49 Tabel 5.7 Hubungan Pola Asuh Orang Tua terhadap Perkembangan
Anak Balita di Posyandu Sakura Ciputat Timur
Pola Asuh Perkembangan Anak Balita
Total P
value Normal
Menyimpang Positif
17 17
34 0,879
29 29
58 Negatif
13 12
25 22
20 42
Total 30
29 59
51 49
100 Hasil dari tabel 5.7 yaitu dari 59 responden dapat diketahui
bahwa pola asuh orang tua yang positif dengan perkembangan anak yang normal sebanyak 17 orang 29, pola asuh orang tua yang positif
dengan perkembangan anak yang menyimpang sebanyak 12 orang 20, pola asuh orang tua yang negatif dengan perkembangan anak
yang normal sebanyak 17 orang 29, dan pola asuh orang tua yang negatif dengan perkembangan anak yang menyimpang sebanyak 13
orang 22. Hasil analisis uji Chi-Square menunjukkan P=0,879 Sig0,05, maka Ho diterima artinya tidak ada hubungan yang
signifikan antara pola asuh orang tua dengan perkembangan anak usia balita.
50
BAB VI PEMBAHASAN
Bab ini akan menjelaskan interpretasi hasil penelitian dan keterbatasan penelitian. Interpretasi hasil akan membahas mengenai hasil penelitian yang
dikaitkan dengan teori yang ada pada tinjauan pustaka, sedangkan keterbatasan penelitian akan memaparkan keterbatasan yang terjadi selama pelaksanaan
penelitian.
A. Analisis Univariat
1. Karakteristik Responden berdasarkan Jenis Kelamin Anak Balita Responden dalam penelitian ini adalah orang tua yang memiliki anak
balita di wilayah kerja Posyandu Sakura Ciputat Timur Tangerang Selatan. Jumlah responden yang terlibat dalam penelitian ini sebanyak 59 orang.
Responden yang memiliki balita berjenis kelamin laki-laki berjumlah 32 orang 54, dan responden yang memiliki balita berjenis kelamin
perempuan berjumlah 27 orang 46. Tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara jumlah balita laki-laki dan perempuan di Posyandu ini.
Perbandingan balita laki-laki dan perempuan adalah 32:27 sama dengan sekitar 3:2.
2. Karakteristik Responden berdasarkan Pekerjaannya Pekerjaan orang tua merupakan salah satu faktor yang dapat
mempengaruhi perkembangan anak Shanker, Blair Diamond, 2008. Hasil statistik dari penelitian ini menunjukkan bahwa rata-rata responden
51
adalah orang tua yang tidak bekerja. Orang tua yang dimaksudkan disini adalah Ayah atau Ibu yang pada saat penelitian berkesempatan untuk
mengisi kuisioner yang diajukan. Dan pada umumnya kuisioner ini diisi oleh Ibu dari anak balita yang ada. Terdapat sebanyak 45 responden 76
yang tidak bekerja, dan 14 responden 24 yang bekerja. Terdapat perbedaan yang signifikan antara orang tua yang tidak bekerja dengan orang
tua yang bekerja. Perbandingan antara responden yang bekerja dengan responden yang tidak bekerja adalah 45:14 sama dengan sekitar 3:1.
3. Karakteristik Responden berdasarkan Pendidikannya Tingkat
pendidikan dan
pengetahuan orang
tua serta
pengalamannya sangat berpengaruh dalam mengasuh anak Edward, 2006. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pendidikan akhir dari responden
sebanyak 31 orang 53 adalah Sekolah Menengah Atas SMA, 15 orang 25 adalah sekolah tingkat dasar, 12 orang 21 adalah diploma dan
sarjana, dan 1 orang 2 tidak mengisi kolom pendidikan yang ada di kuisioner.
4. Karakteristik Responden berdasarkan Lama Interaksi dengan Anak Balita Kemampuan komunikasi awal untuk perkembangan anak berada di
tingkat keluarga. Keluarga yang memiliki budaya berkomunikasi dengan anak secara baik akan mampu menciptakan prakondisi yang baik bagi
tumbuhnya kecerdasan anak- anak Wijayanti, 2013. Menurut Dr Chee, 2008, kualitas waktu interaksi orang tua dengan
anak lebih penting dari pada kuantitas waktunya. Alangkah tidak berarti apa-
52
apa jika orang tua mempunyai waktu 24 jam untuk anak, tetapi tidak dengan kualitas yang maksimal.
Menurut Hartono 2012, interaksi minimal antara ibu dan anak minimal 3 jam. Pada penelitian ini, peneliti hanya mampu mengukur
kuantitas interaksi Ibu dan anak dengan nilai statistik seluruh responden memiliki waktu untuk berinteraksi dengan anak balita selama lebih dari tiga
jam sehari. 5. Karakteristik Responden berdasarkan Pola Asuh
Menurut Groenendyk Brenda 2007, interaksi anak dengan orang dewasa dan sesamanya di lingkungan keluarga dapat menstimulasi
perkembangan anak tersebut. Pada penelitian terdapat 2 macam pola asuh yang akan dijabarkan oleh peneliti, sesuai dengan teori yang dikemukakan
oleh Nelsen Lisa 2003 dalam Muchtar 2011, yaitu tentang pola asuh positif dan negatif.
Pada penelitian ini diperoleh data sebanyak 30 orang tua 50,8 memberikan pola asuh positif kepada balita, da 29 orang tua 49,2
memberikan pola asuh negatif kepada balita. Terdapat perbedaan yang tidak terlalu signifikan disini.
Pola asuh positif adalah pola asuh yang diberikan orang tua kepada anak dengan menumbuhkan konsep dan pemikiran yang positif
serta sikap menghargai diri sendiri. Dan dikatakan pola asuh negatif adalah bila orang tua sering melakukan hal-hal yang negatif, seperti suka
memukul, mengabaikan,
kurang memperhatikan,
melecehkan,
53
menghina, bersikap tidak adil, tidak pernah memuji, suka marah-marah, dan sebagainya yang dianggap sebagai hukuman akibat kekurangan,
kesalahan atau pun kebodohan dirinya. Sikap negatif orang tua akan mengundang pertanyaan pada anak, dan menimbulkan asumsi bahwa
dirinya tidak cukup berharga untuk dikasihi, untuk disayangi dan dihargai, dan semua itu akibat kekurangan yang ada padanya sehingga
orang tua tidak memberikan kasih sayang Muthmainnah, 2012. 6. Karakteristik Responden berdasarkan Perkembangan Balita
Hal yang terpenting dalam tumbuh kembang anak adalah masa balita karena
pada masa ini pertumbuhan dasar yang akan
mempengaruhi dan menentukan perkembangan anak selanjutnya. Selain itu
masa balita
merupakan masa
kritis, dimana
diperlukan rangsanganstimulasi yang berguna agar dapat berkembang sehingga perlu
mendapat perhatian dari lingkungan
terutama keluarga
sehingga apabila
keluarga atau lingkungan
tidak mendukung justru akan menghambat perkembangan anak Apriany, 2006.
Hasil statistik
dari penelitian
ini menunjukkan
bahwa perkembangan normal balita di tempat ini sebanyaj 34 orang 57,6,
dan perkembangan menyimpang sebanyak 25 orang 42,4.
B. Analisis Bivariat
1. Hubungan Pola Asuh Orang Tua terhadap Perkembangan Anak Balita Hasil analisa bivariat dalam penelitian ini menggunakan uji chi
square karena kedua variabel berbentuk data kategorik. Hasil penelitian