Industri Mie Instant Pemanfaatan Limbah Cair Industri Mie Instant Untuk Proses Pembuatan Sabun Mandi Cair

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Industri Mie Instant

Industri mie instant merupakan salah satu dari sekian banyak industri makanan yang menggunakan minyak sebagai media pemanas dalam proses produksinya. Minyak merupakan bahan baku yang digunakan untuk menggoreng mie, yang tujuannya adalah agar mie tersebut memiliki kadar air yang rendah. Mie dengan kadar air yang rendah akan membuatnya lebih tahan lama, karena bakteri tidak akan berkembang biak pada bahan makanan yang memiliki kadar air rendah. Penggorengan adalah salah satu tahap dalam proses produksi mie instant yang cukup kritikal karena dengan penggorengan pada suhu tinggi dan waktu tertentu sesuai dengan standar, dipastikan seluruh mikroba akan mati. Oleh karena itu setiap Industri mie instant menetapkan tahap pengorengan ini sebagai Critical Control Point CCP. Pada proses produksinya sebagian kecil dari minyak yang ada di dalam kuali penggorengan tersebut jatuh ke lantai, sehingga oleh operator dibersikan dan dibuang kesaluran pembuangan air. Minyak tersebut akan bercampur dengan air, adonan, tepung, mie yang tentunya juga merupakan bahan-bahan yang sudah dikategorikan sebagai limbah. Pada industri mie instant proses sanitasi juga wajib dilakukan selama 1 kali dalam 1 minggu. Operator akan melakukan sanitasi pada seluruh mesin dan peralatan produksi yang digunakan. Mereka akan membersihkan sisa-sisa minyak yang masih ada dalam kuali penggorengan membersihkan mesin-mesin dari minyak yang melekat. Minyak dan kotoran dari pembersihan tersebut akan masuk ke saluran pembuangan air, yang kemudian dilakukan proses pengolahan air limbah di unit Instalasi Pengolahan Air Limbah IPAL. Di dalam Unit Instalasi Pengolahan Air Limbah tersebut, limbah yang terdiri dari campuran antara air, minyak, kotoran tepung, adonan, mie basah dan mie kering akan diproses sedemikian rupa untuk menghasilkan limbah yang dapat dibuang ke lingkungan sesuai dengan persyaratan yang dibuat oleh pemerintah. Dapat dipastikan bahwa limbah yang dibuang tersebut tidak lagi mengganggu lingkungan aman terhadap lingkungan. UNIVERSITAS SUMATERA UTARA Alur Proses Pengolahan Limbah Cair Industri Mie Instant Penjelasan Alur Proses Pengolahan Limbah Cair Industri Mie Instant - Air limbah yang dihasilkan dari bangunan pabrik, akan dialirkan secara gravitasi ke bangunan Waste Water Treatment. Terlebih dahulu ditampung pada suatu bak kontrol yang terdapat saringan yang berfungsi menyaring ampas yang terbawa air limbah. - Air limbah yang telah disaring akan masuk kedalam bak Influent Holding Tank, di dalam bak ini terdapat sekat dari plat hitam yang berfungsi intuk memisahkan minyak Oil Seperator untuk mendapatkan air keluaran dengan kandungan minyak yang minimal. Pemisahan minyak dilakukan secara manual dengan cara menggayung minyak yang berada diatas permukaan untuk dibuang keluar bak, sedangkan air limbah akan mengalir melalui sekat bawah. Minyak yang diambil tersebut mengandung maksimal 10 air, hal ini dikarenakan agar minyak yang diperoleh tersebut dapat dimanfaatkan kembali tanpa harus kesulitan dalam memisahkan kandungan air yang terlalu banyak dalam minyak tersebut. Influent Holding Penyaringan Padatan Buffer Tank CSAS Tank Aerasi Reactor Chamber Decenter Effluent Holding Tank Lumpur Sludge Bak Peresapan Platform Bak PH Control UNIVERSITAS SUMATERA UTARA - Setelah melalui Oil Seperator, air limbah akan di pompa ke dalam bak PH Control Tank. Proses ini akan berjalan sebanyak 10 Sepuluh kali dalam sekali batch. Di bak ini akan terjadi penyesuaian PH sehingga berkisar antara 6,5 – 7,5. Sedangkan Zat yang dipakai untuk menetralisir PH terdapat pada Platform PH Control dalam 2 buah tangki, yang berisi Natrium Hidroksida NaOH dan Asam Chlorida HCl Zat ini dipompa ke dalam PH Tank secara otomatis. - Selanjutnya air limbah akan dipompa ke bak Buffer Tank, pada bak ini air lama akan bercampur dengan air yang baru dinetralisir PH nya di bantu dengan pemberian Aerasi. - Air akan mengalir secara gravitasi melalui lubang yang terdapat pada dinding atas ke bak Reactor Chamber. Pada bak ini air lama yang berada pada CSAS Tank yang mengandung microba, akan dipompa ke dalam bak Reactor Chamber dan juga diberikan aerasi untuk memberikan oksigen di dalam air sehingga mikroba pencerna yang terdapat pada bak dapat hidup. - Dari bak Reactor Chamber air akan mengalir secara gravitasi ke bak CSAS Tank, dan akan dilakukan proses Cyclic Sequential Activated Sludge. Pada bak ini terjadi proses bioabsorpsi dan Oxidative degradation, yang bertujuan menghilangkan bau air dengan bantuan mikroba yang hidup didalam bak dan tetap diberikan aerasi selama 4 jam, setelah itu proses aerasi akan berhenti selama 1 jam. Setelah itu lumpur yang berada di CSAS Tank akan di sedot ke dalam bak Sludge Holding Tank. Pada bak ini juga diberikan aerasi agar lumpur mengalami pencernaan aerobic lanjutan dan stabilisasi. Air yang mengandung lumpur ini akan di buang ke dalam bak peresapan. - Satu jam setelah aerasi berhenti, air permukaan yang sudah tidak mengandung kotoran – kotoran solid tersebut akan masuk kedalam Decenter untuk selanjutnya di buang ke bak Effluent Holding Tank. - Air yang dibuang oleh Decenter di tampung terlebih dahulu di dalam bak Effluent Holding Tank untuk bercampur dengan air lama yang telah di proses. Dari bak ini air akan di gunakan untuk penyiraman lingkungan perusahaan. Analisa mutu air limbah dilakukan secara harian dan mingguan bulanan. Parameter yang diperiksa adalah meliputi : - Organoleptik Warna dan Penampakan - Suhu Temperatur - pH - TDS - SS TSS - BOD UNIVERSITAS SUMATERA UTARA - COD Prosedur analisa mengacu pada Prosedur Pengawasan Mutu Air Limbah. Baku mutu air limbah yang digunakan untuk penyiraman lingkungan pabrik mengacu pada Peraturan Daerah Keputusan Mentri.

2.2 Minyak dan Lemak