mengalami kenaikan. Meningkatnya laba, maka profitabilitas yang diproksikan dengan Return on Asset ROA juga akan meningkat, karena laba merupakan
komponen yang membentuk Return on Asset ROA Dewi, 2010. Kebutuhan likuiditas setiap bank berbeda-beda tergantung antara lain pada
kekhususan usaha bank, besarnya bank dan sebagainya. Oleh karena itu untuk menilai cukup tidaknya likuiditas suatu bank dengan menggunakan ukuran
financing deposito to ratio FDR, yaitu dengan memperhitungkan berbagai aspek yang berkaitan dengan kewajibannya, seperti antisipasi atas pemberian jaminan
bank yang pada gilirannya akan menjadi kewajiban pada bank. Apabila hasil pengukuran jauh berada diatas target dan limit bank tersebut maka dapat
dikatakan bahwa bank akan mengalami kesulitan likuiditas yang pada gilirannya akan menimbulkan beban biaya yang besar. Sebaliknya bila berada dibawah
target dan limitnya, maka bank tersebut dapat memelihara alat likuid yang berlebihan dan ini akan menimbulkan tekanan terhadap pendapatan bank berupa
tingginya biaya pemeliharaan kas yang menganggur idle money. Dari uraian diatas maka dapat dikatakan Financing Deposit to Ratio FDE adalah
perbandingan jumlah pembiayaan yang diberikan dengan simpanan masyarakat.
FDR= Dana masyarakat
Pembiayaan yang diberikan
2.1.9 Fungsi, tujuan dan manfaat pengelolaan likuiditas
Pengelolaan likuiditas merupakan faktor yang sangat penting dalam operasional perbankan, bahkan sangat menentukan suatu bank untuk bertahan dan
berkembang dalam persaingan usaha yang semakin kompetitif. Tujuan dan manfaat dari pengelolaan likuiditas suatu bank secara garis besar Kasmir, 2007
1. Untuk mengukur kemampuan perusahaan membayar kewajiban atau utang yang segera jatuh tempo pada saat ditagih. Artinya kemampuan untuk
membayar kewajiban yang sudah waktunya dibayar sesuai jadwal batas waktu yang telah ditetapkan tanggal dan bulan tertentu
2. Untuk mengukur kemampuan perusahaan membayar kewajiban jangka pendek dengan aktiva lancar secara keseluruhan. Artinya jumlah
kewajiaban yang berumur dibawah satu tahun atau sama dengan satu tahun, dibandingkan dengan total aktiva lancar.
3. Untuk mengukur kemampuan perusahaan membayar kewajiban jangka pendek dengan aktiva lancar tanpa memperhitungkan persediaan dan utang
yang dianggap likuiditasnya lebih rendah. 4.Untuk mengukur atau membandingkan antara jumlah persediaan yang ada
dengan modal kerja perusahaan. 5. Untuk mengukur seberapa besar uang kas yang tersedia untuk membayar
utang. 6. Sebagai alat perencanaan kedepan, terutama yang berkaitan
dengan perencanaan kas dan utang. 7. Untuk melihat kondisi dan posisi likuiditas perusahaan dari waktu ke waktu
dengan membandingkannya untuk beberapa periode. 8. Untuk melihat kelemahan yang dimiliki perusahaan, dari masing-masing
komponen yang ada di aktiva lancar dan utang lancar. 9. Menjadikan alat pemicu bagi pihak manajemen untuk meperbaiki
kinerjanya, dengan melihat rasio likuiditas yang ada pada saat ini.
Pengelolaan likuiditas merupakan faktor yang sangat penting dalam operasional perbankan, bahkan sangat menentukan bagi kemampuan suatu bank
untuk bertahan dan berkembang dalam persaingan usaha yang semakin kompetitif.
2.1.10 Manajemen risiko likuiditas
Likuiditas menggambarkan kemampuan bank untuk mengakomodasi penarikan deposit dan kewajiban lain secara efisien dan untuk menutup
peningkatan dana dalam pinjaman serta portofolio investasi. Sebuah bank yang memiliki potensi likuiditas yang memadai ketika ia dapat memperoleh dana
yang diperlukan dengan meningkatkan kewajiban, mengamankan, atau menjual aset dengan segera dan dengan biaya yang masuk akal. Harga likuiditas adalah
fungsi kondisi pasar dan persepsi pasar terhadap risiko institusi peminjam. Dalam pembukaan naskah perundingan pada juni 2008, Basel committee
on Bank Supervision menyatakan hal-hal sebagai berikut: a. Likuiditas adalah kemampuan bank untuk mendanai peningkatan aset dan
memenuhi kewajiban yang muncul, tanpa mengakibatkan kerugian besar. b. Peranan dasar bank dalam perubahan waktu jatuh tempo dari deposito jangka
pendek ke jangka panjang membuat bank rentan terhadap risiko likuiditas, baik yang bersifat institusi spesifik maupun yang memengaruhi pasar secara
keseluruhan. c. Setiap transaksi atau komitmen keuangan secara virtual memiliki implikasi
terhadap likuiditas bank.
d. Manajemen risiko likuiditas yang efektif dapat memastikan kemampuan bank untuk memenuhi kewajiban arus kas, yang tidak pasti karena kewajiban
tersebut dipengaruhi peristiwa-peristiwa eksternal dan perilaku-perilaku agen lainnya.
e. Manajemen risiko likuiditas merupakan hal yang paling penting karena baik buruknya manajemen risiko likuiditas di satu institusi dapat memberikan
dampak terhadap seluruh system di perbankan. f. Perkembangan pasar keuangan pada dekade sebelumnya telah meningkatkan
kompleksitas risiko likuiditas dan manajemennya. Manajemen risiko likuiditas menjadi pusat kepercayaan dalam system
perbankan, karena bank-bank komersial merupakan institusi yang sangat berpengaruh dengan rasio aset dan modal inti. Oleh karena itu, manajemen risiko
likuiditas mengatasi likuiditas pasar bukan kepuasan. Implikasi risiko likuiditas tersebut adalah : suatu bank dapat memiliki dana actual, tetapi dana tersebut
memadai untuk memenuhi kewajibannya. Risiko likuiditas biasanya dikelola oleh Asset-Liability Manajement Committee ALCO bank, yang harus memiliki
pemahaman mengenai adanya hubungan antara likuiditas dan pasar lain serta risiko kredit dalam neraca Hennie van Greuning dan Sonja Brajovic, 2009.
2.1.11 Prinsip-prinsip Manajemen dan pengawasan risiko likuiditas yang baik