Hasil Analisis Univariat HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Analisis Univariat

Berdasarkan hasil analisis univariat didapat hasil sebagai berikut: 4.1.1 Gambaran Karakteristik Sosiodemografi Responden Menurut Umur, Jenis Kelamin, Tingkat Pendidikan dan Tingkat Pendapatan Tabel 4.1 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Karakteristik Sosiodemografi Responden di kota Medan Pada hasil penelitian ini diperoleh gambaran bahwa dari 114 responden pasien TB paru kategori I fase akhir intensif di kota Medan, sebagian besar responden usia muda 18- 45 tahun dengan data 64 orang 56,1. Sebagian besar responden berjenis kelamin laki-laki dengan data tabel menunjukkan 70 orang 61,4 berjenis kelamin laki-laki. Karakteristik Jumlah Umur Muda 18-45 tahun 64 56,1 Tua 45 tahun 50 43,9 Total 114 100,0 Jenis Kelamin Laki-laki 70 61,4 Perempuan 44 38,6 Total 114 100,0 Tingkat Pendidikan Rendah SD, SMP 56 49,1 Tinggi SLTA, Dipl, S1S2 58 50,9 Total 114 100,0 Tingkat Pendapatan Kurang Rp 1.500.000 50 43,9 Cukup-lebih Rp 1.500.000 64 56,1 Total 114 100,0 40 Universitas Sumatera Utara Berdasarkan tingkat pendidikannya, pada penelitian diperoleh gambaran bahwa dari 114 orang responden pasien TB paru kategori I di kota Medan pada pengobatan fase akhir intensif , terdapat 58 orang 50,9 berpendidikan tinggi diantaranya Sekolah Menengah Atas, berpendidikan diploma, berpendidikan sarjana, dan berpendidikan sarjana strata 2. Berdasarkan tingkat pendapatannya, pada penelitian diperoleh gambaran bahwa terdapat 64 orang 56,1 berpendapatan tinggi di atas UMR Upah Minimum Regional yaitu berkisar antara Rp 2.000.000 sampai dengan Rp 3.000.000. 4.1.2 Gambaran Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Status Gizi - IMT dan Penyakit Penyerta pada Penderita TB Paru di Kota Medan Tabel 4.2 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Status Gizi dan Penyakit Penyerta Responden di kota Medan Dari hasil penelitian ini menyatakan bahwa dari 114 responden pasien TB paru kategori I fase akhir intensif di kota Medan, sebagian besar responden dengan status gizi baik bahkan ada yang lebih dengan data tabel menunjukkan 77 orang 67,5, sedangkan responden dengan status gizi kurang kurus hanya 37 orang 32,5 saja. Pada penelitian ini diperoleh gambaran bahwa dari 114 orang responden pada pasien TB paru kategori I di kota Medan pada pengobatan fase akhir intensif ternyata 74 orang 64,9 tidak mempunyai penyakit penyerta dan 40 orang Variabel Jumlah Persentase Status gizi berdasar IMT Baik-lebih 77 67,5 Kurus 37 32,5 Penyakit penyerta Tidak ada 74 64,9 Ada 40 35,1 41 Universitas Sumatera Utara 35,1 mempunyai penyakit penyerta. Penyakit penyerta yang diteliti adalah penyakit Diabetes Mellitus DM dan atau penyakit HIV-AIDS. 4.1.3 Gambaran Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Kebiasaan Merokok dan Kepatuhan Berobat pada Penderita TB Paru di Kota Medan Tabel 4.3 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Kebiasaan Merokok dan Kepatuhan Berobat Responden di kota Medan Variabel Jumlah Persentase Kebiasaan merokok Tidak 53 46,5 Ya 61 53,5 Kepatuhan berobat Patuh 81 71,1 Tidak 33 28,9 Pada penelitian ini diperoleh gambaran bahwa dari 114 orang responden pada pasien TB paru kategori I di kota Medan yang mendapat pengobatan fase akhir intensif, 53 orang 46,5 bukan perokok, 61 orang 53,5 perokok, berarti lebih banyak responden adalah perokok. Pada penelitian ini diperoleh gambaran bahwa dari 114 orang responden pada pasien TB paru kategori I di kota Medan yang mendapat pengobatan fase akhir intensif, 81 orang 71,1 patuh berobat, 33 orang 28,9 tidak patuh berobat, berarti lebih banyak responden yang patuh berobat. 4.1.4 Gambaran Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Peran PMO dan Petugas Kesehatan pada Penderita TB Paru di Kota Medan Tabel 4.4 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Peran PMO dan Petugas Kesehatan terhadap Responden di kota Medan Variabel Jumlah Persentase Peran PMO Baik 74 64,9 Kurang 40 35,1 Peran Petugas Kesehatan Baik 89 78,1 Kurang 25 21,9 42 Universitas Sumatera Utara Pada penelitian ini diperoleh gambaran bahwa dari 114 orang responden pada pasien TB paru kategori I di kota Medan pada pengobatan fase akhir intensif ternyata PMO lebih banyak yang berperan baik dalam menjalankan tugasnya yaitu pada 74 orang 64,9 demikian juga peran petugas kesehatan, bahkan lebih banyak lagi yang dinilai baik dalam menjalankan tugasnya yaitu pada 89 orang 78,1.

4.2 Hasil Analisis Bivariat

Dokumen yang terkait

Faktor Yang Berhubungan Dengan Gagal Konversi Pasien TB Paru Kategori I Pada Akhir Pengobatan Fase Intensif Di Kota Medan

2 54 132

Faktor Yang Berhubungan Dengan Gagal Konversi Pasien TB Paru Kategori I Pada Akhir Pengobatan Fase Intensif Di Kota Medan

0 0 32

Faktor Yang Berhubungan Dengan Gagal Konversi Pasien TB Paru Kategori I Pada Akhir Pengobatan Fase Intensif Di Kota Medan

0 0 9

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Umum tentang Tuberkulosis 2.1.1 Pengertian - Faktor Yang Berhubungan Dengan Gagal Konversi Pasien TB Paru Kategori I Pada Akhir Pengobatan Fase Intensif Di Kota Medan

0 0 22

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian - Faktor Yang Berhubungan Dengan Gagal Konversi Pasien TB Paru Kategori I Pada Akhir Pengobatan Fase Intensif Di Kota Medan

0 1 6

FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN GAGAL KONVERSI PASIEN TB PARU KATEGORI I PADA AKHIR PENGOBATAN FASE INTENSIF DI KOTA MEDAN TESIS

0 2 18

Cara kerja penelitian ‘Faktor yang Berhubungan dengan Gagal Konversi Pasien TB Paru Kategori I pada Akhir Pengobatan Fase Intensif di Kota Medan’

0 0 33

Faktor yang Berhubungan dengan Gagal Konversi Pasien TB Paru Kategori I pada Akhir Pengobatan Fase Intensif di Kota Medan

0 0 9

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian - Faktor yang Berhubungan dengan Gagal Konversi Pasien TB Paru Kategori I pada Akhir Pengobatan Fase Intensif di Kota Medan

0 0 6

FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN GAGAL KONVERSI PASIEN TB PARU KATEGORI I PADA AKHIR PENGOBATAN FASE INTENSIF DI KOTA MEDAN TESIS

0 0 18