Kebijakan Manajemen Likuiditas Financing Deposit Ratio FDR

cukup terhadap tekanan likuiditas yang diakibatkan oleh peranan bank dalam system keuangan. 15. Para pengawas harus memperbaiki penilaian berkala mereka mengenai kerangka manajemen risiko likuiditas dan posisi likuiditas suatu bank dengan memantau kombinasi laporan internal, laporan prudensial dan informasi pasar. 16. Para pengawas harus terlibat dalam tindakan perbaikan yang efektif dan tepat waktu, yang dilakukan oleh bank untuk mengatasi efisiensi dalam proses-proses manajemen risiko likuiditas atau posisi likuiditas bank tersebut. 17. Para pengawas harus berkomunikasi dengan pengawas dan pihak berwenang lainnya, seperti bank sentral, di dalam luar negeri, untuk memfasilitasi kerjasama yang efektif berkaitan dengan pengawasan dan kesalahan risiko likuiditas.

2.1.12 Kebijakan Manajemen Likuiditas

Dalam operasi harian, manajemen likuiditas di capai melalui manajemen aset bank. Dalam istilah menengah, likuiditas juga di tangani melalui manajemen struktur kewajiban bank. Tingkat likuiditas yang di anggap cukup bagi suatu bank bisa saja tidak memadai bagi bank lain. Suatu posisi likuiditas bank tertentu juga dapat bervariasi mulai dari yang memadai hingga tidak memadai berdasarkan kebutuhan dana yang diantisipasi pada setiap waktu. Penilaian mengenai kecukupan posisi likuiditas memerlukan analisis persyaratan dana historis bank, posisi likuiditasnya saat ini dan kebutuhan dana di masa mendatang, pilihan- pilihan yang dimilikinya untuk mengurangi kebutuhan dana atau memperoleh dana tambahan, beserta sumber dananya. Jumlah harta atau aset lancar yang siap dipasarkan harus dimiliki oleh suatu bank bergantung pada stabilitas struktur simpanannya dan potensi pengembangan portofolio pinjaman cepat. Umumnya, jika deposit terdiri dari rekening-rekening kecil yang stabil, maka suatu bank memerlukan likuiditas yang relatif kecil. Posisi likuiditas yang lebih tinggi biasanya diperlukan ketika porsi substansial portofolio pinjaman terdiri dari pinjaman besar jangka panjang, ketika bank memiliki konsentrasi deposit yang cukup tinggi. Kebutuhan akan likuiditas biasanya ditentukan oleh konstruksi tingkat jatuh tempo yang terdiri dari pemasukan dan pengeluaran kas yang diharapkan selama periode waktu tertentu. Perbedaan antara pemasukan dan pengeluaran dalam setiap periode yakni kelebihan atau kekurangan dana memberikan titik awal untuk mengukur keuntungan atau kerugian likuiditas suatu bank setiap waktu Hennie van Greuning dan Sonja Brajovic, 2009. Kerangka manajemen risiko likuiditas memiliki tiga aspek, yaitu: 1. pengukuran dan pengelolaan persyaratan dana bersih 2. akses pasar 3. dan rencana tak terduga. Meramalkan peristiwa yang mungkin terjadi di masa mendatang merupakan bagian yang terpenting dari perencanaan likuiditas dan manajemen risiko. Analisis persyaratan dana bersih melibatkan konstruksi jenjang dan perhitungan dana yang lebih kumulatif atau defisit dana pada tanggal-tanggal tertentu. Bank harus mengestimasikan arus kas yang mereka harapkan secara berkala bukan hanya berfokus pada periode kontraktual selama kas masuk atau keluar. Suatu evaluasi apakah suatu bank cukup lancar atau tidak bergantung pada perilaku arus kas dalam kondisi yang berbeda-beda. Oleh karena itu, manajemen risiko likuiditas melibatkan beragam skenario. Skenario going concern ditetapkan sebagai tolok ukur untuk neraca yang berkaitan dengan arus kas selama aliran bisnis normal. Skenario ini biasanya diterapkan pada manajemen penggunaan deposit oleh bank. Skenario kedua berkaitan dengan likuiditas bank dalam situasi krisis ketika bagian signifikan dari kewajibannya tidak dapat diperbaharui kembali atau diganti yang mengaplikasikan kontraksi neraca bank. Skenario ini berkaitan dengan banyaknya peraturan likuiditas yang ada atau ukuran likuiditas pengawas. Skenario ketiga merujuk pada krisis pasar umum, dimana likuiditas berpengaruh pada seluruh system perbankan, atau setidaknya dalam bagian perbankan yang signifikan. Manajemen likuiditas dalam skenario ini dipredikasi pada kualitas kredit, dengan perbedaan signifikan dalam akses dana antar bank. Dari sudut pandang manajemen likuiditas, asumsi implisit yang mungkin muncul adalah bank sentral akan memastikan akses terhadap dana tersebut dalam beberapa bentuk. Malahan, bank sentral telah menanamkan suatu kepentingan dalam mempelajari skenario ini karena kebutuhan akan hal tersebut menciptakan jaminan total likuiditas bagi sektor perbankan, dan cara-cara yang dapat dilakukan dalam menyebarkan beban masalah likuiditas pada bank-bank besar Hennie van Greuning dan Sonja Brajovic, 2009.

2.1.13 Profitabilitas

Dokumen yang terkait

Analisis Pengaruh ROA (Return On Asset), Pertumbuhan Laba, Komponen Arus Kas dan Harga Saham Terhadap Volume Perdagangan Saham Perusahaan Makanan dan Minuman Yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

10 138 91

Pengaruh Rasio Camel Terhadap Return On Asset (ROA) Pada Bank Umum Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia

1 44 97

Pengaruh Return on Asset (ROA), Earning per Share (EPS) dan Debt to Equity Ratio terhadap Harga Saham : Studi Empiris di Perusahaan Perbankan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun 2008-2012

0 35 85

Perbandingan Return on Assets (ROA), Capital Adequacy Ratio (CAR), dan Banking Ratio antara Bank Pemerintah dengan Bank Swasta yang Go Public pada Perbankan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

0 30 86

Pengaruh Perputaran Piutang terhadap Return on Asset ( ROA) pada Perusahaan Barang Konsumsi yang Terdaftar yang di BEI

25 198 91

Analisis pengaruh profitabilitas perbankan syariah, suku bunga bank indonesia dan deposito mudharabah terhadap pembiayaan murabahah pada perbankan syariah di Indonesia periode 2009-2013

0 6 151

Analisis Pengaruh Return On Asset Biaya

0 1 12

BAB II URAIAN TEORITIS 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Pengertian Bank - Analisis Pengaruh Risiko Likuiditas terhadap Return On Asset (ROA) Perbankan (studi kasus Bank Mandiri)

0 0 31

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang - Analisis Pengaruh Risiko Likuiditas terhadap Return On Asset (ROA) Perbankan (studi kasus Bank Mandiri)

0 0 9

SKRIPSI ANALISIS PENGARUH RISIKO LIKUIDITAS TERHADAP RETURN ON ASSET (ROA) PERBANKAN (STUDI KASUS BANK MANDIRI)

0 0 11