BAB III METODE PENELITIAN
3.1 Jenis Penelitian
Menggunakan rancangan penelitian analitik observasional dengan pendekatan Cross sectional, dimana pada penelitian ini tidak dilakukan suatu
perlakuan pada subjek penelitian dan dilakukan hanya pada satu waktu tertentu selama waktu penelitian Ghazali, 2008 dan Notoadmodjo, 2010. Penelitian ini
dilakukan dengan mempelajari hubungan faktor internal dan eksternal pasien TB paru kategori I dengan gagal konversi pada akhir pengobatan fase intensif.
3.2 Waktu dan Tempat Penelitian
Penelitian dilaksanakan pada bulan Desember 2012 sampai dengan Februari 2013 yang meliputi persiapan, pengumpulan data, pengolahan dan
analisis data beserta perbaikannya. Penelitian ini dilaksanakan di RSUP H. Adam Malik Medan, praktek dokter swasta Klinik Jemadi dan puskesmas di kota
Medan.
3.3 Populasi dan Sampel Penelitian
3.3.1 Populasi
Populasi dalam penelitian adalah pasien TB paru kategori I usia 18 tahun.
3.3.2 Sampel
Sampel penelitian adalah populasi yang memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi.
a. Kriteria inklusi
1. Pasien TB paru kategori I dengan BTA positif 2. Usia 18 tahun
3. Pada akhir pengobatan fase awal intensif
29
Universitas Sumatera Utara
4. Bersedia ikut serta dalam penelitian ini dengan menandatangani formulir persetujuan penderita
b. Kriteria eksklusi 1. Pasien TB dengan penyakit penyerta kronis seperti kanker,
2. Pasien yang lagi mendapat pengobatan dengan steroid kortikosteroid
c. Besar sampel ditentukan dengan menggunakan rumus :
2 2
1 1
a a
a
P P
P P
Z P
P Z
n
Keterangan : n
= Besar sampel minimum Zα
= Tingkat kepercayaan 95 Z=1,96 Z
β = Kekuatan uji 80 = 0,841
P = Proporsi kegagalan TB Paru 30
P
a
= Prakiraan proporsi kegagalan TB Paru 45 Dengan menggunakan rumus di atas, maka besar sampel dapat dihitung
sebagai berikut:
2 2
45 ,
30 ,
45 ,
1 45
, 841
, 30
, 1
30 ,
96 ,
1
n
2 2
15 ,
418 ,
898 ,
n
77
n
Pada penelitian ini, sampel berjumlah 114 orang.
0225 ,
316 ,
1
2
n
~ 80 orang 30
Universitas Sumatera Utara
3.4 Variabel Penelitian
Variabel dalam penelitian ini terdiri dari variabel terikat dependen dan variabel bebas independen.
a. Variabel dependennya adalah konversi penderita TB paru kategori I. b. Variabel independennya meliputi umur, jenis kelamin, tingkat pendidikan,
tingkat pendapatan, status gizi, kepatuhan berobat, adanya penyakit penyerta, kebiasaan merokok, PMO dan petugas kesehatan.
31
Universitas Sumatera Utara
Pemeriksaan Ulang Dahak Setelah 2 dua bulan pengobatan
3.5 Kerangka Konseptual Penelitian
Kerangka konsep penelitian ini dapat digambarkan sebagai berikut :
Aspek Internal Penderita :
1. Jenis Kelamin 2. Umur
3. Status gizi 4. Tingkat pendidikan
5. Tingkat pendapatan 6. Kepatuhan berobat
7. Kebiasaan merokok 8. Penyakit penyerta
Aspek Eksternal Penderita: Pelayanan kesehatan
1. Pengawas Menelan Obat PMO
2. Petugas kesehatan Gagal
Konversi
Variabel independen
Variabel dependen
BTA +
KONVERSI BERHASIL
KONVERSI
GAGAL
Gambar 3.1 Kerangka Konsep Penelitian
32
Universitas Sumatera Utara
3.6 Definisi Operasional
Definisi operasional adalah definisi berdasarkan karakteristik yang diamati dari sesuatu yang didefinisikan tersebut, artinya memungkinkan peneliti untuk
melakukan observasi atau pengukuran secara cermat terhadap suatu objek atau fenomena yang kemudian dapat diulangi oleh orang lain Nursalam, 2003 : 106:
1. Pasien TB paru kategori I adalah pasien baru TB paru BTA positif, pasien TB paru BTA negatif foto toraks positif dan pasien TB ekstra paru yang mendapat
pengobatan paduan OAT Kategori-1 2HRZE 4H3R3, artinya selama 2 bulan pertama obat yang diberikan adalah INH H, rifampisin R, pirazinamid
Z, dan etambutol E setiap hari yang kemudian 4 bulan selanjutnya INH H dan rifampisin R tiga kali dalam seminggu.
2. Konversi adalah perubahan dari BTA positif menjadi BTA negatif setelah menjalani masa pengobatan intensif.
3. Pengobatan fase intensif adalah pengobatan tahap awal intensif dimana pasien mendapat obat setiap hari dan diawasi secara langsung untuk mencegah
terjadinya resistensi obat dimana bila pengobatan tahap intensif tersebut diberikan secara tepat, biasanya pasien menular menjadi tidak menular dalam
kurun waktu 2 minggu dan sebagian besar pasien TB BTA positif menjadi BTA negatif konversi dalam 2 bulan.
4. Jenis kelamin adalah identitas gender responden dibedakan laki-laki atau perempuan.
Alat ukur: kuesioner, cara ukur: wawancarapengamatan,
hasil ukur: laki-laki atau perempuan, skala: nominal.
5. Umur adalah lamanya kehidupan responden sejak tahun lahir sampai tahun saat dilakukan penelitian dihitung dengan angka tahun.
Alat ukur: kuesioner, cara ukur: wawancara atau dari kartu status pasien berobat,
hasil ukur: muda 18-45 tahun dan tua 45 tahun, skala: ordinal.
33
Universitas Sumatera Utara
6. Status gizi adalah keadaan gizi seseorang yang diukur dari Indeks Massa Tubuh IMT
. Alat ukur: kuesioner,
cara ukur: timbangan injak kg untuk mengukur berat badan dan microtoise m untuk mengukur tinggi badan,
hasil ukur: baiklebih bila IMT 18,5 – 25 atau 25 dan kurang bila IMT 18,5
skala: nominal. 7. Pendidikan adalah jenis pendidikan formal yang terakhir yang diselesaikan
responden. Alat ukur: kuesioner,
cara ukur: wawancara, hasil ukur: rendah SD,SMP dan tinggi SMA, Diploma, Sarjana,
skala: ordinal. 8. Tingkat pendapatan adalah penghasilan dari kepala keluarga berdasarkan UMR
tahun 20122013 di Sumatera Utara. Alat ukur: kuesioner,
cara ukur: wawancarapengamatan, hasil ukur: kurang
Rp1.500.000 dan
cukup
Rp1.500.000,
skala: ordinal. 9. Kepatuhan berobat adalah perilaku penderita TB Paru dalam menaati jadwal
pengobatan yang telah ditetapkan secara teratur dan lengkap tanpa terputus. Alat ukur: kuesioner
atau
melalui kartu berobat dari awal pengoba tan sampai dengan akhir bulan ke-2,
cara ukur: wawancarapengamatan melalui kartu berobat, hasil ukur: patuh bila minum obat teratur tanpa putus dan tidak patuh bila tidak
minum obat teratur, skala: nominal.
34
Universitas Sumatera Utara
10. Kebiasaan merokok adalah perilaku menghisap rokok dan atau pernah merokok, minimal 1 tahun..
Alat ukur: kuesioner, cara ukur: wawancarapengamatan,
hasil ukur: bukan perokok dan perokok, skala: ordinal.
11. Penyakit penyerta adalah penyakit lain yang diderita responden berupa penyakit penyerta Diabetes Melitus DM dan atau HIV-AIDS.
Alat ukur: kuesioner, cara ukur: wawancaradata dari kartu status responden,
hasil ukur: ada atau tidak ada, skala: ordinal.
12. PMO adalah orang biasanya keluarga atau yang dipercaya penderita yang ditunjuk sebagai pengawas menelan obat yang menjalankan tugas pokok dan
fungsinya mengawasi penderita tuberkulosis paru dalam pengobatan. Alat ukur: kuesioner dengan 9 pertanyaan,
cara ukur: diukur dengan cara jawaban ‘Ya’ nilai 1 dan jawaban ‘Tidak’ dengan nilai 0,
hasil ukur: Skor tertinggi : 9 dan Skor terendah : 0 Dikategorikan:
• Peran Baik jika skor 50. • Peran Kurang jika skor 50,
skala: interval. 13. Peran petugas kesehatan adalah suatu sistem pendukung bagi pasien dengan
memberi bantuan berupa informasi, nasehat, atau tindakan yang mempunyai manfaat emosional atau berpengaruh pada perilaku penerimanya.
Alat ukur: kuesioner dengan 9 pertanyaan, cara
ukur: diukur dengan cara jawaban ‘Ya’ nilai 1 dan jawaban ‘Tidak’ dengan nilai 0,
hasil ukur: Skor tertinggi : 9 dan Skor terendah : 0 35
Universitas Sumatera Utara
Dikategorikan: • Peran Baik jika skor 50.
• Peran Kurang jika skor 50,
skala: interval.
3.7 Instrumen Penelitian