1
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Setiap anak berhak mendapatkan kehidupan yang layak karena masa depan dunia tergantung kepada mereka. 10 Juta bayi dilahirkan ke
dunia ini setiap tahunnya dan mereka akan berkembang menjadi dewasa nantinya. Banyak dari mereka yang tidak mendapatkan hak dalam hal
kasih sayang, gizi, perlindungan dan keamanan, serta kebutuhan untuk tumbuh dan berkembang. Berkisar10 juta anak meninggal sebelum usia
10 tahun dan lebih dari 200 juta anak tidak berkembang sesuai potensi mereka karena adanya kesalahan dalam pengasuhan yang merupakan
kebutuhan dasar anak untuk tumbuh dan berkembang secara optimal UNICEF, 2010 dalam Hasinuddin Fitriah, 2011.
Kualitas hubungan seorang anak dengan orang tuanya sangatlah penting dan berpengaruh terhadap perkembangan anak, termasuk
bagaimana kesehatan mentalnya, gaya hidup terkait kesehatannya, konsumsi rokok dan alkohol, kelahiran, cedera, kesehatan fisik,
keterampilan sosial, dan pencapaian pendidikannya Simkiss dkk, 2013. Tahun pertama usia seorang anak merupakan waktu yang sangat penting
dan sangat berpengaruh terhadap perkembangannya. Pada saat inilah penting untuk merencanakan terkait dengan perkembangan seorang anak
Groenendyk Brenda 2007.
2 Pola asuh merupakan interaksi anak dan orang tua yang
mendidik, membimbing, dan mendisplinkan serta melindungi anak untuk mencapai kedewasaan sesuai dengan norma-norma yang ada dalam
masyarakat Edwards, 2006. Interaksi anak dengan orang dewasa dan sesamanya di lingkungan keluarga dapat menstimulasi perkembangan
anak tersebut. Contohnya, interaksi anak dengan ibu yang merupakan interaksi yang paling efektif untuk menjalin kedekatan dengan anak, serta
berpengaruh kepada
perkembangan anak. Interaksi
ini dapat
mempengaruhi perkembangan persepsi, membimbing serta dapat mengendalikan perilaku anak-anak tersebut. Selain itu, juga membantu
mendapatkan pengetahuan
dan keterampilan
diri mereka
di lingkungannya Andrade dkk, 2005.
Pengasuhan keluarga selama lima tahun pertama kehidupan sangat berpengaruh terhadap 4 domain perkembangan yaitu motorik, kognitif,
bahasa, dan sosial-emosional anak. Berbagai aspek inilah yang sangat berpengaruh terhadap perkembangan dan perilaku anak di masa
mendatang Lamb dkk dalam Kariger dkk, 2012. Anak dapat dikatakan mengalami keterlambatan perkembangan secara menyeluruh ketika anak
mengalami keterlambatan pada lebih dari dua domain perkembangan Ngurah dkk 2008.
Kelangsungan hidup dan tumbuh kembang anak sangat bergantung pada kasih sayang dan perhatian yang diberikan terhadap
diri anak. Hal-hal yang dilakukan oleh lingkungan sekitar anak
3 keluarga dan masyarakat, akan menentukan kualitas pribadinya
dan mewarnai kehidupannya di masa mendatang. Peran aktif orang tua adalah usaha langsung terhadap anak, dan peran lain yang
penting adalah dalam menciptakan lingkungan Dewi Pujiastuti, 2012.
Rahayu 2013 dengan penelitian yang dilakukan di desa Pandak, kecamatan Baturraden, kabupaten Banyumas menyatakan bahwa dalam
banyak penelitian menunjukkan kecerdasan anak usia nol sampai empat tahun terbangun 50 dari total kecerdasan yang akan dicapai pada usia
18 tahun. Hal ini menunjukkan bahwa usia empat tahun pertama adalah masa-masa paling menentukan dalam membangun kecerdasan anak
dibanding masa-masa sesudahnya. Apabila tidak mendapat rangsangan yang maksimal pada usia tersebut, maka potensi tumbuh kembang anak
tidak akan teraktualisasikan secara optimal atau mengalami gangguan perkembangan emosi, sosial, mental, intelektual dan moral.
Masa balita merupakan masa terpenting dalam tumbuh kembang anak karena pada masa ini adalah masa pertumbuhan dasar yang
akan mempengaruhi dan menentukan perkembangan anak selanjutnya. Selain itu masa balita merupakan masa kritis, dimana diperlukan
stimulasi yang berguna agar dapat berkembang sehingga perlu mendapat perhatian dari lingkungan terutama keluarga sehingga apabila
keluarga atau lingkungan tidak mendukung justru akan menghambat perkembangan anak Apriany, 2006
4 Hasil
penelitian yang
dilakukan oleh
Fatimah 2011
menunjukkan bahwa terdapat hubungan antara pola asuh orang tua dengan perkembangan anak di R.A Darussalam Desa Sumber Mulyo
Jogoroto, Jombang dengan nilai signifikansi sebesar 0,002 atau P 0,05 dan penelitian yag dilakukan oleh Dewi dan Pujiastuti 2012 juga menunjukkan
adanya hubungan antara pola asuh orang tau terhadap pekembangan perkembangan anak usia prasekolah di TK Kartika X-9 Cimahi dengan
nilai signifikansi sebesar 0,013 atau P 0,05. Penelitian yang akan peneliti lakukan berbeda dengan penelitian
sebelumnya, variabel peneliti yaitu pola asuh orang tua yang meliputi pola asuh positif dan negatif serta perkembangan anak balita. Penelitian
ini akan dilaksanakan di Posyandu Kota Tangerang Selatan. Survey yang peneliti lakukan pada Posyandu di wilayah kerja Ciputat Timur kota
Tangerang Selatan menunjukkan bahwa pada posyandu Sakura terdapat beberapa penyimpangan perkembangan pada anak balita. Survey ini
dilakukan terhadap dua orang anak balita dengan menggunakan instrument Kuesioner Pra Skrining Perkembangan KPSP. Hasil survey
ini adalah dari dua balita menunjukkan adanya penyimpangan perkembangan di dua poin perkembangan yaitu motorik halus dan
motorik kasar. Oleh karena itu, maka peneliti ingin mengetahui lebih dalam tentang perkembangan anak balita disana dan menghubungkan
kepada salah satu faktor yang mempengaruhinya yaitu pola asuh orang tua.
5
B. Perumusan Masalah
Lebih kurang 10 juta anak yang meninggal sebelum usia 10 tahun dan lebih dari 200 juta anak tidak berkembang sesuai potensi mereka
karena adanya kesalahan dalam pengasuhan merupakan fenomena yang cukup menjadi perhatian kita, terutama bagi orang tua dalam
memberikan pengasuhan yang maksimal kepada anak. Jumlah anak yang lahir setiap tahunnya adalah tanggung jawab
kita semua, dan orang tua merupakan individu yang paling bertanggung jawab dalam tugas perkembangan seorang anak. Hasil studi pendahuluan
yang dilakukan pada dua orang balita di wilayah Posyandu Sakura Ciputat Timur didapatkan bahwa terdapat penyimpangan perkembangan
di dua poin perkembangan yang akan diteliti oleh peneliti yaitunya penyimpangan perkembangan pada poin motorik halus dan motorik
kasar, dengan demikian masalah penelitian ini adalah apakah terdapat hubungan antara pola asuh orang tua dengan perkembangan anak balita
di Posyandu Sakura Ciputat Timur.
C. Pertanyaan Penelitian
Berdasarkan latar belakang dan rumusan masalah tersebut, maka pertanyaan penelitian yang dikembangkan untuk menjawab masalah
penelitian adalah:
6 1. Bagaimana karakterisitik dari responden di Posyandu Sakura Ciputat
Timur? 2. Bagaimana pola asuh orang tua terhadap anak balita di Posyandu
Sakura Ciputat Timur? 3. Bagaimana perkembangan anak balita di Posyandu Sakura Ciputat
Timur? 4. Bagaimana hubungan pola asuh orang tua terhadap perkembangan
anak balita di Posyandu Sakura Ciputat Timur?
D. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum Mengetahui hubungan pola asuh orang tua terhadap
perkembangan anak balita di Posyandu Sakura Ciputat Timur. 2. Tujuan Khusus
a. Untuk mengetahui karakterisitik responden, yaitu orang tua yang mempunyai anak balita di Posyandu Sakura Ciputat Timur
b. Untuk mengetahui gambaran pola asuh orang tua terhadap anak balita di Posyandu Sakura Ciputat Timur
c. Mengkaji perkembangan anak balita di Posyandu Sakura Ciputat Timur
d. Mengidentifikasi hubungan pola asuh orang tua terhadap perkembangan anak balita di Posyandu Sakura Ciputat Timur