d. Manajemen risiko likuiditas yang efektif dapat memastikan kemampuan bank untuk memenuhi kewajiban arus kas, yang tidak pasti karena kewajiban
tersebut dipengaruhi peristiwa-peristiwa eksternal dan perilaku-perilaku agen lainnya.
e. Manajemen risiko likuiditas merupakan hal yang paling penting karena baik buruknya manajemen risiko likuiditas di satu institusi dapat memberikan
dampak terhadap seluruh system di perbankan. f. Perkembangan pasar keuangan pada dekade sebelumnya telah meningkatkan
kompleksitas risiko likuiditas dan manajemennya. Manajemen risiko likuiditas menjadi pusat kepercayaan dalam system
perbankan, karena bank-bank komersial merupakan institusi yang sangat berpengaruh dengan rasio aset dan modal inti. Oleh karena itu, manajemen risiko
likuiditas mengatasi likuiditas pasar bukan kepuasan. Implikasi risiko likuiditas tersebut adalah : suatu bank dapat memiliki dana actual, tetapi dana tersebut
memadai untuk memenuhi kewajibannya. Risiko likuiditas biasanya dikelola oleh Asset-Liability Manajement Committee ALCO bank, yang harus memiliki
pemahaman mengenai adanya hubungan antara likuiditas dan pasar lain serta risiko kredit dalam neraca Hennie van Greuning dan Sonja Brajovic, 2009.
2.1.11 Prinsip-prinsip Manajemen dan pengawasan risiko likuiditas yang baik
Basel Committee on Bank Supervision
Manajemen risiko likuiditas menjadi pusat kepercayaan dalam sistem perbankan, karena bank-bank komersial merupakan institusi yang sangat
berpengaruh dengan rasio aset dan modal inti. Pentingnya likuiditas melebihi
institusi individu, karena kerugian likuiditas di satu institusi dapat memengaruhi keseluruhan sistem. Berikut prinsip-prinsip manajemen dan pengawasan risiko
likuiditas yang baik Hennie van Greuning dan Sonja Brajovic, 2009: 1. Bank bertanggung jawab atas manajemen risiko likuiditas yang baik.
2. Bank harus mengungkapkan toleransi risiko likuiditas dengan tepat untuk strategi bisnis dan perananya dalam system keuangan yang jelas.
3. Manajemen senior harus mengembangkan suatu strategi, kebijakan dan praktik untuk mengelola risiko likuiditas dengan toleransi risiko dan untuk
memastikan bahwa bank tersebut mempertahankan likuiditas yang memadai.
4. Bank harus menggabungkan biaya likuiditas, manfaat dan risiko dalam harga produk, ukuran kinerja dan proses persetujuan produk baru untuk
semua aktivitas bisnis yang penting di dalam dan diluar neraca, sehingga mensejajarkan insentif pengambilan risiko dari setiap bisnis dengan
pemaparan risiko likuiditasnya untuk bank secara keseluruhan. 5. Bank harus memiliki proses identifikasi, pengukuran, pengawasan dan
pemeriksaan risiko likuiditas yang baik. 6. Bank harus mengelola pemaparan risiko likuiditas dan kebutuhan dana
secara aktif di dalam dan di seluruh badan hukum, aktivitas-aktivitas bisnis dan mata uang, dengan mempertimbangkan batasan hukum,
peraturan dan operasional terhadap transferabilitas likuiditas. 7. Bank harus membangun strategi pendanaan yang memberikan
diversifikasi efektif dalam sumber dan tujuan pendanaan.
8. Bank harus aktif dalam mengatur posisi likuiditas dan risikonya untuk memenuhi pembayaran dan pemenuhan kewajiban tepat waktu dalam
kondisi normal dan tertekan sehingga berkontribusi terhadap fungsi system pembayaran dan penyelesaian yang lancar.
9. Bank harus aktif mengelola posisi jaminannya, dengan mebedakan antara aset yang dibebankan dan yang tidak dibebankan.
10. Bank harus melakukan uji tekanan berdasarkan variasi scenario tekanan yang bersifat institusi spesifik dan pasar luas untuk mengidentifikasi
sumber-sumber ketegangan likuiditas dan untuk memastikan bahwa risiko yang terjadi tetap berada pada tingkat yang dapat ditolelir.
11. Bank harus memiliki rencana kemungkina pendanaan formal yang secara jelas menentukan srategi untuk mengatasi kerugian likuiditas dalam situasi
darurat. 12. Bank harus mempertahankan pengamanan harta lancar yang tidak
dibebankan dan berkualitas tinggi untuk disimpan sebagai jaminan terhadap keadaan likuiditas yang tidak aman, termasuk yang melibatkan
kerugian atau kerusakan sumber-sumber dana yang aman dan tidak aman. 13. Bank harus memberikan informasi kepada publik secara berkala sehingga
pelaku pasar mampu mebuat penilaian mengenai baik atau tidaknya kerangka manajemen risiko likuiditas dan posisi likuiditas bank tersebut.
14. Para pengawas harus melakukan penilaian yang komprehensif mengenai keseluruhan kerangka manajemen risiko likuiditas dan posisi likuiditas
untuk menentukan apakah mereka memberikan tingkat fleksibilitas yang
cukup terhadap tekanan likuiditas yang diakibatkan oleh peranan bank dalam system keuangan.
15. Para pengawas harus memperbaiki penilaian berkala mereka mengenai kerangka manajemen risiko likuiditas dan posisi likuiditas suatu bank
dengan memantau kombinasi laporan internal, laporan prudensial dan informasi pasar.
16. Para pengawas harus terlibat dalam tindakan perbaikan yang efektif dan tepat waktu, yang dilakukan oleh bank untuk mengatasi efisiensi dalam
proses-proses manajemen risiko likuiditas atau posisi likuiditas bank tersebut.
17. Para pengawas harus berkomunikasi dengan pengawas dan pihak berwenang lainnya, seperti bank sentral, di dalam luar negeri, untuk
memfasilitasi kerjasama yang efektif berkaitan dengan pengawasan dan kesalahan risiko likuiditas.
2.1.12 Kebijakan Manajemen Likuiditas