BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Limbah yang berasal dari pabrik pembuatan mie instant mayoritas dalam bentuk cairan. Limbah cair ini terdiri dari air, minyak dan ampas mie instant mie hancur
halus dan mie hancur patah. Ampas mie berasal dari mie yang gagal dalam proses produksinya. Pada dasarnya mie yang gagal tersebut ditempatkan dalam wadah
tertetu, dikumpulkan pada suatu tempat dan dijual untuk bahan baku industri pakan ternak. Sedangkan yang dikategorikan sebagai limbah sisa-sisa atau ampas pada saat
melakukan pembersihan oleh operator.
Dalam proses produksinya terdapat tahap penggorengan, pada tahap inilah mie yang sudah dicetak digoreng, untuk mengurangi kadar air dan untuk membunuh
bakteri dan membuat mieinstant tersebut menjadi tahan lama. Pada tahap ini media yang digunakan untuk menggoreng mie adalah minyak goreng. Minyak goreng yang
dipakai adalah minyak yang berasal dari kelapa sawit palmitat dengan atom C adalah 16. Minyak ini sebagian kecil akan jatuh ke lantai dan mengalir ke saluran
pembuangan. Setiap harinya petugas melakukan sanitasi terhadap ceceran-ceceran minyak dan membuangnya juga ke saluran pembuangan. Hal ini terus dilakukan
karena pembersihan terhadap lantai adalah sanitasi yang rutin dilakukan.Keseluruhan ampas mie mie hancur patah dan mie hancur halus, minyak kotoran-kotoran dan air
akan mengalir di dalam saluran pembuanganyang pada akhirnya akan bermuara ke Instalasi Pengolahan Air Limbah IPAL.
Pada penelitian ini, sampel yang diambil adalah minyak yang dipisahkan secara manual pada tahap inlet dalam unit Instalasi Pengolahan Air Limbah. Dalam
prosedur pengolahannya, disebutkan bahwa bagian atas dari limbah cair yang sebagian besar adalah minyak 80 - 90, dipisahkan dengan cara menggayung dan
membuangnnya keluar dari bak. Tujuannya adalah untuk mengurangi kandungan
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
minyak seminimal mungkin pada saat limbah tersebutdi oleh, karena kandungan minyak yang sedikit akan lebih mudah proses pengolahannya dibandingkan dengan
kandungan minyak yang lebih banyak. Minyak yang dipisahkan tersebut akan ditampung pada bak penampungan untuk selanjutnya dibuang. Minyak inilah yang
selanjutnya dijadikan sample dalam penelitian. Minyak dari hasil pemisahan limbah tersebut selanjutnya di reprocessing dan dijadikan sebagai babhan baku pembuatan
sabun mandi cair. Sebelumnya telah dilakukan penelitian tentang pembuatan sabun padat dari limbah minyak goreng rumah tangga oleh Nur Asyiah tahun 2009.
Karakteristik limbah cair yang berupa minyak ini memiliki warna yang keruh cokelat, bau dan rasa yang dihasilkan tidak normal seperti minyak goreng pada
umumnya, dan kandungan asam lemak bebasnya berada pada kisaran 5 sampai 8 bahkan dapat lebih daripada 10 . Dengan melakukan reprocessing maka minyak ini
tersebut diharapkan sesuai dengan standar mutu minyak goreng, sehingga dapat digunakan sebagai bahan baku untuk pembuatan sabun mandi cair. Standar mutu
minyak goreng yang dipersyaratkan adalah memiliki bau, rasa yang normal, warnanya putih, kuning pucat, sampai kuning, memiliki Kandingan asam lemak bebas 2,5
dan kisaran bilangan penyabunannya adalah 196 – 206.
Pada pembuatan sabun, bahan dasar minyak yang biasa digunakan adalah minyak dengan rantai C
12
– C
18.
Jika C
12
akan menyebabkan iritasi pada kulit dan jika C
18
kurang larut digunaakn sebagai campuran. Minyak reprocessing yang dihasilkan memiliki atom C
16
, yaitu sebagai asam palmitat sehingga cocok digunakan sebagai bahan dasar pembuatan sabun.
Pemanfaatan limbah ini sangat efisien dan tepat guna. Dengan pembuatan sabun mandi cair ini, maka limbah pabrik yang selama ini dibuang begitu saja dapat
dimanfaatkan sehingga menambah nilai guna limbah tersebut. Hal ini menjadi suatu alternatif bagi perusahaan untuk tidak membuang limbah cair tersebut, akan tetapi
dapat dikelola dan dimanfaatkan dengan baik sehingga limbah tersebut memiliki nilai yang produktif.
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Berdasarkan uraian diatas, maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian
dengan judul “Pemanfaatan Limbah Cair Industri Mie Instant Untuk Proses Pembuatan Sabun Mandi Cair”.
1.2 Perumusan Masalah