39

H. Teknik Analisa Data ... 41

I. Etika Penelitian ... 42

BAB V HASIL PENELITIAN A. Gambaran Umum Daerah Penelitian ... 44

B. Hasil Analisis Univariat ... 45

C. Hasil Analisis Bivariat ... 48

BAB VI PEMBAHASAN A. Analisis Univariat ... 50

B. Analisis Bivariat ... 53


(15)

xiv BAB VII KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan ... 56 B. Saran ... 57 Daftar Pustaka


(16)

xv

DAFTAR TABEL

Halaman

2.1 Perbandingan Pola Asuh Positif dan Negatif

14

3.1 Faktor yang Mempengaruhi Perkembangan (Lingkungan)

17

3.2 Faktor yang Mempengaruhi Perkembangan (Biologi)

19

3.3 Faktor yang Mempengaruhi Perkembangan (Hubungan

Interpersonal)

21

2.5 Perkembangan Keterampilan pada Bayi 0-1 Tahun

25

2.6 Perkembangan Keterampilan pada Anak 1-2 Tahun

26

2.7 Perkembangan Keterampilan pada Anak 2-5 Tahun

27

3.1 Definisi Operasional

32

4.1 Daftar Jumlah Anak Balita di Posyandu Sakura Ciputat Timur

34

4.2 Kisi-Kisi Kuesioner

36

4.3 Hasil Uji Reabilitas Instrumen

38

5.1 Karakteristik Balita Berdasarkan Jenis Kelamin

45

5.2 Distribusi Frekuensi Gambaran Pekerjaan Orang Tua

46

5.3 Distribusi Frekuensi Gambaran Pendidikan Orang Tua

46

5.4 Distribusi Frekuensi Gambaran Lama Interaksi Anak dengan

Orang Tua

47

5.5 Distribusi Frekuensi Gambaran Pola Asuh Orang Tua

47

5.6 Distribusi Frekuensi Gambaran Perkembangan Anak Balita

48

5.7 Hubungan Pola Asuh Orang Tua terhadap Perkembangan Anak

Balita


(17)

xvi

DAFTAR BAGAN

Halaman

2.1 Kerangka Teori

29


(18)

xvii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Dokumen Perizinan

Lampiran 2.

Inform Consent

Lampiran 3. Kuesioner Penelitian

Lampiran 4. Tabulasi Data

Lampiran 5. Hasil Uji Validitas dan Reabilitas

Lampiran 6. Hasil Olahan SPSS Univariat

Lampiran 7. Hasil Olahan SPSS Bivariat


(19)

(20)

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Setiap anak berhak mendapatkan kehidupan yang layak karena masa depan dunia tergantung kepada mereka. 10 Juta bayi dilahirkan ke dunia ini setiap tahunnya dan mereka akan berkembang menjadi dewasa nantinya. Banyak dari mereka yang tidak mendapatkan hak dalam hal kasih sayang, gizi, perlindungan dan keamanan, serta kebutuhan untuk tumbuh dan berkembang. Berkisar10 juta anak meninggal sebelum usia 10 tahun dan lebih dari 200 juta anak tidak berkembang sesuai potensi mereka karena adanya kesalahan dalam pengasuhan yang merupakan kebutuhan dasar anak untuk tumbuh dan berkembang secara optimal (UNICEF, 2010 dalam Hasinuddin & Fitriah, 2011).

Kualitas hubungan seorang anak dengan orang tuanya sangatlah penting dan berpengaruh terhadap perkembangan anak, termasuk bagaimana kesehatan mentalnya, gaya hidup terkait kesehatannya, konsumsi rokok dan alkohol, kelahiran, cedera, kesehatan fisik, keterampilan sosial, dan pencapaian pendidikannya (Simkiss dkk, 2013). Tahun pertama usia seorang anak merupakan waktu yang sangat penting dan sangat berpengaruh terhadap perkembangannya. Pada saat inilah penting untuk merencanakan terkait dengan perkembangan seorang anak (Groenendyk & Brenda 2007).


(21)

2 Pola asuh merupakan interaksi anak dan orang tua yang mendidik, membimbing, dan mendisplinkan serta melindungi anak untuk mencapai kedewasaan sesuai dengan norma-norma yang ada dalam masyarakat (Edwards, 2006). Interaksi anak dengan orang dewasa dan sesamanya di lingkungan keluarga dapat menstimulasi perkembangan anak tersebut. Contohnya, interaksi anak dengan ibu yang merupakan interaksi yang paling efektif untuk menjalin kedekatan dengan anak, serta berpengaruh kepada perkembangan anak. Interaksi ini dapat mempengaruhi perkembangan persepsi, membimbing serta dapat mengendalikan perilaku anak-anak tersebut. Selain itu, juga membantu mendapatkan pengetahuan dan keterampilan diri mereka di lingkungannya (Andrade dkk, 2005).

Pengasuhan keluarga selama lima tahun pertama kehidupan sangat berpengaruh terhadap 4 domain perkembangan yaitu motorik, kognitif, bahasa, dan sosial-emosional anak. Berbagai aspek inilah yang sangat berpengaruh terhadap perkembangan dan perilaku anak di masa mendatang (Lamb dkk dalam Kariger dkk, 2012). Anak dapat dikatakan mengalami keterlambatan perkembangan secara menyeluruh ketika anak mengalami keterlambatan pada lebih dari dua domain perkembangan (Ngurah dkk 2008).

Kelangsungan hidup dan tumbuh kembang anak sangat bergantung pada kasih sayang dan perhatian yang diberikan terhadap diri anak. Hal-hal yang dilakukan oleh lingkungan sekitar anak


(22)

3 (keluarga dan masyarakat), akan menentukan kualitas pribadinya dan mewarnai kehidupannya di masa mendatang. Peran aktif orang tua adalah usaha langsung terhadap anak, dan peran lain yang penting adalah dalam menciptakan lingkungan (Dewi & Pujiastuti, 2012).

Rahayu (2013) dengan penelitian yang dilakukan di desa Pandak, kecamatan Baturraden, kabupaten Banyumas menyatakan bahwa dalam banyak penelitian menunjukkan kecerdasan anak usia nol sampai empat tahun terbangun 50% dari total kecerdasan yang akan dicapai pada usia 18 tahun. Hal ini menunjukkan bahwa usia empat tahun pertama adalah masa-masa paling menentukan dalam membangun kecerdasan anak dibanding masa-masa sesudahnya. Apabila tidak mendapat rangsangan yang maksimal pada usia tersebut, maka potensi tumbuh kembang anak tidak akan teraktualisasikan secara optimal atau mengalami gangguan perkembangan emosi, sosial, mental, intelektual dan moral.

Masa balita merupakan masa terpenting dalam tumbuh kembang anak karena pada masa ini adalah masa pertumbuhan dasar yang akan mempengaruhi dan menentukan perkembangan anak selanjutnya. Selain itu masa balita merupakan masa kritis, dimana diperlukan stimulasi yang berguna agar dapat berkembang sehingga perlu mendapat perhatian dari lingkungan terutama keluarga sehingga apabila keluarga atau lingkungan tidak mendukung justru akan menghambat perkembangan anak (Apriany, 2006)


(23)

4 Hasil penelitian yang dilakukan oleh Fatimah (2011) menunjukkan bahwa terdapat hubungan antara pola asuh orang tua dengan perkembangan anak di R.A Darussalam Desa Sumber Mulyo Jogoroto, Jombang dengan nilai signifikansi sebesar 0,002 atau P < 0,05 dan penelitian yag dilakukan oleh Dewi dan Pujiastuti (2012) juga menunjukkan adanya hubungan antara pola asuh orang tau terhadap pekembangan perkembangan anak usia prasekolah di TK Kartika X-9 Cimahi dengan nilai signifikansi sebesar 0,013 atau P < 0,05.

Penelitian yang akan peneliti lakukan berbeda dengan penelitian sebelumnya, variabel peneliti yaitu pola asuh orang tua yang meliputi pola asuh positif dan negatif serta perkembangan anak balita. Penelitian ini akan dilaksanakan di Posyandu Kota Tangerang Selatan. Survey yang peneliti lakukan pada Posyandu di wilayah kerja Ciputat Timur kota Tangerang Selatan menunjukkan bahwa pada posyandu Sakura terdapat beberapa penyimpangan perkembangan pada anak balita. Survey ini dilakukan terhadap dua orang anak balita dengan menggunakan instrument Kuesioner Pra Skrining Perkembangan (KPSP). Hasil survey ini adalah dari dua balita menunjukkan adanya penyimpangan perkembangan di dua poin perkembangan yaitu motorik halus dan motorik kasar. Oleh karena itu, maka peneliti ingin mengetahui lebih dalam tentang perkembangan anak balita disana dan menghubungkan kepada salah satu faktor yang mempengaruhinya yaitu pola asuh orang tua.


(24)

5 B. Perumusan Masalah

Lebih kurang 10 juta anak yang meninggal sebelum usia 10 tahun dan lebih dari 200 juta anak tidak berkembang sesuai potensi mereka karena adanya kesalahan dalam pengasuhan merupakan fenomena yang cukup menjadi perhatian kita, terutama bagi orang tua dalam memberikan pengasuhan yang maksimal kepada anak.

Jumlah anak yang lahir setiap tahunnya adalah tanggung jawab kita semua, dan orang tua merupakan individu yang paling bertanggung jawab dalam tugas perkembangan seorang anak. Hasil studi pendahuluan yang dilakukan pada dua orang balita di wilayah Posyandu Sakura Ciputat Timur didapatkan bahwa terdapat penyimpangan perkembangan di dua poin perkembangan yang akan diteliti oleh peneliti yaitunya penyimpangan perkembangan pada poin motorik halus dan motorik kasar, dengan demikian masalah penelitian ini adalah apakah terdapat hubungan antara pola asuh orang tua dengan perkembangan anak balita di Posyandu Sakura Ciputat Timur.

C. Pertanyaan Penelitian

Berdasarkan latar belakang dan rumusan masalah tersebut, maka pertanyaan penelitian yang dikembangkan untuk menjawab masalah penelitian adalah:


(25)

6 1. Bagaimana karakterisitik dari responden di Posyandu Sakura Ciputat

Timur?

2. Bagaimana pola asuh orang tua terhadap anak balita di Posyandu Sakura Ciputat Timur?

3. Bagaimana perkembangan anak balita di Posyandu Sakura Ciputat Timur?

4. Bagaimana hubungan pola asuh orang tua terhadap perkembangan anak balita di Posyandu Sakura Ciputat Timur?

D. Tujuan Penelitian 1. Tujuan Umum

Mengetahui hubungan pola asuh orang tua terhadap perkembangan anak balita di Posyandu Sakura Ciputat Timur.

2. Tujuan Khusus

a. Untuk mengetahui karakterisitik responden, yaitu orang tua yang mempunyai anak balita di Posyandu Sakura Ciputat Timur

b. Untuk mengetahui gambaran pola asuh orang tua terhadap anak balita di Posyandu Sakura Ciputat Timur

c. Mengkaji perkembangan anak balita di Posyandu Sakura Ciputat Timur

d. Mengidentifikasi hubungan pola asuh orang tua terhadap perkembangan anak balita di Posyandu Sakura Ciputat Timur


(26)

7 E. Manfaat Penelitian

1. Bagi Ilmu Keperawatan

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan dan ilmu pengetahuan, serta menjadi landasan dalam pengembangan evidance basedilmu keperawatan, khususnya keperawatan anak dan keluarga.

2. Bagi Posyandu

Hasil penelitian ini dapat dijadikan sumber informasi yang bermanfaat oleh Posyandu, terutama bagi Ayah dan Ibu dari anak yang bersangkutan, sehingga dapat memberikan pola asuh yang positif terhadap anak.

3. Bagi Peneliti

Hasil penelitian ini dapat dijadikan data awal pengembangan penelitian berikutnya.


(27)

(28)

8 BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Perkembangan Anak

Istilah tumbuh kembang mencakup dua peristiwa yang berbeda, namun berkaitan dan tidak dapat dipisahkan. Pertumbuhan (growth) merupakan perubahan dalam besar, jumlah, ukuran atau dimensi tingkat sel, organ maupun individu, yang bisa diukur dengan ukuran berat, ukuran panjang, umur tulang dan keseimbangan metabolik. Perkembangan (development) adalah bertambahnya kemampuan (skill) dalam struktur dan fungsi tubuh yang lebih kompleks pada pola yang teratur dan sebagai hasil dari proses pematangan. (April, 2009). Perkembangan juga berarti “mekar terbuka atau membentang; menjadi; menjadi besar, luas dan banyak, serta menjadi bertambah sempurna dalam hal kepribadian, pikiran, pengetahuan, dan sebagainya (Tim Penyusun Kamus Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa, 2001 dalam April 2009).

Proses tumbuh kembang anak berlangsung secara alamiah, yang dalam proses tersebut sangat berkaitan pada hubungan dengan orang tua. Periode penting dalam tumbuh kembang anak adalah masa balita. Masa balita merupakan pertumbuhan dasar akan mempengaruhi dan menentukan perkembangan anak selanjutnya. Masa balita terjadi perkembangan kemampuan berbahasa, kreativitas, kesadaran sosial, emosional, dan intelegensi berjalan sangat cepat dan merupakan landasan perkembangan berikutnya. Perkembangan moral serta dasar-dasar kepribadian juga


(29)

9 dibentuk pada masa ini. Pada masa periode kritis ini, diperlukan rangsangan atau stimulasi yang berguna agar potensinya berkembang. Perkembangan anak akan optimal bila interaksi sesuai dengan kebutuhan anak pada berbagai tahap perkembangannya, bahkan sejak bayi masih dalam kandungan (Kania, 2006)

Proses tumbuh kembang anak mempunyai beberapa ciri-ciri yang saling berkaitan. Ciri-ciri tersebut adalah sebagaiberikut:

1. Perkembangan merupakan “ Never Ending Process ” 2. Semua aspek perkembangan saling mempengaruhi . 3. Perkembangan itu mengikuti pola atau arah tertentu 4. Perkembangan terjadi pada tempo yang berlainan 5. Setiap fase perkembangan mempunyai ciri khas

6. Setiap individu yang normal akan mengalami tahapan/ fase perkembangan. (April, 2009).

Perkembangan merupakan bertambahnya struktur dan fungsi tubuh yang lebih komplek dalam kemampuan gerak kasar, gerak halus, bicara dan bahasa serta sosialisasi dan kemandirian. Aspek-aspek perkembangan yang dapat dipantau meliputi gerak kasar, gerak halus, kemampuan bicara dan bahasa, serta sosialisasi dan kemandirian (Depkes, 2006)

1) Gerak kasar atau motorik kasar adalah aspek yang berhubungan dengan kemampuan anak melakukan pergerakan dan sikap tubuh yang melibatkan otot-otot besar, seperti duduk, berdiri, dan sebagainya.

2) Gerak halus atau motorik halus adalah aspek yang berhubungan dengan kemampuan anak melakukan gerakan yang melibatkan bagian-bagian


(30)

10 tubuh tertentu dan dilakukan oleh otot-otot kecil, tetapi memerlukan koordinasi yang cermat seperti mengamati sesuatu, menjimpit, menulis dan sebagainya.

3) Kemampuan bicara dan bahasa adalah aspek yang berhubungan dengan kemampuan untuk memberikan respons terhadap suara, berbicara, berkomunikasi, mengikuti perintah dan sebagainya.

4) Sosialisasi dan kemandirian adalah aspek yang berhubungan dengan kemampuan mandiri anak (makan sendiri, membereskan mainan selesai bermain), berpisah dengan ibu/pengasuh anak, bersosialisasi dan berinteraksi dengan lingkungannya, dan sebagainya.

Ciri-ciri perkembangan pada masa balita menurut Departemen Kesehatan Republik Indonesia (2006) pada tiga tahun pertama kehidupan ditandai dengan pertumbuhan dan perkembangan sel-sel otak masih berlangsung dan terjadi pertumbuhan serabut-serabut saraf dan cabang-cabangnya, sehingga terbentuk jaringan saraf dan otak yang komplek. Jumlah dan pengaturan hubungan antar sel saraf ini akan mempengaruhi segala kinerja otak, mulai dari kemampuan belajar berjalan, mengenal huruf, hingga bersosialisasi. Kecepatan pertumbuhan pada masa balita akan mulai menurun dan terdapat kemajuan dalam perkembangan motorik dan fungsi ekskresi serta perkembangan kemampuan bicara dan bahasa, kreatifitas, kesadaran sosial, emosional dan intelegensia berjalan sangat cepat.


(31)

11 Anak di bawah lima tahun (Balita) merupakan masa terbentuknya dasar kepribadian manusia, kemampuan penginderaan, berpikir, keterampilan berbahasa dan berbicara, bertingkah laku sosial dan lain sebagainya. Anak balita merupakan kelompok tersendiri yang dalam perkembangan dan pertumbuhannya memerlukan perhatian yang lebih khusus. Apabila perkembangan dan pertumbuhan pada masa balita ini mengalami gangguan, hal ini akan berakibat terganggunya persiapan terhadap pembentukan anak yang berkualitas. Balita terbagi dalam dua kategori berdasarkan karakteristik, yaitu anak usia satu sampai tiga tahun (batita) dan anak usia prasekolah (Uripi, 2004).

Perkembangan anak di masa prasekolah sangat penting. Menurut Sumardi.I.S. (2005) masa prasekolah merupakan masa emas (golden age) dimana anak berusia 0–6 tahun, rentang usia ini sangat menentukan pertumbuhan dan perkembangan anak pada kehidupan selanjutnya.

Menurut nursalam (2005) perkembangan adalah bertambahnya kemampuan dan struktur atau fungsi tubuh yang lebih kompleks dalam pola yang teratur, dapat diperkirakan, dan diramalkan sebagai hasil dari proses diferensiasi sel, jaringan tubuh, organ-organ, dan sistemnya yang terorganisasi.


(32)

12 B. Pola Asuh Orang Tua

Pola asuh orang tua dalam perkembangan anak merupakan cara yang digunakan dalam proses interaksi berkelanjutan antara orang tua dan anak untuk membentuk hubungan yang hangat, dan memfasilitasi anak untuk mengembangkan kemampuan anak yang meliputi perkembangan motorik halus, motorik kasar, bahasa, dan kemampuan sosial sesuai dengan tahap perkembangannya (Kurniawati dkk, 2011).

Menurut Baumrind (1971) dalam Apriany (2006) pola asuh orangtua terdiri dari 2 dimensi yaitu parent warmth (dimensi kehangatan) dan parent control (dimensi kendali) yang saling berhubungan dan saling mempengaruhi satu sama lain. Dimensi kehangatan menunjukkan b a hwa respon dan afeksi pada anak. Sedangkan dimensi kendali adalah aspek dimana orangtua mengendalikan perilaku anak untuk memastikan bahwa peraturan mereka dipatuhi.

Berdasarkan kedua dimensi di atas, maka terdapat empat kategori pola asuh orangtua yaitu permissive, authoritarian, authoritative, dan neglectfull. Orangtua yang menerapkan pola asuh authoritative memperlihatkan kehangatan tetapi keras, menjungjung tinggi kemandirian tetapi menuntut tanggungjawab akan sikap anak. Pada pola asuh authoritarian, orangtua menjungjung tinggi kepatuhan, kenyamanan dan disiplin yang berlebihan/orangtua lebih menekankan pemberian hukuman terhadap kesalahan, tanya jawab verbal dan penjelasan tidak diterapkan. Pola asuh permissive, orangtua bersikap


(33)

13 menerima, murah hati dan agak pasif dalam hal kedisiplinan, menerima seluruh tingkah laku yang ditampilkan anak, mengabulkan setiap permintaan anak/terlalu memberikan perhatian yang berlebihan tanpa menegakkan otoritasnya sebagai orangtua. Sedangkan pola asuh neglectfull, orangtua memberikan kendali dan afeksi yang rendah pada anaknya, mereka membiarkan anak mengambil keputusan sendiri, orangtua dan anak tidak ada kedekatan emosi dan orangtua cenderung mengabaikan kesejahteraan anak (Maccoby, 1980 dalam Apriany, 2006).

Muthmainnah (2012) menjelaskan bahwa pola asuh orang tua dikatakan positif ketika orang tua mampu untuk bersikap positif kepada anak yang akan menumbuhkan konsep dan pemikiran yang positif serta sikap menghargai diri sendiri. Dan dikatakan pola asuh negatif bila orang tua sering melakukan hal-hal yang negatif, seperti suka memukul, mengabaikan, kurang memperhatikan, melecehkan, menghina, bersikap tidak adil, tidak pernah memuji, suka marah-marah, dsb - dianggap sebagai hukuman akibat kekurangan, kesalahan atau pun kebodohan dirinya. Sikap negatif orang tua akan mengundang pertanyaan pada anak, dan menimbulkan asumsi bahwa dirinya tidak cukup berharga untuk dikasihi, untuk disayangi dan dihargai, dan semua itu akibat kekurangan yang ada padanya sehingga orang tua tidak memberikan kasih sayang.

Markie dkk (2002) dalam Muchtar (2011) mendefinisikan Positive Parentingadalah pendekatan pola asuh yang bertujuan untuk mengembangkan dan menglola prilaku anak dengan cara membangun dan tidak menyakitkan


(34)

14 anak. Pola asuh ini dikembangkan berdasarkan komunikasi yang baik dan juga perhatian yang positif untuk membantu anak agar berkembang.

Anak-anak yang diasuh dengan pendekatan pola asuh positif kemungkinan besar akan berkembang baik, memiliki kemampuan baik, dan selalu merasa nyaman akan dirinya sendiri atas segala hasil yang telah dicapainya. Pendekatan dengan pola asuh yang positif akan mengembangkan kebiasaan baik yang merupakan landasan dalam mengembangkan karakter yang positif. (Muchtar, D.H. 2011)

Menurut Nelsen & Lisa (2003) dalam buku Muchtar (2011), berikut ini perbandingan pola asuh negatif dan pola asuh positif :

Tabel 2.1 Perbandingan Pola Asuh Positif dan Negatif

Pola Asuh Negatif Pola Asuh Positif

1. Melihat dan memberlakukan anak sebagai “hak milik” 2. Berusaha untuk membentuk

anak sesuai dengan keinginan orang tua

3. Menjadi teman yang tidak menyenangkan dan menekankan kalau orang tua tidak bisa menjadi teman bagi anak 4. Mengalah terhadap keinginan

anak atau orang tua 5. Kontrol

6. Mencoba untuk sempurna 7. Memberikan hukuman 8. Sangat melindungi

9. Menghindari perasaan terutama emosi negatif

10. Membetulakan atau mencari jalan keluar untuk anak 11. Selalu berpikir dari kacamata

orang tua

12. Selalu merasa khawatir atau takut

1. Melihat dan memberlakukan anak sebagai “titipan”

2. Mengasuh dan mengembangkan anak supaya anak menjadi dirinya sendiri

3. Sangat menghormati dan mendukung anak

4. Selalu tegas dan tetap fokus pada usaha untuk mencari faktor penyebab dan mencari solusi 5. Membimbing

6. Mengajarkan dan mendidik bahwa kesalahan dan kegagalan adalah keadaan agar kita dapat mengambil pelajaran untuk menjadi lebih baik

7. Melibatkan anak untuk mencari jalan keluar yang terbaik

8. Menawarkan pengawasan yang pada tempatnya

9. Mengizinkan anak untuk mengekspresikan perasaan dan emosi negatifnya


(35)

15 13. Selalu merasa kesal jika naak

berprilaku tidak sesuai dengan keinginan orang tua

14. Mempunyai ersepsi bahwa kecerdasan intelektual adalah faktor utama yang akan

membuat anak sukses kemudian hari

10. Mengajarkan yang berguna dalam kehidupan

11. Berusaha masuk ke dunia anak 12. Menaruh kepercayaan dan

keyakinan pada anak

13. Berusaha agaranak belajar dari prilaku atau kejadian yang tidak menyenangkan

14. Memiliki persepsi bahwa kecerdasan intelektual membuat anak menjadi mampu dan kecerdasan emosionallah yang membuat anak sukses dan mampu meraih sgala potensi yang ada dalam dirinya.

Sumber: Nelsen & Lisa (2003) dalam buku Muchtar (2011)

C. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Perkembangan Anak

Untuk membantu para profesional menilai faktor yang mempengaruhi perkembangan anak, mereka telah dikelompokkan ke dalam empat bidang yaitunya:

a) Environmental factors(Rumah, penghasilan, pekerjaan, pendidikan) b) Biological factors (Jenis kelamin, kesehatan umum, kesehatan mental,

praktek kesehatan)

c) Interpersonal relationships (Kedekatan, pola asuh orang tua, jaringan sosial)

Interaksi dengan yang manusia lain merupakan suatu hal yang sangat penting bagi seorang anak. Kontak mata, senyuman, memberikan lingkungan untuk mereka agar dapat berkomunikasi lebih lanjut, adanya pertukaran makna dalam berkomunikasi, dan keterlibatan orang tua atau


(36)

16 pengasuh akan membatu mengembangkan dunia mereka dalam berkomunikasi atau berhubungan dengan orang lain.(Field dkk, 2007)

d) Early environments and experiences (Pengalaman dan lingkungan sebelumnya)


(37)

17

Tabel 2.2 Faktor yang Mempengaruhi Perkembangan (Lingkungan)

Faktor atau Kondisi Anak Keluarga Lingkungan terdekat Lingkungan masyarakat

Rumah Ruangan bermain untuk

anak ada/tidak

Keadaan rumah padat/tidak

Ruangan hijau untuk bermain anak ada/tidak

Bangunan masyaratakat di sekitar rumah ada/tidak

Anak berada di rumah dalam keadaan aman/tidak

Kondisi rumah sehat/tidak

Lingkungan sekitar bebas dari kejahatan/ tidak

Lingkungan di sekitar memudahkan untuk mencari penghasilan/tidak.

Penghasilan Pakaian anak

memadai/tidak

Keluarga mengalami tekanan keuangan/tidak

Ada program komunitas yang murang untuk keluarga /tidak

Ada subsidi atau bantuan sosial/tidak

Gizi untuk anak cukup/tidak

Keluarga bergantung kepada satu orang dewasa yang berpenghasilan/ tidak

Ada tempat membeli makan yang aman/tidak

Ada subsidi untuk makanan/tidak

Pekerjaan Ketika orang tua bekerja, anak dititipkan kepada penitipan anak yang berkualitas/tidak

Orang tua stres/tidak ketika anak dititipkan

Lingkungan sekitar termasuk banyak yang bekerja/tidak

Adanya kesetaraan pendapatan Ada/tidak


(38)

18

Memadai/tidak pekerjaan individu dalam sebuah keluarga

Keluarga butuh lebih banyak usaha agar pekerjaannya bermakna/ tidak

Pendidikan

Seseorang membaca dan bermain dengan anak/tidak

Tingkat pendidikan dari anggota keluarga

Ada/tidak dorongan dari masyarakat agar orang tua memberikan

pendidikan yang memadai untuk anaknya

Ada/tidak program di masyarakat yang mendukung pendidikan

Anak memiliki buku-buku dan mainan yang merangsang

perkembangan/ tidak

Keluarga membantu anak untuk mengembangkan kemampuan anak/tidak

Ada/tidak tingkatan dalam memperoleh pendidikan dalam masyarakat

Anak mengikuti

pendidikan usia dini yang berkualitas/tidak

Keluarga memiliki akses ke program

pendidikan/tidak

Ada/tidak kebijakan untuk pendidikan anak usia dini

Sumber: Shanker, Blair & Diamond, 2008 Lanjutan Tabel 2.2 Faktor yang Mempengaruhi Perkembangan (Lingkungan)


(39)

19

Tabel 2.3 Faktor yang Mempengaruhi Perkembangan (Faktor Biologi)

Faktor atau Kondisi Anak Keluarga Lingkungan terdekat Lingkungan masyarakat

Jenis kelamin Laki-laki/Perempuan Pernah mengalami kekerasan dalam keluarga/tidak

Ada laki-laki atau perempuan yang berpengaruh di lingkungan/tidak

Ada pengakuan laki-laki setara dengan perempuan/tidak

Kesehatan umum Berat badan ketika lahir sehat/tidak

Kehamilan dari ibu yang normal/tidak

Asupan nutrisi yang kuat selama trimester pertama ketika di dalam perit ibu

Ada//tidak pelayanan kesehatan terdekat

Anak dalam keadaan sakit/tidak

Ada anggota keluarga yang sakit/tidak.

Ada/tidak dukungan masyarakat terhadap individu yang cacat

Ada/tidak dukungan masyarakat untuk keluarga yang mengalami kcacatan

Kesehatan mental

Lingkungan anak sangat hangat akan kasih sayang/tidak

Kesehatan ibu ketika memiliki anak

Ada program untuk mendukung kesehatan mental ibu selama kehamilan dan setelah melahirkan/tidak

Ada dukungan masyarakat terjadap kesehatan mental ibu hamil/tidak

Pengasuh anak konsisten dan responsif atau tidak

Keluarga mengalami trauma, penyalahgunaan obat atau

Ada/tidak dukungan program dari lingkungan sekitang tentang

Ada/tidak dukungan dari masyarakat sekitar tentang


(40)

20

kesehatan mental/tidak keterampilan koping mengurangi stigma negatif tentang kesehatan mental

Praktek kesehatan Ada/tidak pola makan, tidur dan bermain anak

Keluarga mengatir secara aktif gizi, tidur dan bermain anak/tidak

Ada/tidak komunitas yang

memberikan informasi tentang gizi, tidur, dan aktifitas anak

Anak diberikan ASI/tidak Paham/tidak keluarga tentang ASI

Ada dukungan/tidak dari lingkungan sekitar untuk memberikan ASI kepada anak

Anak diberikan ASI eksklusif selama 6 bulan/tidak

Anak olah raga stiap hari/tidak

Anggota keluarga mendorong anak untuk berolah raga/tidak

Ada/tidak program masyarakat untuk mendukung aktifitas fisik untuk anak

Ada bayaran/tidak untuk aktifitas fisik di sekolah anak

Anak dikenalkan untuk menjaga kebersihan mulut/tidak

Anak didorong untu\k membersihkan gigi/tidak

Mudah/tidak mendapatkan informasi tentang pentingnya kesehatan gigi dan mulut untuk anak

Sumber: Shanker, Blair & Diamond, 2008 Lanjutan Tabel 2.3 Faktor yang Mempengaruhi Perkembangan (Faktor Biologi)


(41)

21

Tabel 2.4 Faktor yang Mempengaruhi Perkembangan (Faktor Interpersonal)

Faktor atau Kondisi Anak Keluarga Lingkungan terdekat Lingkungan masyarakat

Kedekatan Dekat/tidak anak dengan pengasuhnya

Responsif /tidak pengasuh dari anak kita

Ada program/tidak dari masyarakat tentang kedekatan anak denga orang tua

Pengasuh memberikan dukungan finansial/tidak kepada anak

Pola asuh orang tua Anak mendapatkan pola asuh yang baik/tidak

Orang tua memberikan pengasuhan yang baik/tidak

Ada/tidak program tentang cara pengasuhan yang baik untuk anak

Hak-hak dan tanggung jawab orang tua diakui di tempat kerja/tidak

Jaringan sosial

Ada/tidak ada hubungan anak dengan orang dewasa lain

Keluarga memiliki banyak jaringan sosial/tidak

Di lingkungan masyarakat ada/tidak, kelompok-kelompok dengan

kepentingan tertentu (Misal : Kelompok agama, budaya, dll)

Ada dukungan masyarakat/ tidak dalam mengembangakan kelpompok-kelompok dengan berbagai kepentingan tersebut

Anak memiliki teman sebaya/tidak

Anak diterima dalam keluarga/tidak

Ada/tidak perlakuan yang sama terhadap semua keluarga dari masyarakat sekitar

Ada/tidak dukungan masyarakat terhadap hak azazi manusia


(42)

22 Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi pola asuh anak menurut Edward (2006) adalah :

a. Tingkat pendidikan

Tingkat pendidikan dan pengetahuan orang tua serta pengalamannya sangat berpengaruh dalam mengasuh anak.

b. Lingkungan

Lingkungan banyak mempengaruhi perkembangan anak, maka tidak mustahil jika lingkungan juga ikut mewarnai pola-pola pengasuhan yang diberikan orang tua terhadap anak.

c. Budaya

Sering kali orang tua mengikuti cara-cara yang dilakukan oleh masyarakat dalam mengasuh anak, kebiasaan-kebiasaan masyarakat disekitarnya dalam mengasuh anak. Karena pola-pola tersebut dianggapnya berhasil dalam mendidik anak kearah kematangan. Orang tua mengharapkan kelak anaknya dapat diterima di masyarakat dengan baik, oleh karena itu kebudayaan atau kebiasaan masyarakat dalam mengasuh anak juga mempengaruhi setiap orang tua dalam memberikan pola asuh terhadap anaknya.


(43)

23 D. Hubungan Pola Asuh Orang Tua Terhadap Perkembangan Anak Balita

Pengasuhan dalam keluarga sangatlah penting untuk perkembangan anak di

masa mendatang. Pengasuhan ini termasuk pengasuhan di aspek psikososial yang

mengarah kepada perkembangan yang positif. Indikator-indikator yang mempengaruhi

perkembangan yang positiflah yang dibutuhkan untuk menilai seberapa jauh

pengasuhan yang diberikan oleh keluarga atau bagaimana penerapan nilai-nilai budaya

dalam keluarga tersebut. Pengasuhan dalam keluarga merupakan serangkaian tindakan

atau aktivitas yang diperankan oleh pengasuh dalam keluarga di lingkungannya , atau

kondisi lingkungan yang diatur oleh pengasuh agar anak mampu untuk beradaptasi

sehingga apa yang menjadi tujuan dari pengasuhan tersebut dapat tercapai.(Kariger

dkk, 2012).

Untuk mendukung beberapa teori, maka para peneliti melakukan penelitian yang membahas tentang perkembangan anak yang dipengaruhi oleh status perkawinan, hubungan antara oerang tua dan anak, dan hubungan anak dengan saudaranya. (Groenendyk & Brenda 2007)

Baru-baru ini, ada peneliti yang sudah menekankan akan pentingnya interaksi dalam sebuah keluarga. Diantaranya pengasuhan yang dilakukan oleh ayah dan ibu. Kesimpulan dari penelitian ini adalah interaksi ini berpengarug langsung terhadap perkembangan anak. (Groenendyk & Brenda 2007)

Pengasuhan dalam keluarga mengacu kepada prilaku atau nilai-nilai yang diberikan oleh ayah dan ibu berupa pemberian dukungan satu sama lain atau juga bisa tidak adanya dukungan yang diberikan oleh orang tua tergantung bagaimana orang tua tersebut. (Groenendyk & Brenda 2007)


(44)

24 Pencarian perhatian oleh anak merupakan cara mereka dalam menunjukkan harapan-harapan mereka tentang dunia sosial mereka. Menurut teori kedekatan internal adalah anak-anak mempunyai keinginan kepada orang tuanya agar diberikan respon saat mereka mengharapkan suatu hal ketika diberikan perawatan dalam keluarganya. Adanya respon orang tua terhadap

harapan-harapan anak dapat mengajarkan mereka tentang adanya sebuah hubungan

timbal balik atau adanya komunikasi yang dua arah (Pierre & Forman, 2012)

Teori kedekatan ini sudah diprediksi dan menunjukkan bahwa anak yang berusia 2 tahun secara positif dapat termotivasi untuk bekerjasama dengan teman-teman bermainnya dalam menyelesaikan tugasnya, atau sebuah solusi dari permasalahan didapat ketika adanya orang tua yang selalu siap untuk membantu mereka (Pierre & Forman, 2012)).

Menurut Marcobby, hubungan timbal balik antara anak dan orang tua akan membantu anak dalam mengembangkan respon yang diberikan orang tuanya, dimana peran orang tua menjadi fokus uatama dalam memberikan respon (Pierre&Forman, 2012). Dengan respon yang diberikan orang tua dalam berkolaborasi dengan anknya, anak juga belajar tentang cara memberi respon yang sama. Kolaborasi antara anak dan orang tua ini bukanlah untuk mengekang anak terhadap respon yang ada, tapi dengan repon yang diberikan orang tua, anak mampu untuk berfikir lebih luas dan terarah, sehingga adanya interaksi yang menyenangkan bagi anak, adalah kewajiban orang tua merepon anaknya dengan tanpa paksaan, sehingga orang tua dan anak dapat saling memberikan kenyamanan (Pierre & Forman, 2012).


(45)

25 E. Penilaian Perkembangan Anak

1. Penilaian Cepat Perkembangan pada Umur Tertentu

Muhaimin (2003) menjelaskan bahwa penting untuk dapat menilai perkembangan secara cepat pada semua umur. Tabel di bawah ini memperlihatkan rentang umur normal saat anak mencapai kemampuan tertentu yang dapat diukur dengan alat sederhana (kubus kayu berukuran 1 inci, crayon, kertas, buku gambar). Jika tampak adanya keterlambatan, diperlukan pemeriksaan klinis dan perkembangan secara lengkap dan terencana.

Tabel 2.5 Perkembangan Keterampilan pada Bayi 0 – 1 tahun Usia (Bulan)

Keterampilan yang dicapai 50 %

Keterampilan yang dicapai 100 %

Motorik Kasar Tengkurap, kepala ditegakkan dengan sudut 45°

1.0 2.4

Duduk dengan dipegangi, kepada tegak 2.2 3.8

Dibantu untuk duduk, kepala tidak goyah 4.1 5.6

Berguling 5.0 8.0

Duduk tanpa bantuan 6.8 8.3

Dibantu untuk berdiri 9.5 12.5

Berjalan sambil memegang furnitur 10.2 13.1

Motorik halus

Menyatukan tangan 1.9 3.6

Meraih objek yang diletakkan di tangan 2.6 4.1

Menggapai objek 4.2 5.9

Memindahkan kubus dari tangan ke tangan

6.7 9.8

Menepukkan kubus dari tangan ke tangan

9.0 12.5

Menjepit bola kecil 10.0 13.3

Bahasa

Bersuara – tidak menangis 0.5 1.7

Tertawa 2.0 2.8

“Papa”/”Mama” (Tidak spesifik) 6.8 9.4


(46)

26 Sosial

Senyum berdasarkan respon 0.8 1.6

Makan biskuit sendiri 5.5 7.4

Main pat-a-cake 9.0 12.5

Minum dari gelas terbuka 11.5 16.4

Sumber: Muhaimin (2003)

Tabel 2.6 Perkembangan Keterampilan pada Bayi 1 – 2 tahun Usia (Bulan)

Keterampilan yang dicapai 50 %

Keterampilan yang dicapai 100 %

Motorik Kasar

Berdiri sendiri secara baik 12.7 16.1

Berjalan lima langkah 13.5 16.8

Menaiki tangga sambil berpegangan 16.8 21.1

Motorik halus

Menyusun menara dari dua kubus 13.8 18.6

Menulis secara spontan 13.8 18.9

Menyusun menara dari empat kubus 19.0 24.0

Bahasa

Tiga kata selain Mama/papa 12.3 16.5

Menunjuk salah satu anggotabadan 17.5 23.7

Menggaubungkan dua akata yang berbeda

17.7 24.0

Merespon perintah sederhana tanpa isyarat

18.6 2.7 thn

Menyebutkan nama suatu gambar 20.0 2.2 thn

Sosial

Minum dari gelas yang terbuka 11.5 16.4

Menggunakan sendok, tumpah sedikit 14.5 19.0

Membantu di dalam rumah, tugas sederhana

17.1 22.2


(47)

27 Tabel 2.7 Perkembangan Keterampilan pada Bayi 2 – 5 Tahun

Usia (Tahun) Keterampilan yang dicapai

50 %

Keterampilan yang dicapai 100 % Motorik Kasar

Berdiri seimbang dengan satu kaki selama 1 detik

2.6 3.9

Melompat dengan satu kaki 3.6 4.6

Berdiri seimbang degan satu kaki selama 5 detik

3.7 4.7

Menaiki tangga seperti orang dewasa 3 4

Berjalan ke depan dengan cara tumit ke ibu jari

4.6 5.7

Motorik halus

Menyusun delapan kubus ke atas 2.3 3.1

Meniru garis vertikal 2.5 3.4

Meniru jempatan tiga-kubus 2.9 3.6

Menyalin gambar lingkaran 3.0 3.7

Menyalin gambar silang 3.7 4.8

Menggambar manusia-tiga bagian 3.8 4.8

Meniru kotak 4.1 5.4

Menggambar manusia-enam bagian 4.6 6.1

Menyalin gambar kotak 4.7 6.3

Bahasa

Merujuk diri sendiri dengan nama 2

Menggunakan kata jamak 2.3 3.0

Memberikan nama pertama dan nama terakhir

2.6 3.5

Menggunakan kata saya, aku, kamu 2.5

Mengerti kata dalam, atas, bawah 3.1 4.2

Mengenali keluarga 3

Mengenali sebagian besar orang asing 4

Menggunakan kata kenapa, dan kapan 4

Kalimat panjang dengan kata penghubung (Sehingga, karena)

4 Sosial

Mencuci dan mengeringkan tangan 2.0 3.1

Mengancingkan pakaian 3.7 4.9

Berpakaian tanpa pengawasan 4.0 5.5

Berpakaian dengan pengawasan 2.9 3.8


(48)

28 2. Penilaian Perkembangan Anak dengan Kuisioner Pra Skrining Pertumbuhan

(KPSP)

Kuesioner Pra Skrining Perkembangan (KPSP) merupakan salahsatu alat skrining yang diwajibkan oleh Departemen Kesehatan untuk digunakan di tingkat pelayanan kesehatan primer. KPSP sangat mudah digunakan baik oleh petugas kesehatan bahkan bagi guru TK (Taman Kanak-kanak), guru PAUD (Pendidikan Anak Usia Dini), maupun orangtua untuk mendeteksi dini adanya kelainan perkembangan anak sejak usia 3 bulan sehingga dengan cepat dapat dilakukan intervensi dini (Ariani, 2012).

Pemeriksaan perkembangan anak menggunakan KPSP bertujuan untuk mengetahui perkembangan s e o r a n g anak, dengan hasil normal atau ada penyimpangan.

Jadwal skrining / pemeriksaan KPSP adalah pada umur 3, 6, 9, 12, 15, 18, 21, 24, 30,36, 42, 48, 54, 60, 66 dan 72 bulan. Jika anak belum mencapai umur skrining tersebut, minta ibu datang kembali pada umur skrining yang terdekat untuk pemeriksaan rutin. Misalnya bayi umur 7 bulan, diminta datang kembali untuk skrining pada umur 9 bulan. Apabila orang tua datang dengan keluhan anaknya mempunyai masalah tumbuh kembang sedangkan umur anak bukan umur skrining maka pemeriksaan menggunakan KPSP untuk umur skrining terdekat yang lebih muda. (Depkes RI, 2006)


(49)

29

p

Keterangan :

: Berkaitan dengan penelitian : Tidak berkaitan dengan penelitian Fakt or-Fakt or yang

M empengaruhi Perkembangan Anak

Lingkungan Biologi

Pengalaman dan lingkungan sebelumnya Hubungan antar

personal

a. Gender b. General healt h c. M ent al healt h d. Healt h pract ise

a. Housing b. Income c. Employment d. Educat ion

Perkembangan anak :  Normal  M enyimpang Pola asuh posit if

Pola asuh negat if

Hubungan sosial Pola asuh orang t ua

Kelekat an

Bagan 2.1 Kerangka Teori Modifikasi dari Shanker; Blair & Diamond (2008); Nelsen &Lisa (2003), Depkes RI (2006) F. KERANGKA TEORI


(50)

(51)

30

BAB III

KERANGKA KONSEP , HIPOTESIS PENELITIAN, DAN

DEFINISI OPERASIONAL

A. Kerangka Konsep

Penelitian ini meneliti variabel yang berisi pola asuh orang tua dan perkembangan anak balita, perkembangan anak mencakup perkembangan bahasa, motorik halus, motorik kasar dan perkembangan sosial. Faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan anak dibagi menjadi empat, yaitunya: Lingkungan, biologi, hubungan antar personal (Pola asuh orang tua) dan pengalaman. Sedangkan pola asuh disini meliputi pola asuh positif dan pola asuh negatif.

Bagan 3.1 Korelasi antara variabel Independen dan Dependen

Pola asuh orang tua Perkembangan anak

balita


(52)

31 B. Hipotesis

Hipotesis adalah suatu pernyataan yang merupakan jawaban sementara peneliti terhadap pertanyaan penelitian (Dahlan, 2008). Berdasarkan kerangka konsep penelitian, hipotesis yang muncul adalah : Ha: Terdapat hubungan antara pola asuh orang tua tetadap

perkembangananak balita.

C. Definisi Operasional

Definisi operasional adalah mendefinisikan variabel secara operasional berdasarkan karakteristik yang diamati, sehingga memungkinkan peneliti untuk melakukan observasi atau pengukuran secara cermat terhadap suatu objek atau fenomena. Definisi operasional ditentukan berdasarkan parameter yang dijadikan ukuran dalam penelitian. Sedangkan cara pengukuran merupakan cara dimana variabel dapat diukur dan ditentukan karakteristiknya (Hidayat, 2008).


(53)

32

Tabel 3.1 Definisi Operasional

No Variabel Definisi Operasional Alat Ukur Hasil Ukur Skala

1 Pendidikan akhir Pendidikan terakhir orang tua Kuisioner A 1. Dasar

2. Menengah 3. Atas

Ordinal

2 Pekerjaan Aktivitas keseharian orang tua Kuisioner A 1. Tidak bekerja

2. Bekerja

Nominal

3 Lama interaksi

orang tua dengan anak

Waktu yang dihabiskan orang tua untuk berinteraksi dengan anak

Kuisioner A Penilaian

1. Interaksi baik

Lama interaksi > 3 jam 2. Interaksi kurang baik

Lama interaksi < 3 jam Sumber: Hartono (2012)

Ordinal

4 Pola asuh orang tua Cara orang tua dalam memberikan pengasuhan kepada anak usia 1 – 3 tahun yang bertujuan untuk mengembangkan dan mengelola prilaku anak saat ini dan masa mendatang. Kuisioner dengan 14 pernyataan menggunakan skala likert (Kuisioner B) Penilaian:

1. Pola asuh positif , jika,

Skor positif > skor negatif 2. Pola asuh negatif ,

jika,

Skor negatif > skor positif Modifikasi Nelsen & Lisa (2003) dan Likert (2014)

Ordinal

5 Perkembangan anak

Bertambahnya kemampuan (skill) anak usia 1 – 3 tahun dalam hal struktur dan fungsi tubuh yang yang meliputi perkembangan motorik halus, motorik kasar, sosial dan bahasa.

KPSP dengan 9 dan 10 pernyataan (Kuisioner C)

Penilaian:

1. Perkembangan anak sesuai (S) jika skor 9 - 10

2. Perkembangan anak kemungkinan ada penyimpangan jika skor kurang atau sama dengan 6 Sumber : Depkes RI (2006)


(54)

(55)

33

BAB

IV

METODE PENELITIAN

A. Rancangan Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah penelitian kuantitatif yang menggunakan desain penelitian cross sectional. Rancangan penelitian cross sectional merupakan rancangan penelitian yang pengukuran dan pengamatannya dilakukan secara simultan pada satu saat /sekali waktu (Hidayat, 2007).

B. Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 2-4 Juni 2014. Penelitian ini dilakukan pada Posyandu Sakura, yang merupakan wilayah kerja Puskesmas Ciputat Timur di kota Tangerang Selatan. Alasan penelitian ini dilakukan di Posyandu Sakura adalah karena terdapat banyak anak balita disana, dan dari keterangan salah seorang Kelompok Kerja (POKJA) 4 Kelurahan Rempoa terdapat kasus perkembangan anak balita yang menyimpang, serta hasil studi pendahuluan yang sudah dilakukan oleh peneliti, bahwa terdapat penyimpangan perkembangan disana.

Salah satu hal yang mempengaruhi perkembangan anak adalah pola asuh orang tua. Karena hal tersebut peneliti ingin mengetahui bagaimana hubungan pola asuh orang tua terhadap perkembangan anak usia balita disana.


(56)

34

C. Populasi, Sampel, dan Teknik Pengambilan Sampel 1. Populasi

Populasi adalah seluruh subjek atau objek dengan karakteristik tertentu yang akan diteliti (Hidayat, 2007). Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh balita yang ada di Posyandu Sakura Ciputat Timur yang berjumlah 59 anak balita.

Daftar jumlah anak balita di Posyandu Sakura Ciputat Timur pada tahun 2014 tercantum dalam Tabel 4.1

Tabel 4.1 Daftar Jumlah Anak Balita di Posyandu Sakura Ciputat Timur pada Tahun 2014

No. Usia Jumlah anak

1 1-2 tahun 23 orang

2 3-5 tahun 36 orang

Sumber : Posyandu Sakura CiputatTimur 2. Sampel

Sampel merupakan bagian dari populasi yang akan diteliti atau sebagian jumlah dari karakteristik yang dimiliki oleh populasi (Hidayat, 2007). Sampel yang digunakan pada penelitian ini adalah menggunakan sampel para orang tua yang memiliki anak dengan usia berkisar 1–5 tahun. Kriteria sampel meliputi kriteria inklusi dan kriteria eksklusi dimana kriteria tersebut menentukan dapat atau tidaknya sampel tersebut digunakan. Kriteria inklusi merupakan kriteria dimana subjek penelitian mewakili sampel penelitian yang memenuhi syarat sebagai sampel.


(57)

35 Kriteria inklusi sampel dalam penelitian ini antara lain:

a. Orang tua yang memiliki anak usia balita

b. Anak yang terdata di Posyandu Sakura, wilayah kerja Ciputat Timur c. Bersedia menjadi responden

Kriteria eksklusi merupakan kriteria dimana subjek penelitian tidak dapat mewakili sampel karena tidak memenuhi syarat sebagai sampel penelitian yang penyebabnya adalah :

a. Menolak menjadi responden

b. Terdapat keadaan yang tidak memungkinkan untuk dilakukan penelitian

c. Terdapat keadaan atau penyakit yang mengganggu pengukuran maupun interpretasi hasil penelitian

(Hidayat, 2008)

Teknik pengambilan sampel pada penelitian ini adalah menggunakan teknik sampling jenuh. Cara pengambilan sampel ini adalah dengan mengambil semua anggota populasi yang ada (Hidayat, 2008). Jadi, jumlah sampel yang digunakan adalah 59 orang anak.

D. Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian adalah suatu alat yang digunakan oleh peneliti untuk mengobservasi, mengukur atau menilai suatu fenomena (Dharma, 2011). Untuk memperoleh informasi dari responden, peneliti menggunakan instrumen penelitian berupa kuisioner yang terdiri dari 3 bagian, antara lain :


(58)

36 1. Kuesioner A yang berisi tentang identitas responden, berupa inisial nama

orang tua, umur orang tua, pekerjaan orang tua, pendidikan akhir, inisial nama anak, umur anak, dan jenis kelamin anak.

2. Kuesioner B berisikan tentang pola asuh orang tua. Kuesioner ini terdiri dari 7 pernyataan positif dan 7 pernyataan negatif. Skala yang digunakan adalah skala likert. Kuesioner pola asuh orang tua dengan skala likert ini dibuat dengan pilihan SS yaitu “Sangat Sesuai”, S yaitu “sesuai”, TS yaitu “tidak sesuai” dan STS yaitu “Sangat Tidak Sesuai”. Skor yang diberikan untuk pilihan SS sama dengan 4, S sama dengan 3, TS sama dengan 2 dan untuk STS sama dengan 0.

Tabel 4.2 Kisi-Kisi Kuesioner tentang Pola Asuh

Variabel Nomor Item

Pola Asuh Favorable Favorable

1,2,3,4,5,6,7 8,9,10,11,12,13,14

3. Kuesioner C yaitu KPSP, yang berisi 9-10 pertanyaan tentang kemampuan perkembangan yang telah dicapai anak. Sasaran KPSP anak adalah a n a k u s i a 0-72 bulan. Yang akan digunakan pada penelitian ini adalah anak usia 12, 15, 18, 21, 24, 30, 36, 42, 45, 60 bulan untuk seluruh aspek yang ada, yaitunya motorik halus, motorik kasar, bahasa dan sosial (Depkes RI, 2005)


(59)

37 Interpretasi KPSP meliputi :

a. Jawaban Ya : Orang tua anak menjawab: anak bisa atau pernah atau sering atau kadang-kadang melakukannya.

b. Jawaban Tidak : Orang tua menjawab: anak belum pernah melakukan atau tidak pernah atau ibu/pengasuh anak tidak tahu. Interpretasi hasil KPSP dengan jawaban Ya adalah :

a. 9 atau 10, perkembangan anak sesuai dengan tahap perkembangannya (S)

b. 8 atau kurang, kemungkinan ada penyimpangan (P)

E. Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas Instrumen

Peneliti melakukan uji validitas dan reliabilitas di Posyandu Melati, pada tanggal 27 Mei 2014. Uji validitas dilakukan di Posyandu ini dikarenakan memiliki karakteristik yang sama dengan Posyandu tempat penelitian yang akan dilakukan.

Peneliti melakukan uji validitas dan reliabilitas sebelum melakukan penelitian untuk mendapatkan instrumen yang dapat diterima sesuai standar (Hidayat, 2008).

1. Hasil Validitas Instrumen

Hasil uji validitas untuk pola asuh orang tua terdapat pernyataan tidak valid sebanyak 2 pernyatan yaitu pernyataan pada nomor 1 dan 6. Pada saat penelitian peneliti tidak langsung mengeluarkan dua pernyataan ini karena akan diuji kembali validitasnya setelah penelitian dilakukan.


(60)

38

2. Hasil Reliabilitas Instrumen

Reliabilitas merupakan langkah yang dilakukan setelah melakukan validitas instrument. Dalam penelitian ini digunakan metode Cronbach Alpha untuk mengukur reliabilitas instrument pola asuh orang tua. Salah satu keuntungan dari metode ini adalah dapat dihitung dengan hanya melakukan pengukuran satu waktu (satu kali) dan tepat digunakan untuk skala likert (Dharma, 2011). Hasil pengujian reliabilitas instrumen dirangkum dalam Tabel 4.3

Tabel 4.3 Hasil Uji Reliabilitas Instrumen Penelitian

Variabel Alpha Cronbach Keputusan

Pola asuh Positif 0,741 Reliabel

Negatif 0,741 Reliabel

F. Tahapan Pengambilan Data

Penelitian ini akan mengambil data mengenai pola asuh orang tua dan perkembangan anak usia bawah tiga tahun. Penelitian ini mengambil data dengan cara:

1. Peneliti mempersiapkan surat menyurat terkait dengan izin penelitian di taman penitipan anak ke kampus FKIK UIN Jakarta.

2. Peneliti menyerahkan surat izin penelitian ke Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Tangerang Selatan (Tangsel)

3. Peneliti menunggu persetujuan Dinkes Tangsel. Setelah itu langsung menyerahkan surat ke Puskesmas Ciputat Timur.


(61)

39 4. Peneliti mengikuti Rapat koordinasi rutin Posyandu kelurahan

Rempoa, rekomendasi dari penanggung jawab ibu dan anak kecamatan Ciputat Timur

5. Setelah mengikuti Rapat koordinasi rutin, peneliti mendapatkan dua opsi tempat untuk dilakukan pengujian validitas dan penelitian.

6. Peneliti mempersiapkan segala kebutuhan untuk penelitian

7. Mengunjungi tempat yang sudah ditentukan yaitu Posyandu Sakura 8. Peneliti menjelaskan maksud dan tujuan kembali ke pihak Posyandu

yang dikunjungi

9. Peneliti meminta persetujuan kepada orang tua yang memiliki anak usia balita.

10. Peneliti menyebarkan kuisioner kepada orang tua serta mengobservasi dan memberikan perlakukan kepada anak balita sesuai dengan data yang diberikan oleh kader Posyandu.

11. Peneliti mengumpulkan kuisioner yang telah diisi oleh responden 12. Peneliti mengolah kuisioner dan data yang sudah dikumpulkan dan

memasukkan ke dalam laporan penelitian.

G. Pengolahan Data

Dalam proses pengolahan data, peneliti menggunakan langkah-langkah pengolahan data menurut Hidayat (2008) diantaranya:

1. Pengolahan data(Editing)

Editing yaitu memeriksa kembali kebenaran data atau formulir kuesioner yang diperoleh atau dikumpulkan. Editing dilakukan pada


(62)

40 tahap pengumpulan data atau setelah data terkumpul untuk memastikan bahwa data yang terkumpul sesuai dengan kebutuhan penelitian.

2. Pengkodean data(Coding)

Coding merupakan kegiatan pemberian kode numerik (angka) terhadap data yang terdiri atasa kategori. Pemberian kode ini sangat penting bila pengolahan dan analisis data menggunakan komputer. Biasanya dalam pemberian kode dibuat juga daftar kode dan artinya dalam satu buku(code book) untuk memudahkan kembali melihat lokasi dan arti suatu kode dari suatu variabel.

Data yang sudah terkumpul, sebelum dimasukkan ke dalam komputer diberikan kode dalam setiap pernyataan. Kuesioner pola asuh orang tua diberikan kode pernyataan nomor satu menjadi 1, pernyataan nomor 2 menjadi 2, dan seterusnya hingga akhir pernyataan yaitu sampai 14. Sedangkan kuisioner perkembangan anak balita diberikan kode pernyataan nomor 1 menjadi A, pernyataan nomor 2 menjadi B, hingga akhir pernyataan yaitu sampai J.

3. Pemasukan data(Entry)

Data entry adalah kegiatan memasukkan data yang telah dikumpulkan ke dalam program computer statistik untuk dapat di analisis atau dibuat distribusi frekuensinya.


(63)

41 Tahapan ini adalah proses memasukkan data responden mulai dari kuesioner A hingga kuesioner C. Masing-masing diisi sesuai dengan isian responden.

4. Pembersihan Data (Cleaning)

Proses pengecekkan kembali data-data yang telah dimasukkan untuk melihat ada tidaknya kesalahan, terutama kesesuaian pengkodean yang dilakukan. Apabila terjadi kesalahan maka data tersebut akan segera diperbaiki sehingga sesuai dengan hasil pengumpulan data yang dilakukan.

H. Teknik Analisis Data 1. Analisis Univariat

Analisis univariat adalah mendeskripsikan setiap variabel yang diteliti, diagnosis asumsi statistik lanjut deteksi nilai ekstrim/outlier (Amran, 2012). Analisa univariat pada penelitian ini dilakukan untuk mengetahui berbagai karakteristik responden, mulai dari pendidikan responden, pekerjaan, lama interaksi responden dengan anak balita, jenis kelamin anak balita, pola asuh responden serta perkembangan anak balita.

2. Analisis Bivariat

Analisis bivariat dilakukan dengan uji Chi-Square. Uji ini digunakan untuk menguji hubungan antara variabel independen dan dependen berskala ordinal (Dharma, 2011). Analisa bivariat pada


(64)

42 penelitian ini dilakukan untuk mengetahui hubungan pola asuh orang tua dengan perkembangan anak balita.

I. Etika Penelitian

Penelitian ini menggunakan subjek manusia, maka peneliti harus memahami hak dasar manusia. Manusia memiliki kebebasan dalam menentukan dirinya, sehingga penelitian yang dilakukan benar-benar menjunjung kebebasan manusia. Masalah etika penelitian keperawatan sangat penting karena penelitian keperawatan berhubungan langsung dengan manusia. Masalah etika yang harus diperhatikan dalam proses penelitian adalah sebagai berikut (Hidayat, 2007 & Dahlan, 2008) :

1. Lembar persetujuan (Informed consent)

Lembar persetujuan ini diberikan kepada responden yang diteliti untuk ketersediaannya menjadi responden penelitian. Persetujuan dari responden merupakan hak dari responden yang sebelumnya sudah diberitahunkan oleh peneliti mengenai tujuan penelitian, prosedur pelaksanaan, manfaat penelitian, dan kerahasiaan responden. Lembar persetujuan ini ditandantangani oleh responden yang bersedia menjadi responden penelitian.

2. Tanpa nama (Anonymity)

Penelitian ini tidak mencantumkan nama responden pada lembar pengumpulan data yang diisi oleh responden, tetapi mengurutkan nomor pada lembar pengumpulan data yang diberikan kepada responden.


(65)

43 3. Kerahasiaan (Confidentiality)

Penelitian ini memberikan jaminan kerahasiaan teradap hasil penelitian, baik informasi maupun masalah-masalah lainnya.

4. Prinsip keadilan, mnfaat dan menghormati orang lain

Penelitian ini dilakukan dengan memenuhi prinsip keadilan, manfaat dan menghormati orang lain.


(66)

(67)

44 BAB V

HASIL PENELITIAN

A. Gambaran Umum Daerah Penelitian

Puskesmas Ciputat Timur merupakan Puskesmas yang membawahi dua kelurahan, yaitu kelurahan Rempoa dan kelurahan Cempaka Putih. Puskesmas ini terletak di Jalan Haji Juanda Ciputat Timur Tangerang Selatan.

Kelurahan Cempakan Putih membawahi 20 Posyandu, dan kelurahan Rempoa membawahi 25 Posyandu. Posyandu Sakura merupakan salah satu Posyandu yang berada di kelurahan Rempoa. Posyandu ini terletak di Jalan Haji Usman, Gang Kecapi, Sandratex, Ciputat Timur. Posyandu Sakura saat ini telah memberikan kebermanfaatannya kepada lebih kurang 59 balita dalam hal pemantauan pertumbuhan dan perkembangan anak di cakupan wilayah RT 5 RW 6 Rempoa.

Hal yang sangat menarik bagi peneliti terkait dengan Posyandu ini adalah adanya pemantauan langsung oleh kader Posyandu terhadap balita-balita yang bermasalah, baik permasalahan dalam hal tumbuh kembang anak maupun dalam hal gizi seimbang. Hasil wawancara yang dilakukan oleh peneliti, setiap ada permasalahan yang terjadi pada anak balita ketua Posyandu selalu turun tangan untuk menangani permasalahan yang ada. Contohnya permasalahan pada gizi balita. Ketua Posyandu


(68)

45 beserta tim gizi dari Puskesmas langsung menangani permasalahan yang ada dengan memberikan penyuluhan tentang gizi, dan kesehatan lainnya. Hal yang belum ditemukan oleh peneliti disini adalah follow up tentang perkembangan dari balita. Menurut peneliti fokus dari Posyandu saat ini lebih kepada pertumbuhan balita dan belum mencapai follow up yang maksimal pada perkembangan balita.

B. Hasil Analisis Univariat

1. Karakteristik Responden berdasarkan Jenis Kelamin

Karakteristik responden berdasarkan jenis kelamin dapat dilihat pada tabel 5.1.

Tabel 5.1 Karakteristik Balita berdasarkan Jenis Kelamin

Jenis Kelamin Frekuensi (n) Persentase (%)

Laki-laki 32 54

Perempuan 27 46

Total 59 100

Data pada tabel 5.1 menunjukkan terdapat 32 orang (54%) balita laki-laki dan 27 orang (46%) balita perempuan.


(69)

46 2. Gambaran Pekerjaan Orang Tua

Karakteristik responden berdasarkan pekerjaan orang tua dapat dilihat pada tabel 5.2

Tabel 5.2 Karakteristik Pekerjaan Orang Tua di Posyandu Sakura Ciputat Timur

Pekerjaan Orang Tua Frekuensi (n) Persentase (%)

Tidak bekerja 45 76

Bekerja 14 24

Total 59 100

Data pada tabel 5.2 menunjukkan bahwa 45 responden (76%) tidak bekerja dan 14 responden (24%) adalah bekerja.

3. Gambaran Pendidikan Orang Tua

Karakteristik responden berdasarkan pendidikan orang tua dapat dilihat pada tabel 5.3

Tabel 5.3 Karakteristik Pendidikan Orang Tua dari Balita di Posyandu Sakura Ciputat Timur

Pendidikan Frekuensi (n) Persentase (%)

Dasar 15 25

Menengah 31 53

Tinggi 12 20

Tidak diisi 1 2

Total 59 100

Data pada tabel 5.3 menunjukkan bahwa responden dengan pendidikan kategori menengah 31 orang (53%), kategori dasar 15 orang (25%), kategori tinggi 12 orang (20%) , dan sebanyak 1 orang tidak mengisi kolom pendidikan.


(70)

47 4. Gambaran Lama Interaksi Anak dengan Orang Tua

Karakteristik responden berdasarkan lama intraksi orang tua dengan anak dapat dilihat pada tabel 5.4

Tabel 5.4 Karakteristik Lama Interaksi Orang Tua dan Anak

Rentang waktu Frekuensi (n) Persentase (%)

<3 jam 0 0

>3 jam 59 100

Total 59 100

Data pada tabel 5.4 menunjukkan bahwa 59 responden berinteraksi dengan anak balita selama lebih dari 3 jam, sedangkan tidak ada responden yang berinteraksi dengan anak balita selama kurang dari 3 jam.

5. Gambaran Pola Asuh Orang Tua

Variabel pola asuh orang tua terdiri atas 14 pernyataan. Gambaran distribusi jawaban responden terhadap pernyataan varibel pola asuh orang tua dapat dilihat pada tabel 5.5

Tabel 5.5 Distribusi Frekuensi Pola Asuh Orang Tua di Posyandu Sakura Ciputat Timur

Pola Asuh Frekuensi (n) Persentase (%)

Positif 30 50,8

Negatif 29 49,2

Total 59 100

Data pada tabel 5.5 menunjukkan bahwa terdapat 30 responden (50,8%) memberikan pola asuh positif kepada anaknya dan


(71)

48 29 reponden (49,2%) memberikan pola asuh yang negatif pada anaknya.

6. Gambaran Perkembangan Anak Balita

Variabel perkembangan anak balita terdiri atas 9 dan 10 pernyataan. Gambaran distribusi jawaban responden terhadap variabel perkembangan anak balita dapat dilihat pada tabel 5.6

Tabel 5.6 Distribusi Frekuensi Perkembangan Anak Balita di Posyandu Sakura Ciputat Timur

Perkembangan Frekuensi (n) Persentase (%)

Normal 34 57,6

Menyimpang 25 42,4

Total 59 100

Data pada tabel 5.6 menunjukkan bahwa terdapat 34 balita (57,6%) mengalami perkembangan yang normal dan 25 balita (42,4%) mengalami perkembangan yang menyimpang.

C. Hasil Analisis Bivariat

1. Hubungan Pola Asuh Orang Tua terhadap Perkembangan Anak Balita Analisa hubungan antara pola asuh orang tua terhadap perkembangan anak balita dapat dilihat pada tabel 5.7


(72)

49 Tabel 5.7 Hubungan Pola Asuh Orang Tua terhadap Perkembangan

Anak Balita di Posyandu Sakura Ciputat Timur

Pola Asuh

Perkembangan Anak Balita

Total P

value Normal

(%)

Menyimpang (%)

Positif 17 17 34 0,879

29 29 58 %

Negatif 13 12 25

22 20 42 %

Total 30 29 59

51 49 100%

Hasil dari tabel 5.7 yaitu dari 59 responden dapat diketahui bahwa pola asuh orang tua yang positif dengan perkembangan anak yang normal sebanyak 17 orang (29%), pola asuh orang tua yang positif dengan perkembangan anak yang menyimpang sebanyak 12 orang (20%), pola asuh orang tua yang negatif dengan perkembangan anak yang normal sebanyak 17 orang (29%), dan pola asuh orang tua yang negatif dengan perkembangan anak yang menyimpang sebanyak 13 orang (22%). Hasil analisis uji Chi-Square menunjukkan P=0,879 (Sig>0,05), maka Ho diterima artinya tidak ada hubungan yang signifikan antara pola asuh orang tua dengan perkembangan anak usia balita.


(73)

(74)

50 BAB VI PEMBAHASAN

Bab ini akan menjelaskan interpretasi hasil penelitian dan keterbatasan penelitian. Interpretasi hasil akan membahas mengenai hasil penelitian yang dikaitkan dengan teori yang ada pada tinjauan pustaka, sedangkan keterbatasan penelitian akan memaparkan keterbatasan yang terjadi selama pelaksanaan penelitian.

A. Analisis Univariat

1. Karakteristik Responden berdasarkan Jenis Kelamin Anak Balita

Responden dalam penelitian ini adalah orang tua yang memiliki anak balita di wilayah kerja Posyandu Sakura Ciputat Timur Tangerang Selatan. Jumlah responden yang terlibat dalam penelitian ini sebanyak 59 orang. Responden yang memiliki balita berjenis kelamin laki-laki berjumlah 32 orang (54%), dan responden yang memiliki balita berjenis kelamin perempuan berjumlah 27 orang (46%). Tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara jumlah balita laki-laki dan perempuan di Posyandu ini. Perbandingan balita laki-laki dan perempuan adalah 32:27 sama dengan sekitar 3:2.

2. Karakteristik Responden berdasarkan Pekerjaannya

Pekerjaan orang tua merupakan salah satu faktor yang dapat mempengaruhi perkembangan anak (Shanker, Blair & Diamond, 2008). Hasil statistik dari penelitian ini menunjukkan bahwa rata-rata responden


(75)

51 adalah orang tua yang tidak bekerja. Orang tua yang dimaksudkan disini adalah Ayah atau Ibu yang pada saat penelitian berkesempatan untuk mengisi kuisioner yang diajukan. Dan pada umumnya kuisioner ini diisi oleh Ibu dari anak balita yang ada. Terdapat sebanyak 45 responden (76%) yang tidak bekerja, dan 14 responden (24%) yang bekerja. Terdapat perbedaan yang signifikan antara orang tua yang tidak bekerja dengan orang tua yang bekerja. Perbandingan antara responden yang bekerja dengan responden yang tidak bekerja adalah 45:14 sama dengan sekitar 3:1.

3. Karakteristik Responden berdasarkan Pendidikannya

Tingkat pendidikan dan pengetahuan orang tua serta pengalamannya sangat berpengaruh dalam mengasuh anak (Edward, 2006). Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pendidikan akhir dari responden sebanyak 31 orang (53%) adalah Sekolah Menengah Atas (SMA), 15 orang (25%) adalah sekolah tingkat dasar, 12 orang (21%) adalah diploma dan sarjana, dan 1 orang (2%) tidak mengisi kolom pendidikan yang ada di kuisioner.

4. Karakteristik Responden berdasarkan Lama Interaksi dengan Anak Balita Kemampuan komunikasi awal untuk perkembangan anak berada di tingkat keluarga. Keluarga yang memiliki budaya berkomunikasi dengan anak secara baik akan mampu menciptakan prakondisi yang baik bagi tumbuhnya kecerdasan anak- anak (Wijayanti, 2013).

Menurut Dr Chee, 2008, kualitas waktu interaksi orang tua dengan anak lebih penting dari pada kuantitas waktunya. Alangkah tidak berarti


(76)

apa-52 apa jika orang tua mempunyai waktu 24 jam untuk anak, tetapi tidak dengan kualitas yang maksimal.

Menurut Hartono (2012), interaksi minimal antara ibu dan anak minimal 3 jam. Pada penelitian ini, peneliti hanya mampu mengukur kuantitas interaksi Ibu dan anak dengan nilai statistik seluruh responden memiliki waktu untuk berinteraksi dengan anak balita selama lebih dari tiga jam sehari.

5. Karakteristik Responden berdasarkan Pola Asuh

Menurut Groenendyk & Brenda (2007), interaksi anak dengan orang dewasa dan sesamanya di lingkungan keluarga dapat menstimulasi perkembangan anak tersebut. Pada penelitian terdapat 2 macam pola asuh yang akan dijabarkan oleh peneliti, sesuai dengan teori yang dikemukakan oleh Nelsen & Lisa (2003) dalam Muchtar (2011), yaitu tentang pola asuh positif dan negatif.

Pada penelitian ini diperoleh data sebanyak 30 orang tua (50,8%) memberikan pola asuh positif kepada balita, da 29 orang tua (49,2%) memberikan pola asuh negatif kepada balita. Terdapat perbedaan yang tidak terlalu signifikan disini.

Pola asuh positif adalah pola asuh yang diberikan orang tua kepada anak dengan menumbuhkan konsep dan pemikiran yang positif serta sikap menghargai diri sendiri. Dan dikatakan pola asuh negatif adalah bila orang tua sering melakukan hal-hal yang negatif, seperti suka memukul, mengabaikan, kurang memperhatikan, melecehkan,


(77)

53 menghina, bersikap tidak adil, tidak pernah memuji, suka marah-marah, dan sebagainya yang dianggap sebagai hukuman akibat kekurangan, kesalahan atau pun kebodohan dirinya. Sikap negatif orang tua akan mengundang pertanyaan pada anak, dan menimbulkan asumsi bahwa dirinya tidak cukup berharga untuk dikasihi, untuk disayangi dan dihargai, dan semua itu akibat kekurangan yang ada padanya sehingga orang tua tidak memberikan kasih sayang (Muthmainnah, 2012).

6. Karakteristik Responden berdasarkan Perkembangan Balita

Hal yang terpenting dalam tumbuh kembang anak adalah masa balita karena pada masa ini pertumbuhan dasar yang akan mempengaruhi dan menentukan perkembangan anak selanjutnya. Selain itu masa balita merupakan masa kritis, dimana diperlukan rangsangan/stimulasi yang berguna agar dapat berkembang sehingga perlu mendapat perhatian dari lingkungan terutama keluarga sehingga apabila keluarga atau lingkungan tidak mendukung justru akan menghambat perkembangan anak (Apriany, 2006).

Hasil statistik dari penelitian ini menunjukkan bahwa perkembangan normal balita di tempat ini sebanyaj 34 orang (57,6%), dan perkembangan menyimpang sebanyak 25 orang (42,4%).

B. Analisis Bivariat

1. Hubungan Pola Asuh Orang Tua terhadap Perkembangan Anak Balita Hasil analisa bivariat dalam penelitian ini menggunakan uji chi square karena kedua variabel berbentuk data kategorik. Hasil penelitian


(78)

54 mengenai hubungan antara pola asuh orang tua terhadap perkembangan anak balita menunjukkan bahwa responden yang memberikan pola asuh positif kepada anak dan perkembanagn anak balita yang normal sebanyak 19 orang (29%) sebanding dengan orang tua yang memberikan pola asih negatif kepada anak, tetapi perkembangan anak balita menyimpang. Dan hasil uji statistik menunjukkan bahwa tidak terdapat hubungan pola asuh orang tua terhadap perkembangan anak usia balita, artinya pola asuh yang diberikan orang tua kepada anak balita tidak memiliki hubungan dengan perkembangan anak di Posyandu Sakura Ciputat Timur.

Edward (2006) menyatakan bahwa pola pengasuhan orang tua sangat dipengaruhi oleh lingkungan sekitar, maka tidak mustahil jika lingkungan juga ikut mewarnai pola-pola pengasuhan yang diberikan orang tua terhadap anak. Penyebab dari tidak terdapatnya hubungan yang signifikan mungkin disebabkan oleh faktor seperti lingkungan, dimana lingkungan yang ada di sekitar memberikan pengaruh terhadap perkembangan anak balita (Edward, 2006). Lingkungan di sekitar responden tampak bersahabat, yang dibuktikan dengan kehangatan mereka menyambut peneliti untuk melakukan penelitian disana dan nampak jelas ketika beberapa orang tua berinteraksi dengan anak. Hubungan antara pemilik rumah satu dan pemilik rumah lainnya pun terlihat seperti keluarga besar yang saling membutuhkan. Terdapat kelompok-kelompok masyarakat yang setiap sore berkumpul dan bercengkrama, selama 3 hari peneliti melakukan penelitian disana. Peneliti


(79)

55 mempunyai pandangan bahwa lingkungan tempat penelitian ini sudah cukup baik, dan memberikan dampak baik terhadap Ibu dan anak balita.

Jaringan sosial merupakan salah satu yang mempengaruhi perkembangan anak balita dalam faktor hubungan interpersonal dengan masyarakat sekitar (Shanker, Blair & Diamond, 2008). Di tempat penelitian ini, peranan komunitas sosial seperti Posyandu sangat berpengaruh. Diketahui dari kader Posyandu Sakura Ciputat Timur, rata-rata penduduk sekitar rajin mengikuti acara dan kegiatan yang diadakan oleh Posyandu, karena masyarakat sudah mulai mengerti akan pentingya Posyandu untuk anak Balita. Peneliti mempunyai pandangan bahwa, masyarakat disini mendapatkan motivasi yang cukup tinggi dari kader-kader Posyandu yang ada.

C. Keterbatasan Penelitian

Peneliti menyadari bahwa masih banyak terdapat kekurangan dari penelitian ini. Hal ini disebabkan oleh adanya keterbatasan dalam pelaksanaan penelitian ini, seperti saat penelitian ini berlangsung peneliti belum mampu menggali bagaimana kualitas hubungan orang tua dengan anak sehingga lama interaksi disini hanya digali secara kuantitas saja.


(80)

(1)

PolaAsuh

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid Pola Asuh Positif 29 49,2 49,2 49,2

Pola Asuh Negatif 30 50,8 50,8 100,0

Total 59 100,0 100,0

Perkembangan

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid Perkembangan yang sesuai 34 57,6 57,6 57,6

Perkembangan yang

menyimpang 25 42,4 42,4 100,0


(2)

LAMPIRAN 7

HASIL OLAHAN SPSS BIVARIAT

Statistics

PolaAsuh Perkembangan

N Valid 59 59

Missing 0 0

Mean 1,51 1,42

Median 2,00 1,00

Mode 2 1

Std. Deviation ,504 ,498

Minimum 1 1

Maximum 2 2

Case Processing Summary Cases

Valid Missing Total

N Percent N Percent N Percent

Perkembangan * PolaAsuh 59 100,0% 0 0,0% 59 100,0%

Perkembangan * PolaAsuh Crosstabulation Count

PolaAsuh

Total Positif Negatif

Perkembangan Normal 17 17 34

Menyimpang 13 12 25


(3)

Chi-Square Tests

Value df

Asymp. Sig. (2-sided)

Exact Sig. (2-sided)

Exact Sig. (1-sided)

Pearson Chi-Square ,023a 1 ,879

Continuity Correctionb ,000 1 1,000

Likelihood Ratio ,023 1 ,879

Fisher's Exact Test 1,000 ,544

Linear-by-Linear Association ,023 1 ,880

N of Valid Cases 59

a. 0 cells (,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 12,29. b. Computed only for a 2x2 table


(4)

PerkembanganAnakBalita * PendidikanOrangTua Crosstabulation Count

PendidikanOrangTua

Total

Tidak Diisi SD SMP SMA Diploma S1 S2

PerkembanganAnakBalita Normal 1 3 7 16 2 4 1 34

Menyimpang 0 0 5 15 2 3 0 25

Total 1 3 12 31 4 7 1 59

Chi-Square Tests

Value df

Asymp. Sig. (2-sided)

Pearson Chi-Square 4,234a 6 ,645

Likelihood Ratio 6,064 6 ,416

Linear-by-Linear Association ,490 1 ,484

N of Valid Cases 59

a. 10 cells (71,4%) have expected count less than 5. The minimum expected count is ,42.


(5)

PerkembanganAnakBalita * PekerjaanOrangTua Crosstabulation Count

PekerjaanOrangTua

Total IRT Guru Dosen Karyawan Lain-lain

PerkembanganAnakBalita Normal 25 3 1 3 2 34

Menyimpang 20 1 0 2 2 25

Total 45 4 1 5 4 59

Chi-Square Tests

Value df

Asymp. Sig. (2-sided)

Pearson Chi-Square 1,416a 4 ,841

Likelihood Ratio 1,813 4 ,770

Linear-by-Linear Association ,020 1 ,888

N of Valid Cases 59

a. 8 cells (80,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is ,42.

PerkembanganAnakBalita * LamaInteraksiOrangTua Crosstabulation Count


(6)

LamaInteraksiOrangTua

Total Tidak diisi 1-12 jam 13-18 jam 17-24 jam

PerkembanganAnakBalita Normal 1 4 2 27 34

Menyimpang 0 0 5 20 25

Total 1 4 7 47 59

Chi-Square Tests

Value df

Asymp. Sig. (2-sided)

Pearson Chi-Square 6,097a 3 ,107

Likelihood Ratio 7,928 3 ,048

Linear-by-Linear Association 1,140 1 ,286

N of Valid Cases 59

a. 6 cells (75,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is ,42.