Dasar Hukum Tanggung Jawab Sosial Perusahaan

a. Globalisasi dan makin meningkatnya persaingan sebagai akibat globallisasi. b. Dari waktu ke waktu perusahaan menjadi makin besar dan makin meningkat pula pengaruh perusahaan-perusahaan tersebut. c. Upaya-upaya penghematan retrenchment dan reposisi pemerintah dan peranannya. d. Terjadinya perang di antara perusahaan-perusahaan untuk mendapatkan tenaga-tenaga yang berbakat dan berkeahlian. e. Pertumbuhan aktivitas masyarakat global. f. Makin meningkatnya kesadaran mengenai kesadaran mengenai pentingnya asset-aset tidak berwujud intangible assets.

B. Dasar Hukum Tanggung Jawab Sosial Perusahaan

Adapun yang menjadi dasar hukum dalam perngaturan tanggung jawab sosial perusahaan adalah sebagai berikut: 1. Undang-Undang Nomor 40 tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas dalam Pasal 74 ayat 1, 2, 3, dan 4; 2. Undang-Undang Nomor 25 tahun 2007 tentang Penanaman Modal dalam Pasal 15 b dan Pasal 34. 50 Sutan Remy Sjahdeni, “Corporate Social Responsibility”, Jurnal Hukum Bisnis: Volume 26-No.3 tahun 2007. Universitas Sumatera Utara Pada Undang-Undang Nomor 40 tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas pengaturan tanggung jawab sosial perusahaan dapat dilihat pada pasal 74 yang menyebutkan : 51 1. Perseroan yang menjalankan kegiatan usahanya di bidang danatau berkaitan dengan sumber daya alam wajib melaksanakan Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan. 2. Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan sebagaimana yang dimaksud pada ayat 1 merupakan kewajiban Perseroan yang dianggarkan dan diperhitungkan sebagai biaya Perseroan yang pelaksanaannya dilakukan dengan memperhatikan kepatutan dan kewajaran. 3. Perseroan yang tidak melaksanakan kewajiban sebagaimana yang dimaksud pada ayat 1 dikenai sanksi sesuai dengan peraturan perundang-undangan. 4. Ketentuan lebih lanjut mengenai Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan diatur dengan Peraturan Pemerintah. Penjelasan atas Pasal 74 ayat 1 lebih lanjut menerangkan bahwa ketentuan ini bertujuan untuk tetap menciptakan hubungan Perseroan yang serasi, seimbang, dan sesuai dengan lingkungan, nilai, norma, dan budaya masyarakat setempat. Yang dimaksud dengan ”Perseroan yang menjalankan kegiatan usahanya di bidang sumber daya alam” adalah perseroan yang kegiatan usahanya mengelola dan memanfaatkan sumber daya alam. Yang dimaksud dengan ”Perseroan yang menjalankan kegiatan usahanya yang berkaitan dengan sumber daya alam” adalah perseroan yang tidak mengelola dan yang tidak memanfaatkan 51 Pasal 74 Undang-Undang Nomor 40 tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas. Universitas Sumatera Utara sumber daya alam, tetapi kegiatan usahanya berdampak pada fungsi kemampuan sumber daya alam. 52 Pada penjelasan Pasal 74 tersebut jelas disebutkan bahwa kewajiban pelaksanaan tanggung jawab sosial bagi perusahaan yang menjalankan kegiatan usahanya di bidang danatau berkaitan dengan sumber daya alam ini tidak hanya melihat pada bisnis inti core business dari perusahaan tersebut. Walaupun perusahaan tersebut tidak secara langsung melakukan eksploitasi sumber daya alam, tetapi selama kegiatan usahanya berdampak pada fungsi kemampuan sumber daya alam, maka perusahaan tersebut wajib melaksanakan tanggung jawab sosialnya. 53 Dalam Pasal 74 ayat 2 disebutkan bahwa biaya pelaksanaan tanggung jawab sosial perusahaan diperhitungkan sebagai salah satu komponen biaya perusahaan. Biaya yang dikeluarkan untuk melaksanakan tanggung jawab sosial perusahaan ini seharusnya pada akhir tahun buku diperhitungkan sebagai salah satu pengeluaran perusahaan. Konsep tanggung jawab sosial perusahaan yang semula hanya merupakan kewajiban moral, dengan berlakunya Pasal 74 ayat 1 Undang-Undang Perseroan Terbatas menjadi kewajiban yang dapat dipertanggungjawabkan dalam hukum, tetapi khusus hanya bagi perseroan yang menjalankan kegiatan usahanya di bidang danatau berkaitan dengan sumber daya alam. Bagi perseroan lainnya, Tanggung jawab sosial perusahaan hanya merupakan kewajiban moral saja. 52 Penjelasan Pasal 74 Undang-Undang Nomor 40 tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas. 53 Gunawan Widjaja Yeremia Ardi Pratama, op.cit., hal. 97. Universitas Sumatera Utara Mengenai besarnya anggaran pelaksanaan tanggung jawab sosial perusahaan ini jelas disebutkan bahwa pelaksanaannya dilakukan dengan memperhatikan kepatutan dan kewajaran, yaitu dengan pengertian bahwa biaya- biaya tersebut harus diatur besarnya sesuai manfaat yang hendak dituju dari pelaksanaan tanggung jawab sosial perusahaan itu sendiri berdasarkan kemampuan keuangan perseroan dan potensi resiko dan besarnya tanggung jawab yang harus ditanggung oleh perseroan sesuai dengan kegiatan usahanya tersebut. Kondisi tersebut pada dasarnya hendak memperhatikan bahwa penentuan besar kecilnya dana yang mereka anggarkan untuk pelaksanaan tanggung jawab sosial perusahaan dengan tetap memperhatikan tujuan pelaksanaan tanggung jawab sosial perusahaan yaitu sustainability perusahaan, lingkungan dan sosial. 54 Penjelasan atas Pasal 74 ayat 3 lebih lanjut menerangkan bahwa yang dimaksud dengan ”dikenai sanksi sesuai dengan ketentuan peraturan perundang- undangan” adalah dikenai segala bentuk sanksi yang diatur dalam peraturan perundang-undangan yang terkait. Penjelasan pasal ini menjelaskan bahwa sanksi yang dikenakan bukan sanksi karena perusahaan tidak melakukan tanggung jawab sosial perusahaan menurut Undang-Undang Perseroan Terbatas, melainkan sanksi yang karena perusahaan mengabaikan tanggung jawab sosial perusahaan sehingga perusahaan tersebut melanggar aturan-aturan terkait di bidang sosial dan lingkungan yang berlaku. 55 54 Ibid, hal. 98. 55 Ibid. Universitas Sumatera Utara Berbagai macam peraturan perundang-undangan terkait dengan pelaksanaan tanggungjawab sosial perusahaan. Berbagai aturan itulah yang menghidupkan pelaksanaan tanggung jawab sosial dan lingkungan. Undang- Undang Perseroan Terbatas hanya sekedar mengingatkan kembali akan kewajiban-kewajiban tersebut dengan memasukkan dan menganggarkannya ke dalam rencana kerja tahunan dan laporan tahunan. Pasal 74 ayat 1, 2 dan 3 Pasal 74 Undang-Undang Peseroan Terbatas adalah peraturan yang memayungi pelaksanaan tanggung jawab sosial perusahaan di Indonesia. Pasal 74 ayat 4 menggambarkan bahwa sesuai dengan amanah yang diberikan Undang-Undang Perseroan Terbatas tersebut, pemerintah perlu membuat aturan pelaksananya dalam bentuk Peraturan Pemerintah. Dalam membuat Peraturan Pemerintah ini, pemerintah diharapkan tidak salah menafsirkan tanggung jawab sosial perusahaan sehingga aturan yang dibuat nantinya justru memberatkan perusahaan dan akan menghilangkan makna tanggung jawab sosial perusahaan itu sendiri. Dengan dimasukkannya tanggung jawab sosial perusahaan dalam Undang-Undang Nomor 40 tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas, tanggung jawab sosial perusahaan yang pada awalnya muncul karena kesadaran perusahaan dan lebih merupakan moral liability, menjadi legal liability , walaupun sanksi yang diterima oleh perusahaan adalah dari undang- undang terkait. 56 56 Ibid, hal. 100. Universitas Sumatera Utara Habib Adjie menyatakan bahwa untuk perseroan yang tidak melaksanakan kewajiban tanggung jawab sosial dan lingkungan hendaknya diatur sanksi sebagai berikut: 57 1. Bentuk dan jenisnya. Sebaiknya jangan sanksi berupa pengenaan sejumlah uang ataupun pidana, tapi berupa kewajiban untuk melaksanakan tanggung jawab sosial tertentu yang sesuai atau berkaitan dengan bidang usaha perseroan. 2. Sanksi harus dijatuhkan oleh suatu institusi atau lembaga yang khusus dibuat untuk keperluan tersebut, dan bersifat independent. 3. Sanksi yang dijatuhkan oleh lembaga tersebut bersifat mengikat dan final, artinya tidak ada proses hukum kepada instansi lainnya. 4. Setiap sanksi yang dijatuhkan wajib diawasi dan diaudit oleh suatu lembaga yang independent. 5. Jika perseroan yang dijatuhi sanksi tersebut tidak mematuhinya atau menurut lembaga yang mengawasi dan mengaudit tersebut tidak sepenuh hati untuk melaksanakannya, maka lembaga tersebut dapat menunjuk lembaga lain untuk melaksanakan kewajiban sosial tersebut dengan biaya dari perseroan yang dijatuhi sanksi. 6. Lembaga yang ditunjuk tersebut dapat merekomendasikan kepada pemerintah, agar segala izin yang berkaitan dengan perseroan tersebut dicabut. Pada Undang-Undang Nomor 25 tahun 2007 tentang Penanaman Modal pengaturan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan dapat dilihat pada: 58 57 Habib adjie, op.cit., hal. 73-74. Universitas Sumatera Utara 1. Pasal 15 Setiap penanam modal berkewajiban: a. menerapkan prinsip tata kelola perusahaan yang baik; b. melaksanakan tanggung jawab sosial perusahaan; c. membuat laporan tentang kegiatan penanaman modal dan menyampaikannya kepada Badan Koordinasi Penanaman Modal; d. menghormati tradisi budaya masyarakat sekitar lokasi kegiatan usaha penanaman modal; e. mematuhi semua ketentuan peraturan perundang-undangan. 2. Pasal 34 1 Badan usaha atau usaha perseorangan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5 yang tidak memenuhi kewajiban sebagaimana ditentukan dalam Pasal 15 dapat dikenai sanksi administratif berupa: a. peringatan tertulis; b. pembatasan kegiatan usaha; c. pembekuan kegiatan usaha danatau fasilitas penanaman modal; atau d. pencabutan kegiatan usa danatau fasilitas penanaman modal. 2 Sanksi administratif sebagaimana dimaksud pada ayat 1 diberikan oleh instansi atau lembaga yang berwenang sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan. 58 Undang-Undang Nomor 25 tahun 2007 tentang Penanaman Modal. Universitas Sumatera Utara 3 Selain dikenai sanksi administratif, badan usaha atau usaha perseorangan dapat dikenai sanksi lanilla sesuai dengan ketentuan peraturan perundang- undangan. Penjelasan atas Pasal 15 b lebih lanjut menerangkan bahwa “tanggung jawab sosial perusahaan” adalah tanggung jawab yang melekat pada setiap perusahaan penanaman modal untuk tetap menciptakan hubungan yang serráis, seimbang, dan sesuai dengan lingkungan, nilai, norma dan budaya masyarakat setempat. 59 Tanggung jawab sosial perusahaan akan menjadi strategi bisnis yang inheren dalam perusahaan untuk menjaga atau meningkatkan daya saing melalui reputasi dan kesetiaan merek produk loyalitas atau citra perusahaan. Kedua hal tersebut akan menjadi keunggulan kompetitif perusahaan yang sulit untuk ditiru oleh para pesaing. Di lain pihak, adanya pertumbuhan keinginan dari konsumen untuk membeli produk bedasarkan kriteria-kriteria berbasis nilai-nilai dan etika akan merubah perilaku konsumen di masa mendatang. Implementasi kebijakan tanggung jawab sosial perusahaan adalah suatu proses yang terus menerus dan berkelanjutan. Dengan demikian akan tercipta satu ekosistem yang menguntungkan semua pihak. Konsumen mendapatkan produk unggul yang

C. Manfaat Tanggung Jawab Sosial Perusahaan