obat secara rutin dan walaupun sudah diberi obat untuk mengatasi efek samping tersebut tetapi hanya sedikit berkurang, sehingga membuat penderita
menghentikan pengobatannya. Penderita TB lainnya tidak patuh berobat karena transportasi yang berulangkali membutuhkan biaya yang besar dan terasa berat,
sedangkan pendapatannya kurang, tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan hidupnya yang membutuhkan biaya besar untuk sekolah anaknya, biaya sandang
dan pangan. Jenis kelamin tidak berhubungan dengan kejadian gagal konversi, dapat
dijelaskan bahwa tidak ada pengaruh faktor jenis kelamin, baik laki-laki maupun perempuan dapat mengalami gagal konversi. Penderita TB paru laki-laki lebih
banyak yang gagal konversi ada sebanyak 22 orang 61,1, lebih banyak dari perempuan. Kepekaan untuk terinfeksi penyakit ini adalah semua penduduk, tidak
ada perbedaan antara laki-laki dan perempuan, tua-muda, bayi dan balita. Hasil penelitian juga menyatakan bahwa faktor umur juga tidak
berhubungan dengan kejadian gagal konversi. Hasil penelitian tersebut tidak sesuai dengan teori Nugroho 2005, yang menyatakan proses menua adalah suatu
proses menghilangnya secara perlahan-lahan kemampuan jaringan untuk memperbaiki atau mengganti diri dan memepertahankan fungsi normalnya
sehingga tidak dapat bertahan terhadap infeksi dan memperbaiki kerusakan yang diderita.
4.4.3.2 Aspek Eksternal Penderita yang Berhubungan dengan Kejadian Gagal Konversi
Peran PMO p-value 0,000 berhubungan dengan kejadian gagal konversi dimana pada penelitian ini diperoleh gambaran bahwa dari 36 orang pasien TB
paru kategori I di kota Medan pada pengobatan fase akhir intensif yang mengalami gagal konversi ternyata PMO yang kurang baik dalam menjalankan
tugasnya lebih banyak yaitu pada 34 orang 94,4. PMO sangat penting perannya dalam menjamin keberhasilan pengobatan, karena itu dimasukkan dalam
salah satu strategi DOTS. Kita ketahui bahwa selain penyakit TB ini sebagai penyakit kronis, pengobatannya yang sangat lama sampai 6 bulan bahkan lebih,
Universitas Sumatera Utara
juga efek samping dari obat-obat TB sering membuat pasien putus asa dan menghentikan pengobatannya sebelum selesai, maka itu peran PMO sebagai
pengawas dari kelanjutan pengobatan, mendukung dan mendampingi pasien sangat dibutuhkan didalam keberhasilan pengobatan pasien tersebut. Sudah
banyak penelitian tentang peran PMO dan hubungannya dalam keberhasilan pengobatan dan sudah banyak penelitian yang memang membuktikan pentingnya
peran PMO didalam menjamin keberhasilan pengobatan termasuk agar tidak terjadi kegagalan konversi setelah 2 bulan menjalani pengobatan kategori I,
diantaranya Tri Adihandoyo 2001 dan Heriyono 2004. Peran petugas kesehatan p-value 0,000 berhubungan dengan kejadian
gagal konversi dimana pada penelitian ini diperoleh gambaran bahwa dari 36 orang pasien TB paru kategori I di kota Medan pada pengobatan fase akhir
intensif yang mengalami gagal konversi ternyata petugas kesehatan yang kurang baik dalam menjalankan tugasnya lebih banyak yaitu pada 25 orang 69,4.
Penderita TB paru gagal konversi yang diwawancarai peneliti, diperoleh keterangan bahwa petugas kesehatan sebahagian besar ramah dalam melayani
pasien namun sikap petugas terburu-buru memberi penjelasan, kurang peduli terhadap keluhan yang disampaikan, menganggap keluhan yang disampaikan
merupakan hal yang biasa dialami dan tidak dianggap berat, sehingga obat-obat tambahan untuk mengatasi keluhan tersebut tidak diberikan. Padahal keluhan efek
samping obat tersebut yang membuat penderita putus asa dan menghentikan pengobatannya. Hal ini sudah di cross check kepada petugas kesehatan, dan juga
sesuai pengamatan peneliti, sebenarnya keluhan tersebut sudah diatasi dengan pemberian obat sesuai keluhan , hanya penderita kurang puas dengan penjelasan
singkat saja karena waktu konseling yang terbatas sehubungan antrian pasien yang panjang di rumah sakit. Hal ini dapat diatasi dengan menambah petugas TB
yang khusus dibidang konseling, karena memang penyakit kronis selalu membutuhkan konseling karena penyakit kronis biasanya bukan hanya membuat
penderitaan bagi penderita itu sendiri tetapi juga seluruh keluarganya, sehingga peran petugas kesehatan yang baik akan mendukung keberhasilan pengobatan dan
penyembuhan penyakit TB tersebut. 63
Universitas Sumatera Utara
4.4.4 Faktor yang Dominan Mempengaruhi Kejadian Gagal Konversi