BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG GRAMEEN BANK
A. Sejarah Singkat Grameen Bank
Bangladesh adalah salah satu negara di kawasan Asia Selatan yang tergolong negara miskin. Negara ini memperoleh kemerdekaannya pada tahun
1971. Awalnya Bangladesh merupakan bagian dari negara Pakistan sebelah timur, namun pemerintahan di sektor barat bersikap tidak peduli terhadap sektor timur
sehingga menyebabkan Bangladesh melakukan pemisahan diri melalui peperangan yang didukung oleh India.
Pada awal berdirinya negara Bangladesh, perekonomian tidak memiliki fundamental yang kuat, sedangkan sistem pemerintahannya pun masih
berantakan. Di masa-masa tersulit sekitar tahun 1970-an, seorang profesor dari Fakultas Ekonomi Universitas Chittagong bernama Muhammad Yunus muncul
dengan membawa konsep perekonomian mikro yang nantinya sangat berpengaruh pada kehidupan rakyat miskin. Konsep ini disebut oleh Muhammad Yunus
sebagai Bank Grameen atau bank untuk kaum miskin. Awal mulanya pendirian bank ini hanya sebuah unit usaha kredit yang khusus ditujukan kepada kaum
miskin. Namun, seiring berjalannya waktu, unit usaha kredit ini berkembang pesat menjadi sebuah Bank Grameen yang nyatanya dapat meminimalisir bahkan
menghapus kemiskinan di Bangladesh. Dewasa ini, Bank Grameen tidak hanya beroperasi di Bangladesh saja namun juga telah berkembang sangat pesat dan
Universitas Sumatera Utara
diadopsi oleh lebih dari 100 negara di dunia. Bank Grameen tidak melihat perbedaan ideologi, ekonomi, hukum, bahkan politik. Bank Grameen hanya
berfokus pada satu hal, yakni kemiskinan. Sebab, kemiskinan merupakan indikasi dari buruknya perekonomian dan kesejahteraan negara.
19
Melihat keadaan yang semakin parah, Yunus memutuskan untuk terjun langsung ke lapangan untuk melihat kondisi riil masyarakat yang mengalami
Tahun 1974 merupakan tahun yang harus dihadapi dengan berat oleh Bangladesh, sebab pada tahun ini Bangladesh masuk kedalam cengkraman
kelaparan. Hal ini tentunya sangat memprihatinkan, sebab sebuah negara kecil yang baru meraih kemerdekaannya disertai perekonomian dan perpolitikan yang
belum stabil harus mengadapi kelaparan yang mengakibatkan banyak sekali warganya yang meninggal.
Muhammad Yunus, Seorang dosen Universitas Chittagong serta Dekan Fakultas Ekonomi ini sangat risau melihat keadaan tersebut. Saat bencana
kelaparan di tahun 1974 sedang melanda Bangladesh, Yunus berpandangan bahwa selama ini segala macam teori ekonomi klasik maupun modern yang secara elegan
di ajarkan di kampus tidak bisa menjawab permasalahan sosial di negaranya, tidak hanya kelaparan namun juga kemiskinan dan permasalahan sosial ekonomi
lainnya.
19
http:accountant120790.wordpress.com20090621kisah-grameen-bank-dan- muhammad-yunus-sebagai-founder-nya, “Kisah Grameen Bank dan Muhammad Yunus sebagai
Founder-nya ”terakhir kali diakses pada 13 November 2010.
Universitas Sumatera Utara
kelaparan dan kemiskinan. Desa jobra adalah obyek yang menjadi pusat observasi, sebab daerah tersebut dekat dengan kampus. Proyek awal yang
dilakukan Yunus adalah mencari tahu berapa banyak keluarga di desa jobra yang memiliki lahan garapan dan tanaman yang bisa di garap, keterampilan yang
dimiliki penduduk desa, hambatan yang dihadapi dalam peningkatkan kesejahteraan mereka, dan berapa banyak warga yang miskin. Setelah melakukan
analisis sebab-akibat, Yunus kemudian melakukan studi tentang ekonomi pertanian yang kemudian dilanjutkan dengan pengembangan desa melalui sektor
pertanian.
20
20
http:accountant120790.wordpress.com20090621kisah-grameen-bank-dan- muhammad-yunus-sebagai-founder-nya, “Kisah Grameen Bank dan Muhammad Yunus sebagai
Founder-nya ”terakhir kali diakses pada 13 November 2010.
Pengembangan desa yang dilakukan oleh Profesor Muhammad Yunus tidak berhenti pada sektor pertanian saja. Setelah menuai hasil yang positif, pada
tahun 1976 Yunus mulai mengunjungi rumah tangga yang paling miskin di Jobra. Kunjungan tersebut melahirkan suatu insiprasi baru ketika Yunus menemui salah
satu perajin bangku di Desa Jobra. Hasil perbincangan Yunus kepada perajin tersebut membuahkan kesimpulan bahwa rata-rata warga miskin yang memiliki
profesi sebagai pengusaha kecil sangat sulit memperoleh kredit dan bahkan terpaksa meminjam uang kepada rentenir yang tentunya akan memberikan bunga
pinjaman yang tinggi sehingga sangat memberatkan si debitur, apalagi debitur merupakan warga miskin.
Universitas Sumatera Utara
Dari tahun 1976 itu, Profesor Muhammad Yunus meluncurkan sebuah proyek penelitian untuk meneliti kemungkinan merancang sebuah sistem kredit
untuk menyediakan layanan perbankan yang ditargetkan pada pedesaan miskin yang juga merupakan asal-usul dari Grameen Bank. Proyek Grameen Bank
Grameen berarti ”pedesaan” atau ”desa” dalam bahasa Bangla memiliki tujuan sebagai berikut:
21
1. Memberikan fasilitas perbankan untuk orang miskin dan perempuan;
2. Menghapuskan eksploitasi orang miskin oleh pemberi pinjaman uang;
3. Menciptakan peluang kerja mandiri karena banyaknya pengangguran di
pedesaan Bangladesh; 4.
Membawa kebanyakan wanita kurang mampu dari rumah tangga miskin, dalam format organisasi yang mereka dapat pahami dan kelola sendiri; dan
5. Membalikkan keadaan lingkaran setan kuno ”berpenghasilan rendah, tabungan
rendah, dan rendah investasi”, ke dalam lingkaran yang baik dari ”pendapatan lebih, tabungan lebih banyak, lebih banyak investasi.”
Dengan konsep Grameen Bank-nya, Yunus mengembangkan konsep kredit mikro yaitu memberi pinjaman skala kecil tanpa agunan untuk usahawan
miskin yang tidak mampu meminjam dari bank umum. Untuk menjamin pembayaran utang, Grameen Bank menggunakan sistem kelompok ”solidaritas”.
Kelompok-kelompok itu mengajukan permohonan pinjaman bersama-sama, dan
21
http:grameen info.orgindex.php?option=com_contenttask=viewid=19itemid=114, ”A Short History of
Grameen Bank ”terakhir diakses tanggal 13 November 2010.
Universitas Sumatera Utara
setiap anggotanya berfungsi sebagai penjamin anggota lainnya, sehingga mereka dapat berkembang bersama-sama.
22
Periode 90-an, Bank Grameen sudah memperlihatkan bagaimana sistem itu efektif bekerja. Para peminjam yang dulunya tergolong miskin, sekarang tidak
lagi sekedar melewati garis kemiskinan, namun juga sudah meninggalkannya jauh di belakang. Salah seorang peminjam yang pernah bertenmu langsung dengan
Profesor Yunus mengungkapkan bahwa cicilan per minggunya lebih dari 500 taka US 12. 500 taka yang dipinjamnya itu adalah nilai pinjaman pertamanya saat
sepuluh tahun yang lalu. Ini berarti bahwa kapasitas mereka untuk meminjam, berinvestasi dan membayar kembali melipat hingga 50 kali dalam 10 tahun. Bank
Grameen juga mendirikan sebuah museum yang disebut sebagai Museum
Kemiskinan sebagai simbol bahwa kinerja bank selama ini sangat efektif memberantas kemiskinan.
Setelah mengalami kemajuan yang sangat pesat, Bank Grameen mulai membuka cabang di setiap pedasaan di Bangladesh. Kinerja bank juga semakin
ditingkatkan. Bank Grameen tidak hanya sekedar memberikan pinjaman yang mudah dijangkau warga miskin, namun juga memberikan pelatihan kepada para
peminjam dalam memajukan usahanya.
23
22
Edy Rachmad, “Bank Syariah Belum Syariah”, Waspada, 17 Mei 2010.
23
http:accountant120790.wordpress.com20090621kisah-grameen-bank-dan- muhammad-yunus-sebagai-founder-nya, “Kisah Grameen Bank dan Muhammad Yunus sebagai
Founder-nya ”terakhir kali diakses pada 13 November 2010.
Universitas Sumatera Utara
Bank Grameen saat ini telah diadopsi oleh lebih dari 100 negara di dunia. Sebagai bentuk penghargaan karena telah berhasil menuntaskan kemiskinan,
founding father -nya yakni Profesor Muhammad Yunus memperoleh penghargaan
Nobel Perdamaian tahun 2006.
B. Keanggotaan dan Prinsip Grameen Bank