Analisa Minyak Goreng Reprocessing

4.2. Pembahasan

Dari hasil penelitian pembuatan sabun mandi cair dari limbah cair industri makanan yang telah dilakukan, maka akan dibahas analisa minyak goreng reprocessing dan analisa sabun mandi cair.

4.2.1. Analisa Minyak Goreng Reprocessing

Ketaren1986 dan Susinggih,dkk 2005 menyatakan, pada proses netralisasi asam lemak bebas direaksikan dengan NaOH seolah akan terbentuk sabun, namun sabun yang terbentuk pada awal proses ini tidak dapat larut dalam minyak dan dapat dipisahkan dengan cara sentrifusi. NaOH yang digunakan pada proses netralisasi pada umumnya NaOH dengan konsentrasi yang kecil 25 . Pemucatan yang baik digunakan adalah karbon aktif dibandingkan dengan absorben yang lain bleaching earth karena karbon aktif harganya lebih murah dan juga memiliki daya serap warna keruh yang tinggi optimal pada minyak goreng bekas, sehingga minyak menjadi lebih jernih dan dapat menghilangkan bau dari minyak goreng bekas tersebut. Pada percobaan yang sebelumnya dilakukan oleh Aisyah 2009 pada proses bleaching terhadap minyak goreng bekas adalah dengan penambahan 7,5 dari berat minyak goreng bekas yang akan dilakukan proses bleaching. Pada penelitian ini, minyak yang akan dimurnikan adalah yang berasal dari limbah cair industri makanan yang diolah di instalasi pengolahan air limbah IPAL. Pada instalasi pengolahan air limbah ini di upayakan agar limbah cair dapat diolah terlebih dahulu sebelum dibuang atau digunakan untuk hal yang lain. Pada prosedur penaganan limbah cair disebutkan pemisahan limbah cair yang terdapat kandungan minyak, harus dipisahkan terlebih dulu diminimalkan kandungan minyaknya sebelum diolah di unit IPAL. Cara pemisahannya adalah dengan cara manual yaitu menggayung bagian atas limbah tersebut, karena minyak akan berada pada bagian atas berat jenis minyak lebih ringan dibandingkan dengan air. Minyak yang dipisahkan inilah yang akan dilakukan dengan tahap peyaringan dari kotoran, tahap penghilangan bumbu despicing, netralisasi dan pemucatan bleaching sehingga menghasilkan minyak reprocessing yang dapat digunakan untuk pembuatan sabun mandi cair. UNIVERSITAS SUMATERA UTARA Proses penyaringan adalah pemisahan limbah cair dari kotoran-kotoran partikel-partikel kasar yang tertangkap dengan menggunakan kain saring. Penghilangan bumbu bertujuan untuk mengurangkan dan menghilangkan partikel halus tersuspensi atau berbentuk koloid seperti protein, karbohidrat, garam, gula dan bumbu rempah-rempah yang digunakan menggoreng bahan pangan tanpa mengurangi jumlah asam lemak bebas pada minyak. Susinggih dkk 2005. Pada penelitian ini dilakukan proses despicing dengan mennambahkan air pada minyak bekas dan memanaskannya hingga air menguap melaluimelewati minyak sampai setengah dari volume awal. Kemudian disaring dengan menggunakan kertas saring whatman no.1. Tahap Penetralisasian adalah bertujuan untuk menurunnkan kadar asam lemak bebas FFA pada minyak bekas dengan mereaksikan minyak bekas tersebut dengan NaOH 15 . Dan tahap pemucatan bleaching dengan menggunakan karbon aktif sebanyan 7,5 dari berat minyak goreng yang digunakan. Menurut SNI 3741-2002 Standar Mutu Minyak Goreng untuk analisa minyak goreng reprocessing pada uji organoleptik,, syarat untuk bau, dan rasa adalah normal dan syarat untuk warna adalah putih, kuning pucat sampai kuning. Dari penelitian diperoleh analisa minyak goreng reprocessing pada uji organoleptik terhadap bau, dan rasa adalah normal dengan membentuk warna warna putih kekuningan. Berdasarkan percobaan Cammarata dan Martin 1993, bahwa minyak goreng hasil pemurnian yang mengandung kadar asam lemak bebas 2,5 masih memiliki ± 25 gliserin untuk melembabkan, melembutkan dan meminyaki kulit sehingga baik untuk digunakan sebagai bahab baku pembuatan sabun, sedangkan pada industri gliserinnya diambil untuk dijual terpisah karena harganya lebih mahal. Hasil minyak goreng bekas yang telah dimurnikan pada percobaan ini memilki kadar asam lemak bebas FFA 1,5613 keseluruhannya dapat digunakan sebagai bahan pembuatan sabun mandi cair melalui proses penyabunan dengan penambahan KOH. Bilangan penyabunan adalah angka penyabunan yang dinyatakan sebagai banyaknya mg NaOH yang dibutuhkan untuk menyabunkan satu gram minyak atau lemak. Alkohol yang ada dalam NaOH berfungsi untuk melarutkan asam lemak hasil hidrolisa dan mempermudah reaksi dengan basa sehingga terbentuk sabun. Bilangan penyabunan dapat dipergunakan untuk menentukan berat molekul minyak dan lemak secara kasar. Minyak yang disusun oleh asam lemak berantai C pendek berarti UNIVERSITAS SUMATERA UTARA mempunyai berat molekul relatif kecil akan mempunyai angka penyabunan yang besar dan sebaliknya minyak dengan berat molekul besar mempunyai angka penyabunan yang relatif keci Ketaren, 1986. Dalam percobaan ini diperoleh bilangan penyabunan SV 202,8.

4.2.2 Analisa Sabun Mandi Cair