Dari penjelasan tersebut, perbankan dalam hal pelaksanaan Pasal 74 Undang-Undang Nomor 40 tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas dapat
menerapkan sistem Grameen Bank sebagai bagian tanggung jawab perusahaan pada perbankan yang berperan dalam:
1. Memberikan fasilitas perbankan untuk masyarakat miskin yang mudah
dipahami; 2.
Menghapuskan eksploitasi masyarakat miskin oleh pemberi pinjaman uang yang menetapkan bunga yang tinggi sehingga masyarakat miskin kesulitan
membayar ; 3.
Menciptakan peluang kerja mandiri sehingga mengurangi jumlah pengangguran.
B. Hambatan Realisasi Sistem Grameen Bank Sebagai Tanggung Jawab Sosial Perusahaan
Penerapan sistem Grameen Bank di Bangladesh dinilai berhasil dalam mengatasi permasalahan kemiskinan karena Grameen Bank telah menguntungkan
orang-orang miskin di pedesaan karena menggunakan sistem kredit tanpa agunan. Keberhasilan pelaksanaan sistem Grameen Bank itu telah menarik banyak negara
untuk mengadopsinya. Namun, harus disadari bahwa kondisi kemiskinan di Bangladesh berbeda dengan kemiskinan yang ada di Indonesia, sehingga tidak
mengherankan jika dalam penerapan sistem Grameen Bank ini akan mendapatkan
Universitas Sumatera Utara
beberapa kemungkinan hambatan-hambatan dalam pelaksanaannya. Kemungkinan hambatan-hambatan tersebut antara lain:
1. Adanya Kredit Macet Tunggakan
Hambatan awal yang sangat berpotensi dihadapi yaitu adanya sikap anggota yang tidak mau mengembalikan pinjaman kredit. Hal ini tentu
akan menjadi kendala tersendiri dalam pelaksanaan sistem Grameen Bank ini, karena sikap anggota yang yang seperti ini akan mengakibatkan
anggota lainnya menjadi terhambat untuk menikmati bantuan pinjaman kredit tersebut. Padahal, jika pinjaman yang diberikan itu dikembalikan
oleh anggota tepat pada waktunya, tentunya dana tersebut dapat bisa digunakan untuk membantu anggota lainnya. Di kalangan usaha kecil
sering dijumpai berbagai kendala yang muncul dari dalam diri pengusaha kecil sendiri yang dapat menjadi hambatan dalam mencapai keberhasilan
pelaksanaan program. Hambatan tersebut antara lain rendahnya kualitas sumber daya manusia, karakter, kebudayaan dan kebiasaan yang dimiliki.
Persoalan kredit macet ini muncul karena disebabkan beberapa hal seperti usaha anggota yang mengalami kebangkrutan, terkena musibah atau
timbul karena memang anggota yang bersangkutan memiliki karakter buruk dan tidak memiliki niat untuk mengembalikan pinjaman tersebut.
Hambatan yang mungkin muncul dalam dalam pelaksanaan sistem Grameen Bank
ini akan sangat berpengaruh terhadap keberhasilan program , sehingga juga mempengaruhi semua komponen yang terlibat di
dalam pencapaian tujuan program, seperti halnya kredit macet akan
Universitas Sumatera Utara
mengakibatkan terhambatnya alokasi kredit yang seharusnya dapat diberikan kepada anggota yang lain dan juga menghambat proses
pemberian pelayanan dalam usaha memecahkan persoalan yang mereka hadapi.
2. Keterbatasan Sumber Daya Manusia
Hambatan lain yang mungkin dihadapi adalah dalam hal pelaksanaan program pembinaan sumber daya manusia bagi peningkatan usaha para
anggota. Sumber daya manusia dari pihak bank yang tidak memiliki atau tidak sepenuhnya menguasai persoalan pengembangan masyarakat karena
jika dilihat dari latar belakang ilmu yang mereka miliki sangat beragam bahkan mungkin ada beberapa di antaranya tidak memiliki hubungan
langsung dengan kegiatan yang akan dijalankan. Para pelaksana sistem Grameen Bank adalah lulusan dari berbagai
perguruan tinggi dengan berbagai latar belakang disiplin ilmu yang dimiliki. Kemungkinan besar banyak stafpelaksana program ini tidak
memiliki latar belakang ilmu yang berhubungan dengan program Grameen Bank
yang dijalankan, hal ini tentunya akan sangat mempengaruhi kebehasilan pelaksanaan program atau dengan kata lain kurangnya
keterampilan atau pengetahuan. Kemungkinan lainnya yang mempengaruhi kinerja para staf yaitu kurangnya insentif atau tidak
tepatnya insentif yang diberikan pihak bank serta lingkungan kerja yang tidak mendukung dan tidak ada motivasi dalam bekerja. Ketersediaan
Universitas Sumatera Utara
sumber daya manusia akan mencerminkan kualitas kinerja para pelaku kebijakan pada suatu organisasi yang telah ditetapkan yang pada akhirnya
turut mempengaruhi keberhasilan pelaksanaan suatu program yang telah ditetapkan dalam rangka pencapaian tujuan organisasi.
3. Faktor Lingkungan
Keberhasilan penerapan sistem Grameen Bank juga dapat dipengaruhi oleh faktor lingkungan, karena kondisi pelaksanaan sistem Grameen Bank
yang dilakukan di Bangladesh sebagai negara asal sistem tersebut memiliki perbedaan dengan kondisi di Indonesia. Karakteristik kemiskinan
yang melanda Indonesia saat ini tidak separah yang terjadi di Bangladesh saat itu. Kultur masyarakat Bangladesh masih jauh lebih tradisional di
bandingkan masyarakat di Indonesia sehingga dalam menerima dan menjalankan program masyarakat masih memegang teguh prinsip
kejujuran, rasa malu dan memiliki tanggung jawab yang tinggi.
Menurut Ernany Dwi Astuty, ada dua faktor yang mempengaruhi berhasil tidaknya usaha dalam sistem Grameen Bank yaitu faktor internal dan faktor
eksternal. Faktor internal antara lain:
83
1. Kelompok sasaran, adalah dalam menentukan keluarga miskin petugas dari
sisrtem Grameen Bank harus hati-hati dalam menentukan kelompoknya, selain
83
Ernany Dwi Astuty, “Pemberdayaan UKM Model Grameen Bank”, hal.27.
Universitas Sumatera Utara
kelayakan yang dimaksud miskin juga kejujuran dalam pengelolaan uang pinjaman serta pembayarannya.
2. Sumber daya manusia sangat menentukan keberhasilan sistem Grameen Bank.
Kemampuan sumber daya manusia yang dipunyai untuk memberikan pelatihan dasar pada anggota sistem Grameen Bank seperti memberi motivasi
mereka untuk bekerja keras, serta menanamkan rasa solidaritas antar anggota kelompok.
3. Modal yang dipunyai sistem Grameen Bank sangat menentukan karena butuh
dana operasional untuk mendukung kelancaran usaha. Hal ini disebabkan besarnya pinjaman yang bersifat relatif kecil maka biaya administrasi yang
dapat dipungut relatif rendah. Sementara itu nasabah yang dilayani relative banyak sehingga dibutuhkan banyak petugas untuk penagihnya. Dengan
banyaknya petugas yang dilibatkan tentunya dibutuhkan biaya operasional untuk membiayainya. Oleh karena itu, dibutuhkan dukungan modal yang
cukup besar untuk biaya operasional agar usaha tersebut berhasil. 4.
Penghasilan yang dimaksud disini adalah penghasilan yang diperoleh bank dari nasabahnya relatif kecil sehingga perlu ditingkatkan besarnya pinjaman
ke setiap nasabah sesuai skala ekonominya. Dengan demikian biaya administrasi yang dibebankan tidak terlalu kecil bagi bank dan usaha nasabah
bisa cepat berkembang bila diberi pinjaman yang cukup besar. Kemudian faktor eksternal yang dimaksud adalah faktor luar yang
mempengaruhi keberhasilan atau kegagalan sistem Grameen Bank seperti kebijakan dan lingkunganbudaya masyarakat. Kebijakan disini sangat
Universitas Sumatera Utara
mempengaruhi berdirinya sistem Grameen Bank pada perbankan serta penguatan modal bagi bank tersebut. Seperti adanya Grameen Bank yang di negara asalnya
sangat di dukung oleh keikutsertaan pemerintah terutama dalam mendukung kekuatan dana untuk dipinjamkan pada anggota atau nasabahnya. Sementara
lingkunganbudaya masyarakat sangat menentukan kelancaran dalam pengembalian pinjaman. Mengingat pentingnya faktor tersebut maka pihak
pengurus sebelum memberikan pinjaman kepada nasabah di suatu daerah, maka petugas dari bank selalu membuat peta wilayah. Isi dari peta wilayah antara lain
mengenai sejarah, kebudayaan, perekonomian dan keadaan kemiskinan di daerah itu. Setelah semuanya itu selesai maka langkah selanjutnya pihak bank
mengadakan rapat umum dengan mengundang masyarakat setempat. Inti dari rapat ini adalah memberi penjelasan mengenai kegiatan usaha dari bank.
84
84
Ibid.,hal.28.
Universitas Sumatera Utara
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN