2.2 Pengertian Pariwisata
Pariwisata merupakan konsep yang sangat multidimensional layaknya pengertian wisatawan. Tak bisa dihindari bahwa beberapa pengertian pariwisata
dipakai oleh para praktisi dengan tujuan dan perspektif yang berbeda sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai. Dalam Pitana 2009: 44 beberapa ahli
mendefinisikan pariwisata sebagai berikut: “Tourism comprises the ideas an opinions people hold which shape their
decisions about going on trips, about where to go and where not to go and what to do or nor to do, abaout how to relate to other tourists, locals
and service personnel. And it is all the behavioural manifestations of those ideas opinions” Leiper, 1995, dalam Richardson Flicker, 2004: 6.
“The activities of persons travelling to and staying in places outside their usual environment for not more than one consecutive year for leisure,
business and other purposes” WTO, dalam Richardson Flicker, 2004: 6.
“The sum of the phenomena and relationship arising from the interaction of tourists, businesses, host governments, and host communities, in the
process of attracting and hosting these tourists and other visitor” MacIntosh, 1980: 8
“Tourism is the sum total of the phenomena and relationship arising from the interaction among tourists, business supplier, host goverment, host
communities, origin governments, universities, community colleges and non-governenmental organisations, in the process of atracting,
transporting, hosting, and managing these tourists and other visitors” Weaver and Opperman, 2003: 3,
“Tourism is defined as the interrelated system that includes tourist and the associalted services that are propived and utilised facilities, attractions,
transportation, and acomodation to aid in their movement” Fannel, 1994: 4.
“Tourism comprises the activities of persons, travelling to and staying in place outsides their usual environment for not more than one consecutive
year for leisure, business and other purposes” UNWTO, 1995, dikutip dari Richardson dan Fluker, 2004: 7.
Definisi pariwisata memang tidak dapat persis sama di antara para ahli, hal yang memang jamak terjadi dalam dunia akademis, sebagaimana juga bisa
ditemui pada berbagai disiplin ilmu lain. Meskipun ada variasi batasan, ada beberapa komponen pokok secara
umum disepakati di dalam batasan pariwisata khususnya pariwisata internasional, yaitu sebagai berikut:
1. Traveller, yaitu orang yang melakukan perjalanan antar dua atau lebih
lokalitas. 2.
Visitor, yaitu orang yang melakukan perjalanan ke daerah yang bukan merupakan tempat tinggalnya, kurang dari 12 bulan, dan tujuan
perjalanannya bukanlah untuk terlibat dalam kegiatan untuk mencari nafkah, pendapatan, dan penghidupan di suatu tempat tujuan.
3. Tourist, yaitu bagian dari visitor yang menghabiskan waktu paling tidak
satu malam 24 jam di daerah yang dikunjungi WTO, dalam Pitana: 2009.
Semua definisi yang dikemukakan selalu mengandung beberapa unsur pokok, yaitu:
1. Adanya unsur travel perjalanan, yaitu pergerakan manusia dari satu
tempat ke tempat lain; 2.
Adanya unsur ‘tinggal sementara’ di tempat yang bukan merupakan tempat tinggal yang biasanya; dan
3. Tujuan utama dari pergerakan manusia tersebut bukan untuk mencari
penghidupanpekerjaan di tempat yang dituju Richardson and Fluker 2004, dalam Pitana: 2009.
Selanjutnya, Mathieson and Wall 1982, dalam Pitana: 2009 mengatakan bahwa pariwisata mencakup tiga element utama, yaitu:
1. a dynamic element, yaitu travel ke suatu destinasi wisata ;
2. a static element, yaitu singgah di daerah tujuan, dan
3. a consequential element, atau akibat dari dua hal di atas khususnya
terhadap masyarakat lokal, yang meliputi dampak ekonomi, sosial, dan fisik dari adanya kontak dengan wisatawan.
2.3 Pengertian Wisatawan